📞 "Halo, benar ini dengan Griya Cantika?"
Suara wanita diseberang terdengar lewat telepon. Lina yang siang itu sedang memegang ponsel khusus milik Griyalah yang mengangkatnya. Griya Cantika mencantumkan nomor telepon rumah dan juga nomor ponsel khusus untuk para client yang hendak memakai jasanya pada selebaran, baliho, dan juga papan yang menggantung di gerbang depan.
📞 "Iya, benar. Ada yang bisa dibantu?" Lina menjawab ramah.
📞 "Halo, Mbak. Kenalkan saya Risa. Rencananya saya ingin lihat-lihat contoh dekor atau foto-foto untuk prewedding, bisa?"
📞 "Oh tentu bisa, Mbak. Mbak Risa bisa datang langsung saja ke Griya kami. Nanti mbak Risa bisa lihat contoh foto-fotonya dari kumpulan album kami."
📞 "Oh oke kalau begitu, Mbak. Nanti besok-besok saya mampir yaa."
📞 "Baik, mbak Risa. Kami tunggu kedatangannya."
Telepon di tutup.
Rendra menghampiri Lina yang sudah selesai bertelepon dan duduk seorang diri.
"Makan, yuk!" ajak Rendra.
Lina tertegun. Lelaki yang ditaksirnya mengajaknya makan?
"Di mana?" Lina menjawab santai padahal hatinya berdebar lembut.
"Warung depan saja, yuk! Saya ingin makan soto."
"Traktir??" Lina menggoda.
"Jelas dong. Ayo!"
Keduanya berjalan menuju warung soto di seberang jalan Griya Cantika.
Sampai di sana, Rendra memesan soto yang dari kemarin dia ingini, dan Lina memesan ketoprak super pedas.
Warung itu dinamakan WL (Warung Lontong), karena memang di sana menyediakan berbagai macam makanan dengan bahan dasar lontong dengan segala macam lauknya. Ada soto, ketoprak, lontong dengan sate, empal daging, sambal hati, dan masih banyak masakan menggugah selera lainnya.
Belum juga pesanan selesai di buat, ponsel Lina berdering. Mayra menelepon.
📞 "Iya, May?" Lina langsung mengangkat telepon dari temannya itu.
📞 "Kamu di mana? Di sini hanya ada Rudi dan Anto saja," protes Mayra yang kehilangan Lina di jam makan siangnya.
Lina terdiam sebentar. Dia bingung harus memberitahu Mayra atau tidak bahwa dia sekarang ada di Warung Lontong, bersama Rendra. Ini adalah kesempatan langkanya bisa makan berdua dengan lelaki di depannya. Namun jika harus berbohong, dia harus berkata apa? Dan yang pastinya jika berbohong, dia akan malu pada Rendra yang jelas mendengar percakapannya.
📞 "Aku di WL nih." Akhirnya Lina memutuskan jujur.
📞 "Oh oke. Aku kesana ya."
Telepon di tutup.
Dari dalam Warung Lontong, Rendra melihat Mayra hendak menyebrang. Ia tahu wanita yang ditaksirnya itu akan kesana. Rendra menunduk dan memakan soto pesanannya yang baru datang.
Sampai di Warung, Mayra terkejut karena ternyata ada Rendra di sana. Namun dia bersikap biasa saja karena ada Lina. Temannya itu belum tahu tentang hubungan yang terjadi antara kedua temannya itu.
"Waah sudah pada makan, ya."
Mayra duduk di samping Lina. Dia segera memesan lontong dengan empal daging. Tak lama pesanan Mayra datang. Mereka bertiga makan dengan lahap. Sepanjang waktu makan, Rendra hanya diam tak seperti biasanya.
***
Sudah pukul lima sore, semua pegawai Griya sudah pulang, terkecuali Rendra dan Mayra. Mayra memang setiap harinya hampir selalu jadi orang terakhir yang keluar dari Griya. Sementara Rendra pulang terlambat sore itu karena harus menyiapkan peralatan untuk pemotretan besok. Besok pagi-pagi buta dia dan crew ada pemotretan prewedding di pantai karena ingin menangkap siluet di balik sunrise sesuai permintaan client.
"Ada apa denganmu?" Suara Mayra mengagetkan Rendra yang sedang asik membersihkan lensa kamera.
"Ada apa, apanya?" Lelaki itu menjawab sambil terus melanjutkan pekerjaannya setelah melirik Mayra sebentar.
"Tadi saat di WL, kamu diam saja."
"Oh, tidak apa."
"Kamu marah karena mawarnya saya buang?"
Mendengar ucapan wanita yang duduk di kursi yang jaraknya 2 meter dari tempatnya berdiri itu, Rendra menghentikan pekerjaannya.
"Mawar? Haha, ternyata bukan saya saja ya yang naksir kamu?"
Rendra menggelengkan kepalanya sambil tersenyum sinis. Dia tak menyangka ada pria lain yang lebih nekat menyukai wanita yang ditaksirnya itu. Sampai bawa-bawa mawar segala?
"Maksud kamu?" Kali ini Mayra yang mengernyitkan dahinya bingung mendengar perkataan Rendra.
"Iya, saya memang marah padamu. Tapi apa pun soal mawar, itu bukan saya."
Mayra bangun dari duduknya dan berjalan mendekati Rendra. Kini ia telah berdiri di samping lelaki dengan celana jeans panjang dan kaos abu polos.
"Maksud kamu apa? Kamu kan yang selama ini suka whatsApp dan kirim mawar ke rumah?"
Rendra menatap wanita di depannya dan menggeleng pasti, "bukan."
Mendengar jawaban Rendra, wanita yang rambut pendeknya diikat setengah itu segera membuka ponsel dan mencari pesan dengan nama kontak 'Bocah'. Ia menunjukkan ponselnya pada Rendra.
"Lihat. Baca!! Ini dari kamu kan?"
Rendra menatap layar itu sekilas. Di sana tertulis nama 'Bocah'. Rendra akhirnya ikut mengambil ponsel dari saku celananya, dan mencari kontak Mayra di dalamnya.
Ketemu.
Rendra segera menekan tombol telepon di layar ponselnya dan menelepon nomor Mayra.
Ponsel Mayra berdering. Di layar ponselnya muncul 12 digit angka yang tak di kenalnya.
"See?? Saya bukan 'BOCAH' yang kamu maksud." Rendra menjelaskan dengan memberi tekanan pada kata 'bocah'. Ada rasa kecewa yang terlihat dari sorot matanya.
Mayra diam.
"Bohong!! Bisa saja kan kamu pakai nomor lain untuk kirim semua pesan ini, kan?"
"No, May. Walau saya BOCAH, tapi saya tidak sebocah yang kamu bayangkan."
Rendra tambah kecewa. Ia hendak pergi keluar ruangan meninggalkan Mayra. Namun tangan wanita itu menangkap ujung kemejanya cepat.
"Wait!! Kalau ini bukan kamu, lalu siapa?" Mayra benar-benar bingung sekarang.
Rendra melepaskan tangan Mayra dari bajunya.
"Yang jelas itu bukan saya. Jaga diri baik-baik, May. Siapa pun orang yang belum mengenal kamu, pasti mengira kamu adalah gadis muda yang sedang ranum-ranumnya. Jadi please, hati-hati dengan kelebihan kamu itu. Jaga hati suami kamu!"
Deg.
Mayra terkesima dengan ucapan Rendra. Ia setuju, lelaki di depannya itu ternyata memang bukan 'bocah' seperti julukan yang ia beri padanya.
"Kamu .. tahu???" Mayra bertanya ragu.
"Iya, awalnya saya memang suka kamu. Kamu baik, lucu, cantik. Siapa yang tak tertarik? Tapi setelah tahu kamu sebenarnya, saya bisa apa?"
Mayra diam.
"Saya kecewa karena kamu tidak cepat jujur waktu itu. Kamu mengatakan tidak punya pacar? Haha, ternyata...."
"Memang!! Aku memang jujur kan? Kamu tanya pacar. Dan memang aku tidak punya pacar...."
"Iya. Tapi punya suami, begitu maksudmu?"
Rendra menatap mata wanita di depannya. Rendra sebenarnya sudah terlanjur sangat menyukai wanita itu. Tapi kenyataan yang ada sungguh di luar dugaannya. Mayra, wanita muda, cantik dan enerjik itu ternyata telah bersuami dan memiliki seorang balita.
Mayra diam. Dia melepaskan tangan Rendra. Keduanya mematung berhadapan.
Rendra menatap Mayra yang tertunduk. Dia yakin, wanita di depannya itu juga tertarik padanya walau hanya sedikit. Andai Mayra masih sendiri, mungkin ....
"Mengapa nomor itu kamu beri nama 'Bocah'?"
Rendra menyelidik. Walau nomor itu bukan miliknya, namun wanita yang ditaksirnya itu mengira nomor itu adalah dirinya. Tandanya, nama 'Bocah' itu memang tertuju padanya. Dan pasti bukan tanpa alasan Mayra menyimpan nomor itu dengan sebutan 'Bocah'.
Mayra tidak menjawab. Dia masih diam menunduk.
"Kalau itu benar saya, tega sekali kamu menganggap saya hanya seorang bocah?"
...
"Yaa, umur saya memang di bawah kamu. Tapi kamu belum tahu saya kan?"
...
"Asal kamu tahu May. Setiap lelaki punya sisi kebocahannya masing-masing. Termasuk mereka yang sudah berumur seabad sekali pun. Jadi kamu tidak bisa seenaknya menilai orang yang usianya di bawah kamu sebagai b-o-c-a-h!!"
Ucapan Rendra membuat Mayra menatapnya. Mata mereka beradu.
Di luar, suara mesin mobil terdengar. Rendra melongok dari jendela. Di lihatnya pria yang tak asing di matanya turun dari mobil. Ia segera meninggalkan Mayra dan keluar dari Griya. Di depan Griya, dia berpapasan dengan lelaki itu. Lelaki itu menundukkan kepalanya menyapa, dan Rendra membalas.
Lelaki dengan kemeja babypink itu masuk Griya tanpa permisi. Di lihatnya Mayra masih berdiri di tempatnya.
"Yank? Are you Ok?" Azka mengusap air yang membasahi pipi istrinya itu. Mayra segera memeluk tubuh suaminya erat.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 100 Episodes
Comments
Mairaa
tuh kan..... gak jujur dr awal sih.. akhirnya ada yang tersakiti...
2020-10-12
2
Yani SNA
mmhh seruu... lanjutkaan
2020-10-03
1
🐝⃞⃟⃝𝕾𝕳Simple Hayati
boom like 5 episod untukmu thor, nanti aku mampir lagi
ditunggu feedbacknya
2020-09-27
1