Ba 2 Lamaran dan Pernikahan

  Cladi duduk diapit oleh kedua orang tuanya. Wajahnya menunduk dengan kedua tangan saling meremat. Terlihat dia sangat tegang dan kaku. Cladi sungguh ingin berlari dan menjauh dari tempat ini yang sudah disesaki tamu dari pihak keluarga laki-laki. Jadi dipastikan, jika lari pun sudah tidak ada pintu yang bisa dia lalui, kecuali dengan terpaksa menerima nasibnya hari ini.

  "Baiklah, supaya tidak mengulur waktu. Kami dari pihak laki-laki ingin menyampaikan maksud kedatangan kami yang sebenarnya." Pak Kelana, bapaknya Karan membuka pembicaraan. Sejenak beliau menjeda ucapannya.

  "Bahwasanya kedatangan kami ini, tidak lain dan tidak bukan ingin melamar Neng Cladi, anak dari Bapak Dani dan Ibu Diana untuk anak kami Karan Pratama. Besar harapan kami, jika lamaran ini bisa diterima dengan senang hati oleh Neng Cladi. Sebab kami sangat mengharapkan Neng Cladi menjadi bagian dari anggota keluarga kami. Begitu juga anak kami, Karan bisa menjadi bagian dari anggota keluarga ini lagi setelah istri pertamanya meninggal dunia. Jika tidak keberatan, Neng Cladi mau menerima lamaran kami dan naik ranjang menjadi istri dari Mas Karan Pratama?" Ungkapan dan beberapa pertanyaan telah disampaikan Pak Kelana panjang lebar di hadapan keluarga Cladi dengan niat yang segamblang-gamblangnya.

  Cladi menunduk, ingin dia berteriak menolak lamaran itu saat ini juga. Namun, entah kenapa bibirnya seakan kelu dan susah dibuka. Sementara Karan menatap dengan ujung mata ke arah Cladi yang sejak tadi menunduk, dan berharap Cladi berbicara untuk menolak perjodohan yang sedang berlangsung ini.

  "Ayo, dong, Cla, kamu langsung bicara dan tolak lamaran dari Papaku." Hati Karan berkata-kata, dengan harapan Cladi bicara dan menolak lamaran ini.

  "Tentu saja anak gadis kami akan menerima lamaran anak Bapak, yaitu Mas Karan. Bukankah begitu, Neng?" jawab Pak Dani, lalu diakhir kalimat melemparkan pertanyaan pada Cladi seolah sebuah pertanyaan yang harus diiyakan. Pak Dani menatap Cladi yang sejak tadi hanya menunduk, dengan harapan Cladi segera menjawab dengan jawaban 'iya'.

  Semua orang menantikan jawaban dari Cladi, terutama Karan, yang berharap Cladi menolak lamaran ini.

  "Neng?" sapa Bu Diana sembari menyenggol lengan anaknya pelan. Cladi tersentak, dia seakan baru tersadar dari lamunan panjangnya.

  "Iya, Bu?" Cladi menoleh lalu bertanya pada ibunya. Bu Diana geleng-geleng kepala melihat anak gadisnya yang kini hanya dia satu-satunya anak semata wayang Bu Diana dan Pak Dani.

  "Itu, calon mertua kamu sedang menyampaikan niatnya Mas Karan untuk melamar kamu." Bu Diana mengingatkan anaknya atas niat dari keluarga Karan.

  Perlahan Cladi mendongak, lalu menatap lurus ke depan, tatapannya tertuju pada Papa dan Mamanya Karan, tapi hanya sekilas. Lalu Cladi mengarahkan pandangannya ke jari tangannya yang sejak tadi berada di pahanya, fokusnya ke arah jemari yang dia permainkan sejak tadi dengan gelisah.

  "Cla, apa yang ingin kamu sampaikan? Keluarga Mas Karan ingin melamar kamu." Lagi-lagi Bu Diana mengingatkan akan maksud kedatangan keluarga Karan.

  Cladi bingung harus jawab apa, dia benar-benar ingin menolak lamaran ini.

  "Ayo Tante, jadilah Mama kami. Bukankah Tante sayang sama kami?" Tiba-tiba Kappa bocah lelaki berumur tujuh tahun itu menyela mengungkapkan keinginannya dengan binar harap yang begitu dalam terhadap Cladi, tantenya sendiri yang selama ini begitu dekat dengan Kappa maupun Khalia.

  Cladi merasa ungkapan Kappa merupakan sebuah todongan untuknya. Cladi semakin bingung dan tidak bisa berpikir jernih, sehingga apa yang diucapkannya tidak lagi fokus.

  "I~Iya, tante mau jadi mama kalian." Jawaban Cladi sontak membuat dua bocah imut berbeda dua tahun itu bersorak gembira seraya menghampiri Cladi dan memeluk tangan kiri dan kanan Cladi dengan bahagia.

  Sementara Karan mengepalkan tangannya tanda tidak suka, hatinya geram dengan persetujuan Cladi. Terpaksa mau tidak mau dia harus mengikuti proses lamaran ini, sebab kedua anaknya maupun orang tuanya sudah sepertinya sudah sangat gembira dengan diterimanya lamaran Karan oleh Cladi.

  "Horeeee, tante mau jadi Mama kita," pekiknya senang.

  "Jadi, Neng Cladi menerima lamaran anak kami, Mas Karan?" Bu Kori mencoba meyakinkan. Cladi hanya mengangguk pelan dengan tatapan ke arah dua bocah imut yang kini sedang mempermainkan tangannya.

 "Asikkkk, sekarang kita punya Mama lagi," teriak Kappa kepada adiknya Khalia. Mereka saling lempar tatap bahagia dengan muka polosnya.

  "Baiklah kalau begitu, sebaiknya Kappa dan Khalia pergi dulu dari pangkuan Tante Cladi, sebab Papa kalian akan menyematkan sebuah cincin lamaran di jari manis Tante Cladi," ujar Bu Kori sembari meraih kedua cucuknya menjauh dati Cladi.

  Dan pada akhirnya lamaran itu berjalan seperti apa yang diinginkan orang tua kedua belah pihak. Semua tertawa bahagia dengan kegembiraan hari ini menurut versi mereka. Sementara versi Karan dan Cladi, ini semua merupakan awal dari penderitaan mereka.

  Seminggu kemudian, akhirnya pernikahan sederhana yang hanya mengundang keluarga besar dan teman-teman dekat Karan maupun Cladi, terlaksana. Karan akhirnya mengucap ikrar ijab qabul di hadapan Penghulu, saksi, dan semua hadirin yang menyaksikan momen sakral itu.

  "Saya terima nikah dan kawinnya Cladi Diani Binti Dani, dengan mas kawin seperangkat alat sholat dan perhiasan emas seberat 30 gram dibayar TUNAI." Lantang dan tidak ada hambatan ikrar ijab qabul yang diucapkan Karan di hadapan Penghulu dan semua orang, yang kemudian dilanjut dengan teriakan "sah" dari para saksi dan hadirin.

  "Sah, sah." Semua berpekik sah saat Karan menyudahi ijab qabulnya. Kemudian Pak Penghulu membacakan doa sebagai wujud rasa sukur dan doa kebaikan untuk kedua mempelai.

  Para tamu undangan yang hadir segera diarahkan ke ruangan prasmanan untuk dipersilahkan menikmati hidangan yang ada.

  Usai acara pernikahan yang terbilang mulus, kedua mempelai ditodong menginap dua malam di sebuah hotel berbintang tujuh di kota ini, sebagai reward buat kedua mempelai untuk menikmati bulan madu mereka.

  "Cuih, bulan madu? Bahkan aku saja tidak mau menyentuhmu," ucap Karan ketus.

  "Apalagi aku, mana mau aku disentuh oleh lelaki bekas Kakak aku," balas Cladi tidak kalah ketus sembari beranjak ke kamar mandi. Karan terbelalak mendengar ucapan Cladi yang dulu dia kenal sangat lemah lembut dan baik, tapi kini berubah garang.

  "Sialan, aku dibilang bekas. Jangan percaya diri dulu, aku tahu perempuan seperti kamu pasti sudah pernah disentuh oleh seorang pria. Di depan saja ngakunya masih polos, padahal di belakang mainnya sudah jauh. Huhhh, mana ada jaman begini masih perawan," ejeknya dalam hati memendam rasa kesal.

  "Awas, ya, jangan melebihi batas tempat tidur aku. Jika Mas Karan sampai menyentuh batas ini, maka hukumannya tidur di lantai itu," tukas Cladi sengit saat mereka bersepakat tidur dalam satu ranjang, tapi dibatasi sebuah bantal guling.

  Karan mendengus kesal, kali ini Cladi memang benar-benar menyebalkan.

Terpopuler

Comments

Vytha Kamilla

Vytha Kamilla

lama lama juga bucin dia...apalagi setelah tau nikmatnya....

2024-04-17

3

auliasiamatir

auliasiamatir

aku tunggu bucin mu karan

2024-01-06

1

anggita

anggita

cladi😒.... karan😤.

2024-01-03

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Dijodohkan
2 Ba 2 Lamaran dan Pernikahan
3 Bab 3 Senjata Makan Cladi
4 Bab 4 Datang Bulan dan Perhatian Karan
5 Bab 5 Hutang Budi
6 Bab 6 Bekas Lagi Bekas Lagi
7 Bab 7 Ketika Karan Melihat Cladi Makan dengan Lelaki Lain
8 Bab 8 Hujan dan Kekesalan Karan
9 Bab 9 PertengKaran
10 Bab 10 Diamnya Cladi
11 Bab 11 Membayar Hutang Budi yang Pertama
12 Bab 12 Cladi yang Munafik
13 Bab 13 Balas Dendam Karan
14 Bab 14 Mandi Junub
15 Bab 15 Masih Perawan
16 Bab 16 Rasa Bersalah Karan
17 Bab 17 Kesedihan Cladi
18 Bab 18 Foto-foto Cladi
19 Bab 19 Mulai Membutuhkan Cladi
20 Bab 20 Akhirnya Sebuah Rasa Yang Sama
21 Bab 21 Tragedi Terulang Kembali
22 Bab 22 Tekad Karan Mencintai dan Perhatian
23 Bab 23 Kesedihan Cladi
24 Bab 24 Aku Mencintai Kamu
25 Bab 25 Kejutan Karan
26 Bab 26 Kolaborasi Film Azab
27 Bab 27 Cladi Bertemu Syamsir Lagi
28 Bab 28 Karan Bertemu Syamsir
29 Bab 29 Tekad Karan Menaklukan Cladi
30 Bab 30 Sandiwara Karan
31 Bab 31 Siasat Karan 2
32 Bab 32 Hadiah Dari Karan dan Kejutan Cladi
33 Bab 33 Merajuk Lagi
34 Bab 34 Cobalah Mengerti Perasaanku
35 Bab 35 Perdebatan yang Menguras Otak
36 Bab 36 Syamsir Move On
37 Bab 37 Rindu Karan
38 Bab 38 Kappa dan Khalia Kembali
39 Bab 39 Nama Lain Yang Disebut Cladi Membuat Karan Kecewa
40 Bab 40 Kamu Harus Hamil, Cla!
41 Bab 41 Cladi Senang Tidak Hamil
42 Bab 42 Sikap Sinis Karan
43 Bab 43 Kenapa Harus Menangis?
44 Bab 44 Sikap Dingin Karan Yang Membuat Cladi Tidak Karuan
45 Bab 45 Curahan Hati Cladi
46 Bab 46 Tiba-tiba Mau Rujak
47 Bab 47 Mimpi dan Igauan Cladi
48 Bab 48 Mimpi Cladi yang Membuat Karan Marah
49 Bab 49 Cerita Mimpi Cladi
50 Bab 50 Sama-sama Egois
51 Bab 51 Dasar PutrinTidur
52 Bab 52 Reaksi Cemburu Cladi
53 Bab 53 Cladi Cemburu
54 Bab 54 Cladi Yang Semakin Aneh
55 Bab 55 Cladi Ling-Lung
56 Bab 56 Kehamilan Yang Begitu Cepat
57 Bab 57 Seblak Made In Karan
58 Bab 58 Kebahagiaan Mertua Cladi
59 Bab 59 Cladi Yang Keras Kepala dan Sesederhana Itu
60 Bab 60 Pendarahan
61 Bab 61 Cladi Merajuk Lagi
62 Bab 62 Tekad Karan
63 Bab 63 Perubahan Cladi dan Karan
64 Bab 64 Kelahiran Khalista Putri Pratama
65 Bb 65 Kakek-kakek Keladi
66 Bab 66 Permintaan Kappa Bikin Stress
67 Bab 67 Dua Pertemuan Candy Yang Tidak Terduga
68 Bab 68 Serangan di Siang Bolong
69 Bab 69 Bertemu Syamsir
70 Bab 70 Candy dan Syamsir
71 Bab 71 Pesta Ulang Tahun Baby Khalista
72 Bab 72 Pertemuan Karan dan Syamsir
73 73 Cladi Hamil Lagi
74 Bab 74 Bayi Laki-laki
75 Bab 75 Cladi yang Penyayang
Episodes

Updated 75 Episodes

1
Bab 1 Dijodohkan
2
Ba 2 Lamaran dan Pernikahan
3
Bab 3 Senjata Makan Cladi
4
Bab 4 Datang Bulan dan Perhatian Karan
5
Bab 5 Hutang Budi
6
Bab 6 Bekas Lagi Bekas Lagi
7
Bab 7 Ketika Karan Melihat Cladi Makan dengan Lelaki Lain
8
Bab 8 Hujan dan Kekesalan Karan
9
Bab 9 PertengKaran
10
Bab 10 Diamnya Cladi
11
Bab 11 Membayar Hutang Budi yang Pertama
12
Bab 12 Cladi yang Munafik
13
Bab 13 Balas Dendam Karan
14
Bab 14 Mandi Junub
15
Bab 15 Masih Perawan
16
Bab 16 Rasa Bersalah Karan
17
Bab 17 Kesedihan Cladi
18
Bab 18 Foto-foto Cladi
19
Bab 19 Mulai Membutuhkan Cladi
20
Bab 20 Akhirnya Sebuah Rasa Yang Sama
21
Bab 21 Tragedi Terulang Kembali
22
Bab 22 Tekad Karan Mencintai dan Perhatian
23
Bab 23 Kesedihan Cladi
24
Bab 24 Aku Mencintai Kamu
25
Bab 25 Kejutan Karan
26
Bab 26 Kolaborasi Film Azab
27
Bab 27 Cladi Bertemu Syamsir Lagi
28
Bab 28 Karan Bertemu Syamsir
29
Bab 29 Tekad Karan Menaklukan Cladi
30
Bab 30 Sandiwara Karan
31
Bab 31 Siasat Karan 2
32
Bab 32 Hadiah Dari Karan dan Kejutan Cladi
33
Bab 33 Merajuk Lagi
34
Bab 34 Cobalah Mengerti Perasaanku
35
Bab 35 Perdebatan yang Menguras Otak
36
Bab 36 Syamsir Move On
37
Bab 37 Rindu Karan
38
Bab 38 Kappa dan Khalia Kembali
39
Bab 39 Nama Lain Yang Disebut Cladi Membuat Karan Kecewa
40
Bab 40 Kamu Harus Hamil, Cla!
41
Bab 41 Cladi Senang Tidak Hamil
42
Bab 42 Sikap Sinis Karan
43
Bab 43 Kenapa Harus Menangis?
44
Bab 44 Sikap Dingin Karan Yang Membuat Cladi Tidak Karuan
45
Bab 45 Curahan Hati Cladi
46
Bab 46 Tiba-tiba Mau Rujak
47
Bab 47 Mimpi dan Igauan Cladi
48
Bab 48 Mimpi Cladi yang Membuat Karan Marah
49
Bab 49 Cerita Mimpi Cladi
50
Bab 50 Sama-sama Egois
51
Bab 51 Dasar PutrinTidur
52
Bab 52 Reaksi Cemburu Cladi
53
Bab 53 Cladi Cemburu
54
Bab 54 Cladi Yang Semakin Aneh
55
Bab 55 Cladi Ling-Lung
56
Bab 56 Kehamilan Yang Begitu Cepat
57
Bab 57 Seblak Made In Karan
58
Bab 58 Kebahagiaan Mertua Cladi
59
Bab 59 Cladi Yang Keras Kepala dan Sesederhana Itu
60
Bab 60 Pendarahan
61
Bab 61 Cladi Merajuk Lagi
62
Bab 62 Tekad Karan
63
Bab 63 Perubahan Cladi dan Karan
64
Bab 64 Kelahiran Khalista Putri Pratama
65
Bb 65 Kakek-kakek Keladi
66
Bab 66 Permintaan Kappa Bikin Stress
67
Bab 67 Dua Pertemuan Candy Yang Tidak Terduga
68
Bab 68 Serangan di Siang Bolong
69
Bab 69 Bertemu Syamsir
70
Bab 70 Candy dan Syamsir
71
Bab 71 Pesta Ulang Tahun Baby Khalista
72
Bab 72 Pertemuan Karan dan Syamsir
73
73 Cladi Hamil Lagi
74
Bab 74 Bayi Laki-laki
75
Bab 75 Cladi yang Penyayang

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!