Bab 3 Senjata Makan Cladi

  Malam semakin larut, baru menapaki satu malam saja di hotel, Cladi merasa sudah tidak betah. Rasa kantuk yang dia harapkan cepat datang, kini malah pergi entah kemana.

  Suara pintu kamar mandi mulai terdengar, itu tandanya Karan akan memasuki kamar. Cladi pura-pura sudah tidur. Deru nafasnya sengaja dia atur supaya menandakan orang tidur. Perlahan ranjang itu bergoyang karena Karan sudah menaiki ranjang. Guling yang sengaja jadi pembatas dirinya dan Cladi sengaja Karan angkat, karena rasa keponya yang tinggi, Karan iseng mendekat dan sengaja menatap wajah Cladi yang pulas.

  "Kenapa kamu mau dijodohkan sama aku, bukannya menolak saat itu juga? Aku tahu, kamu tidak menolak karena sesungguhnya kamu suka sama aku, kan? Dan aku tahu, sepertinya ini adalah cara kamu. Dengan menikahi aku, kamu sebetulnya sedang menutupi status kamu yang sebenarnya. Aku tahu kamu bukan gadis polos, pastinya kamu pernah merasakan nikmatnya surga dunia bersama kekasih kamu." Ujaran Karan terdengar jelas meskipun hanya berguman. Cladi yang sebenarnya tidak tidur sangat geram mendengar ucapan Karan yang dianggap merendahkannya. Ingin rasanya dia bangkit lalu menampar mulut Karan yang lemes. Tapi, Cladi harus menahan diri, dia harus pura-pura tidur supaya Karan tidak tahu bahwa dia berpura-pura.

  "Keterlaluan Mas Karan, menganggap aku perempuan yang tidak pandai menjaga kehormatan. Enak saja, emangnya dia tahu pergaulan aku seperti apa dan gaya pacaran aku gimana. Main tuduh sembarangan. Huhhhh, jangan pikir aku mau disentuh oleh lelaki bekas orang, terlebih bekas Kakakku." Cladi membalas tudingan Karan di dalam hati saja. Dia kesal dan marah dengan tudingan Karan.

  "Lebih baik aku kejutkan saja Mas Karan biar dia jantungan," siasat Cladi merencanakan sesuatu.

  Tiba-tiba tanpa Karan duga, Cladi bergeliat dan berbalik arah dengan menyampingkan tubuhnya ke arah Karan, lalu memeluk tubuh Karan yang diduga Cladi bantal guling yang tadi dia letakkan di tengah-tengah ranjang sebagai pembatas. Seketika Cladi terkejut, saat merasakan guling yang dipeluknya terasa berbeda, keras, kenyal dan teksturnya berbeda dengan guling yang empuk dan lembut. Cladi tidak menduga bahwa Karan tadi saat mengata-ngatainya memindahkan guling pembatas itu.

  Mau membatalkan tidur pura-puranya, Cladi pasti sangat malu. Tapi jika dia meneruskan tidur pura-puranya, Cladi sejujurnya merasa tidak enak dengan benda yang dipeluknya yang ternyata Karan.

  "Ya ampun, niat mau mengejutkan Mas Karan malah aku sendiri kena batunya. Duhhhh, bagaimana ini? Syukur-syukur Mas Karan langsung melepaskan pelukanku. Iya, biarin saja biar Mas Karan yang beraksi, semoga saja Mas Karan yang duluan melepaskan pelukan tanganku." Lagi-lagi Cladi berbicara di dalam hatinya berharap Karan melepaskan duluan pelukannya.

  Sontak Karan dobel terkejut, sebab selain merasa ketahuan sedang mengata-ngatai Cladi, yang lebih terkejut bagi Karan, ternyata Cladi malah memeluknya. Sejenak Karan membiarkan tubuhnya dipeluk oleh Cladi karena menduga Cladi benar-benar tidur. Dalam hati Karan ingin juga menikmati wajah perempuan yang kini dianggapnya menyebalkan, karena tidak menolak rencana perjodohan kedua orang tuanya.

  "Ya Tuhan, si Cladi ini benar-benar tidur apa tidak sih? Tapi sepertinya tidur. Dia pikir aku ini bantal guling, dipeluk-peluk begini? Bagaimana nih, biarkan atau lepas secara paksa? Tapi kalau dilepas, sayang banget, posisinya sedang enak banget nih. Untungnya si Cladi ini cantik," gumannya masih juga kedengaran Cladi. Cladi semakin kesal dengan apa yang diucapkan Karan barusan, Cladi menduga Karan mulai curi kesempatan. Sejenak Cladi bertahan dengan posisi seperti itu. Nanti lima menit kemudian dia bakal merubah posisi dengan membelakangi Karan.

  Belum sampai lima menit waktu yang akan direncanakan Cladi, tiba-tiba Karan mencium bibir Cladi, dengan tenangnya Karan menempel bibirnya dengan bibir Cladi merasakan sentuhan itu beberapa detik, lalu dilepaskan perlahan. Karan kini menatap seluruh wajah Cladi intens.

  "Ya ampun, bibir Cladi begitu menggoda. Tipis, imut dan manis. Benar-benar hembusannya membuat aku ingin berlama-lama di sana," ujar Karan setelah dia berhasil mengecup bibir Cladi yang sempat membuat dia gemas.

  Cladi terhenyak, rupanya Karan benar-benar curi-curi kesempatan darinya. Jantung Cladi seketika berdegup kencang. Karan santai saja, dia bahkan malah ikut terbuai dan tertidur setelah merasakan sentuhan bibir menggemaskan Cladi.

  Cladi ingin melepaskan pelukan itu, perlahan dia berusaha melepaskan tapi fokus dengan siasat awalnya yakni pura-pura tidur. Cladi berharap Karan menduga bahwa Cladi tidurnya tidak bisa diam. Cladi dengan cepat sudah merubah posisi tidurnya membelakangi Karan yang sudah terdengar tidur dengan nafas yang beraturan.

  "Ya ampun, kenapa jantung ini tiba-tiba berdegup sangat kencang setelah tadi Mas Karan berhasil menyentuh bibirku? Huhhh, dasar laki-laki mesum, Mas Karan pasti sengaja ingin menyentuhku setelah tadi menudingku bahwa aku tidak bisa menjaga kehormatan. Awas saja, nanti akan ku balas kelancangannya," gerutu Cladi di dalam hati.

  Pagi menjelang, Karan dan Cladi sudah mandi dan bersiap menuju resto di hotel mereka menginap. Karan tidak banyak bicara, dia hanya sesekali memperhatikan Cladi. Baik Karan maupun Cladi pura-pura tidak tahu dengan apa yang terjadi semalam dengan tragedi pelukan Cladi pada Karan yang diduga bantal guling. Mereka sama-sama tidak ingin mendapat malu, dan sepertinya mereka kompakan menutup rapat apa yang terjadi semalam.

  Dengan baju terusan selututnya, dandanan Cladi semakin terlihat fresh dan cantik, terlebih Cladi memang masih muda. Karan akui, Cladi memang lebih muda darinya tujuh tahun, jadi pantas saja dia masih kelihatan muda juga. Karan yang sudah berusia 30 tahun, tahun ini, tidak mau kalah. Dia berdandan dengan ala anak muda, menyeimbangkan dengan usia Cladi.

  "Ayolah, jangan di dempul lagi muka kamu yang pas-pasan itu meskipun didempul tebal juga, hasilnya juga pasti pas-pasan," ejek Karan kesal saat melihat Cladi yang masih menatap cermin membenarkan kembali bajunya.

  Cladi kesal dengan ejekan Karan, bukannya tadi malam dia mendengar sendiri bahwa Karan sempat memujinya cantik, dasar munafik. Cladi hanya bisa geram di dalam hati dengan Karan yang bicaranya mirip bunglon bisa berubah-rubah.

  Cladi menghampiri Karan tanpa bicara, dia terlanjur kesal. Lalu dia membuka pintu hotel duluan tanpa menunggu Karan.

  "Cla, kamu mau kemana?" teriak Karan karena merasa diabaikan.

  Cladi menoleh kesal, bukankah tadi Karan sendiri yang bilang cepat?

  "Aku mau sarapan ke resto. Kalau Mas Karan tidak akan sarapan, ya tidak apa-apa," ujarnya seraya berbalik dan berjalan meninggalkan Karan yang bengong. Setelah sadar Karan segera mengikuti Cladi tidak lupa mengunci kamar hotel.

  "Dasar perempuan menyebalkan," gerutu Karan balik kesal.

Terpopuler

Comments

Anita Jenius

Anita Jenius

3 like mendarat buatmu thor. semangat ya.

2024-04-14

2

auliasiamatir

auliasiamatir

yeeeee munafik, katanya gak audi di sentuh taunya betah di peluk

2024-01-06

2

auliasiamatir

auliasiamatir

karan mikir nya negatif aja,

2024-01-06

2

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Dijodohkan
2 Ba 2 Lamaran dan Pernikahan
3 Bab 3 Senjata Makan Cladi
4 Bab 4 Datang Bulan dan Perhatian Karan
5 Bab 5 Hutang Budi
6 Bab 6 Bekas Lagi Bekas Lagi
7 Bab 7 Ketika Karan Melihat Cladi Makan dengan Lelaki Lain
8 Bab 8 Hujan dan Kekesalan Karan
9 Bab 9 PertengKaran
10 Bab 10 Diamnya Cladi
11 Bab 11 Membayar Hutang Budi yang Pertama
12 Bab 12 Cladi yang Munafik
13 Bab 13 Balas Dendam Karan
14 Bab 14 Mandi Junub
15 Bab 15 Masih Perawan
16 Bab 16 Rasa Bersalah Karan
17 Bab 17 Kesedihan Cladi
18 Bab 18 Foto-foto Cladi
19 Bab 19 Mulai Membutuhkan Cladi
20 Bab 20 Akhirnya Sebuah Rasa Yang Sama
21 Bab 21 Tragedi Terulang Kembali
22 Bab 22 Tekad Karan Mencintai dan Perhatian
23 Bab 23 Kesedihan Cladi
24 Bab 24 Aku Mencintai Kamu
25 Bab 25 Kejutan Karan
26 Bab 26 Kolaborasi Film Azab
27 Bab 27 Cladi Bertemu Syamsir Lagi
28 Bab 28 Karan Bertemu Syamsir
29 Bab 29 Tekad Karan Menaklukan Cladi
30 Bab 30 Sandiwara Karan
31 Bab 31 Siasat Karan 2
32 Bab 32 Hadiah Dari Karan dan Kejutan Cladi
33 Bab 33 Merajuk Lagi
34 Bab 34 Cobalah Mengerti Perasaanku
35 Bab 35 Perdebatan yang Menguras Otak
36 Bab 36 Syamsir Move On
37 Bab 37 Rindu Karan
38 Bab 38 Kappa dan Khalia Kembali
39 Bab 39 Nama Lain Yang Disebut Cladi Membuat Karan Kecewa
40 Bab 40 Kamu Harus Hamil, Cla!
41 Bab 41 Cladi Senang Tidak Hamil
42 Bab 42 Sikap Sinis Karan
43 Bab 43 Kenapa Harus Menangis?
44 Bab 44 Sikap Dingin Karan Yang Membuat Cladi Tidak Karuan
45 Bab 45 Curahan Hati Cladi
46 Bab 46 Tiba-tiba Mau Rujak
47 Bab 47 Mimpi dan Igauan Cladi
48 Bab 48 Mimpi Cladi yang Membuat Karan Marah
49 Bab 49 Cerita Mimpi Cladi
50 Bab 50 Sama-sama Egois
51 Bab 51 Dasar PutrinTidur
52 Bab 52 Reaksi Cemburu Cladi
53 Bab 53 Cladi Cemburu
54 Bab 54 Cladi Yang Semakin Aneh
55 Bab 55 Cladi Ling-Lung
56 Bab 56 Kehamilan Yang Begitu Cepat
57 Bab 57 Seblak Made In Karan
58 Bab 58 Kebahagiaan Mertua Cladi
59 Bab 59 Cladi Yang Keras Kepala dan Sesederhana Itu
60 Bab 60 Pendarahan
61 Bab 61 Cladi Merajuk Lagi
62 Bab 62 Tekad Karan
63 Bab 63 Perubahan Cladi dan Karan
64 Bab 64 Kelahiran Khalista Putri Pratama
65 Bb 65 Kakek-kakek Keladi
66 Bab 66 Permintaan Kappa Bikin Stress
67 Bab 67 Dua Pertemuan Candy Yang Tidak Terduga
68 Bab 68 Serangan di Siang Bolong
69 Bab 69 Bertemu Syamsir
70 Bab 70 Candy dan Syamsir
71 Bab 71 Pesta Ulang Tahun Baby Khalista
72 Bab 72 Pertemuan Karan dan Syamsir
73 73 Cladi Hamil Lagi
74 Bab 74 Bayi Laki-laki
75 Bab 75 Cladi yang Penyayang
76 Bab 76 Menengok Jabang Bayi
77 Bab 77 Perjuangan Cladi
78 Bab 78 Kompak, Kafeela Kahfi
79 Bab 79 Suasana Hangat dan Riuh di Rumah Karan
80 Bab 80 Aqiqahan Kafeela
81 Bab 81 Mimpi Itu Terkuak
82 Bab 82 Kebahagiaan dan Keikhlasan (End)
Episodes

Updated 82 Episodes

1
Bab 1 Dijodohkan
2
Ba 2 Lamaran dan Pernikahan
3
Bab 3 Senjata Makan Cladi
4
Bab 4 Datang Bulan dan Perhatian Karan
5
Bab 5 Hutang Budi
6
Bab 6 Bekas Lagi Bekas Lagi
7
Bab 7 Ketika Karan Melihat Cladi Makan dengan Lelaki Lain
8
Bab 8 Hujan dan Kekesalan Karan
9
Bab 9 PertengKaran
10
Bab 10 Diamnya Cladi
11
Bab 11 Membayar Hutang Budi yang Pertama
12
Bab 12 Cladi yang Munafik
13
Bab 13 Balas Dendam Karan
14
Bab 14 Mandi Junub
15
Bab 15 Masih Perawan
16
Bab 16 Rasa Bersalah Karan
17
Bab 17 Kesedihan Cladi
18
Bab 18 Foto-foto Cladi
19
Bab 19 Mulai Membutuhkan Cladi
20
Bab 20 Akhirnya Sebuah Rasa Yang Sama
21
Bab 21 Tragedi Terulang Kembali
22
Bab 22 Tekad Karan Mencintai dan Perhatian
23
Bab 23 Kesedihan Cladi
24
Bab 24 Aku Mencintai Kamu
25
Bab 25 Kejutan Karan
26
Bab 26 Kolaborasi Film Azab
27
Bab 27 Cladi Bertemu Syamsir Lagi
28
Bab 28 Karan Bertemu Syamsir
29
Bab 29 Tekad Karan Menaklukan Cladi
30
Bab 30 Sandiwara Karan
31
Bab 31 Siasat Karan 2
32
Bab 32 Hadiah Dari Karan dan Kejutan Cladi
33
Bab 33 Merajuk Lagi
34
Bab 34 Cobalah Mengerti Perasaanku
35
Bab 35 Perdebatan yang Menguras Otak
36
Bab 36 Syamsir Move On
37
Bab 37 Rindu Karan
38
Bab 38 Kappa dan Khalia Kembali
39
Bab 39 Nama Lain Yang Disebut Cladi Membuat Karan Kecewa
40
Bab 40 Kamu Harus Hamil, Cla!
41
Bab 41 Cladi Senang Tidak Hamil
42
Bab 42 Sikap Sinis Karan
43
Bab 43 Kenapa Harus Menangis?
44
Bab 44 Sikap Dingin Karan Yang Membuat Cladi Tidak Karuan
45
Bab 45 Curahan Hati Cladi
46
Bab 46 Tiba-tiba Mau Rujak
47
Bab 47 Mimpi dan Igauan Cladi
48
Bab 48 Mimpi Cladi yang Membuat Karan Marah
49
Bab 49 Cerita Mimpi Cladi
50
Bab 50 Sama-sama Egois
51
Bab 51 Dasar PutrinTidur
52
Bab 52 Reaksi Cemburu Cladi
53
Bab 53 Cladi Cemburu
54
Bab 54 Cladi Yang Semakin Aneh
55
Bab 55 Cladi Ling-Lung
56
Bab 56 Kehamilan Yang Begitu Cepat
57
Bab 57 Seblak Made In Karan
58
Bab 58 Kebahagiaan Mertua Cladi
59
Bab 59 Cladi Yang Keras Kepala dan Sesederhana Itu
60
Bab 60 Pendarahan
61
Bab 61 Cladi Merajuk Lagi
62
Bab 62 Tekad Karan
63
Bab 63 Perubahan Cladi dan Karan
64
Bab 64 Kelahiran Khalista Putri Pratama
65
Bb 65 Kakek-kakek Keladi
66
Bab 66 Permintaan Kappa Bikin Stress
67
Bab 67 Dua Pertemuan Candy Yang Tidak Terduga
68
Bab 68 Serangan di Siang Bolong
69
Bab 69 Bertemu Syamsir
70
Bab 70 Candy dan Syamsir
71
Bab 71 Pesta Ulang Tahun Baby Khalista
72
Bab 72 Pertemuan Karan dan Syamsir
73
73 Cladi Hamil Lagi
74
Bab 74 Bayi Laki-laki
75
Bab 75 Cladi yang Penyayang
76
Bab 76 Menengok Jabang Bayi
77
Bab 77 Perjuangan Cladi
78
Bab 78 Kompak, Kafeela Kahfi
79
Bab 79 Suasana Hangat dan Riuh di Rumah Karan
80
Bab 80 Aqiqahan Kafeela
81
Bab 81 Mimpi Itu Terkuak
82
Bab 82 Kebahagiaan dan Keikhlasan (End)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!