Matahari sudah terbenam.saat ini Zakh dan Ibunya sedang khawatir dengan Shasya yang belum juga sadarkan diri. Zakh sudah membaringkan tubuh Shasya dikamar adiknya itu dengan menggunakan lift. Zakh menemani adiknya yang terlihat tenang seperti putri tidur.sedangkan Sinta sedang menunggu kepulangan suaminya setelah bekerja di kantor.kini Sinta berdiri di pintu utama mansion, perasaannya semakin kalut melihat Suaminya sudah sampai di mansion dan berjalan menuju arahnya.ia tidak tau harus bagaimana menjelaskan keadaan Shasya pada suaminya.
"Han,kau boleh istirahat." ucap Jhon. Han mengangguk.lalu pamit
"suamiku,kau sudah pulang." sambut Sinta pada Jhon setenang mungkin.
"hmm." ucap Jhon lalu mengecup bibir istrinya sekilas.
"aku ke atas dulu.kau tunggu di meja makan!. " perintah serius Jhon pada Istrinya. Sinta hanya mengangguk
Jhon bergegas menaiki lift menuju kamar Shasya.tanpa mengetuk pintu,Jhon masuk ke kamar putrinya.disana terlihat ada Zakh yang duduk di pinggir ranjang sambil mengelus tangan Shasya.
merasa ada langkah kaki, Zakh menoleh dan matanya beradu tatap dengan Ayahnya yang semakin mendekat. Jhon mengibaskan tangannya memberi kode pada Zakh agar minggir.lalu Jhon duduk di pinggir ranjang melihat Putrinya.
"Ayah- ." ucap Zakh terpotong karena Ayahnya mengangkat tangan kirinya.
"Ayah tau.kau turunlah kebawah.kalian boleh makan malam dulu.suruh pelayan untuk membawa makanan Ayah dan adikmu ke sini.lalu bawakan coklat kesukaan adikmu." ucap Jhon tenang. Zakh mengangguk
" Ayah tidak marah?." tanya Zakh lirih. Jhon menghembus nafasnya dalam
"hmm, Ayah malas marah marah untuk saat ini.semuanya telah terjadi,tidak ada gunanya jika Ayah marah.dan untungnya kau anakku.tapi,jangan ulangi lagi!." ucap Jhon serius. Zakh mengangguk dan bergegas menuju ke bawah.
Jhon membelai tangan anaknya yang belum juga sadar.ia tidak menyangka shock bisa membuat seseorang pingsan cukup lama.lalu ia menepuk pelan pipi putrinya.
"Sya..bangun nak".ucap Jhon serius.tapi putrinya tidak juga membuka matanya,lalu Jhon menggunakan cara lain supaya putrinya bangun.
CUPP
Jhon mengecup leher putrinya lembut dan semakin kasar seperti menggigit.jika Shasya dalam keadaan sadar,ia pasti akan meringis kesakitan. Jhon semakin lama menggigit leher putrinya.lalu Shasya sedikit menggeliat merasa ada yang menggigitnya.
"Ayah...harimau itu.. menggigit ku..jangan gigit aku..tolong.."ucap Shasya pelan yang masih memejamkan matanya.
Jhon terkejut dan langsung menghentikan aksinya.terdapat bekas merah keunguan di leher putrinya akibat dari gigitannya.
"sya.. tenang..Ayah di sini.."Jhon mengusap keringat dingin di dahi Shasya. Shasya akhirnya membuka matanya pelan. Jhon merasa lega lalu mencium singkat dahi Shasya.
"Ayah...aku lapar..tadi harimau itu mengejarku di alam mimpi.energi ku rasanya hampir habis,aku ingin makan" ucap Shasya menatap ayahnya,Jhon tersenyum penuh arti
"tunggu sebentar,pelayan sedang membawakan makanan" ucap Jhon. Shasya mengangguk
tok tok tok!
ketukan pintu kamar Shasya. Jhon berdiri menemui sumber suara. Jhon membuka pintu dan terdapat 2 pelayan wanita membawa troli berisi makanan.
"masuk!" perintah Jhon.
"baik Tuan." ucap 2 pelayan serempak
2 pelayan itu masuk lalu menata makanan dan minuman di meja kamar Shasya.makanan porsi 2 orang untuk Jhon dan Shasya.setelah selesai,mereka menundukkan kepala pada Jhon,Jhon hanya mengangguk pelan
Shasya menghampiri meja yang terdapat makanan lezat.lalu duduk untuk menyantap makanannya.di susul Jhon yang duduk di samping putrinya.mereka makan dengan tenang,hanya terdengar bunyi sendok dan garpu.
Jhon makan sambil menatap Putrinya yang makan dengan lahap seperti habis perjalanan jauh.akhirnya mereka selesai makan malam.tapi Shasya terlihat diam saja memikirkan kejadian sore tadi.
"tenang Sya,lama kelamaan kau akan terbiasa dan melihat sesuatu yang lebih mengerikan daripada ini.karna itulah resiko menjadi anak seorang mafia.kau harus terbiasa melihat darah dan mayat.tapi Ayah harap,kau tidak akan pernah melihat itu semua" ucap Jhon lembut sambil mengelus rambut Shasya. Shasya menatap ayahnya dengan tatapan pasrah.
"kemari!" perintah Jhon menepuk pahanya agar Shasya duduk di sana. Shasya berdiri dari kursinya dan duduk di pangkuan Ayahnya. Shasya memeluk bahu Ayahnya yang kokoh dan lebar.mata mereka saling bertatapan cukup lama.lalu Jhon mengecup bibir putrinya singkat.
"tenang Shasya..selama Ayah di sini, Ayah akan berusaha menjagamu sekuat tenaga" ucap Jhon
"tapi.. bagaimana kalau mimpi itu datang lagi?terlihat sangat nyata.tapi, setelah melihat Ayah, ketakutan ku semakin berkurang.jadi,apa Ayah bisa tidur semalaman bersamaku?aku masih takut.." tanya Shasya lemas,mendengar itu Jhon tersenyum.
"baiklah,tapi berjanjilah kau akan tidur nyenyak dan jangan menangis" ucap Jhon. Shasya tersenyum senang membayangkan akan tidur memeluk tubuh Ayahnya yang hangat.
Jhon mengambil ponsel di saku celananya.lalu memencet nomor seseorang.akhirnya telepon di angkat.
"sayang,aku akan tidur semalaman dengan Shasya.tidak apa apa kan malam ini kau tidur sendiri?" tanya Jhon pada Istrinya melalui telepon sambil memangku Putrinya.
"iya,tidak apa apa.apa Shasya sudah sadar? bagaimana keadaannya?" tanya sinta
"dia sudah sadar,dia sedikit membaik.iya kan Sya?" ucap Jhon
"iya.."jawab Shasya lembut
"syukurlah..yasudah kau istirahat dulu yah..ibu dan kakakmu juga akan ikut istirahat juga.good night "jawab Sinta
"good night " jawab Shasya lalu sambungan telepon berakhir.
"ayo kita istirahat!" ucap Jhon. Shasya turun dari pangkuan ayahnya dan mereka berjalan menuju kamar mandi sebelum tidur.mereka mencuci kaki dan menyikat gigi terlebih dahulu.lalu mereka berdua berjalan menuju ranjang besar berwarna pink milik Shasya.saat sampai di meja nakas sebelah ranjang,Jhon meletakkan coklat batang yang cukup panjang di sana.
"coklat untuk siapa Ayah?" tanya Shasya sambil duduk di atas kasurnya.
"tentu saja untukmu,kali ini Ayah mengizinkan mu makan coklat,tapi dimakan besok saja" jawab Jhon sambil melepas kemeja dan ikat pinggang nya.
mendengar itu Shasya tersenyum senang.lalu dia merebahkan tubuhnya sambil menarik selimutnya. Jhon akan tidur dengan bertelanjang dada dan hanya memakai celana panjang yang baru dipakai setelah mandi di kantornya.
Jhon merebahkan tubuhnya mendekat disamping putrinya. Shasya langsung memeluk pinggang Ayahnya dan menciumi bau harum parfum Ayahnya. Jhon mengelus rambut Shasya agar gadis itu nyaman.suasana menjadi hening,hanya terdengar nafas dari Ayah dan Putrinya itu.
"Ayah,apa benar kucing besar itu milik Ayah?" tanya Shasya menatap mata Ayahnya sambil meraba dada bidang lelaki dihadapannya.
"iya.sudah,tidurlah.jangan dipikirkan lagi.malam ini jangan membahas itu lagi dan tidurlah yang nyenyak,okey?" tanya Jhon santai
"okey " jawab Shasya.lalu gadis itu menenggelamkan kepalanya di samping dada Jhon yang kekar dan bau wangi parfum mahal.begitu pula dengan Jhon merasakan dekapan hangat dari putrinya sangat membuatnya nyaman.seperti obat untuk lelahnya setelah bekerja di kantor.
"Ayah,i love you.aku mencinta Ayah.aku berjanji akan menemani dan merawat Ayah selama Ayah masih ada di sini.begitu juga dengan Ibu.aku mencintai kalian berdua." ucap Shasya lirih namun Jhon bisa mendengar dengan jelas.
"Ayah lebih mencintaimu Sya, sangat mencintaimu,dan nanti Ayah akan menyerahkan mu pada lelaki yang baik dan mampu melindungi mu lebih dari apa yang Ayah lakukan padamu. Ayah akan merasa sakit jika melihatmu sakit" jawab Jhon serius menatap langit kamar sambil mengelus rambut putrinya.
Shasya sangat senang mendengar kalimat Ayahnya.hingga tak butuh waktu lama,matanya terasa ngantuk.lalu ia tertidur dengan lelapnya. Jhon pun demikian mulai memejamkan matanya.malam yang sejuk membuat mereka berdua hanyut dalam tidur lelap masing masing.
bersambung~
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 98 Episodes
Comments
Uthie
Hmmm... cinta yg sweet antara ayah dan putrinya ❤️❤️
2024-01-03
0