Bab 5 Hutang Budi

  Kedatangan mereka dari bulan madu atau jelasnya nginap di hotel bintang tujuh dua hari disambut gembira oleh keluarga besar. Mereka kebetulan sedang berkumpul di rumah Karan. Kappa dan Khalia berdiri paling depan di apit nene dan kakeknya. Mereka bersorak gembira.

  Karan memasukkan mobilnya ke dalam halaman rumah yang luas. Setelah terparkir dengan baik, dia segera membuka pintu dan turun duluan. Dengan sigap Karan segera menyambut kedua anaknya dan merangkul dua-duanya tanpa rasa lelah. Sementara Cladi masih di dalam mobil. Entah apa yang dilakukannya, Cladi nampak gelisah di sana.

  "Papa, kami kangen, Pa," seru keduanya seraya menciumi wajah Karan dengan penuh rasa kangen. "Mamanya mana, Pah. Kok tidak turun?" tanya Kappa seraya melihat ke arah mobil mengamati Cladi yang belum turun.

  Kappa dan Khalia lebih senang memanggil Cladi dengan sebutan Mama dibanding Bunda. Mereka sudah enak memanggil Mama kandungnya dengan sebutan Mama, jadi saat ini juga mereka berdua tidak segan memanggil Cladi dengan sebutan yang sama. Entah apa yang membuat keduanya cepat beradaptasi, sehingga panggilan Mama tidak keberatan disematkan juga pada Cladi.

  "Tante kalian akan turun sebentar lagi," respon Karan seraya menurunkan kedua anaknya, lalu menyalami kedua orang tuanya.

  "Kenapa istrimu begitu lama di dalam mobil, apakah dia tidak sedang sakit?" heran Pak Kelana seraya melihat ke arah mobil Karan.

  "Tidak, Pah. Cladi baik-baik saja," sahut Karan.

  "Lihatlah dulu Ran, istrimu sepertinya gelisah. Coba kamu hampiri. Jangan-jangan dia kehilangan sesuatu," timpal Bu Kori Mamanya Karan, merasa khawatir. Karan mendengus, tentu saja hanya berani di belakang kedua orang tuanya.

  Karan terpaksa berjalan menuju mobilnya dan menghampiri pintu mobil yang ditempati Cladi.

  "Cla, kamu ngapain masih di dalam, apakah kamu kehilangan sesuatu?" tanya Karan seraya menatap Cladi yang nampak pias.

  "Mas, kebetulan kamu datang. Ini darah aku ternyata tembus dan kena ke jok mobil kamu," ucap Cladi sumringah melihat Karan datang. Karan yang mendengar ucapan Cladi sontak terbelalak, matanya melotot seakan ingin keluar.

  "Apa? Tembus sampai jok mobil aku? Wah, kamu ini keterlaluan, masa darahnya tembus sampai jok. Kamu ini jorok banget, bukankah tadi sudah disumpal pakai pembalut, kenapa masih tembus?" ucap Karan marah seraya membuka pintu mobil dan memberi isyarat supaya Cladi turun. Namun Cladi tidak mau turun, sebab dia malu kalau darah yang terlanjur tembus mengenai roknya kelihatan oleh kedua orang tua Karan dan dua keponakannya yang suka heboh.

  "Tidak Mas, aku tidak mau turun sebelum rok aku dihalangi oleh kain. Lagipula darah yang tembus ke jok kamu, kenanya saat tadi sebelum aku pakai pembalut. Coba aku pinjam jaket kamu untuk menutupi rok aku yang kena darah, tolong Mas," mohon Cladi dengan wajah memelas.

  Sejenak Karan geleng-geleng kepala, dia terhenyak karena mobilnya kena darah haid Cladi, padahal jok mobil itu baru diganti sebelum Karan nginap di hotel bintang tujuh pesanan Papanya. Apalagi kulit jok ini paling mahal diantara kulit jok yang lain.

  "Kamu ini ada-ada saja, kamu tahu tidak kulit jok ini baru diganti dan harganya paling mahal diantara yang lain? Kamu malah mengotorinya dengan darah," dumelnya kesal. Dimarahi begitu, Cladi diam saja, dia merasa bersalah dan tidak tahu harus berkata apa lagi. Sementara untuk turun mobil, dia tidak berani dan malu oleh kedua orang tuanya Karan serta keponakannya.

  "Mas, aku minta maaf. Tapi, untuk kali ini aku mohon tolong aku. Pinjamkan jaket kamu untuk menutupi rok aku yang ada darahnya," mohon Cladi sekali lagi dengan memelas.

  Cladi menatap Karan penuh harap. Karan membalas tatapan Cladi dengan kesal, terpaksa dia harus meminjamkan jaketnya untuk menutupi rok Cladi yang merah kena darah.

  "Aku terpaksa pinjamkan jaket ini. Tapi ingat, kamu sudah dua kali punya hutang budi sama aku. Kalau sampai jaket ini kena darah juga, maka kamu harus traktir aku dan anak-anak makan besok sepulang kerja." Karan menekankan hutang budi yang harus dibayar Cladi besok dengan mentraktirnya makan sore hari setelah pulang kerja bersama Kappa dan Khalia.

  "Ok, cuma membayar hutang budi begitu saja itu tidak sulit bagiku," ucap Cladi menyetujui permintaan Karan.

  "Tapi ingat, traktiran makan besok sore hanya satu diantara dua hutang budi yang kamu penuhi, satu lagi hutang budi kamu tetap harus kamu penuhi. Bagaimana, apakah kamu sanggup?" tekan Karan menatap Cladi seraya memberikan jaket warna kremnya untuk menutupi rok Cladi yang merah kena darah haid.

  "Ok, aku sanggup." Cladi menyanggupi seraya meraih jaket Karan, lalu dia segera menuruni mobil dan segera melingkarkan jaket itu di pinggangnya.

  Akhirnya Cladi berjalan menuju rumah dengan rok yang ditutupi jaket Karan. Karan yang berada di belakangnya ngedumel seraya menutup pintu mobil sedikit kencang. Darah di jok itu harus segera dicuci, maka dari itu Karan segera memanggil Mang Kadi untuk membersihkan jok mobil. Namun Karan membalikkan badan dan kembali menuju mobil saat tadi dia teringat akan tisu basah di mobilnya. Sebelum menyuruh Mang Kadi membersihkan jok mobil, Karan berinisiatif menyeka jok itu dengan tisu basah sebagai usaha pertama menghilangkan darah.

  "Ihhh, banyak juga darahnya, bau anyir lagi." Karan menyeka jok itu sambil menggerutu. Setelah darahnya tidak kelihatan, Karan segera menutup pintu mobil itu dan berlalu.

  "Mang Kadi, saya minta tolong bersihkan semua jok mobil, saya merasa ada bau yang kurang sedap dalam mobil saya," perintah Karan pada Mang Kadi tanpa memberitahu bahwa di jok depan tadi ada darahnya. Mang Kadi manggut seraya menghampiri mobil Karan.

  Karan masuk ke dalam rumah, di sana di ruang tamu dia melihat Cladi tengah dikerubungi papa dan mamanya serta kedua anaknya. Mereka antusias menanyakan pengalaman nginap di hotel bintang tujuh dua malam yang dipesan khusus oleh Pak Kelana, papanya Karan.

  "Kami enjoy kok Ma, di sana kami menghabiskan waktu dengan senang-senang menikmati indahnya danau buatan di sekitar hotel," celoteh Cladi ngarang, sebab semua itu tidak pernah dia dan Karan lakukan. Terpaksa Cladi berbohong untuk menutupi kejadian yang sebenarnya di hotel. Karan kali ini setuju dengan karangan bebas Cladi, dia juga mungkin akan berbohong persis sama dengan yang dilakukan Cladi jika dia mendapatkan pertanyaan seperti itu.

  "Oh, ya? Tidak salah kami mengirim kalian nginap dua malam di hotel itu, sebab hotel itu viewnya sangat bagus menghadap ke danau buatan yang sangat indah," tukas Bu Kori turut bahagia dengan senyum merekah.

  Cladi sebenarnya sedih dikerubungi begini, dia ingin segera masuk ke dalam kamar sebab dia ingin ganti pembalut dan mandi, tubuhnya semakin kesini semakin gerah.

  "Sepertinya kalian tidak akan lama lagi bakal memberi kami hadiah," celetuk Pak Karan sambil tersenyum bahagia.

  "Hadiah! Hadiah apa, Pa?" Karan bertanya dengan heran.

  "Hadiah cucu buat kami. Setelah dua hari menghabiskan dua malam di hotel itu, kalian pasti segera dikaruniai momongan," sahut Pak Kelana bahagia. Karan dan Cladi mendadak kompak saling tatap dan memberi kode dengan sama-sama menurun naikkan pundaknya.

  "Cla, ayo kamu harus segera ke kamar mandi membersihkan darah haid kamu. Kalau tidak, maka jaket aku akan kena darah kamu juga," celetuk Karan membuyarkan harapan kedua orang tuanya yang mengharapkan hadiah atas bulan madu mereka.

  Cladi melotot merasa malu atas celetukan Karan barusan. Terpaksa dia berdiri dan permisi pada kedua mertuanya yang saling tatap kecewa, untuk ke kamar mandi.

  "Maaf, Ma, Pah, Cla ke kamar mandi dulu," ujarnya tersipu malu sembari menjauh dari ruang tamu.

Terpopuler

Comments

R.F

R.F

aku datang lagi membawa 3like semangat kak

2024-01-11

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Dijodohkan
2 Ba 2 Lamaran dan Pernikahan
3 Bab 3 Senjata Makan Cladi
4 Bab 4 Datang Bulan dan Perhatian Karan
5 Bab 5 Hutang Budi
6 Bab 6 Bekas Lagi Bekas Lagi
7 Bab 7 Ketika Karan Melihat Cladi Makan dengan Lelaki Lain
8 Bab 8 Hujan dan Kekesalan Karan
9 Bab 9 PertengKaran
10 Bab 10 Diamnya Cladi
11 Bab 11 Membayar Hutang Budi yang Pertama
12 Bab 12 Cladi yang Munafik
13 Bab 13 Balas Dendam Karan
14 Bab 14 Mandi Junub
15 Bab 15 Masih Perawan
16 Bab 16 Rasa Bersalah Karan
17 Bab 17 Kesedihan Cladi
18 Bab 18 Foto-foto Cladi
19 Bab 19 Mulai Membutuhkan Cladi
20 Bab 20 Akhirnya Sebuah Rasa Yang Sama
21 Bab 21 Tragedi Terulang Kembali
22 Bab 22 Tekad Karan Mencintai dan Perhatian
23 Bab 23 Kesedihan Cladi
24 Bab 24 Aku Mencintai Kamu
25 Bab 25 Kejutan Karan
26 Bab 26 Kolaborasi Film Azab
27 Bab 27 Cladi Bertemu Syamsir Lagi
28 Bab 28 Karan Bertemu Syamsir
29 Bab 29 Tekad Karan Menaklukan Cladi
30 Bab 30 Sandiwara Karan
31 Bab 31 Siasat Karan 2
32 Bab 32 Hadiah Dari Karan dan Kejutan Cladi
33 Bab 33 Merajuk Lagi
34 Bab 34 Cobalah Mengerti Perasaanku
35 Bab 35 Perdebatan yang Menguras Otak
36 Bab 36 Syamsir Move On
37 Bab 37 Rindu Karan
38 Bab 38 Kappa dan Khalia Kembali
39 Bab 39 Nama Lain Yang Disebut Cladi Membuat Karan Kecewa
40 Bab 40 Kamu Harus Hamil, Cla!
41 Bab 41 Cladi Senang Tidak Hamil
42 Bab 42 Sikap Sinis Karan
43 Bab 43 Kenapa Harus Menangis?
44 Bab 44 Sikap Dingin Karan Yang Membuat Cladi Tidak Karuan
45 Bab 45 Curahan Hati Cladi
46 Bab 46 Tiba-tiba Mau Rujak
47 Bab 47 Mimpi dan Igauan Cladi
48 Bab 48 Mimpi Cladi yang Membuat Karan Marah
49 Bab 49 Cerita Mimpi Cladi
50 Bab 50 Sama-sama Egois
51 Bab 51 Dasar PutrinTidur
52 Bab 52 Reaksi Cemburu Cladi
53 Bab 53 Cladi Cemburu
54 Bab 54 Cladi Yang Semakin Aneh
55 Bab 55 Cladi Ling-Lung
56 Bab 56 Kehamilan Yang Begitu Cepat
57 Bab 57 Seblak Made In Karan
58 Bab 58 Kebahagiaan Mertua Cladi
59 Bab 59 Cladi Yang Keras Kepala dan Sesederhana Itu
60 Bab 60 Pendarahan
61 Bab 61 Cladi Merajuk Lagi
62 Bab 62 Tekad Karan
63 Bab 63 Perubahan Cladi dan Karan
64 Bab 64 Kelahiran Khalista Putri Pratama
65 Bb 65 Kakek-kakek Keladi
66 Bab 66 Permintaan Kappa Bikin Stress
67 Bab 67 Dua Pertemuan Candy Yang Tidak Terduga
68 Bab 68 Serangan di Siang Bolong
69 Bab 69 Bertemu Syamsir
70 Bab 70 Candy dan Syamsir
71 Bab 71 Pesta Ulang Tahun Baby Khalista
72 Bab 72 Pertemuan Karan dan Syamsir
73 73 Cladi Hamil Lagi
74 Bab 74 Bayi Laki-laki
75 Bab 75 Cladi yang Penyayang
76 Bab 76 Menengok Jabang Bayi
77 Bab 77 Perjuangan Cladi
78 Bab 78 Kompak, Kafeela Kahfi
79 Bab 79 Suasana Hangat dan Riuh di Rumah Karan
80 Bab 80 Aqiqahan Kafeela
81 Bab 81 Mimpi Itu Terkuak
82 Bab 82 Kebahagiaan dan Keikhlasan (End)
Episodes

Updated 82 Episodes

1
Bab 1 Dijodohkan
2
Ba 2 Lamaran dan Pernikahan
3
Bab 3 Senjata Makan Cladi
4
Bab 4 Datang Bulan dan Perhatian Karan
5
Bab 5 Hutang Budi
6
Bab 6 Bekas Lagi Bekas Lagi
7
Bab 7 Ketika Karan Melihat Cladi Makan dengan Lelaki Lain
8
Bab 8 Hujan dan Kekesalan Karan
9
Bab 9 PertengKaran
10
Bab 10 Diamnya Cladi
11
Bab 11 Membayar Hutang Budi yang Pertama
12
Bab 12 Cladi yang Munafik
13
Bab 13 Balas Dendam Karan
14
Bab 14 Mandi Junub
15
Bab 15 Masih Perawan
16
Bab 16 Rasa Bersalah Karan
17
Bab 17 Kesedihan Cladi
18
Bab 18 Foto-foto Cladi
19
Bab 19 Mulai Membutuhkan Cladi
20
Bab 20 Akhirnya Sebuah Rasa Yang Sama
21
Bab 21 Tragedi Terulang Kembali
22
Bab 22 Tekad Karan Mencintai dan Perhatian
23
Bab 23 Kesedihan Cladi
24
Bab 24 Aku Mencintai Kamu
25
Bab 25 Kejutan Karan
26
Bab 26 Kolaborasi Film Azab
27
Bab 27 Cladi Bertemu Syamsir Lagi
28
Bab 28 Karan Bertemu Syamsir
29
Bab 29 Tekad Karan Menaklukan Cladi
30
Bab 30 Sandiwara Karan
31
Bab 31 Siasat Karan 2
32
Bab 32 Hadiah Dari Karan dan Kejutan Cladi
33
Bab 33 Merajuk Lagi
34
Bab 34 Cobalah Mengerti Perasaanku
35
Bab 35 Perdebatan yang Menguras Otak
36
Bab 36 Syamsir Move On
37
Bab 37 Rindu Karan
38
Bab 38 Kappa dan Khalia Kembali
39
Bab 39 Nama Lain Yang Disebut Cladi Membuat Karan Kecewa
40
Bab 40 Kamu Harus Hamil, Cla!
41
Bab 41 Cladi Senang Tidak Hamil
42
Bab 42 Sikap Sinis Karan
43
Bab 43 Kenapa Harus Menangis?
44
Bab 44 Sikap Dingin Karan Yang Membuat Cladi Tidak Karuan
45
Bab 45 Curahan Hati Cladi
46
Bab 46 Tiba-tiba Mau Rujak
47
Bab 47 Mimpi dan Igauan Cladi
48
Bab 48 Mimpi Cladi yang Membuat Karan Marah
49
Bab 49 Cerita Mimpi Cladi
50
Bab 50 Sama-sama Egois
51
Bab 51 Dasar PutrinTidur
52
Bab 52 Reaksi Cemburu Cladi
53
Bab 53 Cladi Cemburu
54
Bab 54 Cladi Yang Semakin Aneh
55
Bab 55 Cladi Ling-Lung
56
Bab 56 Kehamilan Yang Begitu Cepat
57
Bab 57 Seblak Made In Karan
58
Bab 58 Kebahagiaan Mertua Cladi
59
Bab 59 Cladi Yang Keras Kepala dan Sesederhana Itu
60
Bab 60 Pendarahan
61
Bab 61 Cladi Merajuk Lagi
62
Bab 62 Tekad Karan
63
Bab 63 Perubahan Cladi dan Karan
64
Bab 64 Kelahiran Khalista Putri Pratama
65
Bb 65 Kakek-kakek Keladi
66
Bab 66 Permintaan Kappa Bikin Stress
67
Bab 67 Dua Pertemuan Candy Yang Tidak Terduga
68
Bab 68 Serangan di Siang Bolong
69
Bab 69 Bertemu Syamsir
70
Bab 70 Candy dan Syamsir
71
Bab 71 Pesta Ulang Tahun Baby Khalista
72
Bab 72 Pertemuan Karan dan Syamsir
73
73 Cladi Hamil Lagi
74
Bab 74 Bayi Laki-laki
75
Bab 75 Cladi yang Penyayang
76
Bab 76 Menengok Jabang Bayi
77
Bab 77 Perjuangan Cladi
78
Bab 78 Kompak, Kafeela Kahfi
79
Bab 79 Suasana Hangat dan Riuh di Rumah Karan
80
Bab 80 Aqiqahan Kafeela
81
Bab 81 Mimpi Itu Terkuak
82
Bab 82 Kebahagiaan dan Keikhlasan (End)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!