B. Pertemuan

Aku menelusuri jalan setapak menuju jalan besar untuk menunggu angkot. Hari ini, Rabu, akhir Juni, adalah hari pertama aku mulai bekerja di Hotel Yuki. Suasana pagi masih sedikit gelap. Aku memutuskan berangkat selepas subuh. Selain itu, jarak kosan ku dengan Hotel Yuki cukup jauh. Sembari menyisir jalanan yang masih sepi, aku kembali memikirkan apakah aku sudah mengambil keputusan yang tepat bergabung dihotel ini untuk membantu Takeda san.

Susunan pikiranku diruntuhkan oleh suara klakson angkot didepan yang siap menungguku. Aku bergegas menaiki angkot tersebut agar bisa melanjutkan lamunanku sepanjang perjalanan.

Sesampainya di Hotel Yuki, aku segera bersiap untuk mulai beradaptasi dan bekerja. Baru selesai grooming, terdengar ketukan pelan didepan pintu Female Locker Room.

"Nanda sudah selesai?"

Aku membuka pintu dan Pak Fadlan sudah berdiri sembari memegang kantong kertas berukuran medium.

"Selamat sudah mulai bekerja. Tadinya mau santai diruangan tapi saya lihat kamu sudah datang. Ini semua kebutuhan kamu, dari name tag, kunci locker, dan seragam,"ucapnya seraya menyodorkan kantong kertas coklat tersebut kepadaku.

Kuambil kantong tersebut sambil tersenyum.

"Terima kasih, Pak. Ngomong-ngomong Bapak datangnya pagi juga ya."

"Kosan saya dekat sini. Capek habis olahraga sekalian mau istirahat. Eh lihat kamu. Sudah semangat ya untuk kerja?"

"Haha, iya nih Pak, supaya bisa belajar yang lain dulu sebelum pelajari system. Mohon maaf Pak, saya permisi mau mulai bekerja,"jawabku ke Pak Fadlan dan memberi isyarat untuk meninggalkannya.

Aku mencari no loker ku, membersihkannya dan menyimpan semua barang-barangku. Kira-kira pukul 6:45 pagi, aku meninggalkan Locker Room dan menuju ke Front Office Dept untuk bekerja.

"Oh kamu ya GRO baru. Selamat bergabung,"sambut lelaki bertubuh sedikit gempal dan cukup tinggi. Dia berkulit sawo matang dan berambut lurus.

"Saya Nanda, Pak. Terima kasih sebelumnya,"jawabku sambil mengangguk.

"Ini Messy yang akan mengajarimu tentang Front Office dan lainnya. Messy Supervisor disini. Saya Bayu, Assistant Pak Irwan, Front Office Manager yang kemarin antar kamu ke HRD."

Pak Bayu dan Messy mengulurkan tangannya, lalu kusambut sambil tersenyum.

"Nanda, berapa umurmu?"tanya Messy.

"23 tahun"

"Panggil saja saya Kak Messy. Saya jauh diatasmu. Sudah nikah?"

"Belum"

"Wah ada jomblo baru lagi, Pak. Eh betewe, kamu keliatan kalem amat sih!"cerocos Kak Messy disambut tawa yang lainnya.

Kemudian aku mulai diperkenalkan satu per satu diruangan tersebut. Ada Mba Ning sebagai Reservation, dan Trihas sebagai Operator.

"Nanda, kok bisa lo kalem amat jadi orang? Mana suaranya halus, ngomong lemah lembut, bahasa dan sikapnya sopan. Beda sama kita-kita yang begadulan,"ujar Mba Ning terkekeh.

"Jangan racuni anak baik ini, Ning!"timpal Pak Bayu.

"Kak Nanda wangi banget. Pakai parfum apa sih? Enak wanginya,"celetuk Trihas.

"Kepo amat lu. Udah, mau ajarin Nanda dulu didepan. Kerja kerja,"potong Kak Messy dan disoraki yang lainnya.

*****

Aku mengikuti Kak Messy Hotel Tour seperti showing room, meeting room, ballroom, pool, bar, dan karaoke. Kak Messy berkulit putih, bermata sedikit sipit (sudah kelihatan keturunan chinese), perawakan sedang dan lebih pendek dariku. Gaya bicaranya sedikit emosional, lugas, dengan tempo yang cepat, menandakan dia cukup galak dan tidak sabaran (hahaha).

Hotel Tour kami terhenti didepan Front Office Counter tempat aku nantinya stand by melayani kebutuhan tamu.

"Sudah pernah pakai system Powel Bro?"

Aku menggeleng, lalu Kak Messy mulai mengajari dengan semangat segala aturan system, mulai dari check in, check out dan billing.

Melihat dia sedari awal semangat, aku tidak bisa bilang kalau aku menguasai beberapa system hotel.

"Saya senang sama kamu. Kesan saya bagus ke kamu. Benar kata Ning. Kamu orangnya sopan. Tidak ada satupun kamu menyela ucapan saya. Bantu-bantu juga Front Office Attendant ya. Ajari juga mereka yang masih muda nantinya handle tamu bagaimana. Kamu juga tahu kan ini dibuat mirip hotel budget walauphn bintang 4. Ok, bisa kan ya?"

Hah?? Bagaimana bisa seorang Supervisor melemparkan tanggung jawabnya padaku? ucapku dalam hati.

Aku memilih tersenyum dan mengangguk. Kak Messy pun juga mengatakan nanti ada perubahan schedule karena aku sudah bergabung. Lalu dia meninggalkanku sendirian untuk melayani tamu yang akan check out hari ini sebanyak 45 kamar. Aku sungguh terheran-heran dengan gaya kepemimpinannya. Sungguh koboi sekali. Ya sudahlah, aku yang terbiasa bekerja sendiri mulai melaksanakan tugasku. Dan aku sama sekali tidak menyadari bahwa ada yang memperhatikanku dari kejauhan.

Aku yang sudah larut dalam pekerjaanku mulai sadar kehadiran orang tersebut ketika dia menghampiriku yang sedang menyusun lembaran kelengkapan invoice untuk diserahkan ke Night Audit.

"Hai, baru ya? Kamu Nanda kan?"sapanya ramah.

"Iya,"jawabku pendek tanpa menoleh sedikitpun padanya.

"Belum dikasih seragam? Masih pakai hitam putih?"

"Baru tadi. Dicuci dulu baru dipakai."

"Kamu sebelumnya Sales Executive ya? Kok mau downgrade?"

"Mencari hari libur yang banyak,"jawabku lagi dengan tetap fokus menyusun lembaran didepanku.

"Pak Irwan itu deket sama saya. Dia cerita semua tentang kamu. Jangan sampai tahu anak-anak disini kalau gaji kamu gede, bahkan diatas Pak Bayu,"cerocosnya.

Aku tersentak dan berhenti sejenak.

Hah? Bagaimana bisa hal confidential disharing sembarangan sama Pak Irwan? Ah, mungkin anak kesayangan kali.

"Oh iya. Saya berhati-hati. Makasih saran dan nasehatnya Mas,"jawabku dengan masih tidak menoleh kepadanya.

"Salam kenal Nanda,"dia mengulurkan tangannya.

Kusambut dan mengangguk, tanpa sedikitpun melihat wajahnya. Entah mengapa, situasinya seolah mendukung dia untuk terus mengajakku bicara. Saat hendak melepaskan tanganku, ia menahannya.

"Masa ada orang kenalan gak lihat mukanya?"kejarnya lagi.

Dengan terpaksa aku melihat wajahnya dan memaksakan senyum.

"Maaf, mau lanjut kerja,"ujarku pelan.

Akhirnya dia melepaskan tanganku. Sambil terus menyusun lembaran didepanku, ia kembali mengajakku bicara.

"Kosan kamu dimana?"

"Arah Lembah Adek"

"Searah dong! Saya juga lewat situ,"serunya semangat.

Aku tidak menghiraukannya. Sebetulnya aku kurang begitu suka didekati lelaki. Bagiku mereka mengganggu saja. Ketika aku menengok ke kanan, ternyata dia masih berdiri menatapku.

Kuberanikan diri melihat dia keseluruhan. Berperawakan sedang, dada bidang, kulit putih bersih, rambut hitam tebal, dan wajahnya lumayan.

Aku berjalan meninggalkannya, dan mengambil clear folder dan memasukkan lembaran check out yang sudah kususun rapi. Pada saat hendak memasukkannya kedalam laci kabinet, tiba-tiba ia bergegas menghampiriku dan berbisik.

"Kalau mau, pulang bareng aja. Ntar saya anterin. Bilang ya. Gak usah malu. Aman sama saya."

Karena sudah mulai risih, aku hanya menjawab cepat "Oh iya" agar dia kembali ke tempatnya.

Dari pakaiannya, dia satu departemen denganku (Bell Boy). Lalu aku tersadar bahwa aku tidak tahu namanya. Sudahlah, untuk apa juga tahu. Pikirku saat itu.

*****

Drama cowok itu menghampiriku diam-diam terus berlanjut mengisi hari-hari bekerjaku. Sialnya scheduleku bekerja selalu bersama dengannya selama sebulan. Baik shift pagi ataupun shift sore. Kalau sudah shift sore, dia selalu menawariku pulang bersamanya daripada naik mobil hotel.

Dan anehnya, dia mendekatiku ketika tidak ada orang (aku sedang sendirian didepan). Pada akhirnya aku memutuskan untuk mengerjainya supaya dia berhenti mengajakku bicara.

Aku hanya tidak ingin dia tahu bahwa sebetulnya aku tidak pandai mengobrol, dan orang yang membosankan. Ide konyol ini terlintas setelah aku membaca artikel di internet tentang mengatasi rasa gugup dan canggung. Yes! Aku harus coba jalankan rencanaku.

Ya, aku sudah putuskan, kalau dia menawariku lagi untuk pulang bersamanya, harus aku kerjai supaya dia kapok.

Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!