Bab 4 Datang Bulan dan Perhatian Karan

  Dua hari kemudian dua pengantin naik ranjang dan turun ranjang itu akhirnya telah menghabiskan dua hari menginap di hotel berbintang tujuh tanpa kesan yang dalam. Keduanya misuh-misuh dan saling perang mulut. Terlebih sekarang Cladi tiba-tiba mengalami sakit di bagian bawah perutnya.

  Karan melihat Cladi selalu memegangi perutnya sambil meringis, dia heran dan menganggapnya hanya bercanda. "Cla, kenapa memegangi perut. Apakah kamu tidak akan pulang dari hotel ini?" Pertanyaan Karan sontak membuat emosi Cladi di ubun-ubun, sebab rasa sakit di perutnya yang menghentak-hentak membuat dia tidak bisa diajak bercanda.

  "Mas aku lagi sakit perut, bisa tidak jangan bercanda?" sungutnya sambil meringis.

  "Bagaimana tidak, tadi pagi kamu tidak apa-apa, sekarang saat mau pulang malah kesakitan. Sepertinya kamu enggan pulang dari hotel ini. Atau jangan-jangan kamu ingin benar-benar terjadi bulan madu itu?" ujar Karan datar.

  Cladi mendongak, sakit di perutnya yang menjadi malah semakin membuat rasa emosi itu memuncak. "Enak saja, aku mana mau disentuh Mas Karan yang bekas Kakak aku. Maaf ya, aku juga punya hati dan perasaan. Tidak mungkin aku menyukai dan mau diajak bulan madu oleh suami dari Kakak aku, yang ada aku muak. Hubungan pernikahan yang mengikatku hanya sebatas rasa tanggung jawab aku pada kedua orang tuaku yang ingin melihat aku bisa menjadi sosok ibu bagi anak-anak Mas Karan. Jadi, camkan itu!" tekan Cladi seraya bangkit.

  Karan merengut dan mengepalkan tangannya sekuat tenaga, Karan menilai Cladi begitu sombong dan sok suci, gadis yang di hadapannya ini, kini benar-benar berubah, bukan lagi gadis manis yang baik yang selalu manggut jika bertemu dengan dirinya.

  "Huhhh, jangan harap aku juga mau menyentuhmu. Aku tahu kamu bukan gadis baik-baik. Pasti kamu pernah melakukan hubungan dengan pacar kamu," guman Karan di dalam hati dengan wajah penuh kesal menatap kepergian Cladi ke dalam kamar mandi.

  Pertengkaran mereka berakhir, karena waktunya check out sudah tiba. Karan dan Cladi berjalan beriringan keluar dari kamar hotel. Dan meninggalkan hotel itu tanpa kesan apa-apa.

  Cladi masuk dan duduk di jok depan di samping Karan, meskipun sebenarnya dia tidak mau duduk di samping suami sekaligus menjadi musuhnya itu. Sebab rasa sakit di perutnya kadang hilang dan timbul, jadi tidak ada lagi waktu untuk bertengkar lagi dengan Karan, yang ada rasa sakit itu kian bertambah.

  Karan merasa aneh melihat Cladi diam tapi kadang-kadang meringis.

  Mobil Karan pun melaju menyusuri jalan menuju pulang yang jaraknya lumayan. Satu jam paling cepat sampai ke rumah. Dan jika ada macet maka jarak tempuh bisa lebih dari satu jam.

  "Mas Karan berhenti Mas," ujar Cladi menghentikan Karan yang sedang menyetir. Karan heran, ada apa dengan Cladi.

  "Ada apa?" Karan menatap Cladi heran, sejak tadi Cladi memegangi perutnya sampai dalam perjalanan masih dipegangi.

  Cladi makin risau setelah dirasakannya dari daerah miss V keluar cairan yang selama ini tidak asing baginya. Darah, itu memang darah yang keluar setiap bulan. Cladi datang bulan dan dia tidak memiliki pembalut untuk menyumpalnya.

 Karan masih menatap heran dengan gelagat Cladi. "Mas Karan, a~aku, aku ...." Cladi tidak melanjutkan ucapannya, sepertinya darah yang keluar dari miss V makin banyak, terasa dari alirannya yang makin deras. Cladi takut jika darahnya tembus melalui rok yang saat ini dia pakai.

  "Apa, kamu ini kalau bicara yang benar," sentaknya.

  "Mas Karan, a~aku ...."

  "Mas Karan a~aku, a~ku ... apaan sih, kamu jangan bercanda Cla, kita ini mau pulang. Jangan yang aneh-aneh deh," tirunya persis apa yang diucapkan Cladi tadi.

  Mendengar respon Karan yang seakan tidak peduli, membuat Cladi emosi. Tapi kali ini dia harus menahannya demi meminta tolong pada Karan. Sekarang saatnya baik-baikin cowok menyebalkan di sampingnya itu.

  "Mas Karan dengarkan aku, aku serius. Saat ini a~ku sepertinya sedang datang bulan. I~ini dari bawah perut aku sudah keluar banyak darahnya. Bisakah Mas Karan mampir ke warung untuk membelikan aku pem~pembalut?" ungkap Cladi ragu-ragu sementara darah yang keluar dari miss V nya makin banyak. Di hari pertama datang bulan Cladi memang kadang banyak kadang juga tidak, tapi hari ini sepertinya banyak.

  "Apa, kamu sedang datang bulan?" kejutnya tidak percaya.

  "I~iya Mas, sepertinya darah yang keluar banyak. Dan sepertinya ini tembus ke rok yang aku pakai," ujar Cladi semakin risau.

  "Apa? Wah jangan-jangan nanti kena jok mobil ini jika tembus. Kamu jangan bercanda. Jok mobil ini baru aku ganti sebelum kita ditodong nginap di hotel tadi," ujar Karan.

  "Tidak Mas, ini sepertinya tebus rok aku. Untuk itu tolong belikan aku pembalut di warung atau di swalayan pinggir jalan ini yang kita lewati," ucap Cladi dengan wajah memohon. Karan tidak tega dibuatnya. Dia menjalankan mobilnya tanpa merespon, dia akan menghentikan mobilnya kalau ada warung atau swalayan. Bagaimanapun juga dia tidak tega melihat Cladi salah tingkah seperti itu.

  Cladi diam, dia ngambek dan menduga Karan tidak peduli dengan apa yang dideritanya. Cladi merengut sedih dengan mata yang menerawang keluar jendela, sudut matanya mulai menggumpal kristal bening.

  Namun, tiba-tiba mobil Karan berhenti di salah satu apotek 24 jam. Karan yakin apotek itu menjual pembalut wanita. Karan keluar tanpa sepatah kata. Dia segera menuju apotek. Tapi dua menit kemudian Karan kembali lagi menghampiri jendela mobil yang didongaki wajah Cladi.

  Cladi terperangah, dengan cepat tubuhnya menjorok ke dalam menghindari Karan.

  "Pembalutnya bersayap atau tidak?" tanya Karan tidak diduga, rupanya dia membeli pembalut untuk Cladi. Sejebak Cladi tertegun tidak percaya.

  "Kamu benaran beli pembalut untuk aku, Mas?" Cladi bertanya untuk meyakinkan dengan wajah yang berubah gembira.

  "Ya, ampun ditanya pembalutnya bersayap atau tidak ini malah balik nanya. Ya sudah kalau tidak jadi beli." Melihat Karan mau kembali, Cladi segera mencegah dan berteriak.

  "Pembalutnya bersayap!" serunya berteriak. Karan mendilak kesal seraya kembali ke apotek. Tidak berapa lama Karan datang menyodorkan satu buah kresek warna putih. Cladi segera meraihnya dan membuka kresek putih itu yang isinya dua macam. Pembalut dan jamu penghilang rasa sakit saat haid. Sejenak Cladi tertegun, dia terharu dengan perhatian Karan. Tanpa diminta Karan membelikannya jamu pereda nyeri haid.

  "Cepatlah pakai, sebelum aku masuk ke dalam," ujarnya sembari menutup jendela mobilnya yang lumayan gelap jika dilihat dari luar. Cladi segera memasang pembalut dengan susah payah karena dirinya belum pernah ganti pembalut di mobil.

  "Legaaaa, terimakasih Mas Karan. Ternyata dia perhatian juga," puji Cladi dalam hati.

Episodes
1 Bab 1 Dijodohkan
2 Ba 2 Lamaran dan Pernikahan
3 Bab 3 Senjata Makan Cladi
4 Bab 4 Datang Bulan dan Perhatian Karan
5 Bab 5 Hutang Budi
6 Bab 6 Bekas Lagi Bekas Lagi
7 Bab 7 Ketika Karan Melihat Cladi Makan dengan Lelaki Lain
8 Bab 8 Hujan dan Kekesalan Karan
9 Bab 9 PertengKaran
10 Bab 10 Diamnya Cladi
11 Bab 11 Membayar Hutang Budi yang Pertama
12 Bab 12 Cladi yang Munafik
13 Bab 13 Balas Dendam Karan
14 Bab 14 Mandi Junub
15 Bab 15 Masih Perawan
16 Bab 16 Rasa Bersalah Karan
17 Bab 17 Kesedihan Cladi
18 Bab 18 Foto-foto Cladi
19 Bab 19 Mulai Membutuhkan Cladi
20 Bab 20 Akhirnya Sebuah Rasa Yang Sama
21 Bab 21 Tragedi Terulang Kembali
22 Bab 22 Tekad Karan Mencintai dan Perhatian
23 Bab 23 Kesedihan Cladi
24 Bab 24 Aku Mencintai Kamu
25 Bab 25 Kejutan Karan
26 Bab 26 Kolaborasi Film Azab
27 Bab 27 Cladi Bertemu Syamsir Lagi
28 Bab 28 Karan Bertemu Syamsir
29 Bab 29 Tekad Karan Menaklukan Cladi
30 Bab 30 Sandiwara Karan
31 Bab 31 Siasat Karan 2
32 Bab 32 Hadiah Dari Karan dan Kejutan Cladi
33 Bab 33 Merajuk Lagi
34 Bab 34 Cobalah Mengerti Perasaanku
35 Bab 35 Perdebatan yang Menguras Otak
36 Bab 36 Syamsir Move On
37 Bab 37 Rindu Karan
38 Bab 38 Kappa dan Khalia Kembali
39 Bab 39 Nama Lain Yang Disebut Cladi Membuat Karan Kecewa
40 Bab 40 Kamu Harus Hamil, Cla!
41 Bab 41 Cladi Senang Tidak Hamil
42 Bab 42 Sikap Sinis Karan
43 Bab 43 Kenapa Harus Menangis?
44 Bab 44 Sikap Dingin Karan Yang Membuat Cladi Tidak Karuan
45 Bab 45 Curahan Hati Cladi
46 Bab 46 Tiba-tiba Mau Rujak
47 Bab 47 Mimpi dan Igauan Cladi
48 Bab 48 Mimpi Cladi yang Membuat Karan Marah
49 Bab 49 Cerita Mimpi Cladi
50 Bab 50 Sama-sama Egois
51 Bab 51 Dasar PutrinTidur
52 Bab 52 Reaksi Cemburu Cladi
53 Bab 53 Cladi Cemburu
54 Bab 54 Cladi Yang Semakin Aneh
55 Bab 55 Cladi Ling-Lung
56 Bab 56 Kehamilan Yang Begitu Cepat
57 Bab 57 Seblak Made In Karan
58 Bab 58 Kebahagiaan Mertua Cladi
59 Bab 59 Cladi Yang Keras Kepala dan Sesederhana Itu
60 Bab 60 Pendarahan
61 Bab 61 Cladi Merajuk Lagi
62 Bab 62 Tekad Karan
63 Bab 63 Perubahan Cladi dan Karan
64 Bab 64 Kelahiran Khalista Putri Pratama
65 Bb 65 Kakek-kakek Keladi
66 Bab 66 Permintaan Kappa Bikin Stress
67 Bab 67 Dua Pertemuan Candy Yang Tidak Terduga
68 Bab 68 Serangan di Siang Bolong
69 Bab 69 Bertemu Syamsir
70 Bab 70 Candy dan Syamsir
71 Bab 71 Pesta Ulang Tahun Baby Khalista
72 Bab 72 Pertemuan Karan dan Syamsir
73 73 Cladi Hamil Lagi
74 Bab 74 Bayi Laki-laki
75 Bab 75 Cladi yang Penyayang
76 Bab 76 Menengok Jabang Bayi
77 Bab 77 Perjuangan Cladi
78 Bab 78 Kompak, Kafeela Kahfi
79 Bab 79 Suasana Hangat dan Riuh di Rumah Karan
80 Bab 80 Aqiqahan Kafeela
81 Bab 81 Mimpi Itu Terkuak
82 Bab 82 Kebahagiaan dan Keikhlasan (End)
Episodes

Updated 82 Episodes

1
Bab 1 Dijodohkan
2
Ba 2 Lamaran dan Pernikahan
3
Bab 3 Senjata Makan Cladi
4
Bab 4 Datang Bulan dan Perhatian Karan
5
Bab 5 Hutang Budi
6
Bab 6 Bekas Lagi Bekas Lagi
7
Bab 7 Ketika Karan Melihat Cladi Makan dengan Lelaki Lain
8
Bab 8 Hujan dan Kekesalan Karan
9
Bab 9 PertengKaran
10
Bab 10 Diamnya Cladi
11
Bab 11 Membayar Hutang Budi yang Pertama
12
Bab 12 Cladi yang Munafik
13
Bab 13 Balas Dendam Karan
14
Bab 14 Mandi Junub
15
Bab 15 Masih Perawan
16
Bab 16 Rasa Bersalah Karan
17
Bab 17 Kesedihan Cladi
18
Bab 18 Foto-foto Cladi
19
Bab 19 Mulai Membutuhkan Cladi
20
Bab 20 Akhirnya Sebuah Rasa Yang Sama
21
Bab 21 Tragedi Terulang Kembali
22
Bab 22 Tekad Karan Mencintai dan Perhatian
23
Bab 23 Kesedihan Cladi
24
Bab 24 Aku Mencintai Kamu
25
Bab 25 Kejutan Karan
26
Bab 26 Kolaborasi Film Azab
27
Bab 27 Cladi Bertemu Syamsir Lagi
28
Bab 28 Karan Bertemu Syamsir
29
Bab 29 Tekad Karan Menaklukan Cladi
30
Bab 30 Sandiwara Karan
31
Bab 31 Siasat Karan 2
32
Bab 32 Hadiah Dari Karan dan Kejutan Cladi
33
Bab 33 Merajuk Lagi
34
Bab 34 Cobalah Mengerti Perasaanku
35
Bab 35 Perdebatan yang Menguras Otak
36
Bab 36 Syamsir Move On
37
Bab 37 Rindu Karan
38
Bab 38 Kappa dan Khalia Kembali
39
Bab 39 Nama Lain Yang Disebut Cladi Membuat Karan Kecewa
40
Bab 40 Kamu Harus Hamil, Cla!
41
Bab 41 Cladi Senang Tidak Hamil
42
Bab 42 Sikap Sinis Karan
43
Bab 43 Kenapa Harus Menangis?
44
Bab 44 Sikap Dingin Karan Yang Membuat Cladi Tidak Karuan
45
Bab 45 Curahan Hati Cladi
46
Bab 46 Tiba-tiba Mau Rujak
47
Bab 47 Mimpi dan Igauan Cladi
48
Bab 48 Mimpi Cladi yang Membuat Karan Marah
49
Bab 49 Cerita Mimpi Cladi
50
Bab 50 Sama-sama Egois
51
Bab 51 Dasar PutrinTidur
52
Bab 52 Reaksi Cemburu Cladi
53
Bab 53 Cladi Cemburu
54
Bab 54 Cladi Yang Semakin Aneh
55
Bab 55 Cladi Ling-Lung
56
Bab 56 Kehamilan Yang Begitu Cepat
57
Bab 57 Seblak Made In Karan
58
Bab 58 Kebahagiaan Mertua Cladi
59
Bab 59 Cladi Yang Keras Kepala dan Sesederhana Itu
60
Bab 60 Pendarahan
61
Bab 61 Cladi Merajuk Lagi
62
Bab 62 Tekad Karan
63
Bab 63 Perubahan Cladi dan Karan
64
Bab 64 Kelahiran Khalista Putri Pratama
65
Bb 65 Kakek-kakek Keladi
66
Bab 66 Permintaan Kappa Bikin Stress
67
Bab 67 Dua Pertemuan Candy Yang Tidak Terduga
68
Bab 68 Serangan di Siang Bolong
69
Bab 69 Bertemu Syamsir
70
Bab 70 Candy dan Syamsir
71
Bab 71 Pesta Ulang Tahun Baby Khalista
72
Bab 72 Pertemuan Karan dan Syamsir
73
73 Cladi Hamil Lagi
74
Bab 74 Bayi Laki-laki
75
Bab 75 Cladi yang Penyayang
76
Bab 76 Menengok Jabang Bayi
77
Bab 77 Perjuangan Cladi
78
Bab 78 Kompak, Kafeela Kahfi
79
Bab 79 Suasana Hangat dan Riuh di Rumah Karan
80
Bab 80 Aqiqahan Kafeela
81
Bab 81 Mimpi Itu Terkuak
82
Bab 82 Kebahagiaan dan Keikhlasan (End)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!