Bab 15 Masih Perawan

  Pertengkaran itu masih berlanjut, terlebih apa yang dikatakan Karan barusan sangat menyakiti ulu hati Cladi. Mandu junub selain untuk yang habis nifas atau selesai haid, diwajibkan bagi yang sudah melakukan hubungan suami istri, sementara dirinya bukan melakukan mandu junub. Jangankan hubungan suami istri, haid saja baru beres dua hari yang lalu.

  Mata Cladi menatap tajam ke arah Karan, dia paham maksud Karan. Tapi jelas ucapan Karan merupakan fitnah yang kejam baginya.

  "Apa maksud Mas Karan, mandi junub bekas percintaan tadi sore? Siapa yang dimaksud Mas Karan, aku? Jangan gegabah menuduh aku sekotor itu Mas, ucapan kamu itu sungguh menyakiti perasaanku. Kamu telah menfitnah aku dengan kejam. Mulut kamu itu sangat kotor dan tidak pantas menuduh aku perempuan yang selalu menjaga kehormatan dari laki-laki manapun. Tapi kamu dengan tega mengatakan aku sehina itu, kamu keterlaluan," kecam Cladi dengan muka yang penuh amarah.

  Bibir Karan mencebik mendengar sangkalan Cladi barusan semarah itu, dia sama sekali tidak percaya dengan semua yang diucapkan Cladi. Penemuannya tadi saat Cladi masuk kamar hotel Javana, membuat Karan yakin bahwa Cladi tidak sepolos yang diduga. Omongannya hanya bullshit belaka dan Karan sama sekali tidak percaya.

  "Sudahlah tidak perlu menyangkal di depan aku, sebab itu tidak penting. Yang jelas apa yang kamu lakukan tadi sore jelas menunjukkan seperti apa kamu sebenarnya, meskipun menyangkal."

  "Tadi sore, tadi sore. Jelaskan apa yang Mas Karan temukan tadi sore? Dan jangan sekali-kali fitnah, sebab itu sangat menyakiti aku," sergah Cladi masih bingung dengan apa yang dituduhkan Karan kepadanya dan kaitannya dengan tadi sore, dia sungguh tidak paham.

  "Kamu mau lihat apa yang aku temukan tadi sore? Coba lihat ini, seorang perempuan sudah bersuami, ijinnya mau menjenguk orang sakit, tapi justru belok ke hotel dan cek in di sana bersama kekasihnya. Apakah masih bisa disebutkan kalau dia adalah perempuan yang bisa menjaga harga diri, sementara harga dirinya telah dia gadaikan pada lelaki lain yang bukan suaminya di sebuah hotel?" tandas Karan telak, membuat semua sendi-sendi tubuh Cladi menegang dan mengeras, dia benar-benar emosi dengan tudingan Karan barusan.

  Cladi menatap Karan dengan mata yang melotot, penemuan Karan tadi tentang dirinya yang masuk ke sebuah hotel rupanya sudah membuat Karan salah duga. Tapi Cladi terlanjur sakit hati dan kecewa dengan tuduhan Karan yang menduganya telah melakukan hal mesum di hotel itu.

  "Masih mau menyangkal? Bahkan diri kamu sekarang sudah tidak ada harga dirinya, memberikan kehormatan kamu pada lelaki yang jelas-jelas bukan haknya." Selesai Karan berbicara seperti itu, tamparan keras di pipi Karan sudah tidak terelakkan lagi. Karan pun tidak bisa menghindar, gerakan Cladi sungguh tidak terduga. Karan meringis kesakitan.

  "Jangan tuduh aku sehina dan sekejam itu Karan Pratama! Perlu Anda tahu bahwa sampai sekarang aku ini masih perawan dan masih bisa menjaga kehormatanku dari lelaki manapun. Jadi, jangan seenak jidat Anda mengatakan aku bukan perawan, kedatanganku ke hotel itu untuk menjenguk orang sakit," pekik Cladi dengan mata berkaca-kaca, Karan benar-benar membuat pertahanan air matanya goyah.

  Sementara itu, Karan masih mengusap-usap pipinya yang masih sakit akibat tamparan kuat Cladi, tidak serta merta percaya apa yang Cladi akui barusan, dirinya justru meyakini Cladi kini sedang mencari cara untuk menutupi aibnya dengan berdalih menjenguk orang sakit di hotel itu.

  "Mana ada di hotel menjenguk orang sakit. Sudah jelas kamu melakukan perbuatan mesum, masih saja menyangkal," tudingnya masih dengan posisi tangan mengusap pipi yang panas. Ucapan Karan semakin membuat Cladi dikuasai puncak amarah.

  "Keterlaluan, apa yang aku lakukan di sana kini sudah tidak penting. Terserah Mas Karan mau percaya atau tidak, yang jelas apa yang Mas Karan tuduhkan sama sekali tidak benar. Dan perlu Mas Karan ketahui, aku ini bukan perempuan murahan. Pacaran aku dengan kekasihku tidak bablas dan masih batas wajar, dan yang jelas aku masih PERAWAN." Cladi menjeda sejenak ucapannya untuk mengatur nafas.

  "Keperawanan aku hanya akan aku berikan pada suamiku kelak, tapi bukan pada Mas Karan. Jangan harap aku mau disentuh oleh Mas Karan meskipun status kita adalah suami istri. Aku tidak mau menmberikan keperawanan aku pada laki-laki bekas seperti Mas Karan," tandas Cladi penuh penekanan dengan wajah yang tegas dan berang.

  Karan mendengus, dia sama sekali tidak percaya dengan apa yang Cladi ucapkan. Dan lagi-lagi Cladi membuatnya kesal dengan mengatakan dia laki-laki bekas. Padahal dia bukan bekas perempuan tidak benar.

  "Jelas saja kamu tidak akan memberikannya padaku, sebab keperawanan kamu sudah kamu berikan pada kekasihmu itu."

  Bak petir yang berkali-kali menghantam, kesedihan dan kemarahan Cladi sudah di ubun-ubun tidak bisa dia tahan lagi. Tangan Cladi melayang menuju wajah Karan. Namun kali ini Karan menyadarinya, dia sigap menangkap lengan Cladi dan mengcungkannya ke atas, sementara Cladi menepis-nepis tangannya berusaha melepaskan dari cengkraman Karan. Namun sayang cengkraman itu sangat kuat.

  "Jangan tuding aki sehina itu. Aku ini masih perawan. Lepaskan tanganku, aku tidak mau disentuh lelaki bekas sepertimu." Cladi menjerit sangat dekat di wajah Karan sehingga hembusan nafasnya menyapu wajah Karan. Kemarahan Cladi tergambar jelas, dengan berteriak dia masih saja berani menutupi keburukannya di depan Karan.

  "Dengar ya, Tuan Karan Pratama. Aku tekankan bahwa aku masih perawan, dan yang berhak menyentuhku hanyalah laki-laki yang aku cintai dan itu adalah hanya kekasihku. Walaupun kita adalah suami istri tapi aku tidak sudi keperawananku disentuh oleh laki-laki yang sudah bekas seperti Anda," tegas Cladi dengan menggebu-gebu.

  Ucapan Cladi barusan bagi Karan bagaikan ombak tsunami yang menghantam dahsyat, berulang kali Cladi mengatainya laki-laki bekas, sementara dia hanya bekas kakaknya bukan bekas perempuan lain atau perempuan nakal penjaja cinta. Selama ditinggal istrinya untuk selamanya, Karan mampu menjaga dirinya dari menahan hasrat liar, dan intinya Karan bukan merupakan lelaki yang sering mengumbar nafsu di mana saja.

  Karan semakin kuat mencnegkram lengan Cladi, tubuhnya dengan tubuh Cladi yang tiada berjarak, tiba-tiba menimbbulkan hawa panasdan hasrat liar yang selama ini dia tahan. Dengan sedikit kasar Karan tiba-tiba meraih pinggang Cladi, menangkapnya lalu dia bawa ke atas ranjang.

  Hasrat di dalam dirinya yang selama ini dia tahan, kini tiba-tiba muncul dan sepertinya sulit untung dipertahankan, terlebih Karan terpatik emosinya tiap kali Cladi menyebutnya laki-laki bekas.

  "Baiklah, akan kusentuh dulu keperawanan kamu jika memang kamu benar-benar masih perawan. Aku tidak mau kekasihmu yang menyentuh duluan.Kalau benar kamu masih perawan, biarkan kekasihmu mendapatkan kamu bekas aku," tandas Karan seraya merangsek mempreteli handuk yang melekat di tubuh Cladi. Cladi berontakpun sama sekali tidak dia gubris.

  Mas Karan lepaskan. Aku tidak sudi disentuh olehmu. Lepaskannnn ... Euummm ...." Suara Cladi menghilang seiring berhasil dibungkamnya oleh bibir Karan dengan ganas.

  Cladi meronta-ronta, tapi percuma. Sebab sesuatu yang tidak pernah dia rasakan selama hidupnya, kini terlanjur menjamahnya dan merusaknya dengan kasar, sehingga lengkingan jeritan itu keluar begitu saja dari mulut Cladi.

Sebenarnya apa yang sudah terjadi dengan Cladi, apakah lembah kesuciannya kini sudah tidak perawan lagi?

Episodes
1 Bab 1 Dijodohkan
2 Ba 2 Lamaran dan Pernikahan
3 Bab 3 Senjata Makan Cladi
4 Bab 4 Datang Bulan dan Perhatian Karan
5 Bab 5 Hutang Budi
6 Bab 6 Bekas Lagi Bekas Lagi
7 Bab 7 Ketika Karan Melihat Cladi Makan dengan Lelaki Lain
8 Bab 8 Hujan dan Kekesalan Karan
9 Bab 9 PertengKaran
10 Bab 10 Diamnya Cladi
11 Bab 11 Membayar Hutang Budi yang Pertama
12 Bab 12 Cladi yang Munafik
13 Bab 13 Balas Dendam Karan
14 Bab 14 Mandi Junub
15 Bab 15 Masih Perawan
16 Bab 16 Rasa Bersalah Karan
17 Bab 17 Kesedihan Cladi
18 Bab 18 Foto-foto Cladi
19 Bab 19 Mulai Membutuhkan Cladi
20 Bab 20 Akhirnya Sebuah Rasa Yang Sama
21 Bab 21 Tragedi Terulang Kembali
22 Bab 22 Tekad Karan Mencintai dan Perhatian
23 Bab 23 Kesedihan Cladi
24 Bab 24 Aku Mencintai Kamu
25 Bab 25 Kejutan Karan
26 Bab 26 Kolaborasi Film Azab
27 Bab 27 Cladi Bertemu Syamsir Lagi
28 Bab 28 Karan Bertemu Syamsir
29 Bab 29 Tekad Karan Menaklukan Cladi
30 Bab 30 Sandiwara Karan
31 Bab 31 Siasat Karan 2
32 Bab 32 Hadiah Dari Karan dan Kejutan Cladi
33 Bab 33 Merajuk Lagi
34 Bab 34 Cobalah Mengerti Perasaanku
35 Bab 35 Perdebatan yang Menguras Otak
36 Bab 36 Syamsir Move On
37 Bab 37 Rindu Karan
38 Bab 38 Kappa dan Khalia Kembali
39 Bab 39 Nama Lain Yang Disebut Cladi Membuat Karan Kecewa
40 Bab 40 Kamu Harus Hamil, Cla!
41 Bab 41 Cladi Senang Tidak Hamil
42 Bab 42 Sikap Sinis Karan
43 Bab 43 Kenapa Harus Menangis?
44 Bab 44 Sikap Dingin Karan Yang Membuat Cladi Tidak Karuan
45 Bab 45 Curahan Hati Cladi
46 Bab 46 Tiba-tiba Mau Rujak
47 Bab 47 Mimpi dan Igauan Cladi
48 Bab 48 Mimpi Cladi yang Membuat Karan Marah
49 Bab 49 Cerita Mimpi Cladi
50 Bab 50 Sama-sama Egois
51 Bab 51 Dasar PutrinTidur
52 Bab 52 Reaksi Cemburu Cladi
53 Bab 53 Cladi Cemburu
54 Bab 54 Cladi Yang Semakin Aneh
55 Bab 55 Cladi Ling-Lung
56 Bab 56 Kehamilan Yang Begitu Cepat
57 Bab 57 Seblak Made In Karan
58 Bab 58 Kebahagiaan Mertua Cladi
59 Bab 59 Cladi Yang Keras Kepala dan Sesederhana Itu
60 Bab 60 Pendarahan
61 Bab 61 Cladi Merajuk Lagi
62 Bab 62 Tekad Karan
63 Bab 63 Perubahan Cladi dan Karan
64 Bab 64 Kelahiran Khalista Putri Pratama
65 Bb 65 Kakek-kakek Keladi
66 Bab 66 Permintaan Kappa Bikin Stress
67 Bab 67 Dua Pertemuan Candy Yang Tidak Terduga
68 Bab 68 Serangan di Siang Bolong
69 Bab 69 Bertemu Syamsir
70 Bab 70 Candy dan Syamsir
71 Bab 71 Pesta Ulang Tahun Baby Khalista
72 Bab 72 Pertemuan Karan dan Syamsir
73 73 Cladi Hamil Lagi
74 Bab 74 Bayi Laki-laki
75 Bab 75 Cladi yang Penyayang
Episodes

Updated 75 Episodes

1
Bab 1 Dijodohkan
2
Ba 2 Lamaran dan Pernikahan
3
Bab 3 Senjata Makan Cladi
4
Bab 4 Datang Bulan dan Perhatian Karan
5
Bab 5 Hutang Budi
6
Bab 6 Bekas Lagi Bekas Lagi
7
Bab 7 Ketika Karan Melihat Cladi Makan dengan Lelaki Lain
8
Bab 8 Hujan dan Kekesalan Karan
9
Bab 9 PertengKaran
10
Bab 10 Diamnya Cladi
11
Bab 11 Membayar Hutang Budi yang Pertama
12
Bab 12 Cladi yang Munafik
13
Bab 13 Balas Dendam Karan
14
Bab 14 Mandi Junub
15
Bab 15 Masih Perawan
16
Bab 16 Rasa Bersalah Karan
17
Bab 17 Kesedihan Cladi
18
Bab 18 Foto-foto Cladi
19
Bab 19 Mulai Membutuhkan Cladi
20
Bab 20 Akhirnya Sebuah Rasa Yang Sama
21
Bab 21 Tragedi Terulang Kembali
22
Bab 22 Tekad Karan Mencintai dan Perhatian
23
Bab 23 Kesedihan Cladi
24
Bab 24 Aku Mencintai Kamu
25
Bab 25 Kejutan Karan
26
Bab 26 Kolaborasi Film Azab
27
Bab 27 Cladi Bertemu Syamsir Lagi
28
Bab 28 Karan Bertemu Syamsir
29
Bab 29 Tekad Karan Menaklukan Cladi
30
Bab 30 Sandiwara Karan
31
Bab 31 Siasat Karan 2
32
Bab 32 Hadiah Dari Karan dan Kejutan Cladi
33
Bab 33 Merajuk Lagi
34
Bab 34 Cobalah Mengerti Perasaanku
35
Bab 35 Perdebatan yang Menguras Otak
36
Bab 36 Syamsir Move On
37
Bab 37 Rindu Karan
38
Bab 38 Kappa dan Khalia Kembali
39
Bab 39 Nama Lain Yang Disebut Cladi Membuat Karan Kecewa
40
Bab 40 Kamu Harus Hamil, Cla!
41
Bab 41 Cladi Senang Tidak Hamil
42
Bab 42 Sikap Sinis Karan
43
Bab 43 Kenapa Harus Menangis?
44
Bab 44 Sikap Dingin Karan Yang Membuat Cladi Tidak Karuan
45
Bab 45 Curahan Hati Cladi
46
Bab 46 Tiba-tiba Mau Rujak
47
Bab 47 Mimpi dan Igauan Cladi
48
Bab 48 Mimpi Cladi yang Membuat Karan Marah
49
Bab 49 Cerita Mimpi Cladi
50
Bab 50 Sama-sama Egois
51
Bab 51 Dasar PutrinTidur
52
Bab 52 Reaksi Cemburu Cladi
53
Bab 53 Cladi Cemburu
54
Bab 54 Cladi Yang Semakin Aneh
55
Bab 55 Cladi Ling-Lung
56
Bab 56 Kehamilan Yang Begitu Cepat
57
Bab 57 Seblak Made In Karan
58
Bab 58 Kebahagiaan Mertua Cladi
59
Bab 59 Cladi Yang Keras Kepala dan Sesederhana Itu
60
Bab 60 Pendarahan
61
Bab 61 Cladi Merajuk Lagi
62
Bab 62 Tekad Karan
63
Bab 63 Perubahan Cladi dan Karan
64
Bab 64 Kelahiran Khalista Putri Pratama
65
Bb 65 Kakek-kakek Keladi
66
Bab 66 Permintaan Kappa Bikin Stress
67
Bab 67 Dua Pertemuan Candy Yang Tidak Terduga
68
Bab 68 Serangan di Siang Bolong
69
Bab 69 Bertemu Syamsir
70
Bab 70 Candy dan Syamsir
71
Bab 71 Pesta Ulang Tahun Baby Khalista
72
Bab 72 Pertemuan Karan dan Syamsir
73
73 Cladi Hamil Lagi
74
Bab 74 Bayi Laki-laki
75
Bab 75 Cladi yang Penyayang

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!