Mayra sudah memasak menu sebisanya sore ini. Nasi tinggal pencet pada penanak nasi dan lauknya ia pilih tumis bakso yang resepnya ia contek pada google dengan sambal terasi. Beberapa kali ia harus mencicipi masakannya dan selalu dirasa kurang sedap. Hingga berapa kali juga ia harus menambah lagi dan lagi bumbu ini dan itu. Dan pada akhirnya ia mendapatkan rasa yang lumayan enak, menurutnya.
Tiap jam tiga sore, Anggun tidur. Dan Azka biasa sampai rumah pukul lima. Mayra sudah mandi, dandan cantik, siap untuk menyambut suaminya datang. Ia pandang jam pada dinding kamarnya, masih ada waktu satu jam lagi untuk suaminya sampai rumah. Mayra mengambil ponsel dan membuka laman sosial media yang berlogo biru miliknya.
Matanya langsung tertuju pada deretan akun yang mengiriminya permintaan teman.
RENDRA HERMAWAN. Nama itu muncul pada deretan paling atas. Mayra lihat durasi waktu di samping nama Rendra.
Satu jam lalu. Tanpa pikir panjang, Mayra langsung menekan tombol 'confirm'.
Mayra beralih pada beranda akun facebooknya. Menggulirnya dari atas sampai bawah. Melihat-lihat akun teman yang menjual berbagai macam kebutuhan hidup. Mulai dari pakaian hingga jajanan serba rupa.
Kling.
Satu pesan masuk pada facebook Mayra.
📩'Terimakasih yaa sudah di confirm.'
Rendra langsung mengiriminya pesan. Mayra mengabaikan pesan itu tanpa membacanya.
***
"Waaaah, sepertinya enak nih." Azka bersiap duduk di kursi meja makan yang melingkar di ruang makan rumahnya itu.
"Hehe. Hanya tumis bakso, Yank. Tidak apa-apa, ya?" Mayra mengambilkan suaminya nasi dan tumis bakso buatannya. Azka siap mencicipi.
"Hm, hm, hmmmm." Azka mulai mengunyah.
Mayra memerhatikan suaminya, bersiap menerima komentar.
"Hm, hm, hmmmm." Azka senyum menggoda.
"Ih kamu ya. Ham hem ham hem terus ih. Rasanya bagaimana?"
Mayra menarik lengan baju suaminya. Azka tertawa puas. Dia paling suka melihat ekspresi istrinya kalau sedang gemas. Lucu, tapi tetap cantik.
"Enak, Yaaaaank. Nyam nyam nyaaaam. Tapi ...."
"Apa??"
"Kurang asin sedikiiiit, hehe." Azka berkomentar jujur.
"Hahaha. Iya, Yank? Soalnya tadi rasanya kurang pas terus. Awalnya kurang asin, jadi aku tambahkan garam kan? Eeeh setelah itu malah keasinan. Jadi ya sudah, tadi aku tambahkan air lagi. Eeeh malah jadi begitu rasanya. Tapi kalau tanpa nasi, asinnya jadi pas kok, Yank."
Penjelasan Mayra malah membuat Azka semakin gemas. Ia pandangi istrinya lekat.
"Kesini, Yank! Aku mau membisikkan sesuatu." Azka meminta istrinya mendekat.
"Apa?" Mayra menyerahkan telinganya.
CUP.
Satu ciuman mendarat pada pipi kiri Mayra.
"Makasih sayang, yaa," ucap Azka bahagia, pupil matanya membesar.
CUP.
Mayra balik mencium pipi suaminya.
"Sama-samaaaa. Ayo makan lagi, cepat habiskan, Yank!"
***
"Pappah, pappah." Anggun menyodorkan bonekanya pada Azka. Azka menerimanya sambil langsung menjadikan boneka itu sebagai Mayra.
"Anggun cantik, tidur yuk sayang. Sudah malam ini," Suara Azka dibuat-buat menirukan suara istrinya.
Puk puk puk. Anggun menepuk-nepuk bonekanya.
Mayra dari dapur tersenyum sembari membawa satu cangkir teh di tangannya. Bi Marni_asisten rumah tangga Mayra, hanya bekerja sampai sore di rumah majikannya itu. Sore sampai malam, Mayra dan Azkalah yang mengurus segala keperluan rumah sendiri. Jika lapar tengah malam, Azka hanya perlu berjalan keluar komplek untuk mendapatkan berbagai macam makanan dari yang ringan sampai yang membuat perut kenyang.
"Minum dulu, Yank. Biar Anggun bersamaku." Mayra meletakkan teh buatannya pada meja dan berlalu menghampiri putrinya.
"Sayang, tidur yuk. Sudah jam sembilan ini." Mayra mengambil alih Anggun. Digendongnya Anggun dalam dekapannya.
"Mwah, mwah."
Anggun yang berpipi chuby dan bermata bulat itu menciumi mamahnya manja.
"Papah juga ikutan ah. Mwah."
Satu kecupan mendarat di pipi mamah muda yang cantik itu. Anggun tertawa. Azka mencibirkan bibirnya pada Anggun seolah berkata, 'Papah juga tidak mau kalah.' Mayra tertawa menepuk lengan suaminya.
"Sudah, diminum dulu tehnya. Aku antar Anggun tidur dulu yaa."
Di kamar, Mayra menina bobokan putri kesayangannya. Dilihatnya mata Anggun mulai sayup-sayup mengatup. Anak ini memang sudah mengantuk. Tak butuh waktu lama, Anggun sudah terlelap.
Mayra meninggalkan kamar dan menuju ruang tengah.
"Bagaimana tadi di rumah sakit?" Mayra duduk di samping suaminya.
"Hari ini lumayan lenggang. Syukurlah kalau pasien sedikit. Tandanya mereka sehat."
Azka merangkulkan tangan pada bahu wanita disampingnya, mencium kepalanya lembut.
"Kok wangi Anggun sih?" Azka protes karena wangi rambut istrinya sama dengan Anggun.
"Hahaha. Tadi aku pakai shamponya Anggun. Rasa stroberi. Jangan bilang-bilang yaa." Mayra mencubit perut suaminya.
"Gemas kamu tuh yaa. Hahaha."
Keduanya tertawa terbahak.
***
Kling.
📩 'Sudah tidur?'
Satu pesan dari nomor tak dikenal masuk pada pesan whatsApp Mayra saat ia dan suaminya tengah tertidur pulas.
Di sana, orang yang mengirimi Mayra pesan menghela napas. Sudah satu jam berlalu, namun pesan yang dikirimnya belum juga bercentang biru.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 100 Episodes
Comments
M͠erry
Kbayang khidupan mayra yg bhagia... semngat terus nulisnya Thor
2020-10-15
0
Mairaa
hemm... kehidupan Mayra di sini sudah terlihat bahagia, tapi org ketiga mau muncul sebagai pebinor...
2020-10-09
0
Yani SNA
berasa ngingat masa lalu 🤣 sms dr tmn kantor pas udh bobo 🤭 lanjut thor
2020-10-03
0