Peringatan : (Dalam episode kali ini, terdapat deskripsi adegan yang tidak boleh ditiru dan dipertanyakan moralnya. Harap pembaca bijak! Karena ini hanyalah fiksi, dan sebagian kenyataannya mungkin berbeda dari semua yang dideskripsikan disini!)
Aku tidak percaya ini, tapi aku akan membantu si gila supaya besoknya aku bisa mengambil gajiku. Aku sudah menelepon boss, bahwa aku akan ijin sakit hari ini tapi besoknya akan pergi bekerja seperti biasa. Tapi sepertinya dia tidak peduli sama sekali, karena dia mengijinkanku untuk tidak masuk dengan alasan sakit bahkan sampai hari kiamat datang.
Sepertinya ini alasan mengapa tidak ada yang melamar kerja disana kecuali aku dan orang itu. Yah bagus si, meski si boss adalah orang yang br*ngs*k tapi gajinya luar biasa bahkan hanya untuk sebuah pekerjaan magang seperti ini.
"Ok pertama, bagaimana aku menghampiri orang gila itu?" Tanyaku dalam hati
Meski aku bisa menggerakan tubuhku sekarang, tapi rasanya masih tetap sakit. Jika saja meteor kemarin tidak jatuh kearah sini, sepertinya aku tidak berakhir seperti ini. Ngomong - ngomong soal meteor aku heran kenapa tiba tiba benda seperti itu jatuh ke bumi. Aku hanya takut perkiraanku salah, tapi sepertinya kedatangan makhluk yang dicari oleh orang gila itu berhubungan dengan meteor kemarin. Apalagi aku tahu benar benda itu bisa digunakan untuk tumpangan makhluk sepertiku. Ugh, aku memiliki firasat buruk bahwa meteor kemarin memang benar-benar membawa makhluk yang berbahaya. Sepertinya akhir akhir ini aku selalu mendapat kesialan. Mulai dari perekrutan yang gila, hampir menjadi kelinci percobaan dan meteor kemarin.
Dulu sekali aku tidak pernah mendapat masalah karena tidak mencolok sama sekali. Sekarang pun aku tidak pernah mencolok, kecuali bagian ketika aku melenyapkan seseorang dari eksistensi sih. Tapi tetap saja meski sekarang pun aku hidup tidak mencolok, kejadian aneh seperti ini selalu muncul.
Mengingatkanku dulu, ketika aku ditipu oleh seseorang dan malah berakhir masuk ke dalam peristiwa yang seharusnya tidak pernah terjadi di sejarah umat manusia. Waktu itu pun hampir sama seperti sekarang, aku hampir diburu mati oleh manusia. Untungnya saja, dulu mereka tidak memiliki senjata jarak jauh yang mematikan seperti pada abad ini.
Aku jamin benda itu sangat menyakitkan jika tubuhmu pernah terkena satu. Aku yakin dengan kepintaran yang dimiliki si gila itu, dia bisa saja merakit alat tersebut. Namun memberinya ide gila hanya akan membuat situasiku menjadi lebih buruk dari sebelumnya. Aku yakin jika dia memang benar benar membuatnya, aku tidak hanya akan mendapatkan jari tengah lagi jika aku menolak tawarannya.
Aku segera beranjak dari kasurku, memaksa kedua kakiku untuk berjalan meski rasanya sangat sakit. Keluar dari kamar, aku segera mencari keberadaannya. Rumah itu sangat sepi, ketika tidak sedang masa berlibur. Limi sedang bersekolah dan si tua itu mungkin sedang belanja atau pergi entah kemana. Aku yakin dia sedang pergi membeli koran atau berita semacamnya karena dia pikir membacanya lewat internet akan membuat matanya sakit.
Melewati ruang utama yang sepi, rasanya ingin melanjutkan episode dua kemarin yang belum sempat kutonton. Namun, prioritasku tetap bekerja duluan sebelum menonton. Mungkin nanti saja aku akan menontonnya hingga tamat.
Keluar dari rumah, aku bergegas ke arah basement. Untungnya si gila jarang meninggalkan tempat tinggalnya. Sesampainya di depan pintu depan, aku membukanya dan mencoba turun ke bawah. Namun, tiba tiba ada seseorang yang menepuk pundakku dari belakang.
"Heh, napain kau kesini? Bukannya kemarin kau sudah menolaknya mentah mentah?" katanya dengan tatapan sinis
"Yah.... Setelah berpikir berkali kali, mungkin kau benar! Jika kita tidak menemukan makhluk itu, sepertinya nantinya aku-"
"KITA!" katanya tegas
...
"Ya.... nanti kita akan kerepotan.."
Aku lupa dia sangat narsis. Setiap kali berbicara tentang hal keterlibatan, dia selalu mengaku bahwa dirinya terlibat juga. Sepertinya aku harus terbiasa ketika saat dia akan memotong pembicaraan orang lain.
Ketika aku mengatakan itu, reflek ia memasang wajah bahagia yang sedikit mengerikan. Lalu, seperti aku teman lamanya, ia memukul pundakku dan cepat cepat menarikku ke dalam basement.
*Sesampainya di dalam basement*
Aku baru pertama kali masuk kesini. Tapi rasanya sangat mengerikan. Tempat ini begitu luas, tidak bisa kudeskripsikan luasnya. Banyak sekali catatan penelitian berserakan dimana mana. Ada beberapa tanaman rambat yang tumbuh di atap. Peralatan bedah, yang bersimbah darah, dan tidak lupa dengan 'tempat tidur' yang akan digunakannya untuk mempraktekan aksi kejamnya itu. Dan hal yang mungkin tidak pernah kulupakan adalah bau yang sangat menyengat dari semua kantong plastik yang dia letakkan di pojok. Sepertinya, aku akhirnya benar- benar tahu para preman itu berakhir di mana.
Setelah membuatku melihat kearah sekitar, dia tertawa gila dan mengatakan padaku bahwa pengorbanan para manusia inilah asal uang yang dia dapatkan untuk membeli semua barang di rumah. Secara singkat, dia menjual org*n manusia di pasar gelap. Aku bahkan tidak perlu ragu lagi bahwa dia memang orang yang gila. Meski aku pernah membunuh satu demi kabur, sepertinya aku tidak lebih kejam dari dia.
" Jadi apa yang terjadi pada mereka, sehingga berakhir di kantong?" tanyaku penasaran
.
.
Ketika aku bertanya hal itu, ia melirik kearahku dan kelihatan antusias menjawabnya.
"Oh .. Oh pertanyaan bagus" katanya singkat
" Kemarin aku menemukan mereka sedang berkumpul di gang depan sana "
" Awalnya targetku adalah para orang orang yang masih muda! karena daging mereka sangat laku dijual disana!"
Intinyanya, dia mengatakan kepadaku bahwa preman itu juga menganggunya dan ya kejutan, dia menusuk mereka dengan tanaman beracun lalu membawa mereka kedalam sini semua. Ia lalu mulai menyiksa satu persatu dari mereka, supaya ia bisa membaca pikiran mereka masing masing. Ya, intinya aku tidak perlu tahu deskripsi tentang bagaimana ia menyiksa mereka. Begitu ia menggenggam sebuah skalpel* dengan bola mata yang masih menyangkut disana, aku sudah bisa menggambarkan apa yang ia lakukan sehingga mereka bisa berteriak kesakitan begitu kencang minggu lalu.
"Oh"... Aku hanya menanggapinya singkat
Untungnya dia tidak dendam kepadaku si. Jika iya, aku akan berakhir di meja operasi yang sama seperti para korbannya. Akhirnya setelah basa basi, dia mengatakan tujuan awalnya kepadaku.
" Baik aku tidak perlu menjelaskannya lagi, seperti kataku kemarin-"
Aku sudah bersiap untuk mengungkap semua kegilaan ini dan mendapat serum itu, sampai sampai aku tidak mendengar kelanjutan rencananya. Seperti membaca pikiranku, dia melirik kearahku marah dan berkata
" Ya benar, sebelum makhluk apapun itu menganggu kehidupan kita, maka ketika aku mengungkapnya, akan kubawa dia kedalam sini dan kusiksa dia sampai mendapatkan informasi yang bisa kucerna tanpa perlu melakukan prosedur yang sama sepertimu!"
katanya sambil menyipitkan kedua matanya, melirik ke arahku dengan tidak puas.
Terlihat jelas dia masih dendam kepadaku karena memberikan jawaban aneh ketika waktu itu diinterogasi. Bukan salahku, jika tubuh manusia ini perlu membuang sisa metabolisme hasil pencernaan mereka. Dulu seingatku ketika masih di tubuh asli, aku bahkan tidak pernah melakukan hal seperti itu.
"Ya karena di tubuh asli, kau tidak mempunyai organ pencernaan..." potongnya yang masih bisa membaca pikiranku
Mendengar fakta itu, sepertinya menjelaskan dia benar benar mengamati tubuhku dari kejauhan. Merinding, aku menjauh sedikit darinya.
" Ok, tadi aku sampai mana?"
...
" Oh ya benar, aku ingin mengatakan padamu bahwa kau telat! Aku sudah menemukan identitas makhluk itu kemarin-"
...
Lalu kenapa dia repot repot mengajakku kesini. Orang gila ini bisa saja mengatakan itu padaku di atas sana seperti orang normal
.
.
"Wow.... " kataku sudah kesal
" Tunggu aku belum selesai berbicara, aku sudah pernah bilang dia berbahaya kan?"
Aku mengangguk singkat.
" Dan benar saja pelakunya sangat tidak terduga!Dia memang bukan salah satu dari kita, tapi dia salah satu dari kita!"
"Hah?!" kataku pusing dengan perkataan blak blakannya
.
.
"Lupakan... nanti kamu juga akan tahu"
"Ok lalu? Bagaimana sekarang? Tanyaku serius
" Sesuai perkiraanku dia tidak akan menampakan dirinya jika kita berada disini."
" Hei Cyan.."
" Hmm?" kataku sedikit terkejut karena dia menyebut namaku
" Kemas barangmu, kita akan pergi liburan ke laut!"
.
.
.
....
"HAH?!" kataku kaget setelah mencerna perkataannya
.
.
.
Bersambung~
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 48 Episodes
Comments