Bab 12 Cladi yang Munafik

  Sore ini Cladi sudah rapi dan wangi, tentu saja cantik. Dia berencana akan pergi menengok kakak kandung Syamsir mantan kekasihnya yang dirawat di RS karena sakit. Hubungan kakaknya dengan Cladi masih baik, meskipun Cladi tidak bersama lagi dengan adiknya. Selama Cladi berhubungan dengan Syamsir, Zweta kakak perempuannya Syamsir begitu dekat dan akrab dengan Cladi.

  Dan untungnya, setelah Zweta mengetahui Cladi sudah menikah karena dijodohkan, meski kecewa, Zweta tidak lantas memutuskan silaturahmi. Zweta masih sering berkomunikasi dengan Cladi meskipun tidak seintens sebelumnya.

  Karan yang sejak tadi memperhatikan Cladi heran dengan Cladi yang sedang berdandan. Seperti mau malam mingguan, pikirnya.

  "Kamu mau kemana sudah rapi?" sapa Karan penasaran dengan sedikit mengangkat keningnya. Cladi menoleh sesaat seraya memoleskan lipstik di bibirnya.

  "Aku mau nengok orang sakit Mas. Aku pergi dulu. Bilang sama anak-anak jika mereka sudah bangun dan cari aku, aku ada urusan sebentar," ujarnya seraya bergegas meninggalkan kamar dan Karan yang bengong serta tidak terima Cladi pergi, karena nanti malam dia dan Cladi terlanjur janji makan malam berdua dalam rangka bayar hutang budi Cladi yang kedua.

  "Bukankah kamu ada janji sama aku nanti malam? Kamu jangan telat lho. Hutang kamu harus kamu bayar," ujar Karan mengingatkan.

   Cladi menoleh sejenak dengan muka yang kesal. "Aku tidak lupa kali, Mas. Kamu tenang saja. Aku hanya nengok orang sakit saja, kok," sahutnya seraya bergegas pergi dan keluar. Suara motor terdengar halus dan segera pergi. Sejenak Karan termenung kesal dengan kepergian Cladi yang akan menengok orang sakit.

  "Aku harus mengikutinya, sebenarnya dia pergi kemana, mencurigakan saja?" Karan bangkit lalu berlari melewati tangga dan keluar dengan maksud menyusul Cladi. Karan menyalakan motornya untuk membuntuti Cladi, karena jika pakai mobil, dia khawatir akan lama dan terjebak macet, sebab Sabtu sore menjelang malam minggu sering terjadi kemacetan di kota Jakarta yang crowded ini.

**

  "Halo Mas, aku sudah di depan RS Harapan Kita. Di ruangan mana Mbak Zweta dirawat?" tanya Cladi dalam sambungan telpon. Saat ini Cladi sudah tiba di depan RS Harapan Kita di mana kakaknya Syamsir dirawat.

  "Kamu langsung masuk ke hotel Javana saja, nanti di lobi hotel aku jemput kamu. Kakak aku kebetulan sudah keluar dari rumah sakit," berita Syamsir membuat kening Cladi berkerut.

  "Kenapa di hotel, Mbak Zweta tidak dibawa pulang ke rumah orang tua Mas Syamsir?" Cladi heran.

  "Tidak, Cla. Kebetulan anak dan suami Mbak Zweta sejak hari pertama kakakku dirawat, mereka nginap di hotel Javana, mereka bawa anak kecil yang tidak mungkin dibawa masuk ke dalam RS. Nanti sore mereka baru pulang ke Surabaya," terang Syamsir masih dalam sambungan telpon.

  "Ohhh, ok. Kalau gitu aku langsung ke hotel Javana saja. Mas Syamsir keluar saja dari hotel jangan nunggu di lobi," pinta Cladi yang disetujui Syamsir.

  "Ok. Kalau sudah masuk pintu hotel, kamu kasih tahu, ya."

  Cladi segera menyalakan kembali motornya dan memutar balik. Dia mengarahkan motornya menuju hotel Javana yang jaraknya hanya dua ratus meter dari RS Harapan Kita. Motor Cladi sudah depan pintu hotel Javana, Cladi segera menghubungi Syamsir.

  Sementara itu di sebrang jalan dari arah hotel Javana, rupanya Karan berhasil mengikuti Cladi. Karan penasaran, kenapa Cladi mengarahkan motornya ke arah hotel Javana dan memasukinya. Sejauh ini Karan masih positif thinking. Tapi ketika matanya mengarah ke dalam hotel, tiba-tiba ada sosok yang dikenalinya. Seorang lelaki seumurannya yang tidak lain adalah Syamsir muncul menyambut Cladi. Mereka saling tersenyum lalu memasuki lobi hotel.

  Dengan cepat Karan memasukkan motornya ke dalam halaman hotel. Karan berbicara sejenak pada seorang Resepsionis dengan alasan mau memberikan kartu ATM pada pengunjung yang baru saja masuk ke dalam hotel karena ATMnya ketinggalan. Diberikan alasan seperti itu, Resepsionis hotel percaya dan membiarkan Karan menyusul Cladi.

  Cladi memasuki sebuah kamar hotel dengan nomer 16. Di belakangnya Syamsir membuka kamar hotel itu dengan santainya, lalu mereka masuk ke dalamnya. Dan apa yang terjadi di dalamnya tidak ada yang tahu. Hanya Cladi, Syamsir dan Tuhanlah yang tahu.

  Namun beda dengan Karan, dia langsung menyimpulkan bahwa Cladi dan Syamsir sedang melakukan perbuatan mesum di dalamnya.

  "Sialan si Cladi, moralnya sudah bejat. Ngaku masih ori dan pacarannya tidak bebas, tapi kenyataannya jelas munafik. Sudah terlanjur bablas, ya bablas saja. Ngaku perawan tapi sudah bolong. Dia sengaja menerima perjodohan ini dengan tujuan menutupi kebobrokannya. Aku tahu, jika suatu saat aku atau dia yang meminta cerai dan menikah lagi, dia ada alasan pada suaminya dia bukan perawan karena sudah janda. Perawan rasa janda yang sudah sangat basi," umpat Karan kesal sekesal-kesalnya melihat Cladi masuk ke dalam kamar hotel dengan Syamsir tanpa rasa canggung.

  Jam lima sore Cladi sudah kembali dengan sambutan dingin dari Karan. Karan sama sekali tidak menyapa Cladi. Mendapati sikap Karan seperti itu sudah tidak masalah buat Cladi. Cladi langsung masuk kamar setelah salamnya tanpa jawaban apapun.

  "Mama Cladi, Mama dari mana?" Kedua anak sambungnya langsung menyerobot masuk ke dalam kamar dan menghampiri Cladi yang baru saja mendudukkan tubuhnya di sofa kamar itu.

  "Mama ada urusan sejenak tadi di luar. Kalian sudah makan?" tanya Cladi perhatian.

  "Sudah, kami makan bertiga dengan Papa," jawab Kappa.

  "Sekarang Kakak sama Ade kembali ke kamar, ya. Mama Cladi mau mandi, nanti malam mama Cladi ada janji sama Papa," ujar Cladi seraya menatap keduanya.

  "Mama Cladi sama Papa mau memberi kami adik, ya? Asikkk, kata Nenek nanti malam Papa dan Mama Cladi akan memberi kami adik." Khalia berjingkrak dengan girangnya di depan Cladi. Bersama dengan itu tiba-tiba Mama Kori, mertuanya Cladi datang dengan maksud menjemput kedua anak sambungnya nginap di rumah mereka. Sejenak Cladi bingung, sebab sebelumnya Kappa dan Khalia tidak cerita akan menginap di rumah neneknya.

  "Nenekk! Nenek sudah datang," teriak Khalia dan Kappa seraya berlari dari kamar Karan dan Cladi. Cladi segera keluar kamar menyambut mertuanya.

  "Mama," serunya sembari mencium lengan Bu Kori. Bu Kori tersenyum menerima uluran tangan Cladi.

  "Sayang, kamu sedang bersiap-siap dengan Karan nanti malam, ya?" tanya Bu Kori seperti sudah tahu bahwa Cladi dan Karan ada janji. Cladi hanya tersenyum tanpa menjawab pertanyaan Mama mertuanya.

  "Mama datang kemari hanya ingin menjemput mereka berdua. Kalian jangan khawatir dengan mereka, mereka senang sekali karena mau menginap di rumah Mama," ujar Bu Kori seraya berpamitan kembali pada Cladi dan membawa cucunya ke rumahnya.

  "Semoga kalian segera memberikan adik buat mereka berdua. Sukses, ya, Sayang," ujar Bu Kori sebelum pergi dari kediaman Karan dan membawa kedua cucunya. Cladi bengong tidak paham dengan yang dibicarakan Mama mertuanya.

Terpopuler

Comments

Emily

Emily

wah thour..bab ini ketawa aja liat Karan yg gondok

2024-04-26

1

Nasir

Nasir

Semangat up.... smg karya ini bisa dilirik pembaca yg bejubel....

2024-01-05

2

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Dijodohkan
2 Ba 2 Lamaran dan Pernikahan
3 Bab 3 Senjata Makan Cladi
4 Bab 4 Datang Bulan dan Perhatian Karan
5 Bab 5 Hutang Budi
6 Bab 6 Bekas Lagi Bekas Lagi
7 Bab 7 Ketika Karan Melihat Cladi Makan dengan Lelaki Lain
8 Bab 8 Hujan dan Kekesalan Karan
9 Bab 9 PertengKaran
10 Bab 10 Diamnya Cladi
11 Bab 11 Membayar Hutang Budi yang Pertama
12 Bab 12 Cladi yang Munafik
13 Bab 13 Balas Dendam Karan
14 Bab 14 Mandi Junub
15 Bab 15 Masih Perawan
16 Bab 16 Rasa Bersalah Karan
17 Bab 17 Kesedihan Cladi
18 Bab 18 Foto-foto Cladi
19 Bab 19 Mulai Membutuhkan Cladi
20 Bab 20 Akhirnya Sebuah Rasa Yang Sama
21 Bab 21 Tragedi Terulang Kembali
22 Bab 22 Tekad Karan Mencintai dan Perhatian
23 Bab 23 Kesedihan Cladi
24 Bab 24 Aku Mencintai Kamu
25 Bab 25 Kejutan Karan
26 Bab 26 Kolaborasi Film Azab
27 Bab 27 Cladi Bertemu Syamsir Lagi
28 Bab 28 Karan Bertemu Syamsir
29 Bab 29 Tekad Karan Menaklukan Cladi
30 Bab 30 Sandiwara Karan
31 Bab 31 Siasat Karan 2
32 Bab 32 Hadiah Dari Karan dan Kejutan Cladi
33 Bab 33 Merajuk Lagi
34 Bab 34 Cobalah Mengerti Perasaanku
35 Bab 35 Perdebatan yang Menguras Otak
36 Bab 36 Syamsir Move On
37 Bab 37 Rindu Karan
38 Bab 38 Kappa dan Khalia Kembali
39 Bab 39 Nama Lain Yang Disebut Cladi Membuat Karan Kecewa
40 Bab 40 Kamu Harus Hamil, Cla!
41 Bab 41 Cladi Senang Tidak Hamil
42 Bab 42 Sikap Sinis Karan
43 Bab 43 Kenapa Harus Menangis?
44 Bab 44 Sikap Dingin Karan Yang Membuat Cladi Tidak Karuan
45 Bab 45 Curahan Hati Cladi
46 Bab 46 Tiba-tiba Mau Rujak
47 Bab 47 Mimpi dan Igauan Cladi
48 Bab 48 Mimpi Cladi yang Membuat Karan Marah
49 Bab 49 Cerita Mimpi Cladi
50 Bab 50 Sama-sama Egois
51 Bab 51 Dasar PutrinTidur
52 Bab 52 Reaksi Cemburu Cladi
53 Bab 53 Cladi Cemburu
54 Bab 54 Cladi Yang Semakin Aneh
55 Bab 55 Cladi Ling-Lung
56 Bab 56 Kehamilan Yang Begitu Cepat
57 Bab 57 Seblak Made In Karan
58 Bab 58 Kebahagiaan Mertua Cladi
59 Bab 59 Cladi Yang Keras Kepala dan Sesederhana Itu
60 Bab 60 Pendarahan
61 Bab 61 Cladi Merajuk Lagi
62 Bab 62 Tekad Karan
63 Bab 63 Perubahan Cladi dan Karan
64 Bab 64 Kelahiran Khalista Putri Pratama
65 Bb 65 Kakek-kakek Keladi
66 Bab 66 Permintaan Kappa Bikin Stress
67 Bab 67 Dua Pertemuan Candy Yang Tidak Terduga
68 Bab 68 Serangan di Siang Bolong
69 Bab 69 Bertemu Syamsir
70 Bab 70 Candy dan Syamsir
71 Bab 71 Pesta Ulang Tahun Baby Khalista
72 Bab 72 Pertemuan Karan dan Syamsir
73 73 Cladi Hamil Lagi
74 Bab 74 Bayi Laki-laki
75 Bab 75 Cladi yang Penyayang
Episodes

Updated 75 Episodes

1
Bab 1 Dijodohkan
2
Ba 2 Lamaran dan Pernikahan
3
Bab 3 Senjata Makan Cladi
4
Bab 4 Datang Bulan dan Perhatian Karan
5
Bab 5 Hutang Budi
6
Bab 6 Bekas Lagi Bekas Lagi
7
Bab 7 Ketika Karan Melihat Cladi Makan dengan Lelaki Lain
8
Bab 8 Hujan dan Kekesalan Karan
9
Bab 9 PertengKaran
10
Bab 10 Diamnya Cladi
11
Bab 11 Membayar Hutang Budi yang Pertama
12
Bab 12 Cladi yang Munafik
13
Bab 13 Balas Dendam Karan
14
Bab 14 Mandi Junub
15
Bab 15 Masih Perawan
16
Bab 16 Rasa Bersalah Karan
17
Bab 17 Kesedihan Cladi
18
Bab 18 Foto-foto Cladi
19
Bab 19 Mulai Membutuhkan Cladi
20
Bab 20 Akhirnya Sebuah Rasa Yang Sama
21
Bab 21 Tragedi Terulang Kembali
22
Bab 22 Tekad Karan Mencintai dan Perhatian
23
Bab 23 Kesedihan Cladi
24
Bab 24 Aku Mencintai Kamu
25
Bab 25 Kejutan Karan
26
Bab 26 Kolaborasi Film Azab
27
Bab 27 Cladi Bertemu Syamsir Lagi
28
Bab 28 Karan Bertemu Syamsir
29
Bab 29 Tekad Karan Menaklukan Cladi
30
Bab 30 Sandiwara Karan
31
Bab 31 Siasat Karan 2
32
Bab 32 Hadiah Dari Karan dan Kejutan Cladi
33
Bab 33 Merajuk Lagi
34
Bab 34 Cobalah Mengerti Perasaanku
35
Bab 35 Perdebatan yang Menguras Otak
36
Bab 36 Syamsir Move On
37
Bab 37 Rindu Karan
38
Bab 38 Kappa dan Khalia Kembali
39
Bab 39 Nama Lain Yang Disebut Cladi Membuat Karan Kecewa
40
Bab 40 Kamu Harus Hamil, Cla!
41
Bab 41 Cladi Senang Tidak Hamil
42
Bab 42 Sikap Sinis Karan
43
Bab 43 Kenapa Harus Menangis?
44
Bab 44 Sikap Dingin Karan Yang Membuat Cladi Tidak Karuan
45
Bab 45 Curahan Hati Cladi
46
Bab 46 Tiba-tiba Mau Rujak
47
Bab 47 Mimpi dan Igauan Cladi
48
Bab 48 Mimpi Cladi yang Membuat Karan Marah
49
Bab 49 Cerita Mimpi Cladi
50
Bab 50 Sama-sama Egois
51
Bab 51 Dasar PutrinTidur
52
Bab 52 Reaksi Cemburu Cladi
53
Bab 53 Cladi Cemburu
54
Bab 54 Cladi Yang Semakin Aneh
55
Bab 55 Cladi Ling-Lung
56
Bab 56 Kehamilan Yang Begitu Cepat
57
Bab 57 Seblak Made In Karan
58
Bab 58 Kebahagiaan Mertua Cladi
59
Bab 59 Cladi Yang Keras Kepala dan Sesederhana Itu
60
Bab 60 Pendarahan
61
Bab 61 Cladi Merajuk Lagi
62
Bab 62 Tekad Karan
63
Bab 63 Perubahan Cladi dan Karan
64
Bab 64 Kelahiran Khalista Putri Pratama
65
Bb 65 Kakek-kakek Keladi
66
Bab 66 Permintaan Kappa Bikin Stress
67
Bab 67 Dua Pertemuan Candy Yang Tidak Terduga
68
Bab 68 Serangan di Siang Bolong
69
Bab 69 Bertemu Syamsir
70
Bab 70 Candy dan Syamsir
71
Bab 71 Pesta Ulang Tahun Baby Khalista
72
Bab 72 Pertemuan Karan dan Syamsir
73
73 Cladi Hamil Lagi
74
Bab 74 Bayi Laki-laki
75
Bab 75 Cladi yang Penyayang

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!