Malam Tiba

Kedua sejoli itu sudah kembali pulang ke kamar hotel tempat mereka menginap sejak satu jam yang lalu.

Baik Sean dan Alena sudah makan saat dalam perjalanan pulang ke hotel, mereka memutuskan untuk makan di luar. Sehingga saat pulang, mereka hanya perlu membersihkan diri, sisanya bisa dihabiskan untuk beristirahat.

Namun tidak bagi Alena, gadis itu sedari tadi mondar mandir keluar masuk ruangan kamar, ruang kerja, pantry, ruang tamu, dan kamar mandi.

Ruangan manapun yang kosong dan bebas dari Sean pasti akan ia hadiri.

Alena tidak tenang mengingat ucapan yang Sean lontarkan di sela makan siang mereka di taman hiburan tadi. Ia takut akan di unboxing lagi, ia lebih merasa canggung sejujurnya.

'Nanti malam kita lihat siapa yang ketawa.' ucapan Sean kembali terngiang- ngiang di benaknya. Bulu kuduknya merinding mengingatnya. Alena kembali pada kedarannya, mengusap lengannya yang merinding.

"Pura-pura sibuk, pura-pura sibuk." Alena kembali melakukan aktivitas awal mulanya, mondar-mandir. Mulutnya berkomat-kamit mengucapkan kalimat itu terus berulang-ulang bak mantra yang berguna untuk membuat dirinya tetap sibuk.

Bahkan gelas minum yang bersih pun Alena bilas kembali dengan air, sangking ingin terlihat sibuknya.

Saking fokusnya Alena terhadap kegiatan palsunya, ia sampai tidak menyadari Sean yang sudah keluar dari kamar tidur, menyenderkan tubuhnya di dinding samping pintu. Tangannya terlipat di depan dadanya, memperhatikan istrinya yang sibuk mondar-mandir di dalam ruangan hotel mereka.

Bibirnya tersenyum miring, mengerti jika Alena sengaja berpura-pura menyibukkan dirinya.

"Sibuk banget mondar-mandirnya?" ujar Sean menyindir istrinya yang dengan terang-terangan menunjukkan bahwa ia sedang mencoba menghindar dari Sean.

Alena sontak berbalik ke arah suara, ia terkejut melihat Sean yang sudah menopang tangannya di depan dada.

"Duh, alasan apa ini kalau ditanya?” Alena membatin.

"Mau di bantu? Siapa tau bisa cepat selesai kerjaannya. “ lagi, Sean melanjutkan sarkasnya.

"Eh? Enggak, enggak lagi kerja kok. Ini, cuma lagi olahraga aja. Olahraga jalan-jalan gitu.” jawab Alena asal, kelabakan.

"hmm…lagi olahraga jalan ya?" Sean yang mulai mendapatkan jalan untuk melaksanakan ide gilanya. Kakinya melangkah, berjalan ke dapur tempat Alena berada.

"Iya, tadi kan habis makan banyak, jadi kan harus gerak, jalan-jalan gitu. Biar nanti pas tidur enggak berubah jadi lemak.” bohong Alena, ia merasa kebohongannya semakin lancar dengan pura-pura menggerakkan tangannya juga, seolah ia sedang melakukan peregangan.

Kepercayaan dirinya meningkat, mengira ia sudah lolos dari jebakkan Sean karena kebohongannya yang mulus.

"Kalau gitu, kita harus olahraga barengan kan tadi makannya barengan juga." Sean yang sudah berdiri di depan tubuh Alena mulai mendekatkan tubuhnya dengan tubuh Alena.

Alena yang menyadari kemana arah pembicaraan ini mencoba untuk mengalihkan topik. Tangannya juga dengan sekuat mungkin berusaha untuk menghentikan tangan Sean yang sudah mulai mendarat di pinggangnya.

"Enggak usah, aku udah selesai olahraganya.” Ujar Alena.

" Kalau mau kamu olahraga aja sendiri, aku mau tidur dulu.” lanjut Alena, tubuhnya diam tak berkutik.

Tak digubris.

Sean sudah tenggelam pada aktivitasnya yang baru. Alena menghela nafas pasrah, sepertinya hari ini akan menjadi hari yang melelahkan bagi Alena.

Mendapat lampu hijau dari Alena, Sean dengan gesit mengangkat Alena duduk di atas pantry

Seperti biasa, ia selalu memandangi pesona Alena terlebih dahulu.

"Hnngg..." Alena bersuara tertahan ketika tangan kiri Sean mulai melakukan aksinya

Dahinya berkerut ,ia mulai menikmati ini.

Fokus suaminya kini sepenuhnya milik Alena, laki-laki itu serius sekali jika masalah seperti ini.

Sean mengangkat Alena dari atas pantry menuju sofa ruang tamu dengan mudah, namum laki-laki itu malah diam, menatap seolah ia sedang meminta sesuatu pada Alena.

Apa yang Sean mau ia lakukan?

"a-aku harus apa..?" tanya Alena pelan karena Sean tidak kunjung bergerak malah memperhatikannya dengan tatapan intens yang aneh.

" Mau coba?” Alena meneguk kuat kuat ludahnya ketika Sean malah duduk di sofa dan menepuk pahanya.

.

.

.

.

Setelah pergelutan yang lumayan memakan waktu dan tenaga, kedua pasangan baru itu memutuskan untuk memesan room service lagi untuk mengisi perut mereka yang ternyata dengan cepat sudah meminta diberikan makanan lagi.

Alena makan dengan lahap terlepas dari rasa lelahnya, makanan tetap prioritasnya yang pertama. Apalagi jika salah satu menunya adalah makanan instan yang sangat ia sukai, burger.

" Pelan-pelan Alena, enggak akan ada yang ngambil makanan kamu.” Sean menertawakan pipi Alena yang menggembung penuh dengan buger baik di kiri maupun kanan sisi pipinya.

" Aku mau cepet-cepet tidur, capek. tapi masih mau makan, makanya aku cepet-cepet makannya.” ujar Alena sambil tetap fokus mengunyah makanannya membuat Sean gemas, menahan gejolaknya untuk mencubit pipi Alena. Karena jika ia membiarkan pikirannya mengambil alih tubuhnya, maka dapat dipastikan Alena akan memukulnya.

Sean tersenyum lebar “Iya, tapi pelan-pelan aja makannya. nanti kamu keselek gimana?”

‘uhuk! uhuk!’

Sean terpaksa mengambil alih burger yang Alena genggam ketika ucapannya, sialnya terjadi. Alena benar-benar tersedak burger.

" MInum-Minum!” Sean menepuk punggung Alena sambil memberikan minum.

" Haa…” lega Alena ketika ia akhirnya bisa bernafas lega ketika makanan yang tersedak di tenggorokkannya sudah turun.

Dengan pelan, Alena menaikkan pandangannya pada Sean yang sedari tadi sudah siap menceramahi Alena atas sikapnya yang ceroboh.

" Hehe, iya maaf ya.. aku enggak dengerin omongan kamu. Habis ini aku bakal makan pelan-pelan kok! Serius deh!” ucap Alena memotong,mengucapkan penyesalannya sebelum Sean memulai acara ceramahnya yang dursainya bisa-bisa melebihi waktu pulang pergi dari kota Jakarta ke Bandung dengan jalan kaki.

Sean akhirnya hanya menghembuskan nafasnya panjang dan menggelengkan kepalanya.

" Dasar ceroboh, lanjutin makannya udah.”

Alena tersenyum senang mendengarnya, itu artinya ia berhasil bebas dari ocehan Sean hari ini.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!