Mendengar jawaban tersebut, sontak ia hanya tertawa bagaikan orang gila. Tak lama kemudian, ia memecahkan kaca jendela di ruanganku dan keluar lewat sana. Sebelum pergi, ia melihat kearahku lagi dan memberikanku.... sebuah jari tengah.
Sepertinya dia benar benar kesal. Aku tidak terlalu marah si, setidaknya dia harus sadar, bahwa dunia tidak akan selalu berputar di sekelilingnya terus. Aku khawatir , jika nantinya tidak memiliki opsi lain dia akan meminta Limi untuk membantunya seperti waktu itu.
Mengingatkanku kembali ketika dia meminta Limi untuk menangkap- merekrutku untuk tinggal disini, agar si gila itu bisa mengawasiku lebih dekat, saat itulah aku baru mengenal mereka berdua.
Aku masih mengingatnya dengan jelas, betapa menegangkan sekali waktu itu, ketika bertemu dengannya untuk pertama kali.
.
.
*Flashback 3 tahun lalu*
Waktu itu seperti biasa, aku menghabiskan waktuku bekerja. Paginya, hari dimulai dengan tugasku menata berbagai macam produk makanan di rak. Kemudian kulanjutkan menata minuman kedalam mesin pendingin satu persatu. Semua kegiatan itu selesai bertepatan dengan jadwal bukanya minimarket. Aku membalikkan papan tutup menjadi buka. Setelah itu, aku bergegas masuk ke dalam kounter kasir dan bersiap untuk bekerja.
Seperti biasa, minimarket masih sepi pada waktu itu. Aku memainkan jemariku di atas kounter sambil melirik ke arah jalan raya. Terlihat ramai sekali diluar sana, terlihat banyaknya anak-anak yang mengenakan seragam rapi, yang jika tidak salah, digunakan ke sebuah tempat bernama 'sekolah'.
Aku tahu nama tempat itu dari dulu. Yang masih kupertanyakan dari sekarang adalah bagaimana konsep dari sekolah itu sendiri.
Mengapa mereka membawa tas besar berisi buku - buku?
Apa yang mereka lakukan disana?
Apakah sekolah menyenangkan ?
Dari semua tempat yang kukunjungi dulu, aku paling penasaran dengan sekolah. Sayangnya, aku tidak masuk ke dalam sana apabila aku bukan seorang pelajar atau staff yang bekerja disana. Tidak salah juga si, perawakan tubuh ini terlihat terlalu tua jika dibandingkan dengan semua anak anak yang masuk kesana.
Semua pikiran itu seketika membuatku sangat haus. Ketika aku membalikkan badanku sebentar untuk minum, tiba tiba terdengar suara pintu depan terbuka. Itu adalah Limi. Pertama kali bertemu saat itu, aku melihatnya menggunakan seragam yang biasanya digunakan untuk masuk ke sekolah. Sepertinya dia pelajar disana.
Awalnya dia adalah pelanggan normal seperti yang biasa kulayani, namun lama kelamaan gerak geriknya aneh. Dia pergi berjalan dari rak makanan ke rak makanan lainnya. Aku sadar betul meskipun dia berusaha menutupinya, aku tahu dia dari tadi memperhatikan terus. Terlihat jelas, bahwa ia sedang memperhatikanku.
Aku hanya berpikir bahwa dia hanyalah pelanggan aneh lain lagi, jadi tidak kuhiraukan sama sekali. Aku kembali melirik ke arah jalan raya, tidak memperhatikan sekitarku lagi.
"Permisi..."
Aku terkejut seketika, suara itu begitu dekat sehingga membuyarkan lamunanku.
Dengan cepat, aku segera memindai barcode.
"Totalnya, jadi 24,000 ribu, apakah ada tambahan?"
Tiba tiba ia tersenyum yang entah mengapa malah mengingatkanku pada si gila. Ia lalu bertanya dengan antuasias.
" Ada... apakah kamu ingin bergabung dengan kami?"
Aku bingung. Terdiam di tempat, tidak tahu apa yang harus kukatakan.
" Maaf... apa maksud anda?" tanyaku berusaha menggunakan bahasa baku
" Ah maaf, aku kurang jelas ya. Kami tahu kamu bukan manusia! Kami disini datang ingin merekrutmu untuk tinggal bersama.." jawabnya santai sambil tersenyum
Pernyataan itu membuatku merinding seketika. Keringat dingin mulai keluar dari sekujur tubuhku,
aku ketahuan...
"Maaf, jika ingin bercanda sebaiknya jangan disini" kataku berusaha tenang
.
.
.
" Oh... baiklah, tunggu sebentar ya" katanya sambil mengeluarkan sebuah hape dan menelpon seseorang
"Kak jika tidak ada yang mau dibeli lagi-"
.
.
" Hmm ~, hmm iya dia menolaknya, bagaimana rencana selanjutnya?"
" Hmm?? Menculiknya? Oh baiklah "
Aku tidak salah mendengarnya kan, dia bilang ingin menculikku. S*nt1ng, aku harus pergi dari sini segera.
Aku berlari ke arah pintu belakang, namun sesuatu yang tidak terduga terjadi. Tumbuh tanaman menjalar yang lebat menutup pintu tersebut sehingga aku tidak bisa kabur.
Dia... punya kemampuan sama sepertiku. Aku dalam bahaya besar.
"Maaf ya, dia sedikit keras kepala ! Aku janji ini tidak akan lama" katanya masih berbicara dengan seseorang di telepon
Seketika, tumbuhan rambat muncul dimana mana dan semuanya menjalar kearahku. Aku berhasil menghindar dengan menunduk tepat ketika mereka ingin mengikatku. Sayangnya, dia tahu bahwa aku akan menunduk saat itu, sehingga setelah aku melakukannya, tubuhku sudah diikat oleh tanaman rambat yang sudah ia siapkan dari tadi.
"Maaf, aku benci dengan kekerasan. Tapi aku tetap terpaksa membawamu bersama" katanya terlihat kecewa
"Mhmp, mhmp..."
Aku berusaha mengeluarkan sepatah kata, namun tidak bisa. Tanaman rambat tersebut terlalu rapat menutupi mulutku.
Terpaksa, aku harus menggunakan kekuatanku waktu itu.
Dengan sigap, aku memikirkan keinginan terbesarku saat itu juga
(" Aku ingin terbebas dari jeratan tanaman ini dan lenyapkan lah semua tanaman rambat yang telah menjalar ke seluruh tempat ini!) harapku dalam hati
Rencanaku berhasil, semua tanaman rambat yang berada di tempat kerjaku lenyap tak tersisa, bahkan iapun tidak menduganya sama sekali. Ketika ia masih lengah, kutendang kakinya yang alhasil membuatnya terjatuh. Kugunakan kesempatan ini untuk lari menjauh. Aku harus mempersiapkan diri jika nantinya dia masih mengejarku. Sayangnya dengan tubuh ini, aku hanya bisa berharap sekali sehari. Membuatku kalah unggul darinya.
Benar saja tak lama dia ikut mengejarku, aku berlari ke arah kerumunan orang. Lewat percakapannya di telpon, aku paham bahwa dia tidak akan menggunakan kemampuannya untuk membahayakan orang sekitar. Setidaknya waktu itu kupikir aku masih memiliki peluang untuk menang.
Ternyata perencanaan mereka lebih matang dari yang kuduga. Memang dia tidak menggunakan tanamannya untuk melukai orang, namun entah mengapa semua hewan hewan di sekitar ikut mengejarku juga. Mulai dari kucing, ayam, bebek, bahkan tikus juga mengejarku. Alasan mengapa terdapat banyaknya hewan disana karena aku sedang berada di pasar hewan waktu pengejaran itu terjadi.
Ketika beberapa kucing mulai lompat kearahku, kulempar mereka balik ke arah berlawanan menggunakan manipulasiku.
Aku terus menepis berbagai hewan yang akan menyerangku, namun lama kelamaan energi di dalam tubuhku terkuras. Aku sudah melebihi batasku.
Entah seperti sudah takdir yang mempertemukanku dengan mereka, jalan didepanku buntu. Aku terjebak. Tidak ada pilihan lain, aku akhirnya menyerahkan diriku kepada mereka.
.
.
.
.
Bersambung....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 48 Episodes
Comments
lulimi_na
:v kucing nya sayang sm cyan kek nya
2023-12-24
1
Irishia@sus
Bahaha dikejar ayam dong
lanjut thor, kuakan tunggu updatenya
2023-12-16
1