Bab 20 Akhirnya Sebuah Rasa Yang Sama

  "Silahkan kamu berteriak apa saja di dalam ruangan ini, orang-orang di luar ruangan ini tidak akan mungkin mendengar, sebab ruangan ini kedap suara," jelas Karan seraya meraih pinggang Cladi dari belakang. Tiba-tiba sebuah musik romantis diperdengarkan membuat suasana hati tegang berubah kayak air mengalir tenang.

  Karan sengaja menyetel musik romantis untuk memancing emosi Cladi supaya kembali stabil. Cladi menjauh dari Karan, lalu dia duduk di sofa ruangan itu. Sejenak Cladi menatap sekilas seisi ruangan itu. Dia akui ruangan Karan ini cukup bagus dan indah serta luas. Selain ruangan ini, ada juga sebuah ruangan yang merupakan kamar pribadi Karan untuk istirahat jika Karan lelah di kantor.

  "Sayang, nikmatilah ruangan ini sesuka hatimu. Ini juga semua akan menjadi milikmu." Karan menghampiri Cladi, lalu duduk di sampingnya. "Aku sedang memesan minuman buat kita, kamu mau pesan apa, Cla?" tanya Karan.

  Cladi diam, dia semakin geram saja pada Karan dengan perlakuan Karan yang sewenang-wenang ini.

  "Ayolah pesan apa, coklat susu, kopi latte, capucino, mocca, luwak, atau lemon tea supaya kamu tidak tegang?" cecar Karan. Cladi diam tidak bersuara, dia terlanjur kesal.

  "Aku minta maaf atas perlakuan aku terhadapmu hari itu. Aku hanya ingin membuktikan kalau kamu memang benar-benar masih perawan. Dan, ternyata ...." Karan tiba-tiba bersimpuh di kaki Cladi seraya kepala mendongak memohon maaf pada Cladi. Sembari tangan kirinya meraih sesuatu benda mirip kotak perhiasan. Dan benar saja itu memang perhiasan, kalung lebih tepatnya.

  "Sekali lagi aku minta maaf. Sebagai permohonan maafku, terimalah kalung ini," mohon Karan seraya berdiri dan dengan cepat sudah berada di belakang tubuh Cladi. Karan hendak memasangkan kalung itu di leher Cladi, tapi Cladi segera berdiri menghindar.

  "Jangan menolak, terimalah ini. Aku tidak mau lagi diantara kita diam-diaman begini. Sebab kita sudah suami istri, dan dosa hukumnya jika suami istri saling diam-diaman lebih dari tiga hari," ungkapnya seraya menatap Cladi yang menatap lantai mengalihkan tatapan mata Karan.

  Alunan musik romantis masih diperdengarkan, ini justru lebih romantis. Biasanya musik ini akan menggugah dua pasangan berdansa dan saling menumpahkan kasih sayang lewat berdansa.

  Tanpa ingin menunda, Karan segera memasangkan kalung itu di leher Cladi. Tapi Cladi menolak dan menjauh. Karan mengejar Cladi yang justru kini berada tepat di depan pintu kamar pribadi Karan. Karan tersenyum, ini kesempatan dia untuk membawa Cladi masuk ke kamar pribadinya.

  Karan menyeret tubuh Cladi ke dalam kamar yang pintunya secara bersamaan terbuka.

  "Masuklah, lebih baik di dalam kamar ini aku pasangkan kalung ini di leher kamu. Mungkin kamu butuh ruangan yang lebih romantis," ujar Karan membuat Cladi kesal. Sementara mereka kini sudah berada di dalam kamar Karan yang tidak kalah bagusnya. Cladi sempat berdecak kagum dengan keadaan kamar pribadi Karan, selain wangi, tata letak properti dalam ruangannya pun sesuai dan pas. Entah kenapa suasana dalam kamar Karan ini tiba-tiba saja membuat hati Cladi melankolis. Dia membayangkan kamar ini pasti pernah ditempati Karan dan Kakaknya Diara.

 Tiba-tiba tanpa Cladi duga, Karan sudah menangkap pinggang Cladi dan mereka kini duduk sejajar di bibir ranjang. Bahkan ranjangnya saja saat diduduki terasa sangat nyaman dan romantis. Gara-gara musik romantis itu, Cladi mulai terbuai suasana.

  "Ayoah Cla, ijinkan aku memakaikan kalung ini di lehermu. Aku ingin meminta maaf atas kesalahanku padamu waktu itu. Aku menyesal telah menuduh kamu tidak benar. Dan rupanya akulah orang yang beruntung dan yang pertama menyentuhmu. Aku sangat menyesal, menyentuhmu untuk pertama kali tapi dengan cara yang salah, aku sungguh-sungguh menyesal," tutur Karan sungguh-sungguh, lalu kini Karan berhasil menyandarkan kepala Cladi di bahunya seraya diusapnya penuh kasih sayang.

  Sepertinya Cladi mulai terbuai, tanpa pemberontakan Cladi mulai membiarkan tangan Karan melingkar di pinggangnya, kemudian tangan yang satunya Karan usap-usap di bahu Cladi.

  "Aku minta maaf," ulang Karan untuk kesekian kali. Lalu kini Karan mulai meremat jemari Cladi lalu membawa Cladi berdiri, Cladi patuh tanpa pemberontakan. Kini Cladi dan Karan berdiri berhadapan, saling melempar tatap. Namun dengan cepat Cladi mengalihkan tatapan mata ke arah lain.

  "Jangan menatap ke arah lain, tatap mataku." Karan meraih dagu Cladi dan mengarahkan tatapannya ke arah matanya. Mereka bertatapan, Karan terkagum-kagum ketika melihat ke dalam mata Cladi yang begitu teduh. Ingin rasanya Karan mengecup mata itu.

  "Tahu tidak Cla, bahwa kamulah perempuan pertama yang masuk ke dalam kamar pribadi aku ini," ungkap Karan jujur.

  "Apa?" Kening Cladi mengkerut penasaran dengan apa yang Karan ucapkan barusan, ingin rasanya Karan mengulang lagi ucapannya barusan.

  "Kamu perempuan pertama yang masuk ke dalam kamar pribadi aku. Kakakmu bahkan hanya sekali menyambangi showroom ini, tapi tidak pernah masuk ke dalam kamar ini," ungkap Karan. Cladi sedikit terhenyak, dia tidak mempercayai ucapan Karan barusan. Tapi, beberapa saat kemudian dia bisa mempercayai ucapan Karan. Diara, kakaknya memang jarang keluar rumah kecuali urusan kantor.

  Dan sepertinya ke kantor Karan saja sangat jarang karena sakit asma yang dideritanya. Diara tidak boleh lama-lama di luaran karena cuaca alam terbuka sangat mempengaruhi kondisi kesehatannya. Kadang asmanya sering kambuh jika berada di luar ruangan terlalu lama.

  Karan kini sudah menempatkan tangannya di pinggang Cladi, sementara tangan Cladi sudah berada di pinggang Karan, lalu tangan kanan berada di leher Karan. Mereka seakan siap untuk berdansa. Namun sebelum berdansa, Karan dengan cepat memakaikan kalung di leher Cladi tanpa perlawanan. Sangat cantik.

 Karan meraih pinggang Cladi kembali, kini keduanya mulai berdansa. Cladi memang tidak pandai berdansa. Namun Karan berusaha mengarahkannya. Berulang kali kaki Cladi menginjak kaki Karan. Dan akhirnya Karan menghentikan dansanya, dia berhenti dengan menempatkan kedua tangannya di pinggang Cladi. Terlihat keduanya semakin erat tidak berjarak. Sementara tangan Cladi hanya menahan bahu Karan karena tangan kekar Karan sudah melilit erat di pinggangnya.

  Musik yang diperdengarkan semakin romantis membawa suasana menjadi semakin bergairah.

  "Mas Karan," ucap Cladi berusaha melepaskan tangan Karan yang melilit erat pinggangnya, sementara Cladi sudah merasakan ada sesuatu yang menyentuhnya. Karan tidak melonggarkan lilitan tangannya karena dia tidak mau hal tempo hari terulang kembali sebelum Cladi benar-benar bisa diluluhkannya.

  "Biarkan saja," mohon Karan seraya salah satu tangannya meraih tengkuk Cladi, Cladi tidak bisa menghindar ketika bibir Karan berhasil menyatukan dengan bibirnya.

  Alunan musik itu membuai keduanya seakan tidak bisa dilepaskan.

  "Cla?" Karan bertanya sendu pada Cladi. Sementara Cladi membalas dengan sebuah anggukan.

  Musik itu seakan mendorong keduanya larut dalam romantisme, saling memberi dan menerima menumpahkan sebuah gejolak rasa yang sama. Seketika rasa kesal dan marah Cladi kini luruh dalam meleburnya satu rasa dalam dua nyawa.

  Tidak ada jarak lagi pada keduanya, malah kini mereka saling menatap sendu menginginkan rasa yang bagai di awang-awang itu direngkuh.

  "Mas Karan." Cladi sedikit meringis menahan sebuah rasa yang sama saat pertama kali Karan menyatukannya, tapi kali ini diantaranya tidak ada paksaan satu sama lain.

  "Sayang." Pagutan itu kemudian berdecap, menyatu seiring tubuh keduanya semakin intim tanpa jarak sama sekali, masih diiringi musik romantis membuai keduanya semakin khusu menikmati bulan madu yang sesungguhnya.

  Selamat berbulan madu di siang bolong.

Terpopuler

Comments

Jeankoeh Tuuk

Jeankoeh Tuuk

kenapa cla jadi diem tanpa membalas dendam ke karan

2024-04-13

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Dijodohkan
2 Ba 2 Lamaran dan Pernikahan
3 Bab 3 Senjata Makan Cladi
4 Bab 4 Datang Bulan dan Perhatian Karan
5 Bab 5 Hutang Budi
6 Bab 6 Bekas Lagi Bekas Lagi
7 Bab 7 Ketika Karan Melihat Cladi Makan dengan Lelaki Lain
8 Bab 8 Hujan dan Kekesalan Karan
9 Bab 9 PertengKaran
10 Bab 10 Diamnya Cladi
11 Bab 11 Membayar Hutang Budi yang Pertama
12 Bab 12 Cladi yang Munafik
13 Bab 13 Balas Dendam Karan
14 Bab 14 Mandi Junub
15 Bab 15 Masih Perawan
16 Bab 16 Rasa Bersalah Karan
17 Bab 17 Kesedihan Cladi
18 Bab 18 Foto-foto Cladi
19 Bab 19 Mulai Membutuhkan Cladi
20 Bab 20 Akhirnya Sebuah Rasa Yang Sama
21 Bab 21 Tragedi Terulang Kembali
22 Bab 22 Tekad Karan Mencintai dan Perhatian
23 Bab 23 Kesedihan Cladi
24 Bab 24 Aku Mencintai Kamu
25 Bab 25 Kejutan Karan
26 Bab 26 Kolaborasi Film Azab
27 Bab 27 Cladi Bertemu Syamsir Lagi
28 Bab 28 Karan Bertemu Syamsir
29 Bab 29 Tekad Karan Menaklukan Cladi
30 Bab 30 Sandiwara Karan
31 Bab 31 Siasat Karan 2
32 Bab 32 Hadiah Dari Karan dan Kejutan Cladi
33 Bab 33 Merajuk Lagi
34 Bab 34 Cobalah Mengerti Perasaanku
35 Bab 35 Perdebatan yang Menguras Otak
36 Bab 36 Syamsir Move On
37 Bab 37 Rindu Karan
38 Bab 38 Kappa dan Khalia Kembali
39 Bab 39 Nama Lain Yang Disebut Cladi Membuat Karan Kecewa
40 Bab 40 Kamu Harus Hamil, Cla!
41 Bab 41 Cladi Senang Tidak Hamil
42 Bab 42 Sikap Sinis Karan
43 Bab 43 Kenapa Harus Menangis?
44 Bab 44 Sikap Dingin Karan Yang Membuat Cladi Tidak Karuan
45 Bab 45 Curahan Hati Cladi
46 Bab 46 Tiba-tiba Mau Rujak
47 Bab 47 Mimpi dan Igauan Cladi
48 Bab 48 Mimpi Cladi yang Membuat Karan Marah
49 Bab 49 Cerita Mimpi Cladi
50 Bab 50 Sama-sama Egois
51 Bab 51 Dasar PutrinTidur
52 Bab 52 Reaksi Cemburu Cladi
53 Bab 53 Cladi Cemburu
54 Bab 54 Cladi Yang Semakin Aneh
55 Bab 55 Cladi Ling-Lung
56 Bab 56 Kehamilan Yang Begitu Cepat
57 Bab 57 Seblak Made In Karan
58 Bab 58 Kebahagiaan Mertua Cladi
59 Bab 59 Cladi Yang Keras Kepala dan Sesederhana Itu
60 Bab 60 Pendarahan
61 Bab 61 Cladi Merajuk Lagi
62 Bab 62 Tekad Karan
63 Bab 63 Perubahan Cladi dan Karan
64 Bab 64 Kelahiran Khalista Putri Pratama
65 Bb 65 Kakek-kakek Keladi
66 Bab 66 Permintaan Kappa Bikin Stress
67 Bab 67 Dua Pertemuan Candy Yang Tidak Terduga
68 Bab 68 Serangan di Siang Bolong
69 Bab 69 Bertemu Syamsir
70 Bab 70 Candy dan Syamsir
71 Bab 71 Pesta Ulang Tahun Baby Khalista
72 Bab 72 Pertemuan Karan dan Syamsir
73 73 Cladi Hamil Lagi
74 Bab 74 Bayi Laki-laki
75 Bab 75 Cladi yang Penyayang
Episodes

Updated 75 Episodes

1
Bab 1 Dijodohkan
2
Ba 2 Lamaran dan Pernikahan
3
Bab 3 Senjata Makan Cladi
4
Bab 4 Datang Bulan dan Perhatian Karan
5
Bab 5 Hutang Budi
6
Bab 6 Bekas Lagi Bekas Lagi
7
Bab 7 Ketika Karan Melihat Cladi Makan dengan Lelaki Lain
8
Bab 8 Hujan dan Kekesalan Karan
9
Bab 9 PertengKaran
10
Bab 10 Diamnya Cladi
11
Bab 11 Membayar Hutang Budi yang Pertama
12
Bab 12 Cladi yang Munafik
13
Bab 13 Balas Dendam Karan
14
Bab 14 Mandi Junub
15
Bab 15 Masih Perawan
16
Bab 16 Rasa Bersalah Karan
17
Bab 17 Kesedihan Cladi
18
Bab 18 Foto-foto Cladi
19
Bab 19 Mulai Membutuhkan Cladi
20
Bab 20 Akhirnya Sebuah Rasa Yang Sama
21
Bab 21 Tragedi Terulang Kembali
22
Bab 22 Tekad Karan Mencintai dan Perhatian
23
Bab 23 Kesedihan Cladi
24
Bab 24 Aku Mencintai Kamu
25
Bab 25 Kejutan Karan
26
Bab 26 Kolaborasi Film Azab
27
Bab 27 Cladi Bertemu Syamsir Lagi
28
Bab 28 Karan Bertemu Syamsir
29
Bab 29 Tekad Karan Menaklukan Cladi
30
Bab 30 Sandiwara Karan
31
Bab 31 Siasat Karan 2
32
Bab 32 Hadiah Dari Karan dan Kejutan Cladi
33
Bab 33 Merajuk Lagi
34
Bab 34 Cobalah Mengerti Perasaanku
35
Bab 35 Perdebatan yang Menguras Otak
36
Bab 36 Syamsir Move On
37
Bab 37 Rindu Karan
38
Bab 38 Kappa dan Khalia Kembali
39
Bab 39 Nama Lain Yang Disebut Cladi Membuat Karan Kecewa
40
Bab 40 Kamu Harus Hamil, Cla!
41
Bab 41 Cladi Senang Tidak Hamil
42
Bab 42 Sikap Sinis Karan
43
Bab 43 Kenapa Harus Menangis?
44
Bab 44 Sikap Dingin Karan Yang Membuat Cladi Tidak Karuan
45
Bab 45 Curahan Hati Cladi
46
Bab 46 Tiba-tiba Mau Rujak
47
Bab 47 Mimpi dan Igauan Cladi
48
Bab 48 Mimpi Cladi yang Membuat Karan Marah
49
Bab 49 Cerita Mimpi Cladi
50
Bab 50 Sama-sama Egois
51
Bab 51 Dasar PutrinTidur
52
Bab 52 Reaksi Cemburu Cladi
53
Bab 53 Cladi Cemburu
54
Bab 54 Cladi Yang Semakin Aneh
55
Bab 55 Cladi Ling-Lung
56
Bab 56 Kehamilan Yang Begitu Cepat
57
Bab 57 Seblak Made In Karan
58
Bab 58 Kebahagiaan Mertua Cladi
59
Bab 59 Cladi Yang Keras Kepala dan Sesederhana Itu
60
Bab 60 Pendarahan
61
Bab 61 Cladi Merajuk Lagi
62
Bab 62 Tekad Karan
63
Bab 63 Perubahan Cladi dan Karan
64
Bab 64 Kelahiran Khalista Putri Pratama
65
Bb 65 Kakek-kakek Keladi
66
Bab 66 Permintaan Kappa Bikin Stress
67
Bab 67 Dua Pertemuan Candy Yang Tidak Terduga
68
Bab 68 Serangan di Siang Bolong
69
Bab 69 Bertemu Syamsir
70
Bab 70 Candy dan Syamsir
71
Bab 71 Pesta Ulang Tahun Baby Khalista
72
Bab 72 Pertemuan Karan dan Syamsir
73
73 Cladi Hamil Lagi
74
Bab 74 Bayi Laki-laki
75
Bab 75 Cladi yang Penyayang

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!