EPS. 5. Menyerahkan bukti dan di serang.

Setelah menghabiskan akhir pekan di Vila Sierra, akhirnya kini Jade dan Dustin pulang. Jade masih tidak mengerti mengapa Dustin sedikit bersikap aneh sejak kemarin, tapi dia juga tidak bertanya.

Dustin langsung menuju ke perusahaan sementara Jade sendiri langsung datang ke rumah ayahnya. Jade datang ketika ibu tirinya sedang tidak ada, dia memiliki kesempatan untuk bicara dengan ayahnya secara empat mata.

"Dimana papa?" Tanya Jade pada pelayan.

"Tuan berada di ruang kerjanya, nona." Sahut pelayan.

"Dimana yang lain?" Tanya Jade.

"Nyonya sedang menghadiri arisan, tuan muda Logan sudah berangkat ke perusahaan dan tuan muda Liam sedang sekolah." Sahut pelayan lagi.

Jade hanya mengangguk, lalu pergi. Sedikit heran karena ibu tirinya itu menghadiri arisan pagi - pagi, tapi dia tidak ambil pusing, dia tidak tahu menahu dengan dunia wanita sosialita.

Jade berjalan masuk ke ruangan ayahnya, Derec terkejut malihat kedatangan Jade ke ruangannya tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu.

"Tidak sopan, masuk ke ruangan orang tanpa mengetuk pintu. Apa budaya luar lebih mendominasi dirimu?" Ujar Derec.

"Masuk ke ruangan ayahku sendiri pun aku harus mengetuk pintu, kah?" Sahut Jade.

Derec mendengus kesal mendengarnya, lalu berkata.. "Mau apa kau datang kemari?" Ucap Derec.

"Aku akan berkata jujur. Sebenarnya kembalinya aku ke rumah ini adalah untuk mendapatkan keadilan untuk mamaku." Ujar Jade.

Derec memihat pelipisnya, dia selalu saja emosi jika menyangkut dengan ibunya Jade.

"Kau tau pa, mamaku memintaku agar aku tidak membencimu meski aku sangat membencimu. Dia selalu mencintaimu dengan begitu besar walau papa sudah membuat luka yang teramat besar di hatinya." Ujar Jade lagi.

"Stop! Jangan membual omong kosong. Dia bahkan berselingkuh setelah pulang ke negaranya, cinta yang begitu besar yang seperti apa yang kau bicarakan?! Kamu hanya anak - anak saat itu, kamu tidak tahu kebenarannya." Sahut Derec.

Jade mengernyiykan keningnya mendengar penuturan sang ayah, apa - apaan pikirnya.. Dia yang menemani ibunya yang kesehataannya semakin lama semakin memburuk dan lumpuh hingga meninggal, dari mana datangnya kabar selingkuh.

"Selingkuh?? Dengan kondisi mamaku yang sangat lemah bahkan tidak bisa berjalan, apa dia bisa memikirkan waktu untuk selingkuh??" Ucap Jade marah.

"Mamaku lumpuh, apa papa tidak tahu?!" Ujar Jade lagi dengan nada penuh kekecewaan.

Derec terkejut mendengarnya, dia tidak lagi memperdulikan ibu kandung Jade setelah ibu kandung Jade kembali ke negaranya. Dia bahkan menceraikan ibu kandung Jade tanpa ada pengadilan sama sekali dan hanya mengirikan surat cerainya saja.

"Ibumu, lumpuh?" Tanya Derec.

"Ya, dan dia sudah meninggal.. lima tahun yang lalu." Sahut Jade. Betapa terkejutnya Derec mendengar itu, dia tidak tahu bahwa mantan istrinya sudah meninggal.

Jade mengeluarkan map cokelat dari tasnya, lalu dia meletakkannya di meja kerja Derec sambli berkata..

"Aku pulang untuk mencari keadilan untuk ibuku, aku tidak rela ibuku mati sia - sia di tangan wanita monster itu." Ujar Jade dengan penuh rasa sakit hati.

"Kebenarannya ada di dalam map itu, semoga matamu bisa terbuka setelah ini." Timpal Jade, lalu keluar dari ruangan ayahnya.

Jade duduk di meja makan setelah mengeluarkan unek - uneknya. Dia hendak minum, tapi kemudian dia menghentikan gerakan tangannya. Dia takut di dalam minuman itu mengandung racun.

Tak lama, Liam datang. Liam senang melihat Jade ada di sana, dia langsung menghampiri Jade.

"Kakak, kapan kakak datang?" Tanya Liam dengan wajah sumringah.

"Baru saja, kenapa kamu sudah pulang sekolah?" Tanya Jade.

"Hari ini pulang awal, kak. Kenapa kakak sendirian, dimana mama?" Tanya Liam.

"Entah.." Sahut Jade sambil mengangkat bahunya.

Tiba - tiba yang sedang di bicarakan muncul dari luar dan langsung menarik tangan Liam seolah Liam sedang di sakiti oleh Jade dan menyembunyikannya di belakang tubuhnya, Malina menatap tajam kearah Jade.

"Kau apakan anakku, huh!?" Ujar Malina dengan mata menyalak.

"Mama, aku tidak apa - apa, kakak tidak melakukan apapun padaku." Sahut Liam.

"Diam! Kamu jangan melindunginya, dia bukan kakakmu." Ujar Malina membentak Liam.

Jade hanya tersenyum sinis mendengar itu, bukankah reaksi ibu tirinya itu sangat berlebihan? Jade bahkan tidak melakukan apapun tapi ibu tirinya itu ketakutan setengah mati. Jade kemudian mengernyit, pelayan mengatakan bahwa ibu tirinya itu sedang arisan tapi dia langsung kembali ketika dirinya datang.

Jade melirik ke sisi sudut dinding, dan rupanya ada kamera cctv yang menyontor kearahnya.

'Apa dia buru - buru pulang setelah melihatku dari cctv? Rupanya dia tidak sekolot itu, bagaimanapun dia wanita ular.' Batin Jade.

"Liam, nanti kakak akan datang lagi kemari. Ohya, mungkin kita bisa menonton bersama di akhir pekan." Ujar Jade.

"Tidak!! Aku tidak akan mengijinkannya." Teriak Malina.

"Ada apa ini! Kenapa kamu teriak - teriak?!" Ujar Derec yang keluar dari ruangannya.

"Tanyakan pada istri papa, mungkin dia belum minum obat." Ujar Jade.

"Liam, See ya.." Ucap Jade lalu dia mengedipkan sebelah matanya dan pergi.

"Kenapa kamu sehisteris itu?" Tanya Derec pada Malina.

"Dia mencoba menyakiti Liamku." Sahut Malina dengan tatapan nanar.

"Ma, kakak tidak melakukan apapun padaku, kami hanya mengobrol singkat, mama yang terlalu khawatir berlebihan, padahal kaka baik padaku." Ujar Liam membela Jade.

Derec menggelengkan kepalanya lalu dia berjalan keluar dan pergi menuju ke perusahaan, sementara Liam dia langsung naik ke atas kamarnya di lantai dua. Nafas Malina memburu penuh dendam, tatapannya penuh dengan kebencian dengan hawa membunuh.

'Tidak akan aku biarkan kau mendekati anakku, kau harus mati. Aku harus bertindak, dia bisa menjadi sangat membahayakan posisiku jika terus begini.' Batin Malina.

Malina mengeluarkan ponselnya dan menghubungi seseorang, lalu berkata..

"Ini aku, aku ingin kau menyingkirkan seseorang, akan aku kirimkan fotonya. Aku mau malam ini aku sudah mendengar kabar bagus." Ujar Malina di telepon.

Jade berada di perjalanan, kebetulan memang jalan menuju kerumah ayahmya itu lebih dulu melewati jalanan sepi, tiba - tiba saja ada beberapa pemotor yang mengikutinya dari belakang. Jade sama sekali tidak takut, dia justru menggiring orang - orang yang mengikutinya itu ke tempat yang lebih sepi, di gedung terbengkalai.

Jade mematikan mesin mobilnya, terlihat orang - orang itu langsung turun dan menghampiri Jade. Ada sekitar lima orang dan beberapa diantaranya membawa tongkat baseball.

"Turun!" Teriaknya sambil menggetok kaca mobil Jade dengan tongkat.

Jade membuka pintu mobil lalu turun dari mobilnya. Para pria tadi terkesima dengan kecantikan Jade, lalu mereka tersenyum iblis dan berkata..

"Kita bisa pakai buat senang - senang dulu, bre. Lihat dia, cantik sekali."Ujar salah satu pria.

'Ck! Hanya preman amatir. Siapa yang mengirim mereka?" Batin Jade.

Saat salah seorsng pria hendak menyentuh tangan Jade, Jade dengan mudah memelintir tangannya lalu menghempaskannya ke teman pria itu hingga mereka jatuh bersama.

"Ban*sat! Rupanya kamu bisa membela diri, huh? Ayo kita lihat, seberapa hebat kamu ini." Ujar salah seorang pria.

Jade hanya tersenyum iblis sambil menggelngkan kepalanya pelan. Dia tidak suka bertele - tele jadi dia langsung menghajar semua pria itu dengan mudah. Jangan lupa Jade adalah anggota mafia, dia bisa menghabisi satu kelompok gangster apa lagi mereka berlima yang hanya preman amatir di mata Jade.

"Bugh!!"

"Bugh!!"

"Argghhhh!!!" Teriakan pria yang saat ini tangannya nyaris di patahkan oleh Jade, sementara empat lainnya sudah berdarah - darah dan pingsan.

"Katakan, siapa yang mengirim kalian." Ujar Jade.

"Arrgh.. Ugh. Lepaskan dulu tanganku." Ujar pria itu.

"Kau mau mati!" Bentak Jade.

"Aku bukan orang yang sabar, jika aku tidak suka dengan orang karena mereka mengusikku, aku bisa membunuh mereka." Ujar Jade dengan penuh penekanan, sampai pria itu merinding sendiri.

'Iblis, dia pasti iblis. Tidak ada wanita sekuat dan sehebat dia.' Batin pria itu.

"Nyonya Malina, dia yang meminta kami membunuhmu." Ujar pria tadi.

"Kau di bayar berapa olehnya??" Tanya Jade.

"Seratus juta." Sahut pria tadi.

"Aku akan bayar kalian tiga kali lipat, tapi kalian harus melakukan apa yang aku suruh." Ujar Jade.

Pria tadi langsung sumringah mendengarnya, tiga kali lipat adalah jumlah yang banyak. Pria itu langsung mengangguk meski tangannya kesakitan.

"Dengar..." Ujar Jade, lalu memberi tahu pria itu dan melepaskannya. Entah apa yang Jade katakan, hanya dia dan pria itu yang tahu.

"Hubungi aku di nomor ini, aku akan mentransfernya kepadamu bayaranmu." Ujar Jade.

"Baik, terimakasih bos." Sahut pria itu.

Jade pun pergi dari sana, dia tidak menyangka ibu tirinya itu sebegitu takutnya dengan kepulangan dirinya sampai - sampai sudah mengirim orang untuk membunuh dirinya.

"Malina.. Kau sudah lebih dulu mengibarkan bendera perang, maka aku menerima pernyataan itu." Gumamnya.

Jade melanjutkan kembali perjalanannya dan tak lama dia sampai di penthosuse. Jade tidak perlu turun ke basment karena di loby ada anak buah Dustin yang siap siaga menunggu di sana, dia memberikan kunci mobilnya pada anak buah Dustin lalu dia sendiri naik ke atas.

Sesampainya di atas, Jade terkejut karena melihat Dustin yang berada di Penthouse.

"Kamu pulang?" Tanya Jade, tapi bukannya menjawab Dustin malah balik bertanya.

"Kamu dari mana?" Tanya Dustin balik. Tapi belum juga Jade menjawab, perhatian Dustin teralihkan pada lebam yang berada di lengan Jade.

"Apa ini? Siapa yang melakukan ini padamu?" Tanya Dustin dengan nada sedikit khawatir.

Jade tidak sadar bahwa ada lebam yang sudah membiru di lengannya, dia tidak sadar dirinya terpukul oleh preman yang menghadangnya tadi.

'Sial, aku tidak sadar ada lebam.' Batin Jade.

"Jade." Panggil Dustin.

"Aku tidak apa - apa, ini hanya terbentur pintu mobil tadi. Kamu sendiri kenapa ada di rumah, bukannya kamu ke perusahaan?" Tanya Jade.

Seketika Dustin membatu, apa yang harus dia katakan?

"Ini rumahku, apa aku tidak boleh pulang?" Ujar Dustin, Jade tersenyum kaku mendengarnya, benar.. Itu adalah rumah Dustin, tentu saja dia bisa pulang dan pergi sesuka hatinya.

"Benar juga, pertanyaan bodoh. Ya sudah, aku masuk ke kamar dulu." Ujar Jade, lalu pergi dari hadapan Dustin.

Dustin menatap kepergian Jade sampai Jade masuk ke kamarnya, tiba - tiba dia menjadi kesal dan memejamkan matanya sambil menghela nafas.

'Bodoh kau Dustin, kenapa juga harus berkata seperti itu padanya.' Batin Dustin.

"Tuan, kenapa tidak tuan katakan saja bahwa tuan mengkhawatirkan Jade, tadi?" Tiba - tiba Ben muncul.

"Apa katamu!? Mau aku hajar kau, huh?!" Ujar Dustin semakin kesal.

"Bukannya kenyataannya seperti itu?" Ujar Ben.

"Jangan sok tahu, ayo kembali ke kantor." Ujar Dustin dan berjalan pergi meninggalkan Ben.

'Lihatlah pria dingin itu, masih tidak mau mengakui bahwa dia mengkhawatirkan Jade. Padahal dia meninggalkan meeting dan pulang kemari hanya untuk memastikan Jade baik - baik saja.' Batin Ben.

'Tuhan, semoga tuan mudaku itu benar - benar sudah melupakan nyonya Qilin, sudah selama ini semoga saja hati tuan mudaku itu terbuka untuk Jade.' Batin Ben lagi.

TO BE CONTINUED..

Terpopuler

Comments

Nur Bahagia

Nur Bahagia

wkwkwk langsung manggil bos 🤣 uang memang saktiii 🔥🤭

2024-09-07

0

syh 03

syh 03

suka bgt cerita cewe tangguh 🥰

2024-03-05

1

Sadiah Suharti

Sadiah Suharti

dikit lagi ..mulai ada rasa ya Dustin..🤭

2023-12-15

1

lihat semua
Episodes
1 EPS. 1. Perjanjian.
2 EPS. 2. Senyum senyum sendiri.
3 EPS. 3. Kembali setelah 14 tahun.
4 EPS. 4. Terjebak di situasi yang sama.
5 EPS. 5. Menyerahkan bukti dan di serang.
6 EPS. 6. Jebakan untuk Malina.
7 EPS. 7. Dustin insomnia karena Jade.
8 EPS. 8. Ada yang kebakaran jenggot.
9 EPS. 9. Dustin uring - uringan.
10 EPS. 10. Kecurigaan Justin.
11 EPS. 11. Mengenal sisi lain masing masing.
12 EPS. 12. Derec merutuki kebodohannya.
13 EPS. 13. Tidak mau berakhir.
14 EPS. 14. Masih mencari petunjuk
15 EPS. 15. Parasit.
16 EPS. 16. Jade sakit.
17 EPS. 17. Dustin yang OVER perhatian.
18 EPS. 18. TITANES turun tangan.
19 EPS. 19. Mengambil surat ahli waris.
20 EPS. 20. Derec Koma.
21 EPS. 21. Penghitungan saham.
22 EPS. 22. Terimakasih, Dustin.
23 EPS. 23. Mari Berteman.
24 EPS. 24. Jade pemabuk yang rusuh.
25 EPS. 25. Mengambil bukti.
26 EPS. 26. Jangan mengusikku.
27 EPS. 27. Mengunjungi Qilin.
28 EPS. 28. Istri Justin melahirkan
29 EPS. 29. Haruskah?
30 EPS. 30. Datangnya Derec.
31 EPS. 31. Mengunjungi ayah mertua ( palsu )
32 EPS. 32. Ketegasan Derec.
33 EPS. 33. Jade cantik malam ini.
34 EPS. 34. Perangkap.
35 EPS. 35. Menyelamatkan Jade.
36 EPS. 36. Cinta segitiga??
37 EPS. 37. Kisah Jade remaja.
38 EPS. 38. Malina di tangkap.
39 EPS. 39. Keadilan yang tidak adil.
40 EPS. 40. Tidak adil.
41 EPS. 41. Hukuman untuk Malina. {Tanpa Jasad}
42 EPS. 42. Akhirnya menyatakan cinta.
43 EPS. 43. Mabuk cinta.
44 EPS. 44. Menemui Cio
45 EPS. 45. Tuan Bucin.
46 EPS. 46. Kita menikah..
47 EPS. 47. Its my First Time.
48 EPS.48. Sakit tapi suka rasanya.
49 EPS. 49. Satunya di kali berkali - kali.
50 EPS. 50. Kumpul di Vila Sierra.
51 EPS. 51. Mengunjungi makam Dailyn.
52 EPS. 52. Penyerangan
53 EPS. 53. Ratu ku.
54 EPS. 54. J the sword from Khan's
55 EPS. 55. Menghabisi Musuh.
56 EPS. 56. Hapiness..
Episodes

Updated 56 Episodes

1
EPS. 1. Perjanjian.
2
EPS. 2. Senyum senyum sendiri.
3
EPS. 3. Kembali setelah 14 tahun.
4
EPS. 4. Terjebak di situasi yang sama.
5
EPS. 5. Menyerahkan bukti dan di serang.
6
EPS. 6. Jebakan untuk Malina.
7
EPS. 7. Dustin insomnia karena Jade.
8
EPS. 8. Ada yang kebakaran jenggot.
9
EPS. 9. Dustin uring - uringan.
10
EPS. 10. Kecurigaan Justin.
11
EPS. 11. Mengenal sisi lain masing masing.
12
EPS. 12. Derec merutuki kebodohannya.
13
EPS. 13. Tidak mau berakhir.
14
EPS. 14. Masih mencari petunjuk
15
EPS. 15. Parasit.
16
EPS. 16. Jade sakit.
17
EPS. 17. Dustin yang OVER perhatian.
18
EPS. 18. TITANES turun tangan.
19
EPS. 19. Mengambil surat ahli waris.
20
EPS. 20. Derec Koma.
21
EPS. 21. Penghitungan saham.
22
EPS. 22. Terimakasih, Dustin.
23
EPS. 23. Mari Berteman.
24
EPS. 24. Jade pemabuk yang rusuh.
25
EPS. 25. Mengambil bukti.
26
EPS. 26. Jangan mengusikku.
27
EPS. 27. Mengunjungi Qilin.
28
EPS. 28. Istri Justin melahirkan
29
EPS. 29. Haruskah?
30
EPS. 30. Datangnya Derec.
31
EPS. 31. Mengunjungi ayah mertua ( palsu )
32
EPS. 32. Ketegasan Derec.
33
EPS. 33. Jade cantik malam ini.
34
EPS. 34. Perangkap.
35
EPS. 35. Menyelamatkan Jade.
36
EPS. 36. Cinta segitiga??
37
EPS. 37. Kisah Jade remaja.
38
EPS. 38. Malina di tangkap.
39
EPS. 39. Keadilan yang tidak adil.
40
EPS. 40. Tidak adil.
41
EPS. 41. Hukuman untuk Malina. {Tanpa Jasad}
42
EPS. 42. Akhirnya menyatakan cinta.
43
EPS. 43. Mabuk cinta.
44
EPS. 44. Menemui Cio
45
EPS. 45. Tuan Bucin.
46
EPS. 46. Kita menikah..
47
EPS. 47. Its my First Time.
48
EPS.48. Sakit tapi suka rasanya.
49
EPS. 49. Satunya di kali berkali - kali.
50
EPS. 50. Kumpul di Vila Sierra.
51
EPS. 51. Mengunjungi makam Dailyn.
52
EPS. 52. Penyerangan
53
EPS. 53. Ratu ku.
54
EPS. 54. J the sword from Khan's
55
EPS. 55. Menghabisi Musuh.
56
EPS. 56. Hapiness..

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!