Jhon, Han dan pengawalnya sudah memasuki gerbang mansion.mereka turun dari mobil.mereka berjalan untuk menunaikan aktifitas seperti biasa.
"kalian, bersihkan tangan kalian. sebelum anakku melihat darah itu!." perintah Jhon
"baik tuan." jawab para pengawal serempak
Jhon dan Han berjalan memasuki pintu utama,disana mereka di sambut 2 bidadari,mereka adalah Sinta dan Shasya.
"Suamiku,tumben cepat sekali." ucap Sinta dengan senyum manisnya lalu Jhon mencium kening istrinya
"apa kau tidak mau aku cepat pulang,hmm?." tanya Jhon dingin sambil mencubit pipi istrinya. Shasya tertawa kecil dengan tingkah orang tuanya.
"Sya,ikut Ayah ke ruang kerja!." perintah Jhon kali ini tegas dan serius.membuat Shasya cemas apakah aku melakukan kesalahan? batinnya. Shasya hanya mengangguk,lalu berjalan di belakang Ayahnya.sementara Sinta melanjutkan membaca buku resep masakan di ruang tamu.
mansion yang sangat besar seperti istana kerajaan dengan gaya klasik Eropa,tentu saja karena ini negara british.jadi bangunannya kokoh dan mewah berlapis emas di dinding dengan lantai marmer putih.saat berjalan ke lantai paling atas yaitu lantai 3,di sana ada ruang kerja ayahnya.
mereka berjalan menaiki tangga,tentu membuat Shasya letih dan ngos-ngosan.di setiap jalan ada pelayan yang sedang bersih bersih. Shasya tersenyum kepada mereka,tapi mereka selalu menunduk jika di beri senyum.kenapa mereka menunduk?apa wajahku seperti leak Bali? batin Shasya.
entah kenapa telepati bisa connect
bagaimana kami bisa tersenyum nona? sementara di depan anda ada sosok yang mengguncangkan roh kami.batin pelayan.
akhirnya mereka sampai di ruang kerja,Shasya dan Jhon masuk disusul sekertaris Han. mereka masih berdiri mengamati Jhon yang membuka lemari dibelakang meja kerja.lalu Jhon membawa kotak berwarna biru. Shasya tahu kotak itu,kotak perhiasan.
"kemari lah!." perintah Jhon pada Shasya sambil membuka kotaknya. Shasya pun mendekat.lalu Jhon menyibak rambut panjang putrinya.
"ini hadiah kecil dari Ayah." kata Jhon sambil memasang kalung berlian dengan bandul bunga mawar kecil berwarna putih dan biru. Shasya tersenyum secerah mentari.lalu Jhon memasang anting dengan warna senada.perhiasan dari perusahaan Jhon yang di desain dengan model khas nan langka.
"perhiasan ini jangan di lepas!ingat itu." kata Jhon serius menatap putrinya sambil memegang dagu Shasya.
glekk
Shasya menelan ludahnya sendiri dengan hati hati melihat peringatan Ayahnya yang seperti ancaman.di sisi lain,wajah Han terlihat serius.
suasana hening,Shasya membalikkan badannya ingin keluar.tapi..
"Sya, Ayah belum mengijinkan kau keluar." kata Jhon datar sontak Shasya menoleh.
"ada apa Ayah?." tanya Shasya sehalus mungkin melihat tatapan serius Ayahnya. Jhon duduk di kursi kerjanya lalu mengayunkan tangannya agar anaknya mendekat. Jhon menatap lekat mata coklat dan wajah cantik Putrinya yang mirip dengan Istrinya. Jhon mengusap pipi anaknya yang chubby.
"kenapa kau jadi pendiam,hmm?dulu kau suka membuat rumah selalu berisik.dulu kau memecahkan banyak vas sampai Ibumu pening." ucap Jhon dengan senyum tipis.
Shasya melotot terkejut emang iya aku senakal itu? batin Shasya
"entahlah, mungkin karena aku beranjak dewasa.atau mungkin aku tertular virus Ayah." ucap Shasya dengan senyumnya yang menggemaskan nan polos. Jhon tertawa kecil. Jhon mengecup singkat pipi putrinya.
"kau boleh keluar." ucap Jhon dibalas anggukan oleh Shasya.
setelah Shasya keluar, Han menghampiri tuannya.
"tuan?-"tanya Han lalu dipotong Jhon
"seperti dugaan mu,aku memasang pelacak dan penyadap di perhiasan itu." jawab Jhon santai sambil menuangkan whiskey kedalam gelas kecil. Han mengangguk pelan.
semakin putrinya beranjak dewasa,Jhon semakin protektif mengingat anaknya yang polos.dia takut jika anaknya dimanfaatkan lelaki bejat.mansion banyak pengawal dan pelayan laki laki membuat Jhon waspada. Jhon membebaskan putranya bergaul diluar sana tapi masih tetap ia awasi.tapi jika untuk Shasya,dia tidak tau cara mengedukasi putrinya tentang hubungan antara lelaki dan perempuan.
Shasya turun ke lantai dasar dimana Ibunya duduk membaca buku resep masakan. lalu Shasya duduk di sebelah Ibunya sambil mengintip apa yang Ibunya baca.
"Ibu mau bikin apa?". tanya Shasya sontak Sinta menoleh pada anaknya "Ibu mau bikin-"ucap Sinta terpotong karena kaget melihat anaknya mau memakai perhiasan.hmm,pasti ada sesuatu batin Sinta karena dia tau bahkan setiap apa yang ada di sisinya pasti ada alat pelacak yang di pasang suaminya.
"waaah,cantik yah.anak cantik tambah cantik dong." ucap Sinta tersenyum lembut.walaupun umurnya sudah tidak muda, kecantikan Sinta tidak luntur.
"hmm, padahal aku belum terbiasa memakai perhiasan,karena menurutku sangat menggangu aktivitas." ucap Shasya pasrah
"Sya,lain kali kita bikin tongseng sapi yuk,kangen makanan Indonesia nih." ucap Sinta mengalihkan pembicaraan.
"iya Ibu." jawab Shasya
matahari sudah tenggelam,kini mereka membersihkan diri lalu makan malam dan bergegas tidur.
bersambung ~
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 98 Episodes
Comments
Uthie
masih lanjut menyimak
2024-01-03
0