Sementara itu dirumah Irham sedari tadi terus menangis, cassanova muda itu mengeluarkan cairan bening disudut matanya, ia menarik nafas. Pandangan nya menerawang , teringat kembali ke hari dimana ia setia mendampingi dan merawat ibunya yang sudah beberapa hari sakit.
Dirawat nya sang bunda dengan penuh cinta, disuapi ibunya makan dengan penuh kelembutan walaupun bubur nasi yang disuapkan nya pada sang bunda hanya masuk seujung sendok.
“ibu harus makan buburnya , biar cepat sembuh ya”
“ tapi ibu nggak selera am, tenggorokan ibu susah nelan makanan”. Ibunya menggeleng.
“makan ya bu biar ada isi perut, biar ibu nggak masuk angin”bujuk irham saat hari pertama ibunya sakit.
**
Irham menghela nafas gelisah. sofa empuk yang sedang dia duduki pun tak bisa membuat nya nyaman. pikirannya yang masih menerawang tersentak saat satu tangan kekar menyentuh bahu Irham. itu tangan Hafidz, sahabat baiknya.
“am! Lo terus – terusan nangis sejak nyokap lo jatuh sakit. Gue khawatir lo juga ikutan jatuh sakit!”
Zayn sepupunya Irham juga menatapnya dengan pandangan sedih. “ lo juga udah berapa hari gak istirahat bro, makan juga gak ingat!”
Hafidz menggangguk “ hm, bener tu apa yang dibilang zayn, lo harus makan , lo harus istirahat walau sejenak.. nyokap lo pasti gak mau lo jatuh sakit bro!”
Irham menarik nafas “ nyokap gue sakit bro! gimana gue mau istirahat, gimana gue mau tenang?!”
Mereka bertiga menarik nafas. Tiba – tiba abangnya Irham , Bang Nawir keluar dari kamar Ibunya.
“ Am, ibuk manggil kamu tu , mau ngomong sesuatu katanya.”
Irham hanya menganggukan kepalanya, ia beranjak menuju kamar dan disusul abang dan kakak iparnya. Dikamar. Irham mendekati ibunya yang terbaring lemah diranjang.
Ibunya berbicara lirih matanya sayu dan kosong. “ le..”
Irham menangis, menggenggam dan mendaratkan ciuman bertubi – tubi di tangan ibunya “ iya bu, am disini.. ibu mau sesuatu, biar am ambilin?!”
Ibunya menggeleng “ le, kamu ha..rus janji sama ibuk.. jangan per .. nah ting .. galin sholat ya !’
Irham semakin menangis sesenggukan melihat sang ibu yang bicara terbata- bata.
Masih dengan terbata –bata , ibunya menyambung kalimatnya “karena kita ndak tau ajal itu kapan datang .. sholat tepat waktu ya le, biar kita ndak punya hutang seandainya Allah panggil kembali sewaktu – waktu “.
Irham mengangguk “ iya tapi ibuk juga harus janji sama am untuk sembuh, am gak mau kehilangan ibuk ”
Ibunya tersenyum tipis “ iya, ibu janji untuk usaha buat sembuh tapi ibu cuma bisa usaha karena yang bisa nyembuhin penyakit ibu kan cuma Allah , le !”
Irham setuju dengan perkataan ibunya dan hanya bisa mengangguk pasrah. “ ya udah sekarang ibu makan lagi terus minum obat nya,”.
“ya “
Irham mulai menyuapi ibunya dengan sabar dan telaten kadang makanan yang berhasil masuk dalam mulut ibunya, keluar lagi. Irham tak menyerah. Irham meminta tolong ke Mbak Iparnya untuk dibuatkan teh hangat. Mbak Wina mengangguk dan segera membuatkan teh hangat yang diminta irham. Setelah selesai Wina kembali kekamar dan segera menyerahkan teh hangat pada irham.
“ kita bantu pake teh hangat ya buk, mudah - mudahan ibu nggak muntah lagi “Irham menyodorkan gelas berisi teh hangat ke bibir ibunya yang kering dan pucat. setelah minum irham kembali membujuk ibunya untuk makan.
“sekarang kita makan berapa suap lagi ya baru minum obat” Irham mengaduk bubur nasi yang mulai dingin dan menyuapkan nya hingga sekitar 3 suap lagi karena sang ibu me nolak suapan yang keempat, ibunya menolak karena sudah kenyang. Irham mengalah dan tak lagi memaksa.
Setelah selesai minum obat , Ibunya bicara dengan tatapan sayu lalu menoleh ke Nawir , memberi isyarat untuk anak lelaki sulungnya mendekat. Nawir pun mendekat, dielusnya berkali – kali rambut ibunya yang ikal.
“ iya buk “
Sang Bunda meraih tangan anak lelaki sulungnya lalu menyatukannya dengan tangan anak bungsunya Irham.mengenggam erat kedua tangan anak lanangnya dan menyampaikan apa keinginannya.
“ Irham, Nawir.. ibu punya permintaan kalau ibu meninggal, ibuk mau dimakamkan di jogja disebelah liang lahatnya bapak kalian ya nang.. tolong penuhi permintaan ibu ya nak!”.
Irham tak bisa menahan kesedihannya, abangnya, Nawir pun ikut menangis disaksikan istri nawir, wina.
“nggak buk ! ibuk udah janji mau sembuh, jadi gak boleh ngomong gitu “
Senyum lemah terlukis diwajah wanita dua anak itu “ ajal itu pasti nang, gak ada siapapun yang bisa mencegah hadirnya “ setelah berkata demikian, ibunya menutup matanya secara perlahan.
“ bu ?! “ Irham menguncang pelan lengan ibunya
Nawir memberi isyarat dengan meletakkan jarinya ditelunjuk “ ibuk tidur am, kamu udah tau kan efek samping dari obat yang baru diminum ibu tadi ?"
"ehm, iya bang! "
“ya udah, ayok lah , kita keluar .. biar ibuk berehat” nawir berusaha mengajak irham keluar, agar ia juga beristirahat.
Irham menggeleng “ am disini aja mas, nungguin ibuk “
Nawir menaikkan bahunya “ ya udah terserah kamu, mas mau keluar “
Irham menggangguk. Nawir menarik tangan istrinya, mengajak keluar kamar. “ yuk sayang” mbak wina menggangguk dan mengikuti suaminya keluar kamar.
Diruang tamu. Nawir menyapa hafidz dan zayn.
“ idz, zayn.. kalian gak ngantuk ?”
Hafidz dan Zayn menggeleng.
“ oh, mau begadang ya? ehm ya udah kalo gitu tapi kalo kalian mau dibikinin kopi bilang aja ya, nanti biar dibikinin sama mbak Wina. "
" iya bang " sahut Hafidz dan Zayn hampir berbarengan.
Nawir tak segera beranjak dari sana, ia berdiri dan diam sejenak sedang memikirkan sesuatu. “ eh , kalian gpp kelamaan bolos sekolah?” suaranya mengagetkan zayn dan hafidz yang sedang menunduk.
Bang Nawir menghadapkan wajah nya ke arah hafidz dan zayn.
Hafidz menyahut sambil melepaskan gigitan dibibirnya “ gak bang, kita udah ngasih surat izin kok kesekolah “
“ehm, ya .. ya ! yang penting kalian nggak bolos sekolah ! Kembali nawir mengangguk. kini tubuh nya dia dudukkan disebelah Hafidz.
Hafidz menatap kearah kamar “ irham masih dikamar nya bang?.
Bang nawir menghela nafas “ iya, sesayang itu dia emang sama ibuk.. maklumlah.. kami cuma punya ibuk, satu – satunya ortu yang memberikan kasih sayang untuk kami terutama irham.”
Bang nawir menahan air mata nya agar tak jatuh namun gagal, disekanya sedikit air mata yang berhasil jatuh ke kulit pipinya yang berwarna sawo matang lalu kembali ia melanjutkan ucapannya “ irham itu , gak ngerasain kasih sayang bapak dari sejak dia umur dua tahun, bapak meninggal saat dia umur segitu” Kali ini bang nawir tak kuasa menahan tangisnya, ia benar - benar menangis, zayn menatapnya tanpa berkedip. Mata sepupu Irham itu juga mengembun.
bang nawir melanjutkan bicaranya “ mungkin karena gak ada kasih sayang seorang ayah jadi irham itu agak keras kepala anaknya tapi walau kayak gitu abang sayang banget sama irham, apapun yang irham mau, selama abang sanggup inshaAllah akan abang turuti, karena dialah satu –satunya orang yang mengalir darah yang sama dengan abang”
bang nawir terisak ia menangis sambil menumpukan siku tangannya di atas kedua pahanya.menggenggam erat jemarinya. Pandangan matanya menunduk lantai.
Hafidz yang sedari tadi diam mendengar semua luahan hati Nawir pun menangis, ia bergumam sambil menatap langit – langit diruang tamu.
“ aku juga sama dengan irham kurang kasih sayang bapak bedanya bapakku raganya masih ada tapi kasih sayang nya padaku telah mati !”
Ruangan itu hening...
Sementara Irham masih terus mendampinginya ibunya dikamar kepalanya menunduk.. lalu menatap ibunya .. kembali menunduk, menghembuskan nafas sedih.. ada air mata yang terus mengalir..
Sorry, gue dipart ini dibikin melankolis terus sama authornya..
Padahal gue gak gini loh biasanya, tadi kalian udah nyimak kan , bang nawir jelasin sefruit tentang gue?! Ok , ni gue tambahin.. gue punya banyak * kisah hitam * yang seiring cerita ini berjalan kalian akan tau.
Hm, okey, okey!
daripada kalian penasaran .. baiklah akan gue spill salah satu kisah hitam gue, Gue ini Gesrek dan Playboy!
Tapi se gesrek – gesreknya gue .. gue adalah good boy nya mama kalau didepan ibuk.. ibuk gak tau se gesrek apa kelakuan gue kalo diluar sana dan yang tau semua * kisah hitam * gue itu cuma hafidz dan zayn.
Keluarga gue nggak ada yang tau!
Ok, mari kita kembali ke alur cerita , kita liat si hafidz lagi ngelamunin apa..
Hafidz masih menatap langit – langit ruang tamu rumah Irham. Kali ini ia tersenyum, membayangkan cinta masa kecilnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 42 Episodes
Comments