Bab 19 Mulai Membutuhkan Cladi

  Hari berlalu, sikap Cladi semakin dingin terhadap Karan, tapi tidak terhadap kedua anak sambungnya. Cladi tetap hangat dan melakukan tugasnya layaknya seorang mama bagi Kappa dan Khalia. Mengajaknya sarapan pagi dengan senyum penuh ceria tanpa mencampur adukkan masalahnya dengan Karan.

  Karan merasa sedih dengan keadaan ini, sementara dia hanya bisa menyaksikan kehangatan Cladi dan kedua anaknya yang begitu romantis. Cladi berperan benar-benar seperti seorang mama. Dan Karanpun bersyukur.

  Tidak ingin keadaan ini berlarut-larut, Karan berpikir keras untuk bisa merebut hati Cladi, sebab setelah dia menikmati malam pertamanya secara paksa bersama Cladi, dia merasakan sesuatu yang luar biasa, sepertinya Karan mulai menaruh rasa pada Cladi. Dia mulai membutuhkan Cladi.

  "Aku tidak boleh kalah dan menyerah begitu saja oleh sikap Cladi, justru sekarang perjuangan aku harus dimulai, yaitu meraih hati Cladi. Akan aku buat Cladi bisa menganggap aku suami dan yang terpenting dia bisa mencintai aku. Akan kubuat Cladi mencintai aku. Lihat saja nanti." Karan bertekad di dalam hati.

  Hari berganti, sudah hampir tiga hari sikap Cladi masih saja dingin dan mendiamkan Karan. Tapi Cladi masih melakukan perannya sebagai ibu dari anak-anak Karan. Seperti pagi ini, Cladi sudah menggiring kedua bocah itu turun ke bawah untuk sarapan. Mereka sudah rapi dengan seragam sekolahnya. Di belakangnya Karan menyusul.

  Tiba di meja makan, mereka berempat sarapan seperti biasa. Cladi masih menyibukkan diri dengan melayani dua bocah itu. Menuangkan nasi goreng ke dalam piringnya beserta telur ceplok di atasnya. Tanpa menoleh ke arah Karan, Cladi beserta kedua anak sambungnya makan dengan nikmatnya. Karan menatap iri pada kedua anaknya yang diperlakukan manis oleh Cladi, dia juga sepertinya ingin dilayani oleh Cladi. Keberadaan kedua anaknya di meja makan, kali ini digunakan Karan untuk memancing reaksi Cladi. Karan merencanakan siasatnya.

  "Sayang, tolong ambilkan nasinya beserta telurnya di atas piring aku," titah Karan pada Cladi. Cladi menghentikan suapannya sejenak setelah mendengar Karan berbicara barusan. Telinga Cladi berusaha dia buka selebar-lebarnya. Apakah yang barusan dia dengar ditujukan padanya atau bukan?

  "Aku menyuruhmu, Sayang," ucap Karan menatap Cladi yang terlihat bingung.

  "Mama Cladi, Papa minta dituangkan nasi sama telur ceplok." Kappa menimpali. Ternyata bocah tujuh tahun itu ikut memperhatikan gerak-gerik kedua orang tuanya yang sedang perang dingin.

  "I~iya, Sayang. Ini mau mama Cla ambilkan," sahut Cladi seraya terpaksa menuangkan nasi di piring Karan. Karan tersenyum bahagia, sebab siasatnya berhasil.

  Kappa dan Khalia yang sudah menyudahi sarapannya, segera bergegas meninggalkan meja makan, disusul Cladi yang tadinya akan bangkit. Namun, Karan keburu menahannya.

  "Kappa sama Khalia, segera masuk mobil dan berangkat sekolah, ya," titah Karan yang segera dipatuhi kedua anaknya yang sangat menggemaskan.

  Namun, beberapa saat kemudian Kappa dan Khalia kembali lagi, rupanya mereka lupa belum menyalami Karan dan Cladi.

  "Kami pergi, assalamualaikum," seru mereka kompak setelah menyalami Cladi dan Karan. Karan melambaikan tangan. Cladi hanya sekilas menatap kedua anak sambungnya, kemudian dia bangkit bermaksud membereskan piring bekas makan.

  "Biarkan piring-piring ini Bi Sintia atau Bi Bela yang bereskan, kita harus bicara sebentar," tahan Karan membuat Cladi manyun tidak suka. Karan meraih tangan Cladi dan membawanya ke ruang tamu. Cladi berusaha menepis tangan Karan. Akan tetapi tidak bisa karena Karan memegangnya erat.

  "Duduklah, jangan banyak protes atau berontak dulu," titah Karan posesif. Cladi diam tanpa menyahut sepatah katapun. "Duduklah," ulang Karan meraih lengan Cladi dan mendudukkannya. Cladi terduduk dengan wajah protes.

  "Apa yang mau Mas Karan obrolkan, aku mau berangkat kerja, sebentar lagi jam kerjaku tiba, aku tidak mau terlambat," protes Cladi hendak berdiri. Tapi Karan menahannya lagi.

  Karan tersenyum, dia kini berhasil membuat Cladi berbicara padanya meskipun sebuah kalimat protes.

  "Dengarkan aku dulu. Kita harus bicara," tahan Karan lagi.

  "Bicara apa lagi, Mas? Aku sudah telat, aku mau berangkat." Cladi berdiri dan mulai melangkahkan kakinya. Tapi Karan berhasil menyamai langkah Cladi dan meraih lengan Cladi lalu menariknya menuju mobilnya. Karan membuka pintu mobil dan mendorong tubuh Cladi supaya masuk. Cladi protes. Namun sayang, Karan sudah mengunci pintu mobil dari samping sehingga Cladi tidak bisa keluar lagi. Karan segera menuju pintu kemudi, dia segera masuk dan menyalakan mobilnya.

  "Ya ampun Mas Karan, aku harus segera ke kantor, jam masuk kerja sebentar lagi. Aku bisa telat," protes Cladi tidak suka.

  "Tenang saja, hari ini kamu tidak perlu masuk kerja, sebab kemarin aku sudah meminta ijin Bos kamu supaya hari ini kamu ijin tidak masuk," ucap Karan enteng

  "Apa? Apa-apaan sih, Mas? Kamu jangan sembarangan minta-minta ijin ke Bos aku? Memangnya kamu ini siapa?" tukasnya tidak suka.

  "Ya ampun, apakah kamu tidak tahu, yang punya Mall Sejahtera itu teman aku saat SMP, SMA, juga kuliah?" aku Karan sembari tersenyum puas. Cladi mendengus kesal mendengar pengakuan Karan.

  "Apa?" kaget Cladi tidak percaya dengan mata yang melotot. Karan justru merasa lucu melihat Cladi bereaksi marah seperti itu.

  "Sudah jangan banyak protes dulu, aku akan membawamu ke showroom mobil milikku," tegasnya.

  "Aku tidak mau, Mas. Kamu jangan seenaknya atur-atur aku." Percuma Cladi protes tapi tidak didengar Karan. Karan tetap fokus ke kemudinya tanpa mempedulikan Cladi.

  Mobil Karan tiba di sebuah showroom mobil terbesar di kota ini. Karan membawa Cladi ke dalam showroom sambil menggenggam tangannya erat-erat seromantis mungkin. Meskipun Cladi berusaha menepis, tapi genggaman tangan Karan begitu erat. Kedatangan mereka berdua disambut hangat dan hormat oleh para pegawai Karan.

  Cladi diperkenalkan Karan pada setiap pegawainya. Para pegawai showroom menunduk hormat pada Cladi.

  Setelah Karan merasa cukup memperkenalkan Cladi pada para pegawainya, Karan menarik tangan Cladi memasuki ruangannya. Tidak lupa Karan mengunci pintu ruangannya, Karan takut Cladi kabur.

  Karan melepaskan tangan Cladi, membiarkan wanita cantik yang kini merengut marah, bebas di dalam ruangannya. Cladi segera menuju pintu, akan tetapi pintu sudah terkunci.

  "Kenapa, apakah kamu ingin keluar dari ruangan ini? Jangan takut, ruangan ini aman jika kita akan melakukan sesuatu apapun, termasuk ...."

  "Mas Karan, stop! Aku tidak mau mendengar ucapan bodoh dari mulut Mas Karan. Sudah cukup aku dihina, dianggap perempuan yang tidak bisa menjaga kehormatannya. Tapi justru kehormatanku malah direnggut oleh lelaki yang sama sekali tidak aku cintai, lelaki bermulut lemes yang seenak udelnya memfitnah aku dengan tuduhan yang tidak benar," pekik Cladi lantang. Cladi tidak peduli teriakannya barusan di dengar orang di luar ruangan itu.

  Karan tersenyum seraya mendekati Cladi, dia tidak peduli Cladi mau berkata apa saja, yang jelas mulai hari ini Karan akan berusaha meluluhkan hati Cladi.

Episodes
1 Bab 1 Dijodohkan
2 Ba 2 Lamaran dan Pernikahan
3 Bab 3 Senjata Makan Cladi
4 Bab 4 Datang Bulan dan Perhatian Karan
5 Bab 5 Hutang Budi
6 Bab 6 Bekas Lagi Bekas Lagi
7 Bab 7 Ketika Karan Melihat Cladi Makan dengan Lelaki Lain
8 Bab 8 Hujan dan Kekesalan Karan
9 Bab 9 PertengKaran
10 Bab 10 Diamnya Cladi
11 Bab 11 Membayar Hutang Budi yang Pertama
12 Bab 12 Cladi yang Munafik
13 Bab 13 Balas Dendam Karan
14 Bab 14 Mandi Junub
15 Bab 15 Masih Perawan
16 Bab 16 Rasa Bersalah Karan
17 Bab 17 Kesedihan Cladi
18 Bab 18 Foto-foto Cladi
19 Bab 19 Mulai Membutuhkan Cladi
20 Bab 20 Akhirnya Sebuah Rasa Yang Sama
21 Bab 21 Tragedi Terulang Kembali
22 Bab 22 Tekad Karan Mencintai dan Perhatian
23 Bab 23 Kesedihan Cladi
24 Bab 24 Aku Mencintai Kamu
25 Bab 25 Kejutan Karan
26 Bab 26 Kolaborasi Film Azab
27 Bab 27 Cladi Bertemu Syamsir Lagi
28 Bab 28 Karan Bertemu Syamsir
29 Bab 29 Tekad Karan Menaklukan Cladi
30 Bab 30 Sandiwara Karan
31 Bab 31 Siasat Karan 2
32 Bab 32 Hadiah Dari Karan dan Kejutan Cladi
33 Bab 33 Merajuk Lagi
34 Bab 34 Cobalah Mengerti Perasaanku
35 Bab 35 Perdebatan yang Menguras Otak
36 Bab 36 Syamsir Move On
37 Bab 37 Rindu Karan
38 Bab 38 Kappa dan Khalia Kembali
39 Bab 39 Nama Lain Yang Disebut Cladi Membuat Karan Kecewa
40 Bab 40 Kamu Harus Hamil, Cla!
41 Bab 41 Cladi Senang Tidak Hamil
42 Bab 42 Sikap Sinis Karan
43 Bab 43 Kenapa Harus Menangis?
44 Bab 44 Sikap Dingin Karan Yang Membuat Cladi Tidak Karuan
45 Bab 45 Curahan Hati Cladi
46 Bab 46 Tiba-tiba Mau Rujak
47 Bab 47 Mimpi dan Igauan Cladi
48 Bab 48 Mimpi Cladi yang Membuat Karan Marah
49 Bab 49 Cerita Mimpi Cladi
50 Bab 50 Sama-sama Egois
51 Bab 51 Dasar PutrinTidur
52 Bab 52 Reaksi Cemburu Cladi
53 Bab 53 Cladi Cemburu
54 Bab 54 Cladi Yang Semakin Aneh
55 Bab 55 Cladi Ling-Lung
56 Bab 56 Kehamilan Yang Begitu Cepat
57 Bab 57 Seblak Made In Karan
58 Bab 58 Kebahagiaan Mertua Cladi
59 Bab 59 Cladi Yang Keras Kepala dan Sesederhana Itu
60 Bab 60 Pendarahan
61 Bab 61 Cladi Merajuk Lagi
62 Bab 62 Tekad Karan
63 Bab 63 Perubahan Cladi dan Karan
64 Bab 64 Kelahiran Khalista Putri Pratama
65 Bb 65 Kakek-kakek Keladi
66 Bab 66 Permintaan Kappa Bikin Stress
67 Bab 67 Dua Pertemuan Candy Yang Tidak Terduga
68 Bab 68 Serangan di Siang Bolong
69 Bab 69 Bertemu Syamsir
70 Bab 70 Candy dan Syamsir
71 Bab 71 Pesta Ulang Tahun Baby Khalista
72 Bab 72 Pertemuan Karan dan Syamsir
73 73 Cladi Hamil Lagi
74 Bab 74 Bayi Laki-laki
75 Bab 75 Cladi yang Penyayang
Episodes

Updated 75 Episodes

1
Bab 1 Dijodohkan
2
Ba 2 Lamaran dan Pernikahan
3
Bab 3 Senjata Makan Cladi
4
Bab 4 Datang Bulan dan Perhatian Karan
5
Bab 5 Hutang Budi
6
Bab 6 Bekas Lagi Bekas Lagi
7
Bab 7 Ketika Karan Melihat Cladi Makan dengan Lelaki Lain
8
Bab 8 Hujan dan Kekesalan Karan
9
Bab 9 PertengKaran
10
Bab 10 Diamnya Cladi
11
Bab 11 Membayar Hutang Budi yang Pertama
12
Bab 12 Cladi yang Munafik
13
Bab 13 Balas Dendam Karan
14
Bab 14 Mandi Junub
15
Bab 15 Masih Perawan
16
Bab 16 Rasa Bersalah Karan
17
Bab 17 Kesedihan Cladi
18
Bab 18 Foto-foto Cladi
19
Bab 19 Mulai Membutuhkan Cladi
20
Bab 20 Akhirnya Sebuah Rasa Yang Sama
21
Bab 21 Tragedi Terulang Kembali
22
Bab 22 Tekad Karan Mencintai dan Perhatian
23
Bab 23 Kesedihan Cladi
24
Bab 24 Aku Mencintai Kamu
25
Bab 25 Kejutan Karan
26
Bab 26 Kolaborasi Film Azab
27
Bab 27 Cladi Bertemu Syamsir Lagi
28
Bab 28 Karan Bertemu Syamsir
29
Bab 29 Tekad Karan Menaklukan Cladi
30
Bab 30 Sandiwara Karan
31
Bab 31 Siasat Karan 2
32
Bab 32 Hadiah Dari Karan dan Kejutan Cladi
33
Bab 33 Merajuk Lagi
34
Bab 34 Cobalah Mengerti Perasaanku
35
Bab 35 Perdebatan yang Menguras Otak
36
Bab 36 Syamsir Move On
37
Bab 37 Rindu Karan
38
Bab 38 Kappa dan Khalia Kembali
39
Bab 39 Nama Lain Yang Disebut Cladi Membuat Karan Kecewa
40
Bab 40 Kamu Harus Hamil, Cla!
41
Bab 41 Cladi Senang Tidak Hamil
42
Bab 42 Sikap Sinis Karan
43
Bab 43 Kenapa Harus Menangis?
44
Bab 44 Sikap Dingin Karan Yang Membuat Cladi Tidak Karuan
45
Bab 45 Curahan Hati Cladi
46
Bab 46 Tiba-tiba Mau Rujak
47
Bab 47 Mimpi dan Igauan Cladi
48
Bab 48 Mimpi Cladi yang Membuat Karan Marah
49
Bab 49 Cerita Mimpi Cladi
50
Bab 50 Sama-sama Egois
51
Bab 51 Dasar PutrinTidur
52
Bab 52 Reaksi Cemburu Cladi
53
Bab 53 Cladi Cemburu
54
Bab 54 Cladi Yang Semakin Aneh
55
Bab 55 Cladi Ling-Lung
56
Bab 56 Kehamilan Yang Begitu Cepat
57
Bab 57 Seblak Made In Karan
58
Bab 58 Kebahagiaan Mertua Cladi
59
Bab 59 Cladi Yang Keras Kepala dan Sesederhana Itu
60
Bab 60 Pendarahan
61
Bab 61 Cladi Merajuk Lagi
62
Bab 62 Tekad Karan
63
Bab 63 Perubahan Cladi dan Karan
64
Bab 64 Kelahiran Khalista Putri Pratama
65
Bb 65 Kakek-kakek Keladi
66
Bab 66 Permintaan Kappa Bikin Stress
67
Bab 67 Dua Pertemuan Candy Yang Tidak Terduga
68
Bab 68 Serangan di Siang Bolong
69
Bab 69 Bertemu Syamsir
70
Bab 70 Candy dan Syamsir
71
Bab 71 Pesta Ulang Tahun Baby Khalista
72
Bab 72 Pertemuan Karan dan Syamsir
73
73 Cladi Hamil Lagi
74
Bab 74 Bayi Laki-laki
75
Bab 75 Cladi yang Penyayang

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!