EPS. 2. Senyum senyum sendiri.

Dustin masih duduk di ruang kerjanya karena dia memiliki banyak sekali pekerjaan yang membuatnya sibuk. Ketika hari sudah sangat larut, dia meregangkan tubuhnya dan tatapannya terpaku pada foto pernikahannya dengan Jade.

Foto pernikahan yang entah bagaimana caranya bisa ada, padahal mereka tidak pernah menikah dan tidak pernah foto bersama. Dustin jadi teringat dengan kejadian setengah tahun yang lalu, dimana saat dia sudah di perbolehkan pulang oleh dokter dan Jade yang mengurusi semuanya.

Jade berkata selama dia menjadi istri Dustin, maka dia yang akan mengurusi semua tentang Dustin.

Flashback on..

"Aku sudah menyiapkan semuanya, kita hanya tinggal pulang saja." Ucap Jade yang sudah selesai memasukan semua barang Dustin kedalam koper.

"Di mana Ben?" Tanya Dustin. Dan itu berhasil membuat Jade menatap Dustin.

"Ada istrimu bersamamu, kenapa harus mencari Ben?" Ucap Jade, Dustin hanya tersenyum remeh mendengarnya.

"Jangan gila, ini belum ada siapapun." Ujar Dustin." Jade kesal, dia langsung mendekat kearah Dustin, lalu berbisik.

"Totalitaslah dalam bersandiwara, sayang.. dinding juga punya telinga." Bisik Jade, sangat dekat. Bahkan Dustin bisa mencium wangi tubuh Jade.

Dan tiba - tiba sodara kembar Dustin yaitu Justin masuk kedalam. Dia terkejut melihat posisi Jade yang sedang sangat dekat dengan Dustin, dia jadi merasa tidak enak. Tapi kemudian Jade menjelaskan pada Justin bahwa dirinya dengan Dustin sudah menikah diam - diam di luar negeri. (Ada di Eps. 150, di Novel Pacar idiotku seorang Mafia.)

Justin sangat terkejut awalnya, tapi akhirnya dia menerima Jade sebagai adik iparnya. Setelah Justin pergi, Jade memberitahu Dustin bahwa Justin sudah mulai mencurigai Dustin, musuhnya bisa saja sudah memberi tahu Justin tentang perasaan terlarang Dustin pada istri Justin.

Setelah pulang dari rumah sakit, Dustin lebih terkejut lagi ketika dia pulang ke penthousenya. Entah bagaimana caranya, ada banyak sekali foto kebersamaan Dustin dan Jade, bahkan salah satunya adalah foto pernikahan palsu mereka.

"Apa - apaan dengan foto - foto ini?" Tanya Dustin marah, karena penthousenya menjadi ramai dengan foto.

Terdapat foto kebersamaan mereka yang seperti tampak sangat saling mencintai, bahkan salah satunya ada yang tampak berpelukan dengan mesra. Jade hanya melirik sekilas lalu berkata..

"Salah satu ketotalitasan, jangan cerewet dan lihat saja hasil akhirnya." Ujar Jade, lalu berjalan masuk ke kamar tamu.

Flashback off..

Tanpa sadar, senyum Dustin terus mengembang sambil menatap foto pernikahan palsunya bersama Jade dan membayangkan kejadian lalu, sampai dia tidak sadar Ben sudah berdiri di depannya sambil melambai - lambailan tangannya di depan wajah Dustin.

"Tuan, tuan. Tuan baik - baik saja?" Panggil Ben, untuk yang kesekian kalinya.

"Kenapa bayangannya menjadi tampak nyata?" Gumam Dustin.

Ben hanya bisa mengernyit kebingungan dengan tingkah Dustin yang tersenyum tidak jelas padanya, karena Dustin sangat jarang tersenyum. Tapi Ben jadi tahu Dustin mungkin sedang membayangkan Jade, karena sejak tadi Dustin hanya menatap foto pernikahan Dustin dan Jade.

"Tuan, ini saya, Ben." Ucap Ben.

"Ben?" Gumam Dustin.

Dustin tersadar dan terkejut karena bayangan wajah Jade berubah menjadi wajah asistennya, Dustin langsung berdehem dan memperbaiki posisi duduknya.

"Ekhem! Kenapa kau masih ada di sini? Ini sudah sangat larut." Ujar Dustin.

"Ada banyak hal yang harus saya kerjakan, tuan. Tuan, apakah tadi tuan sedang membayangkan Jade?" Tanya Ben sambil senyum - senyum.

"Lancang. Sejak kapan kamu jadi kepo dengan urusanku?" Ujar Dustin dengan sedikit nada kesal, tapi Ben justru semakin semangat.

"Tuan, saya sangat berharap tuan sudah melupakan nyonya Qilin. Dan saya yakin saat ini tuan sudah terkena racun asmara dari Jade." Ujar Ben.

"Sudah tidak sayang nyawa, kau? Pergi sana!" Usir Dustin.

"Sekarang saya semakin yakin, tuan jatuh cinta pada Jade." Ucap Ben sambil menjentikan jarinya.

"Ben! Aku hitung sampai tiga, kau mau pergi atau aku tarik kau keluar dengan caraku." Teriak Dustin, dan Ben langsung mengacir pergi.

"Ada - ada saja, mana ada aku jatuh cinta sama gadis bar - bar macam Jade." Gumam Dustin.

Akhirnya Dustin membereskan semua pekerjaan nya dan mematikan laptopnya. Saat dia hendak berjalan keluar dari ruang kerjanya, tiba - tiba Ben kembali memunculkan kepalanya di balik pintu, Dustin sampai terkejut melihatnya dan mundur kebelakang.

"Sialan kau! Apa lagi?!" Ujar Dustin sambil mengusap dadanya.

"Maaf tuan sudah membuat tuan terkejut, itu.. apakah saya boleh menginap di unit sebelah?" Tanya Ben.

"Terserah kau saja." Ujar Dustin.

"Terimakasih, tuan. Selamat malam menjelang pagi, selamat beristirahat dan semoga bermimpi indah." Ujar Ben berentet, lalu pergi dari sana.

Dustin hanya bisa mengela nafas, dia merasa asistennya itu semakin kurang ajar saja akhir - akhir ini. Dia pun keluar dari ruang kerja lalu pergi masuk ke kamarnya.

Keesokan harinya..

Jade sudah bangun dan sudah rapi dengan pakaian olah raganya, dia dan Dustin tidak tidur satu kamar jadi dia memiliki kebebasannya sendiri di kamar itu. Dia memasang headset di telinganya lalu keluar dari kamarnya menuju ke ruang olah raga.

Bukan musik yang sedang Jade dengarkan, melainkan percakapan seseorang. Dustin juga sudah bangun dan dia melihat Jade yang sedang berlari dengan mesin treadmill, tapi tatapan Jade sangat dingin.

"Apa yang membuat dia emosi sepagi ini, sampai tatapan matanya lebih tajam dari ujung pisau?" Gumam Dustin.

Merasakan dirinya sedang di tatap, Jade melirik kearah Dustin lalu wajahnya dinginnya seketika hilang. Jade menghentikan mesin treadmill nya lalu melepas headset di telinganya.

"Kamu sudah bangun? chef membuatkan menu sarapan baru hari ini." Ucap Jade dengan ramah.

'Kemana kilatan dinginnya tadi?' Batin Dustin heran.

"Hm." Hanya itu saja sahutan Dustin.

Jade membantu melayani sarapan Dustin, dia benar - benar melakukan tugas seorang istri, kecuali untuk urusan ranjang. Jade bahkan melarang Ben membantu Dustin dan Ben hanya menurut saja.

"Ben, bisa ambilkan dasi di kamarku, aku lupa." Ujar Dustin.

"No! aku saja. Ben, kau diam saja di sana." Ujar Jade, Ben langsung mengangguk patuh. Dan Jade pun pergi ke kamar Dustin.

"Kenapa kau lebih patuh padanya? Aku ini tuanmu." Ujar Dustin kesal.

"Um, saya sakit perut tuan, maaf." Ujar Ben, lalu langsung pergi ke belakang.

"Asisten kurang ajar." Gumam Dustin.

Jade kembali dan mendapatkan dasi untuk Dustin, dia langsung mengalungkannya di leher Dustin dan memasangkannya saat itu juga. Dustin memperhatikan Jade yang sedang sangat serius memasang dasi di lehernya dan tiba - tiba senyum kecil yang nyaris tidak terlihat terbit di sudut bibir Dustin.

"Done." Ujar Jade lalu mengibas pelan sisi kanan dada bidang Dustin.

"Terimakasih, aku pergi." Ujar Dustin, dan Jade mengacungkan jempolnya.

"Kabari jika ada sesuatu yang membutuhkan kehadiranku." Ujar Jade, dan Dustin berdehem saja.

Singkat cerita, malam harinya setelah jam kerja Jade berakhir, dia datang ke rumah ayahnya setelah beberapa bulan ini dia amati. Kali ini dia tidak hanya berdiam di mobil dan mengintai dari jauh, kali ini dia masuk ke pekarangan rumah ayahnya.

Tatapannya sangat tegas dan dingin, dia turun dari mobil dan melihat rumah masa kecilnya yang tidak banyak berubah setelah lebih dari sepuluh tahun tidak pernah dia singgahi lagi. Dia berjalan dengan sangat tegas dan masuk kedalam rumahnya di sambut seorang pelayan yang masih mengenali Jade.

"Nona Jade.. akhirnya nona pulang." Ujarnya dengan uraian air mata.

"Halo bibi Rima, lama tidak berjumpa." Ujar Jade ramah.

"Saya senang melihat nona baik - baik saja." Ujar pelayan bernama Rima itu.

"Dimana semua orang?" Tanya Jade.

"Di meja makan." Ujar Rima, dan Jade mengangguk.

Jade berjalan masuk dengan berani dan dia sampai di meja makan, dimana semua orang sedang makan malam. Kedatangan Jade membuat ibu tirinya terkejut sampai menjatuhkan sendok di tangannya.

"Halo semuanya.. Lama tidak berjumpa." Ujar Jade dengan seringai tipis di bibirnya.

TO BE CONTINUED..

Terpopuler

Comments

Little Fox🦊_wdyrskwt

Little Fox🦊_wdyrskwt

ku sudah mampir/Proud/

2025-03-19

1

Nayla arafah

Nayla arafah

satu iklan untuk Jade 🤗

2023-12-09

1

lihat semua
Episodes
1 EPS. 1. Perjanjian.
2 EPS. 2. Senyum senyum sendiri.
3 EPS. 3. Kembali setelah 14 tahun.
4 EPS. 4. Terjebak di situasi yang sama.
5 EPS. 5. Menyerahkan bukti dan di serang.
6 EPS. 6. Jebakan untuk Malina.
7 EPS. 7. Dustin insomnia karena Jade.
8 EPS. 8. Ada yang kebakaran jenggot.
9 EPS. 9. Dustin uring - uringan.
10 EPS. 10. Kecurigaan Justin.
11 EPS. 11. Mengenal sisi lain masing masing.
12 EPS. 12. Derec merutuki kebodohannya.
13 EPS. 13. Tidak mau berakhir.
14 EPS. 14. Masih mencari petunjuk
15 EPS. 15. Parasit.
16 EPS. 16. Jade sakit.
17 EPS. 17. Dustin yang OVER perhatian.
18 EPS. 18. TITANES turun tangan.
19 EPS. 19. Mengambil surat ahli waris.
20 EPS. 20. Derec Koma.
21 EPS. 21. Penghitungan saham.
22 EPS. 22. Terimakasih, Dustin.
23 EPS. 23. Mari Berteman.
24 EPS. 24. Jade pemabuk yang rusuh.
25 EPS. 25. Mengambil bukti.
26 EPS. 26. Jangan mengusikku.
27 EPS. 27. Mengunjungi Qilin.
28 EPS. 28. Istri Justin melahirkan
29 EPS. 29. Haruskah?
30 EPS. 30. Datangnya Derec.
31 EPS. 31. Mengunjungi ayah mertua ( palsu )
32 EPS. 32. Ketegasan Derec.
33 EPS. 33. Jade cantik malam ini.
34 EPS. 34. Perangkap.
35 EPS. 35. Menyelamatkan Jade.
36 EPS. 36. Cinta segitiga??
37 EPS. 37. Kisah Jade remaja.
38 EPS. 38. Malina di tangkap.
39 EPS. 39. Keadilan yang tidak adil.
40 EPS. 40. Tidak adil.
41 EPS. 41. Hukuman untuk Malina. {Tanpa Jasad}
42 EPS. 42. Akhirnya menyatakan cinta.
43 EPS. 43. Mabuk cinta.
44 EPS. 44. Menemui Cio
45 EPS. 45. Tuan Bucin.
46 EPS. 46. Kita menikah..
47 EPS. 47. Its my First Time.
48 EPS.48. Sakit tapi suka rasanya.
49 EPS. 49. Satunya di kali berkali - kali.
50 EPS. 50. Kumpul di Vila Sierra.
51 EPS. 51. Mengunjungi makam Dailyn.
52 EPS. 52. Penyerangan
53 EPS. 53. Ratu ku.
54 EPS. 54. J the sword from Khan's
55 EPS. 55. Menghabisi Musuh.
56 EPS. 56. Hapiness..
Episodes

Updated 56 Episodes

1
EPS. 1. Perjanjian.
2
EPS. 2. Senyum senyum sendiri.
3
EPS. 3. Kembali setelah 14 tahun.
4
EPS. 4. Terjebak di situasi yang sama.
5
EPS. 5. Menyerahkan bukti dan di serang.
6
EPS. 6. Jebakan untuk Malina.
7
EPS. 7. Dustin insomnia karena Jade.
8
EPS. 8. Ada yang kebakaran jenggot.
9
EPS. 9. Dustin uring - uringan.
10
EPS. 10. Kecurigaan Justin.
11
EPS. 11. Mengenal sisi lain masing masing.
12
EPS. 12. Derec merutuki kebodohannya.
13
EPS. 13. Tidak mau berakhir.
14
EPS. 14. Masih mencari petunjuk
15
EPS. 15. Parasit.
16
EPS. 16. Jade sakit.
17
EPS. 17. Dustin yang OVER perhatian.
18
EPS. 18. TITANES turun tangan.
19
EPS. 19. Mengambil surat ahli waris.
20
EPS. 20. Derec Koma.
21
EPS. 21. Penghitungan saham.
22
EPS. 22. Terimakasih, Dustin.
23
EPS. 23. Mari Berteman.
24
EPS. 24. Jade pemabuk yang rusuh.
25
EPS. 25. Mengambil bukti.
26
EPS. 26. Jangan mengusikku.
27
EPS. 27. Mengunjungi Qilin.
28
EPS. 28. Istri Justin melahirkan
29
EPS. 29. Haruskah?
30
EPS. 30. Datangnya Derec.
31
EPS. 31. Mengunjungi ayah mertua ( palsu )
32
EPS. 32. Ketegasan Derec.
33
EPS. 33. Jade cantik malam ini.
34
EPS. 34. Perangkap.
35
EPS. 35. Menyelamatkan Jade.
36
EPS. 36. Cinta segitiga??
37
EPS. 37. Kisah Jade remaja.
38
EPS. 38. Malina di tangkap.
39
EPS. 39. Keadilan yang tidak adil.
40
EPS. 40. Tidak adil.
41
EPS. 41. Hukuman untuk Malina. {Tanpa Jasad}
42
EPS. 42. Akhirnya menyatakan cinta.
43
EPS. 43. Mabuk cinta.
44
EPS. 44. Menemui Cio
45
EPS. 45. Tuan Bucin.
46
EPS. 46. Kita menikah..
47
EPS. 47. Its my First Time.
48
EPS.48. Sakit tapi suka rasanya.
49
EPS. 49. Satunya di kali berkali - kali.
50
EPS. 50. Kumpul di Vila Sierra.
51
EPS. 51. Mengunjungi makam Dailyn.
52
EPS. 52. Penyerangan
53
EPS. 53. Ratu ku.
54
EPS. 54. J the sword from Khan's
55
EPS. 55. Menghabisi Musuh.
56
EPS. 56. Hapiness..

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!