Terpaksa Menikahi Kakak Ipar

Terpaksa Menikahi Kakak Ipar

Bab 1 Dijodohkan

  Cladi berlari kecil menuju parkiran Mall Sejahtera tempatnya bekerja. Dia harus segera tiba di rumah karena kehadirannya ditunggu keluarga besar. Sebetulnya Cladi malas dan tidak mau menghadiri pertemuan dadakan itu. Pasalnya, pertemuan itu adalah sebuah perjodohan yang dirancang oleh kedua orang tuanya juga kedua mertua almarhumah kakaknya, yakni Diara, yang meninggal dua bulan lalu akibat sakit asma akut yang dideritanya.

  Mati-matian Cladi menolak perjodohan itu dari sebulan yang lalu. Namun, kedua keluarga yang sudah besanan itu setuju menjodohkan anak lelaki mereka dengan adik dari almarhumah istrinya, yaitu Cladi.

  "Bu, please, jangan jodohkan Cla dengan Mas Karan, Cla tidak siap bersuami bekas Kak Diara. Lagipula kami sudah sangat dekat bagaikan adik dan kakak, kenapa kini hubungan kami malah diperkeruh dengan acara perjodohan? Cla sudah nyaman dengan keadaan begini, dia tetap jadi Kakak ipar Cla meski Kak Diara sudah tiada. Lagipula kedua anak Mas Karan dekat sama Cla. Jadi, mereka Kappa maupun Khalia tidak akan kekurangan kasih sayang, sebab masih ada Cla yang tetap menyayangi mereka," protes Cladi suatu hari, menolak keras acara perjodohan dirinya dengan suami dari almarhumah kakaknya.

  "Iya, maka dari itu, supaya Kappa dan Khalia tidak kehilangan figur ibu, kamu secepatnya harus menikah dengan Mas Karan kakak iparmu. Ibu yakin Mas Karan akan mencintai kamu seperti dia mencintai almarhumah Diara, Kakakmu," bujuk Bu Diana dengan wajah yang memohon.

  "Mencintai apanya? Orang Mas Karan sejak Kak Diara meninggal berubah dingin dan jutek. Aku tidak mau menikah dengan lelaki angkuh seperti itu," tolak Cladi berharap penolakannya dikabulkan.

  "Tidak. Mas Karan sebenarnya bersikap seperti itu karena dia membatasi diri dari perempuan lain yang mencoba mendekatinya. Terlebih Mas Karan baru beberapa bulan ditinggal pergi oleh kakakmu, jadi wajar saja dia bersikap demikian," ucap Pak Dani membela Karan. Cladi merengut tidak setuju dengan ucapan Bapaknya.

  "Pokoknya mau tidak mau kamu harus mau kami jodohkan dengan Mas Karan, supaya kedua keponakan kamu tidak kehilangan sosok ibu. Kalau kamu menolak, memangnya kamu mau Kappa sama Khalia mendapatkan ibu tiri yang kejam? Jarang sekali ibu tiri yang bisa menerima anak dari suaminya, rata-rata mereka hanya mencintai ayahnya saja." Bu Diana masih tidak menyerah membujuk Cladi anak bungsunya yang kini sudah kehilangan saudara perempuan untuk dijodohkan dengan suami dari almarhumah kakaknya.

  "Tapi tidak semua ibu tiri jahat kok Bu, ada juga yang baik, contohnya artis Ashante. Dia sayang banget sama anak sambungnya," tukas Cladi memberi alasan sebagai bentuk penolakannya.

  "Iya. Memang tidak semua. Contohnya kamu, jika menjadi istri Mas Karan, ibu yakin kamu juga bakal jadi ibu sambung yang baik dan sayang pada Kappa dan Khalia," ujarnya malah ambil contoh pada Cladi sendiri. Cladi semakin merengut mendapat respon begitu dari ibunya yang kekeuh memaksa dirinya untuk mau dijodohkan dengan suami dari almarhumah kakaknya itu.

  Sementara itu di kediaman besannya Bu Diana dan Pak Dani, Karan yang baru pulang dari kantornya, dibuat kesal dengan desakan kedua orang tuanya yang memintanya menikah lagi tapi dengan adik dari almarhumah istrinya, Diara.

  "Ma, Pa, bahkan aku belum sebulan ditinggal pergi oleh istriku, tapi kenapa kalian kekeuh ingin menjodohkan aku dengan adik dari almarhumah istri aku? Aku tidak segampang itu melupakan cinta aku sama Diara. Jadi, aku mohon jangan jodohkan aku dengan gadis lain yang sama sekali tidak aku cintai." Sama halnya Cladi, Karan juga menolak rencana perjodohan dari kedua orang tuanya ini.

  "Papa mohon jangan tolak permintaan kami ini, ini semua demi kebaikan kedua anakmu yang masih butuh figur seorang ibu. Lagipula adiknya almarhumah istrimu juga baik dan cantik serta sopan, terlebih dia juga dekat dan sayang sama kedua anakmu," bujuk Pak Kelana dengan harapan anaknya mau dijodohkan dengan adik dari almarhumah istrinya.

  "Justru itu, Pa. Cladi sangat dekat dan sayang sama kedua anakku, jadi jangan biarkan kedekatan dan kasih sayang Cladi dirusak dengan acara perjodohan ini. Semua itu tidak mungkin kami lakukan, lagipula aku belum bisa melupakan Diara," tukas Karan menolak keras permintaan kedua orang tuanya.

  "Kami tidak merusak kedekatan dan kasih sayang Cladi dengan perjodohan ini, justru dengan kalian dijodohkan dan menikah, hubungan kalian akan lebih rekat dan erat. Kappa dan Khalia tidak akan kehilangan figur ibu dalam hidupnya." Bu Kori ikut menimpali berharap Karan anaknya bersedia menerima perjodohan ini.

  Sebulan kemudian, tepat dua bulan meninggal almarhumah istrinya, rencana perjodohan itu rupanya terus dijalankan, bahkan hari ini Karan diagendakan oleh kedua orang tuanya untuk datang ke rumah mertuanya untuk melamar Cladi. Padahal Karan belum menyetujuinya dan tidak melakukan persiapan apapun terlebih dahulu.

  "Sudah jangan khawatir, kami sudah menyiapkan segalanya. Baju batikmu serta hantaran barang bawaan untuk melamar Cladi sudah kami persiapkan. Kamu tinggal bersiap saja." Ditodong seperti itu, Karan tidak bisa berkata apa-apa. Lagipula kedua anaknya, Kappa dan Khalia sepertinya setuju dengan rencana perjodohan yang kakek dan neneknya rencanakan.

  "Ayo, Papa bersiaplah. Kami sudah cantik dan tampan menunggu Papa," ujar mereka berdua memamerkan diri.

  Rombongan keluarga dari pihak keluarga laki-laki sudah siap dan satu persatu mobil rombongan yang akan melamar Cladi sudah mulai bergerak melajukan mobilnya menuju rumah orang tua Cladi.

**

  Sementara di kediaman orang tua Cladi, Cladi yang baru pulang dari bekerja, langsung ditodong dengan berbagai persiapan yang harus dia lakukan sekarang juga, sebab rombongan keluarga laki-laki sudah dalam perjalanan menuju rumah mereka.

  "Kamu segera bersiap, mandi dan berdandan yang cantik," ujar Bu Diana pada Cladi yang masih terlihat ngos-ngosan pulang dari bekerja. Dengan terpaksa Cladi mengikuti perintah kedua orang tuanya. Dengan bantuan sepupunya yang pandai merias, Cladi dirias dengan dandanan yang sangat cantik. Riasannya natural tidak tebal, dipadupadankan dengan kebaya warna hijau daun yang pas dan cocok dengan kulit kuning langsat milik Cladi.

  "Cantik banget anak Ibu dan Bapak. Sekarang kamu bisa menunggu kehadiran calon mertuamu dan calon suamimu di sini dengan tenang. Ibu dan Bapak ke belakang dulu memeriksa hidangan yang akan dihidangkan nanti," ujar Bu Diana sumringah melihat anak gadisnya sudah cantik menunggu kehadiran keluarga laki-laki.

  "Assalamualaikum." Suara salam terdengar saling berbarengan menandakan rombongan itu tidak hanya satu mobil. Sementara Cladi semakin gusar ketika rombongan itu mulai disambut dan memasuki rumah kedua orang tuanya.

  "Waalaikumsalam. Silahkan masuk, besan." Suara sang ibu yang menyambut kedatangan tamunya membuat hati Cladi semakin deg-degan. Cladi mendadak berkeringat dan tegang saat namanya disebut dan diminta untuk segera menemui calon mertua maupun calon suaminya.

  "Kamu jangan tegang, Cla," hibur Candy sepupunya yang sukses menjadi MUA buat Cladi hari ini.

  Dengan langkah yang perlahan dan ragu, Cladi keluar kamar dan memperlihatkan dirinya dibantu Candy dan saudaranya yang lain menuju ruang tamu. Ketika kakinya sudah di muka pintu ruang tamu, mata Cladi dan Karan saling bertemu. Cladi langsung menunduk saat mata Karan seakan menatapnya tajam penuh kemarahan. Apakah perjodohan ini akan dilanjutkan dengan sebuah lamaran? Dan apakah Cladi akan menerima lamaran Karan, pria dingin yang berubah judes dan menyebalkan? Nantikan episode selajutnya.

Terpopuler

Comments

Fadhil

Fadhil

tooor lunaknya hati karan kasian cludy

2024-04-27

1

Anita Jenius

Anita Jenius

Salam kenal kak..

2024-04-14

2

LISA

LISA

Aq mampir Kak

2024-02-10

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Dijodohkan
2 Ba 2 Lamaran dan Pernikahan
3 Bab 3 Senjata Makan Cladi
4 Bab 4 Datang Bulan dan Perhatian Karan
5 Bab 5 Hutang Budi
6 Bab 6 Bekas Lagi Bekas Lagi
7 Bab 7 Ketika Karan Melihat Cladi Makan dengan Lelaki Lain
8 Bab 8 Hujan dan Kekesalan Karan
9 Bab 9 PertengKaran
10 Bab 10 Diamnya Cladi
11 Bab 11 Membayar Hutang Budi yang Pertama
12 Bab 12 Cladi yang Munafik
13 Bab 13 Balas Dendam Karan
14 Bab 14 Mandi Junub
15 Bab 15 Masih Perawan
16 Bab 16 Rasa Bersalah Karan
17 Bab 17 Kesedihan Cladi
18 Bab 18 Foto-foto Cladi
19 Bab 19 Mulai Membutuhkan Cladi
20 Bab 20 Akhirnya Sebuah Rasa Yang Sama
21 Bab 21 Tragedi Terulang Kembali
22 Bab 22 Tekad Karan Mencintai dan Perhatian
23 Bab 23 Kesedihan Cladi
24 Bab 24 Aku Mencintai Kamu
25 Bab 25 Kejutan Karan
26 Bab 26 Kolaborasi Film Azab
27 Bab 27 Cladi Bertemu Syamsir Lagi
28 Bab 28 Karan Bertemu Syamsir
29 Bab 29 Tekad Karan Menaklukan Cladi
30 Bab 30 Sandiwara Karan
31 Bab 31 Siasat Karan 2
32 Bab 32 Hadiah Dari Karan dan Kejutan Cladi
33 Bab 33 Merajuk Lagi
34 Bab 34 Cobalah Mengerti Perasaanku
35 Bab 35 Perdebatan yang Menguras Otak
36 Bab 36 Syamsir Move On
37 Bab 37 Rindu Karan
38 Bab 38 Kappa dan Khalia Kembali
39 Bab 39 Nama Lain Yang Disebut Cladi Membuat Karan Kecewa
40 Bab 40 Kamu Harus Hamil, Cla!
41 Bab 41 Cladi Senang Tidak Hamil
42 Bab 42 Sikap Sinis Karan
43 Bab 43 Kenapa Harus Menangis?
44 Bab 44 Sikap Dingin Karan Yang Membuat Cladi Tidak Karuan
45 Bab 45 Curahan Hati Cladi
46 Bab 46 Tiba-tiba Mau Rujak
47 Bab 47 Mimpi dan Igauan Cladi
48 Bab 48 Mimpi Cladi yang Membuat Karan Marah
49 Bab 49 Cerita Mimpi Cladi
50 Bab 50 Sama-sama Egois
51 Bab 51 Dasar PutrinTidur
52 Bab 52 Reaksi Cemburu Cladi
53 Bab 53 Cladi Cemburu
54 Bab 54 Cladi Yang Semakin Aneh
55 Bab 55 Cladi Ling-Lung
56 Bab 56 Kehamilan Yang Begitu Cepat
57 Bab 57 Seblak Made In Karan
58 Bab 58 Kebahagiaan Mertua Cladi
59 Bab 59 Cladi Yang Keras Kepala dan Sesederhana Itu
60 Bab 60 Pendarahan
61 Bab 61 Cladi Merajuk Lagi
62 Bab 62 Tekad Karan
63 Bab 63 Perubahan Cladi dan Karan
64 Bab 64 Kelahiran Khalista Putri Pratama
65 Bb 65 Kakek-kakek Keladi
66 Bab 66 Permintaan Kappa Bikin Stress
67 Bab 67 Dua Pertemuan Candy Yang Tidak Terduga
68 Bab 68 Serangan di Siang Bolong
69 Bab 69 Bertemu Syamsir
70 Bab 70 Candy dan Syamsir
71 Bab 71 Pesta Ulang Tahun Baby Khalista
72 Bab 72 Pertemuan Karan dan Syamsir
73 73 Cladi Hamil Lagi
74 Bab 74 Bayi Laki-laki
75 Bab 75 Cladi yang Penyayang
76 Bab 76 Menengok Jabang Bayi
77 Bab 77 Perjuangan Cladi
78 Bab 78 Kompak, Kafeela Kahfi
79 Bab 79 Suasana Hangat dan Riuh di Rumah Karan
80 Bab 80 Aqiqahan Kafeela
81 Bab 81 Mimpi Itu Terkuak
82 Bab 82 Kebahagiaan dan Keikhlasan (End)
Episodes

Updated 82 Episodes

1
Bab 1 Dijodohkan
2
Ba 2 Lamaran dan Pernikahan
3
Bab 3 Senjata Makan Cladi
4
Bab 4 Datang Bulan dan Perhatian Karan
5
Bab 5 Hutang Budi
6
Bab 6 Bekas Lagi Bekas Lagi
7
Bab 7 Ketika Karan Melihat Cladi Makan dengan Lelaki Lain
8
Bab 8 Hujan dan Kekesalan Karan
9
Bab 9 PertengKaran
10
Bab 10 Diamnya Cladi
11
Bab 11 Membayar Hutang Budi yang Pertama
12
Bab 12 Cladi yang Munafik
13
Bab 13 Balas Dendam Karan
14
Bab 14 Mandi Junub
15
Bab 15 Masih Perawan
16
Bab 16 Rasa Bersalah Karan
17
Bab 17 Kesedihan Cladi
18
Bab 18 Foto-foto Cladi
19
Bab 19 Mulai Membutuhkan Cladi
20
Bab 20 Akhirnya Sebuah Rasa Yang Sama
21
Bab 21 Tragedi Terulang Kembali
22
Bab 22 Tekad Karan Mencintai dan Perhatian
23
Bab 23 Kesedihan Cladi
24
Bab 24 Aku Mencintai Kamu
25
Bab 25 Kejutan Karan
26
Bab 26 Kolaborasi Film Azab
27
Bab 27 Cladi Bertemu Syamsir Lagi
28
Bab 28 Karan Bertemu Syamsir
29
Bab 29 Tekad Karan Menaklukan Cladi
30
Bab 30 Sandiwara Karan
31
Bab 31 Siasat Karan 2
32
Bab 32 Hadiah Dari Karan dan Kejutan Cladi
33
Bab 33 Merajuk Lagi
34
Bab 34 Cobalah Mengerti Perasaanku
35
Bab 35 Perdebatan yang Menguras Otak
36
Bab 36 Syamsir Move On
37
Bab 37 Rindu Karan
38
Bab 38 Kappa dan Khalia Kembali
39
Bab 39 Nama Lain Yang Disebut Cladi Membuat Karan Kecewa
40
Bab 40 Kamu Harus Hamil, Cla!
41
Bab 41 Cladi Senang Tidak Hamil
42
Bab 42 Sikap Sinis Karan
43
Bab 43 Kenapa Harus Menangis?
44
Bab 44 Sikap Dingin Karan Yang Membuat Cladi Tidak Karuan
45
Bab 45 Curahan Hati Cladi
46
Bab 46 Tiba-tiba Mau Rujak
47
Bab 47 Mimpi dan Igauan Cladi
48
Bab 48 Mimpi Cladi yang Membuat Karan Marah
49
Bab 49 Cerita Mimpi Cladi
50
Bab 50 Sama-sama Egois
51
Bab 51 Dasar PutrinTidur
52
Bab 52 Reaksi Cemburu Cladi
53
Bab 53 Cladi Cemburu
54
Bab 54 Cladi Yang Semakin Aneh
55
Bab 55 Cladi Ling-Lung
56
Bab 56 Kehamilan Yang Begitu Cepat
57
Bab 57 Seblak Made In Karan
58
Bab 58 Kebahagiaan Mertua Cladi
59
Bab 59 Cladi Yang Keras Kepala dan Sesederhana Itu
60
Bab 60 Pendarahan
61
Bab 61 Cladi Merajuk Lagi
62
Bab 62 Tekad Karan
63
Bab 63 Perubahan Cladi dan Karan
64
Bab 64 Kelahiran Khalista Putri Pratama
65
Bb 65 Kakek-kakek Keladi
66
Bab 66 Permintaan Kappa Bikin Stress
67
Bab 67 Dua Pertemuan Candy Yang Tidak Terduga
68
Bab 68 Serangan di Siang Bolong
69
Bab 69 Bertemu Syamsir
70
Bab 70 Candy dan Syamsir
71
Bab 71 Pesta Ulang Tahun Baby Khalista
72
Bab 72 Pertemuan Karan dan Syamsir
73
73 Cladi Hamil Lagi
74
Bab 74 Bayi Laki-laki
75
Bab 75 Cladi yang Penyayang
76
Bab 76 Menengok Jabang Bayi
77
Bab 77 Perjuangan Cladi
78
Bab 78 Kompak, Kafeela Kahfi
79
Bab 79 Suasana Hangat dan Riuh di Rumah Karan
80
Bab 80 Aqiqahan Kafeela
81
Bab 81 Mimpi Itu Terkuak
82
Bab 82 Kebahagiaan dan Keikhlasan (End)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!