Dua jam berlalu cepat.
Joanna tampak berjalan pelan berdampingan bersama Javiero menuju ke tempat pelaminan.
Hiasan bunga mawar berwarna putih bertaburan di setiap sudut tempat pelaminan dimana seorang pemimpin upacara pernikahan berdiri di sampingnya.
Pria berkacamata itu tersenyum ke arah Joanna dan Javiero.
Wajahnya cerah ketika melihat keserasian diantara Joanna dan Javiero saat keduanya berdampingan.
Dua bocah kecil perempuan sedang berdiri di dekat tempat pelaminan dengan membawa sekeranjang bunga mawar putih di masing-masing tangan kecil mereka.
Kedua bocah perempuan yang mengenakan gaun putih dengan hiasan pita berukuran besar di depan gaun terlihat sangat ceria saat menyambut kedua pasangan pengantin yang berjalan ke arah mereka.
Teriakan kecil dari dua bocah perempuan terdengar riang seraya menaburkan bunga mawar putih ke arah Joanna dan Javiero.
Joanna melirik kaku ke arah Javiero yang tersenyum simpul ketika dua bocah perempuan kecil itu bersorak ria.
Langkah kaki mereka lalu terhenti saat sampai di tempat pelaminan.
Javiero mempererat genggaman tangannya pada tangan Joanna ketika pria berkacamata yang merupakan pemimpin upacara pernikahan menyambut mereka dengan ramah.
"Silahkan kalian mendekat karena saya akan memulai upacara pernikahan !", ucap pemimpin upacara pernikahan.
"Baik...", sahut Javiero.
Javiero menuntun Joanna untuk berjalan menghampiri pria berkacamata yang berdiri di hadapannya.
Pria berwajah tampan itu menggenggam erat-erat tangan Joanna saat mereka melangkah mendekat.
"Apa kalian berdua telah siap ? Jika kalian telah siap maka acara pernikahan akan segera saya mulai sekarang", sahut pria berkacamata.
Pria yang merupakan pemimpin upacara pernikahan lalu menoleh ke arah Joanna dan Javiero secara bergantian.
Terlihat ekspresi wajah Javiero sangat tegang meski dia berusaha menutupinya.
Javiero hanya menganggukkan kepalanya cepat serta berkata pada pemimpin upacara pernikahan.
"Ya, saya telah siap untuk memulai upacara pernikahan", ucapnya tanpa ragu-ragu.
"Jika kalian berdua telah siap maka saya akan memulai memimpin upacara pernikahan ini karena kita telah terlambat lima menit untuk melangsungkan upacara", sahut pria berkacamata.
"Silahkan anda memulainya sekarang !", kata Javiero.
"Siap !", sahut pria pemimpin upacara pernikahan kepada Javiero.
Javiero kembali menganggukkan kepalanya seraya menarik nafas lalu tersenyum tipis.
Pria berjas lengkap lalu mulai membaca petunjuk yang wajib diikuti oleh kedua pasangan pengantin.
Javiero mengikuti ucapan sang pemimpin upacara pernikahan saat acara di mulai sedangkan Joanna yang berdiri di dekatnya dengan wajah tertutup kain tipis brokat sutra putih terlihat sangat tegang.
Keringat dingin mulai membasahi kedua tangan Joanna yang tertutup sarung tangan putih dengan memegang buket bunga mawar warna putih.
Ucap janji pernikahan telah usai dilakukan oleh Javiero, kini giliran acara tukar cincin dilangsungkan oleh kedua pasangan pengantin.
Javiero melirik ke arah Joanna seraya mengambil cincin dari atas kotak beludru yang disodorkan oleh seorang pria.
"Silahkan kalian berdua saling bertukar cincin sebagai penanda resminya hubungan kalian !", ucap pemimpin upacara pernikahan.
Javiero meraih tangan Joanna dengan maksud hendak memasangkan cincin bertahta berlian pada jari manis Joanna yang terbalut sarung tangan putih.
Tak terasa air mata berlinang dari kedua sudut mata Javiero saat dia memakaikan cincin pernikahan di jari tangan Joanna, diusapnya sudut matanya yang berair setelah mengenakan cincin.
Joanna tampak canggung saat gilirannya memakaikan cincin pernikahan di jari manis Javiero.
Jari jemari tangannya gemetaran ketika dia memasukkan cincin.
Cepat-cepat Joanna menarik tangannya dari arah tangan Javiero kemudian mencoba mengalihkan perhatiannya dari pesona ketampanan pria yang berdiri di hadapannya tersebut.
Meski jujur, Joanna tidak dapat menampik bahwa Javiero mampu menarik seluruh pusat pikirannya pada pria tampan itu.
Joanna terlihat gugup saat pemimpin upacara pernikahan mempersilahkan pada Javiero untuk membuka tabir sutra brokat putih yang menutupi wajahnya.
Momen inilah adalah waktu bagi kedua pasangan pengantin untuk saling berpandangan serta waktu keduanya untuk saling berciuman di depan seluruh tamu undangan pernikahan.
Pelan-pelan Javiero menyingkap kain tipis dari brokat sutra warna putih yang menutupi wajah Joanna.
Saat penutup kain terbuka, keduanya kembali saling berpandangan.
Tiba-tiba rasa canggung menyeruak diantara mereka, bukan berpandangan mesra melainkan saling menatap dingin.
Javiero mulai mendekatkan wajahnya ke arah Joanna, sejenak Joanna menarik pelan kepalanya dari jangkauan Javiero. Tetapi dengan cepatnya Javiero meraih pinggang Joanna supaya mereka berdua saling berdekatan erat.
Secepat kilat Javiero mencium bibir Joanna, tidak memberinya kesempatan pada gadis cantik itu untuk menghindar.
Keduanya saling berciuman meski rasa cinta yang merupakan bumbu perekat sebuah hubungan tidak terasa pada ciuman mereka.
Getir...
Mungkin itulah rasa yang kini dirasakan oleh Joanna maupun Javiero.
Javiero memperdalam ciumannya pada bibir Joanna, ciumannya sangat hangat dan sangat lama di bibir Joanna.
Sanggup membuat Joanna hampir kehilangan nafasnya saat Javiero menciumnya.
Tiba-tiba seluruh tamu undangan bertepuk tangan cukup keras.
Suasana khidmat yang tadi dirasakan oleh kedua pasangan pengantin berubah cepat menjadi ramai oleh sorak sorai para tamu undangan yang menyambut kebahagiaan kedua mempelai pasangan.
Javiero memalingkan wajahnya ke arah tamu yang hadir, setengah terkejut ketika melihat antusias dari tamu undangan yang menyambut momen penting dalam hidupnya bersama Joanna dengan sambutan meriah.
Sejenak Javiero tertegun, saat melihat gemuruh sorak sorai penuh kebahagiaan dari tamu undangan yang hadir.
Baru pertama kali ini sambutan tamu undangan begitu meriahnya di hari pernikahannya yang kedua ini.
Pernikahan yang berlangsung saat ini adalah pernikahannya yang kedua setelah Mariana, isteri tercintanya pergi dari hidupnya untuk selama-lamanya.
Rasa haru tiba-tiba mendesak masuk ke dalam hati Javiero.
Pria tampan itu mulai dapat kembali tersenyum bahagia ketika tekanan berat menghantam hidupnya telah berakhir sekarang, dengan adanya pernikahan kedua bersama Joanna.
Joanna sendiri adalah adik kandung Mariana Hamilton. Yang menggantikan posisi kakaknya, Mariana sebagai istri Javiero.
Sejak kepergian Mariana ke Jerman dan kabar berita kematiannya yang mendadak telah meremukkan seluruh hati Javiero yang merasa terpukul keras karena kehilangan wanita yang paling dia cintai dalam hidupnya.
Meski saat ini posisi Mariana telah digantikan oleh Joanna.
Namun kenangan akan hadirnya Mariana dalam hidup Javiero tidak mudah untuk dilupakan.
Javiero kembali menatap Joanna yang tersipu malu ketika tamu undangan menyambut pernikahan mereka dengan sorak sorai penuh kebahagiaan.
Diraihnya tangan Joanna ke dalam genggaman tangannya.
Memandang ke arah tamu undangan yang hadir di upacara pernikahan seraya melambaikan tangan.
Suasana penuh kebahagiaan sesaat dirasakan oleh Joanna dan Javiero.
Senyum berulangkali menghias sudut bibir Javiero ketika menyambut antusias para tamu undangan pernikahan yang hadir di acara mereka.
Entah, nasib apa yang akan mereka berdua jalani di hari-hari selanjutnya setelah prosesi acara pernikahan ini selesai.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 160 Episodes
Comments
Qillah julyan
apa benar2 mariana sdh mati???ktnya hanya kabar kematian saja..artinya belum pasti..apa jangan2 mariana ingin menghilang dr hidup suaminya..hmm
lanjut lah..
2024-09-30
1
🤩😘wiexelsvan😘🤩
selamat yaachh bang javiero joanna,,,smoga kalian bisa saling mencintai dan menyayangi 🫶😍😍
2023-12-17
2