"Tadi Bela kemari."
Rendra sedang makan malam berdua dengan ayahnya di atas meja makan bertaplak batik. Di rumah yang lumayan besar itu mereka hanya berdua. Rendra anak semata wayang yang dibesarkan oleh ayahnya seorang diri. Ibunya meninggal saat melahirkan adik Rendra yang juga tidak bisa di selamatkan. Saat itu Rendra masih duduk di kelas 2 SMP. Sejak saat itulah Rendra banyak menghabiskan waktunya hanya untuk ayah tercintanya.
Dulu, setiap sepulang sekolah dia selalu langsung pulang ke rumah. Jarang sekali dia menuruti ajakan teman-temannya untuk pergi bermain, selain belajar atau mengerjakan tugas bersama. Baginya, bermain dengan sang ayah lebih menyenangkan. Kehilangan seorang ibu adalah hal paling menyakitkan bagi Rendra. Dan itu cukup membuatnya dihantui rasa takut untuk kehilangan lagi.
Bella adalah pacar pertama Rendra yang ia putuskan beberapa bulan lalu. Wanita manis berambut panjang yang ia harap bisa menjadi sandaran hatinya itu berselingkuh dengan Rizal, teman kuliah yang sudah ia anggap seperti kakaknya sendiri. Rizal adalah teman kelas Rendra yang umurnya lima tahunan lebih tua darinya. Rizallah salah satu tempat Rendra mengungkapkan keluh kesah dan segala isi hatinya tanpa sungkan. Namun sayang, mungkin benar kata pepatah, cinta tidak memandang apa pun. Termasuk cinta Rizal yang jatuh pada kekasih temannya itu.
"Untuk apa dia kemari, Yah?"
"Ingin bertemu saja, katanya."
Rendra bungkam.
"Berilah dia kesempatan Ren. Dia mengatakan dia menyesal. Kamu sudah akan dua tahun berpacaran dengan dia kan? Sayang kalau bubar begitu saja. Semua kisah cinta tidak ada yang mulus."
Sang Ayah membujuk. Karena baginya, Bella adalah wanita baik. Bella selalu sopan di depannya. Ayah Rendra yakin, kelak Bella akan menjadi istri yang baik untuk anaknya itu.
"Rendra memang berpacaran hampir dua tahun dengannya, Yah. Tapi dia juga berselingkuh selama satu tahun dengan Rizal. Keterlaluan itu, Yah."
Ayahnya menghela napas. Walau ia seorang ayah, namun ia pandai bersikap lembut di depan anaknya. Itu ia lakukan semata agar anaknya itu tidak terlalu kehilangan sosok ibu.
"Cobalah temui kalau dia datang lagi. Kasihan dia."
"Rendra sudah menyukai gadis lain, Yah."
"Menemui Bella bukan berarti harus pacaran lagi dengannya kan?"
Rendra memandang wajah teduh ayahnya. Ia tahu bahwa ayahnya menyukai Bella. Dan ia sebenarnya setuju. Rendra sendiri bingung, bagaimana gadis sebaik Bella bisa berselingkuh serapi ini dengan temannya itu?
***
"Ren, ada yang mencarimu, tuh." Mayra melongok dari balik pintu memberitahu Rendra, ada tamu untuknya.
"Siapa?"
Mayra mengangkat kedua tangannya tanda tidak tahu. "Ada di luar."
Rendra berjalan keluar menemui tamu yang di maksud Mayra.
"Hai."
Seorang gadis manis dengan gaun merah jambu berenda putih berdiri menyambut. Rendra hanya menatapnya sekilas dan ingin berlalu. Namun tangan gadis itu menahan lengan lelaki di depannya cepat.
"Sebentar saja. Izinkan aku bicara."
Rendra sebenarnya malas. Tapi dia juga tidak bisa terus lari menghindar. Rendra berjalan menuju taman yang ada di halaman Griya Cantika.
Griya Cantika adalah tempat Rendra bekerja, yaitu sebuah rumah lumayan besar yang di sulap menjadi markas dia bersama timnya di WO (Wedding Organizer). Lelaki berkemeja abu yang lengannya ia lipat sampai siku itu duduk di kursi besi panjang di bawah pohon palm.
"Tahu dari mana saya di sini?" Rendra menatap Bella yang masih berdiri di hadapannya.
"Ayah," jawab gadis itu singkat.
Rendra sudah mengiranya.
"Ingin bicara apa? Duduk!" Rendra memersilakan duduk. Ia duduk di ujung kursi, dan Bella di ujung lainnya.
"Ren. Aku tahu aku salah. Sekarang aku sudah putus dengan Rizal."
"Lalu?"
"Aku ingin kamu maafkan aku."
"Sudahlah lupakan saja. Saya sudah maafkan dan lupakan semuanya. Termasuk kamu."
"Aku ingin kita seperti dulu lagi."
"Seperti dulu yang mana? Bukannya kamu yang membuat kita tidak seperti dulu lagi?"
"Iya, Ren aku tahu. Aku salah sudah menduakanmu dengan Rizal."
Rendra terkekeh sinis. Bisa-bisanya wanita di depannya itu berbicara santai seolah urusan hati adalah urusan sepele? Satu tahun wanitanya itu diam-diam ada main dengan temannya sendiri. Dan itu keterlaluan. Padahal Rendra yakin dulu dia sangat mencintai gadis di hadapannya itu. Ia perlakukan Bella sebaik yang ia bisa. Tapi ternyata perlakuannya itu belum cukup untuk Bella. Dia masih saja mencari perhatian dari lelaki lain.
Setelah tahu penghianatan tak wajar yang dilakukan oleh mantan kekasihnya itu, Rendra langsung mati rasa. Namun aneh, kehilangan wanita kali ini ternyata tidak sesakit yang ia bayangkan.
"Hati saya sudah bukan untukmu lagi." Rendra memberitahu pasti. Seolah itu adalah tanda merah untuk Bella agar menjauhinya.
Mendengar pengakuan Rendra, Bella terkejut. Karena selama ini ia menganggap mantan pacarnya itu cinta mati terhadapnya. Untuk alasan itu pula yang menjadikan Bella berbuat sesukanya. Ia yakin, Rendra akan mau jika diajak kembali berpacaran kapan pun dia minta.
"Tapi di hati kamu masih ada aku kan?"
"Tidak ada."
"Sedikit pun?"
"Sama sekali."
Bella menahan air yang akan keluar dari pojok matanya. Dia sadar, betapa hebat dia sudah melukai lelaki baik di hadapannya itu.
"Aku janji tidak akan menyakiti hatimu lagi."
"Bagus. Tepati janjimu. Untuk itu kamu tidak usah lagi datang pada saya."
Rendra berlalu. Langkahnya yang semakin jauh ditatap oleh Bella, dan juga oleh Mayra yang ternyata sedari tadi memerhatikan mereka dari jendela lantai dua tempatnya berdiri.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 100 Episodes
Comments
IntanhayadiPutri
Aku mampir nih kak, udah 5 like dan 5 rate juga.. jangan lupa mampir ya ke ceritaku
TERJEBAK PERNIKAHAN SMA
makasih 🙏🙏
2020-12-03
0
Mairaa
nyimak thor
2020-10-09
0
BELVA
bawa 3 jempol
2020-10-04
0