Begitu membuka pintu, aku segera meletakan tas dan sepatuku di rak usang belakang pintu. Sampai di ruang utama, aku melihat seseorang yang asik menonton acara tv di dini hari. Acara tersebut hanya berwarna hitam putih karena hanya bermodalkan tv jadul. Meski begitu, ia tetap terlihat asik menonton acara kesukaannya. Aku segera membalikkan badanku dan bergegas menuju kamar mandi untuk segera membersihkan diri lalu segera tidur.
Tidak lama membalikkan badan, terdengar suara orang tersebut menyapaku dengan ramah.
"Cyan, selamat pagi, aku sudah menunggumu dari tadi"
Sebenarnya aku tidak menyuruhnya untuk menungguku sampai rumah karena aku pulang pagi, tapi terkadang dia bersih keras untuk tetap terjaga hingga dini hari.
Di rumah ini dialah yang paling baik.
"Oh ya, jika kau ingin mandi jangan lupa mengambil teko di dapur. aku sudah memasakan air hangat untukmu" celetuknya sekali lagi
" ah ya, makasih" kataku yang sudah sangat kecapean
Selesai mandi, aku bergegas masuk ke kamar, tanpa perlu basa basi aku mengganti pakaianku dan segera menempel di matras kasur. Kuakui meskipun ini terlihat reyot, ternyata dia sangat ahli dalam membuat perabotan rumah tangga dengan sederhana.
Tidak lama, aku sudah menutup kedua mataku bersiap untuk tidur.
.
.
.
Aku... Tidak bisa tertidur. Padahal ini sudah lewat dari pukul 4 pagi dan mataku masih saja terbuka lebar. Karena tidak ada tanda - tanda mengantuk sama sekali dari tadi, membuatku sedikit frustasi. Fantastis... Aku harus berterimakasih kepada boss dan rekan kerjaku karena sudah merusak jadwal tidurku. Setiap hari aku hanya bisa tidur kurang lebih 4 jam saja, berangkat pukul enam pagi dan selesai pukul 4 sore. Sepertinya hal ini membuatku mengidap Insomnia. Meski mencoba menutup kedua kelopak mataku untuk tidur, tetap saja nihil. Padahal seluruh tubuhku sudah nyeri meronta ronta untuk segera diistirahatkan.
Karena tidak bisa tidur sama sekali, kuputuskan untuk beranjak menuju dapur. Kuangkat tubuhku yang terasa berat, kupaksa kakiku yang nyeri untuk berdiri, kupapah kedua tanganku yang mengantuk dan berjalan. Tidak kupedulikan suara teriakan tubuhku yang memang sudah sampai batasnya.
Kulihat di ruang utama, dia sudah tertidur dengan pulas, sepertinya kecapean. Dia selalu memaksakan dirinya, padahal satupun dari kami tidak pernah memintanya. Aku kembali berjalan ke arah dapur perlahan agar tidak mengganggu yang lainnya juga.
.
.
.
Sampai disana, dengan tubuh tertatih tatih. Aku segera masak air hangat di teko yang sama untuk minum. Aku lupa untuk membeli susu jahe sachet di angkringan sekitar. Ya sudahlah toh aku sudah sangat kecapean, air hangat sudah cukup menurutku. Sambil menunggu matangnya air, aku membuka kulkas di sisi lain dapur. Kulihat di dalam ada sayuran yang sudah loyo dan sisa sambal kemarin yang belum dihabiskan. Berhubung besok dia akan masak ikan teri, aku akan makan menggunakan sambal ini.
"Hei... Belum tidur?" tiba tiba seseorang memecah keheningan di dapur
Wah, panjang umurnya aku baru saja membicarakannya. Selain yang barusan menonton tadi, ada orang lain yang tinggal juga di rumah ini. Anak ini ditemukan oleh orang gila itu sebulan yang lalu. Awalnya aku sangat keberatan, karena rumah ini akan semakin sempit. Tidak mendengarkan masukanku seperti biasa, dia sangat bersih keras untuk membiarkan anak ini tinggal bersama.
"Aku ga bisa tidur" kataku datar
"yah kau memang selalu begitu, kenapa tidak sekalian ke rumah sakit, supaya aku bisa tidur di kamarmu" celetuknya dengan nada mengejek
Anak ini aneh, saat dulu pertama tinggal di rumah sikapnya masih pendiam. Bukan seperti anak anak sebayanya yang biasanya lebih memilih bermain, dia menghabiskan waktu untuk membersihkan rumah dan masak makanan. Biasanya dia akan terlihat tertidur di ruang utama dengan suara mendengkur yang menyebalkan. Rasanya aku bukan melihat seorang anak kecil, melainkan seorang pria paruh baya yang terjebak di dalam tubuh anak kecil. Tepat saat itu, teko bersiul mengeluarkan nada khasnya ketika sudah mendidih.
Tanpa melihat kondisi, ia terus berbicara kepadaku. Aku memilih untuk tidak mendengarkannya sama sekali karena kepalaku sudah sakit memikirkan semua pekerjaan tadi.
Hendak meminum air hangat, dia menepukku sedikit keras dan bertanya terus tentang harga bumbu dapur dan bawang yang sedang melonjak naik di pasar. Hal itu membuatku tersedak dan segera menegurnya dengan tegas. Dia hanya menerimanya sementara dan kemudian menggerutu keluar dari dapur.
Tidak banyak bicara, aku segera mencari kain lalu membersihkan wajah dan pakaianku yang terkena air.
.
.
.
Ingatkan padaku, bahwa anak itu hampir mirip seperti orang gila itu. Mereka sama sama tidak berhenti bicara hal yang aneh terus terusan.
.
.
("Dasar aneh") gerutuku masih kesal sembari meneguk habis air putih tersebut.
Pagi itu kujalani dengan kembalinya diriku ke kamar dan mengistirahatkan tubuhku.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 48 Episodes
Comments
Adam
Yang semangat Thor. Ayo sama-sama berjuang!
2023-12-28
2
Gatita✨♥️😺
Ceritanya seru banget, jangan biarkan aku dilema menanti update 😭
2023-12-11
2