Rendra Oooh Rendra

📞 "Halo?" Mayra menjawab ponselnya yang berbunyi. Sederet nomor tak di kenalnya masuk menghiasi layar.

📞 "Halo. May??" Suara di seberang menyapa ragu.

📞 "Maaf ini siapa?"

📞 "Sandu."

Mayra diam. Orang yang meneleponnya ternyata Sandu. Ini adalah pertama kalinya lagi mantan pacarnya itu meneleponnya sejak lima tahunan lalu.

📞 "Oh, San. Ada apa ya?"

📞 "Syukurlah kamu belum mengganti nomormu."

Sandu masih menyimpan nomor Mayra yang dipakainya dari jaman sekolah. Namun dia tidak menyangka jika mantannya itu masih menggunakan nomor yang sama sampai saat ini.

📞 "May, bisa bertemu?"

Suara Sandu di seberang yang to the point membuat Mayra kaget. Untuk apa mantannya itu mengajaknya bertemu?

"Siapa, Yank?"

KLIK.

Mayra memutuskan telepon saat suaminya masuk ke dalam kamar bersama Anggun. Anak dan suaminya itu habis bermain puzzle di ruang tengah. Sementara Mayra sedari tadi sibuk di kamar menyiapkan pakaian Azka yang akan dibawanya untuk beberapa hari dinas ke Jakarta.

"Sayaaang." Mayra mengambil alih Anggun. Ia sengaja mengalihkan pembicaraan untuk tak menjawab pertanyaan suaminya.

"Sudah beres, Yank?" Azka memeriksa pakaiannya yang sudah tertata rapi dalam koper kecil.

"Sudah, Yank. Besok jadi berangkat jam 7?"

"Pappah, pappaaah." Anggun berceloteh lucu.

"Jadi dooong. Anggun dengan mamah dulu yaa sayaaaang." Azka mencubit lembut pipi anaknya yang berada dalam gendongan Mayra, lalu menciumnya.

"Oh iya, Yank, empat hari ke depan kamu ditemani bi Marni yaa. Aku sudah berbicara dengan bibi untuk menginep di sini tadi sebelum pulang," pinta Azka.

"Siaap boss."

***

"Mbak, ini ada bunga lagi."

Bi Marni menyodorkan satu buket mawar putih pada Mayra yang malam itu sedang santai lesehan di karpet bulu menonton TV bersama Anggun.

"Malam-malam begini, Bi?" Mayra menerima bunga itu. "Sini duduk, Bi!"

Bi Marni ikut duduk bersama Anggun.

"Dari siapa ini, Bi? Tidak ada nama pengirimnya lagi."

"Bibi tidak tahu, Mbak. Tapi kali ini orangnya berbeda dengan yang mengirim bunga kemarin."

"Bunganya untuk bi Marni saja, Bi. Aku takut Azka marah kalau tahu ada yang kirim bunga lagi."

Mayra teringat mimpi buruknya kemarin. Dia tidak mau sampai mimpinya itu jadi kenyataan. Dia ingin Azkanya tetap jadi suaminya yang lemah lembut, selamanya.

KRUIIINGG

Ponsel Mayra berbunyi, ada telepon dari Azka.

📞 "Halo, Yank?" Mayra mengangkat telepon sumringah.

📞 "Halooo sayangku. Sedang apa?"

📞 "Nonton TV nih dengan Anggun, dengan bibi juga."

📞 "Anggun belum tidur?"

📞 "Belum. Kerjaan kamu sudah selesai?"

📞 "Sudah. Ini baru sampai hotel."

Mayra mengangguk.

Azka memang menginap di hotel yang dekat dengan rumah sakit tempatnya dinas untuk beberapa hari kedepan.

📞 "Yank?" Azka memanggil.

📞 "Hm?" Mayra bertelepon sambil memandangi Anggun yang sedang asik bermain boneka bersama bi Marni.

📞 "Aku tidak tahu ada apa, tapi dari beberapa jam yang lalu perasaan aku sedikit tidak enak."

Mayra tak langsung menjawab. Dia alihkan pandangannya pada mawar putih yang berada dekat dengan bi Marni. Dia tadi sudah menyerahkan bunga itu padanya. Mayra sudah melakukan tindakan yang benar, bunga dari pemberi tak dikenal itu sudah disingkirkannya. Namun ternyata suaminya masih bisa merasakannya?

📞 "Kamu kelelahan mungkin, Yank. Atau karena rindu istrimu yang cantik ini?" Mayra meledek.

📞 "Haha. Mungkin iya, semua karena rinduuuuu."

📞 "Yank?" Kali ini Mayra yang memanggil suaminya ragu.

📞 "Ya?"

Mayra berpikir sejenak. Dia berniat ingin memberitahu suaminya kalau ada mawar lagi yang datang padanya malam ini. Tapi dia juga hawatir Azka malah berpikiran yang tidak-tidak. Dia sendiri pun tidak tau siapa sebenarnya pengirim bunga itu. Karena Rendra bukan lagi tersangkanya. Mayra tidak punya kandidat lain untuk dicurigai.

📞 "Ada apa, Yank? Kok diam?" Suara Azka di seberang mengagetkan istrinya. Firasat Azka kali ini sangat tepat sasaran. Dan itu membuat Mayra serba salah.

📞 "Mmm, anu Yank...." Mayra ragu.

📞 "Mengapa Yank? Bicara saja."

📞 "Mmmm, ada yang kirim bunga lagi."

📞 "Ooooh."

📞 "Tapi tidak ada nama pengirimnya lagi. Aku juga tidak tahu bunga-bunga ini dari siapa?"

📞 "Mawar putih lagi?"

📞 "Iya."

📞 "Kamu suka?"

📞 "Tidak lah Yank. Kamu kan tidak suka kalau di rumah ini ada bunga dari lelaki lain?"

📞 "Sebenarnya bukan hanya aku, Yank. Semua suami di dunia ini, tidak akan suka kalau istrinya mendapat bunga dari lelaki lain."

Mayra mengangguk setuju. Ketidaksukaan suaminya itu memang manusiawi.

📞 "Kamu benar tidak suka bunganya?" Azka bertanya lagi memastikan.

📞 "Iya. Aku sudah berikan bunga itu untuk bi Marni."

📞 "Iiiih mengapa untuk bi Marni?? Bunga itu dari aku, tahu."

Mayra mengernyitkan dahinya. Menatap lagi bunga di samping bi Marni.

📞 "Jadi bunga malam ini dari kamu?", Mayra masih bingung.

📞 "Hahaha, iya sayangku. Bilang maaf gih pada bibi. Terus kamu ambil lagi bunganya, ya?"

Dari balik telepon Mayra tersenyum, Azkanya memang semenggemaskan itu.

***

Mayra memarkirkan mobilnya di teras Griya. Pagi ini cuaca masih dingin karena hujan semalam. Dilihatnya Rendra sedang duduk seorang diri di bawah pohon palm. Melihat Mayra datang, Rendra menghampiri.

"Ayo!" Katanya.

"Kemana?" Mayra bingung. Ia lihat pintu Griya masih tutup tak seperti biasanya.

"Belum baca WA grup lagi?" Rendra menebak.

Mayra memang semalam tidak membuka aplikasi whatsApp nya. Semenjak suaminya dinas ke Jakarta, dia lebih suka berkomunikasi lewat telepon. Jadi tidak ada alasan untuknya membuka pesan yang masuk ke ponselnya. Baginya, orang yang benar-benar berkepentingan dengannya pasti akan meneleponnya.

"Hehe, iya. Memang ada apa di grup?" Mayra kikuk.

"Hari ini Lina ulang tahun, tahu?"

"Kalau itu tahu. Terus?"

"Pagi ini dia ingin menraktir kita semua sarapan. Yang lainnya sudah berangkat setengah jam lalu. Tinggal kita berdua."

"Kamu menungguku?"

Rendra mengangguk.

"Ayo?" Rendra mengajak lagi.

"Pakai mobil aku saja ya?" Mayra melemparkan kunci mobilnya pada Rendra.

***

Keduanya kini dalam perjalanan menuju resto sesuai pilihan Lina.

"Ren?" Mayra membuka pembicaraan.

"Ya?" Rendra menyahut sambil terus fokus menyetir.

"Kamu ke Lina, bagimana?"

"Bagaimana apanya?"

"Maksudku, menurut kamu Lina itu bagimana?"

"Bagimana apanya nih?"

"Yaa, apanya kek, apanyaaaaa gitu?"

"Hahaha."

Rendra tertawa. Dia sebenarnya sudah tahu bahwa Lina menyukainya. Lina memang sudah berusaha sebisa mungkin bersikap biasa saja jika di depan Rendra. Namun lelaki itu jelas bisa membedakan tingkah wanita yang benar-benar biasa atau yang sengaja dibuat biasa.

"Kok malah tertawa?" Mayra protes.

"Tidak apa. Saya senang karena kamu sudah menjadi kamu, lagi."

"Memangnya kapan aku jadi kuntilanak?"

"Hahaha. Kemarin."

Rendra menatap wanita di sampingnya sebentar. Ia kasihan padanya karena mungkin pipi dan hatinya masih terluka. Namun hari ini wanita itu sudah kembali ceria, seolah kemarin tidak pernah terjadi apa-apa.

Mayra tidak tahu kalau lelaki yang sekarang sedang menyupiri mobilnya itu sudah tahu semuanya. Tahu bahwa dirinya kemarin di tampar oleh kekasih mantannya. Dan tahu bahwa ada yang lebih menyakitkan dari itu.

Kemarin Risa mengatakan bahwa selain dia menampar Mayra, dia juga meneriakinya dengan sebutan 'wanita murahan'. Risa tidak bisa mengontrol emosinya. Dia kecewa karena Sandu yang sangat dicintainya, ternyata masih menyimpan foto Mayra dalam dompetnya. Sandu sengaja menyimpan foto mantannya itu di saku dompet yang terdalam, sehingga siapa pun tidak akan tahu bahwa masih ada foto Mayra yang masih ABG di sana. Namun sialnya, hal itu malah diketahui oleh Risa.

Rendra pun tak menyangka bahwa dunia memang sesempit ini. Sandu, mantan Mayra yang berasal dari Solo itu, akhirnya harus ada di Bandung dan bertemu dengan Mayra lagi.

"Ooh yang kemarin? Kemarin itu, aku kesal saja, soalnya calon client yang di cafe Orenji itu tidak jadi pakai jasa kita. Huh!" Mayra berbohong.

Rendra tersenyum tipis.

"Ya sudah. Mungkin belum rejeki kita kan?"

Mayra mengangguk setuju.

"Oh iya, siang nanti ada karyawan baru yang akan datang." Mayra memberitahu.

"Siapa? Lelaki? Perempuan?"

"Hahaha, inginnya?"

"Perempuan dong. Yang cantik!"

"Memangnya mengapa harus cantik?"

"Biar cepat move on." Rendra menekankan kata terakhirnya.

"Lelaki semuanya sama, yaa. Inginnya yang cantik-cantik saja," protes Mayra.

"Kata siapa? Saya tidak. Saya inginnya yang cantik, yang baik, yang tajir, yang apa lagi yaaa?" Renda sok-sokan berpikir.

"Hahahahaa."

Mayra tertawa geli. Dengan Rendra, dia merasa dunianya segar kembali.

🌸

Hai teman-teman Bebee. Tidak terasa sudah 15 episode saja yaaa.

Terimakasiiih untuk semua yang sudah baca sampai sini 🤗

Jangan lupa jejak like, komen, rate bintang 5, dan vote yaa di setiap episodenya agar Bebee nulisnya sambil cengar-cengir kayak Mayra yang lagi seger segernya gitu 😆😆

Klik favorit juga yaa agar kalau ada apdetan dari Bebee kalian bisa tahu 😍

Nyoook, sampai jumpa di episode selanjutnya yaa manteman 😚

Have a nice day.

Terpopuler

Comments

Mairaa

Mairaa

up

2020-10-18

0

Yani SNA

Yani SNA

lanjutkaan

2020-10-03

0

Erlina Khopiani

Erlina Khopiani

hai kakak semangat dan semangat

2020-08-24

2

lihat semua
Episodes
1 Prolog : Sepasang Sandal Jepit
2 Pengagum Rahasia
3 Semanis Stroberi
4 Kamu Cantik
5 Mantan Pacar
6 Hujan Sore Itu
7 Seikat Mawar Putih
8 Maafkan Aku!
9 Cinta Monyet
10 Warung Lontong
11 Pertemuan Dua Lelaki
12 AUTHOR MENYAPA
13 Cafe Orenji
14 Ini Cinta
15 Rendra Oooh Rendra
16 Calon Mantu
17 Sebuah Pelukan
18 Hati yang Remuk
19 Beradu Akting
20 Kembali Tersenyum
21 Secerah Teletubbies
22 Hadiah Sederhana
23 Kerjasama yang Baik
24 Berebut Hati
25 Cinta yang Salah
26 Ngopi Berdua
27 Akhirnya Berdua
28 Beradu Mulut
29 Wanita Terberuntung
30 Senyap
31 PENGUMUMAN
32 Suami Terbaik
33 Balada Hati
34 Terlanjur Mencinta
35 Gadis Berlesung Pipi
36 Wanita Berbaju Tidur
37 Dokter Ganteng
38 Teman yang Baik
39 Wanita Pencemburu
40 AUTHOR NANYA
41 Bi Marni yang Baik
42 Pesta Ulang Tahun
43 Dua Sejoli
44 Pertemuan tak Terduga
45 Aksi Kakak Gadungan
46 Cafe Kopikita
47 VISUAL RENDRA
48 Si Kumbang Tampan
49 Masih Cinta
50 Rasa Bersalah
51 Cemburu Buta
52 Ada yang Datang
53 Maaf dan Memaafkan
54 Reuni Berdua
55 Warteg Pinggir Jalan
56 Ponsel yang Hilang
57 Pelayan Cantik
58 Saling Curiga
59 Misteri Ponsel yang Hilang
60 Pacaran Lagi
61 Si Suster Muda
62 Semuanya Pas!!
63 Cinta yang Rumit
64 Dua Pria Jomblo
65 Telepon tak Terduga
66 Pemotretan yang Janggal
67 Benci yang Merugikan
68 Kedatangan Tamu
69 Tante yang Baik
70 Janji yang Sakral
71 Mulut Comel
72 Lelaki yang Manis
73 Jalan-jalan Bersama
74 Seteduh Danau Biru
75 Wanita Menakutkan
76 Akibat Satu Wanita Gila
77 Sehangat Wedang Jahe
78 Negosiasi
79 Lewat Telepon
80 Cemburu
81 Sabar pun Berbatas
82 Alasan Tersembunyi
83 Foto Lama
84 Kabar yang Mengejutkan
85 Andai dan Andai
86 Sunyi
87 MAAFKAN
88 Parkiran Motor
89 HALO
90 Pengap
91 Keluarga Sudah Berkumpul
92 Selamat Jalan
93 MUNGKIN
94 Kini Sepi
95 Bi Marni ooooh bi Marni
96 Katakan Saja!
97 Hanya Aku dan Kamu
98 Hidup Adalah Pilihan
99 Bertemankan Ikan
100 Rencana Dokter Muda
Episodes

Updated 100 Episodes

1
Prolog : Sepasang Sandal Jepit
2
Pengagum Rahasia
3
Semanis Stroberi
4
Kamu Cantik
5
Mantan Pacar
6
Hujan Sore Itu
7
Seikat Mawar Putih
8
Maafkan Aku!
9
Cinta Monyet
10
Warung Lontong
11
Pertemuan Dua Lelaki
12
AUTHOR MENYAPA
13
Cafe Orenji
14
Ini Cinta
15
Rendra Oooh Rendra
16
Calon Mantu
17
Sebuah Pelukan
18
Hati yang Remuk
19
Beradu Akting
20
Kembali Tersenyum
21
Secerah Teletubbies
22
Hadiah Sederhana
23
Kerjasama yang Baik
24
Berebut Hati
25
Cinta yang Salah
26
Ngopi Berdua
27
Akhirnya Berdua
28
Beradu Mulut
29
Wanita Terberuntung
30
Senyap
31
PENGUMUMAN
32
Suami Terbaik
33
Balada Hati
34
Terlanjur Mencinta
35
Gadis Berlesung Pipi
36
Wanita Berbaju Tidur
37
Dokter Ganteng
38
Teman yang Baik
39
Wanita Pencemburu
40
AUTHOR NANYA
41
Bi Marni yang Baik
42
Pesta Ulang Tahun
43
Dua Sejoli
44
Pertemuan tak Terduga
45
Aksi Kakak Gadungan
46
Cafe Kopikita
47
VISUAL RENDRA
48
Si Kumbang Tampan
49
Masih Cinta
50
Rasa Bersalah
51
Cemburu Buta
52
Ada yang Datang
53
Maaf dan Memaafkan
54
Reuni Berdua
55
Warteg Pinggir Jalan
56
Ponsel yang Hilang
57
Pelayan Cantik
58
Saling Curiga
59
Misteri Ponsel yang Hilang
60
Pacaran Lagi
61
Si Suster Muda
62
Semuanya Pas!!
63
Cinta yang Rumit
64
Dua Pria Jomblo
65
Telepon tak Terduga
66
Pemotretan yang Janggal
67
Benci yang Merugikan
68
Kedatangan Tamu
69
Tante yang Baik
70
Janji yang Sakral
71
Mulut Comel
72
Lelaki yang Manis
73
Jalan-jalan Bersama
74
Seteduh Danau Biru
75
Wanita Menakutkan
76
Akibat Satu Wanita Gila
77
Sehangat Wedang Jahe
78
Negosiasi
79
Lewat Telepon
80
Cemburu
81
Sabar pun Berbatas
82
Alasan Tersembunyi
83
Foto Lama
84
Kabar yang Mengejutkan
85
Andai dan Andai
86
Sunyi
87
MAAFKAN
88
Parkiran Motor
89
HALO
90
Pengap
91
Keluarga Sudah Berkumpul
92
Selamat Jalan
93
MUNGKIN
94
Kini Sepi
95
Bi Marni ooooh bi Marni
96
Katakan Saja!
97
Hanya Aku dan Kamu
98
Hidup Adalah Pilihan
99
Bertemankan Ikan
100
Rencana Dokter Muda

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!