Jade masih menahan malunya, dia terus menggigit bibir bawahnya dan membuang wajahnya dari Dustin. Padahal Dustin sama sekali tidak tertawa, tapi Jade malu sendiri.
"Kamu mau makan sesuatu?? Pengawal bilang kamu belum makan sejak sore tadi." Ujar Dustin. Jade hanya diam saja, ia terlalu malu untuk mengakui dirinya lapar.
"Tunggu di sini, hm." Ujar Dustin lalu bangun dari duduknya menuju dapur.
Jade menggetok kepalanya sendiri karena tidak bisa mengkondisikan suara perutnya yang begitu besar dan malah menyalahkan cacing di perutnya.
"Dasar cacing kurang ajar, kalian kencang sekali berteriak lapar." Gumam Jade pada perutnya. Jade bahkan menepuk perutnya dan bahkan menggaruk asal rambutnya yang tidak gatal.
Tak tahu apa yang Dustin lakukan, tiba - tiba dia muncul dengan semangkuk bubur di tangannya dan duduk di hadapan Jade. Dustin meminta chef membuatkan bubur untuk Jade sebelumnya, dan Dustin hanya tinggal memanaskannya saja di microwave.
Dengan pelan Dustin mengaduk - aduk bubur, lalu menyendok dan menyodorkannya pada Jade. Jade merasa kikuk sendiri dan berkata..
"A- aku bisa sendiri." Ujar Jade menolak halus.
"Tidak bisa, mangkuk ini panas dan kamu masih lemas jadi aku minta kamu patuh dan buka mulutmu, A.." Ujar Dustin mencoba menyuapi Jade.
Akhirnya dengan ragu - ragu dan menatap Dustin bergantian dengan menatap sendok Jade pun membuka mulutnya dan satu sendok bubur berhasil masuk. Dustin menyuapi Jade dengan teliti, bahkan jika ada bubur yang menempel di bibir Jade, Dustin akan mengusapnya dengan tangannya sendiri.
Dustin sangat suka melihat wajah Jade yang malu saat di suapi olehnya, kapan lagi bisa melihat wajah Jade seperti itu, sangat lucu dan menggemaskan seperti anak kecil. Sangat berbeda dengan Jade yang sehat dan bar - bar.
"Habis, sekarang minum obatmu lalu beristirahatlah lagi." Ujar Dustin.
Jade menjadi sangat patuh dan meminum obat yang Dustin berikan, lalu dia pun kembali merebahkan dirinya di sofa.
"Tidurlah, aku menemanimu di sini." Ujar Dustin dan Jade mengangguk.
'Kenapa dia menjadi sangat baik kepadaku akhir - akhir ini? Biasanya dia tidak banyak bicara dan bahkan jarang berada di penthouse.' Batin Jade sambil menatap Dustin.
"Tidur, Nakal.. " Ucap Dustin dan Jade manyun medengarnya. Tapi akhirnya Jade pun memejamkan matanya dengan Dustin yang duduk menemaninya di sana.
__________________
Siang harinya, Jade bangun dari tidurnya dan terkejut karena dia bangun di kamarnya, padahal semalam ia tidur di sofa.
"Astaga, apa aku di gendong kemari??" Gumam Jade bingung.
"Bodohnya kamu Jade, kenapa kamu jadi tidak siaga begini." Gumamnya pada dirinya sendiri.
Tidak mau terus merutuki dirinya akhirnya Jade beringsut dari ranjangnya dan masuk kedalam kamar mandi.
Sementara itu di tempat lain, lebih tepatnya di perusahaan Dustin. Dustin sedang duduk di meja kerjanya dan menggigit ibu jarinya sambil menatap layar tabletnya, ia sedang memonitori cctv yang berada di penthouse atau lebih tepatnya sedang menunggu pergerakan Jade di sana.
"Kenapa dia belum keluar kamar juga, apa dia demam lagi?" Gumam Dustin menjadi makin khawatir, pasalnya sekarang sudah pukul 11 siang dan Jade belum keluar dari kamarnya.
"Menyesal aku memindahkannya ke kamar, aku jadi tidak tahu dia sedang apa." Gumamnya lagi.
Dustin pikir Jade pasti akan terganggu dengan aktivitas pelayan dan pengawalnya di luar, jadi dia memindahkan Jade ke kamar agar Jade bisa beristirahat dengan tenang. Tapi sekarang justru dirinya sendiri yang menjadi tidak tenang, sebab Jade tidak kunjung terlihat di cctv nya.
"Bagaimana kalau dia demam lagi dan menangis seperti semalam." Ujar Dustin gelisah sendiri.
"Tok! Tok! Tok!" Suara pintu di ketuk dan Ben masuk kedalam.
"Tuan, meeting siang ini di undur jadi sore hari, pihak client belum mendarat." Ujar Ben, dan Dustin langsung bangun dari duduknya.
"Ayo pulang." Ujar Dustin singkat dan langsung pergi dengan langkah lebar keluar dari kantor.
'Matilah, apakah sudah terjadi sesuatu yang besar, wajah tuan sangat mengerikan.' Batin Ben.
Mereka pun sampai di penthouse dan Dustin langsung bertanya pada satu - satunya pelayan wanita yang melayani Jade di sana.
"Dimana Jade?" Tanya Dustin.
"Nona Jade belum keluar dari kamarnya, tuan." Ujar pelayan itu.
"Kenapa kau tidak menengoknya!? Ini sudah siang dan dia tidak biasanya belum keluar kamar sejak pagi, bagaimana jika terjadi sesuatu kepadanya!?" Bentak Dustin, dia marah.
"M- maaf tuan, tapi nona Jade pernah berpesan kepada saya bahwa jika dia belum keluar dari kamar, saya tidak boleh masuk dulu ke kamarnya." Ujar pelayan itu.
"Dia sedang sakit!!" Bentak Dustin, dan pelayannya langsung menutup mulutnya.
"Maaf tuan, maafkan saya, saya tidak tahu. Saya akan masuk dan mengeceknya." Ujar pelayan itu ketakutan.
"Biar aku saja." Ujar Dustin dan dia langsung masuk kedalam kamar Jade tanpa mengetuk pintu lebih dulu.
"KYYA!!!" Terdengar teriakan yang lumayan melengking.
Dustin langsung berbalik badan menghadap pintu dan menutup rapat pintu itu, sementara Jade langsung kembali menggunakan bathrobenya. Ketika Dustin masuk tadi, Jade sedang hanya menggunakan pakaian dalam saja, dan Dustin tidak sengaja melihat itu.
'Astaga..' Batin Dustin.
"Kenapa kamu masuk?!" Tanya Jade dengan panik.
"A- aku khawatir terjadi apa - apa denganmu karena kamu tidak kunjung keluar kamar. Aku pikir kamu kembali demam." Ujar Dustin menjelaskan.
"Jangan berbalik badan! Tetap seperti itu." Ujar Jade dan Dustin mengangguk - angguk panik seperti anak kecil yang sedang dimarahi ibunya.
Jade dengan buru - buru mengenakan pakaian santainya sambil tatapannya menatap kearah Dustin.
"Jangan berbalik!" Ucap Jade panik.
"Aku tahu - aku tahu." Ujar Dustin. Sampai akhirnya Jade sudah berpakaian lengkap.
"Sudah, kamu boleh berbalik badan." Ujar Jade dan Dustin pun patuh berbalik badan. Jade tampak segar dengan rambut setengah basah dan kaos polos over size berwarna abu - abu mudanya.
"Bagaimana kondisimu?" Tanya Dustin dengan gugup, masih terbayang indah tubuh Jade di kepalanya saat ini.
"Aku sudah tidak apa - apa, terimakasih." Ujar Jade, juga sedikit gugup.
Akhirnya mereka berdua keluar dan duduk di meja makan. Wajah Dustin masih sedikit memerah sementara Jade mencoba untuk terlihat netral dan seolah tidak terjadi apa - apa barusan.
'Astaga memalukan.' Batin Jade.
"Ekhem!! Bagaimana dengan tawaranku? Apakah kamu sudah memikirkannya?" Tanya Dustin mengalihkan rasa canggungnya.
"Aku akan mengurusnya sendiri, kamu tidak perlu repot - repot." Ujar Jade kembali menolak halus.
"Aku tidak merasa di repotkan. Sudah aku katakan aku adalah suamimu di mata publik, jadi perlakukan saja aku selayaknya seorang suami. Kamu boleh memanfaatkan aku, mintalah bantuan padaku jika kamu dalam kesulitan." Ujar Dustin.
"Dustin.. tidakkah penawaranmu ini sedikit berlebihan?" Ucap Jade, dan Dustin mengernyit bingung.
"Berlebihan?" Tanya Dustin.
"Kita.. Hanya suami istri pura - pura, Dustin. Kita tidak sungguhan menikah, jadi jangan berbuat begitu baik kepadaku." Ujar Jade menjelaskan.
"Dengar, terserah kamu mau menganggapku apa, tapi aku merasa bertanggung jawab juga atas dirimu. Dalam hal ini kita juga saling menguntungkan, kamu membantuku dan aku membantumu, bukankah itu imbang?" Ujar Dustin kembali meyakinkan Jade.
"Seluruh dunia sudah tahu bahwa kamu adalah istriku, jadi lakukan saja seperti itu, okay??" Ujar Dustin lagi.
Jade tampak berpikir, sejujurnya dia memang butuh bantuan karena dia memang sedang kesulitan. Orang - orang yang dia bayar tidak bekerja dengan benar, dan Jade tidak memiliki banyak waktu lagi, jika ia menerima bantuan Dustin sudah pasti akan lebih cepat terselesaikan.
Akhirnya Jade mengangguk, Dustin senang melihat itu dan dia langsung mengulurkan tangannya untuk berjabat tangan dengan Jade.
"Kita partner sekarang." Ujar Dustin, dan Jade tersenyum mendengarnya.
"Terimakasih sudah mau membantuku." Ujar Jade, dan Dustin mengangguk.
Partner adalah awal dari tumbuhnya benih - benih cinta, apakah mereka akan saling jatuh cinta setelahnya?
TO BE CONTINUED..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 56 Episodes
Comments
🍃🦂 Nurliana 🦂🍃
Gereget ih ama dustin 😌 lama bener nyatain cinta na
2024-07-10
1
Sadiah Suharti
yg di tunggu akhirnya update juga..🤭🥰
2023-12-17
1