Tak pantas di sebut pasangan

Malam ini keluarga besar Anggara Mahesa dan Omar Caroll akhirnya bertemu untuk membahas acara pertunangan anak-anak mereka.

Bersatunya dua kerajaan bisnis itu tentunya membuat kedua keluarga tampak sangat bahagia. Bukan hanya hubungan kekeluargaan mereka saja yang akan semakin dekat. Tetapi juga bergabungnya dua perusahaan tentunya akan membuat bisnis mereka semakin berkembang luas.

Bagi pengusaha seperti mereka, pernikahan atas dasar bisnis tentunya sudah sangat biasa. Mereka juga sering kali memilihkan jodoh yang terbaik untuk anak-anak mereka.

Beruntung Sherin dan juga Zain sama-sama menerima satu sama lain. Bisa saling mencintai walau awalnya mereka di jodohkan. Jika tidak, maka hidup Sherin akan berakhir seperti Kakaknya yang sampai saat ini belum bisa menerima kehadiran istrinya.

Kakaknya masih bertahan dalam pernikahan itu karena mempertahankan perusahaannya yang bisa saja hancur jika pernikahan mereka berakhir.

Itulah salah satu sebab kenapa Sherin memilih mendirikan perusahaannya secara mandiri, karena dia tidak mau jika suatu hari ada masalah, tidak akan ada yang akan mengusik usahanya itu. Tapi dia selalu berdoa agar hal-hal buruk tidak terjadi kepadanya.

"Jadi kita sepakat kalau pertunangan mereka kita adakan dua minggu lagi Pak Omar??" Anggara memperlihatkan wajahnya yang secerah masa depan itu di depan calon besannya.

"Lebih cepat memang lebih baik Pak Anggara. Saya sebenarnya malah ingin mereka cepat menikah saja. Tapi, kalau mereka ingin tunangan dulu juga tidak papa. Kita beri waktu mereka untuk pacaran dulu. Karena mereka pasti tau kalau mereka sudah menikah, kita akan mendesaknya untuk cepat memiliki anak"

"Hahaha.. Benar sekali Pak Omar. Saya juga sudah ingin rindu untuk memiliki cucu. Padahal Ramon sudah tiga tahun menikah tapi dia tidak kunjung punya anak. Dia seharusnya menjadi harapan satu-satunya saya untuk meneruskan keturunan keluarga Anggara. Tapi entah apa saja yang mereka lakukan sampai tidak kunjung punya anak" Anggara melirik Ramon dan juga Sena yang tampak terdiam karena sindirannya itu.

Sepasang suami istri yang masih terlihat canggung walau sudah tiga tahun menikah itu terlihat tidak peduli sama sekali dengan ucapan Anggara. Bagi mereka, sindiran seperti itu sudah seperti makanan sehari-hari.

"Kita berdua memang ingin secepatnya menikah Om, tapi kita juga tidak ingin buru-buru karena kita ingin mempersiapkan pernikahan kita dengan detail sesuai dengan impian Sherin" Zain turut berbicara.

"Kami ikut baiknya kalian bagaimana. Yang penting nantinya kalian bisa bahagia menjalani pernikahan kalian" Pamela yang duduk di samping Sherin ikut menimpali. Dia sebenarnya yang paling antusias dalam perjodohan keduanya itu.

"Benar Jeng, saya juga mendukung Zain untuk mempersiapkan pernikahannya sesempurna mungkin. Karena Jeng tau sendiri kalau kolega kita banyak sekali, jadi kita harus siapkan yang terbaik untuk menjamu mereka" Rose juga ikut menyetujui rencana mereka.

Nyonya-nyonya sosialita seperti Pamela dan Rose tentu saja tidak ingin acara sebesar itu di adakan biasa-biasa saja. Mau di taruh mana muka mereka yang selalu menjunjung tinggi harta dan kekuasaan mereka.

"Kalau kamu gimana Sherin??" Pamela ingin mendengar jawaban dari putri bungsunya.

"Sherin setuju apa kata Zain Ma. Kita nggak mau buru-buru. Semuanya bisa di rencanakan dengan matang dulu"

Pertemuan kedua keluarga itu pun telah usai. Keluarga Caroll juga telah kembali dari kediaman Mahesa. Begitupun dengan sepasang suami istri yang tak cocok di sebut pasangan itu.

Mereka telah kembali ke rumah besar yang hanya di huni oleh kedua orang itu. Namun suasana mencekam terasa di antara mereka sejak pertemuan keluarga tadi. Lebih tepatnya aura yang di pancarkan dari si pria yang terus diam dengan sikap dinginnya yang menakutkan.

Brak...

Sena sampai memejamkan matanya karena suaminya menutup pintu rumahnya dengan begitu keras.

Sena tau jelas apa yang menyebabkan suaminya seperti itu. Tidak lain tidak bukan karena pembahasan soal anak oleh Papa mertuanya tadi.

"Mas, mau aku buatkan teh??" Sena pikir, mencemari teh hangat bisa meredakan amarah suaminya itu.

"Tidak perlu" Jawab Ramon ketus.

Sena menghampiri suaminya, membantu pria itu untuk melepaskan jasnya. Pakaian yang menurut Sena membuat suaminya itu berkali-kali lipat lebih tampan jika memakainya.

"Aku tau kalau kamu marah karena ucapan Papa tadi. Tidak usah di pikirkan, bukannya kita sudah sering mendengarnya??" Sena berusaha selembut mungkin agar tidak semakin menyulut kemarahan Ramon.

"Akkhhhh...." Sena memekik karena tiba-tiba Ramon mencengkeram dagu Sena dengan kuat.

"Apa kau bilang tadi?? Jangan pikirkan?? Kau tau, kau adalah sebab dimana Papa terus mengungkit soal cucu!! Kau penyebab dimana aku tidak bisa menikahi Naima sampai aku tidak bisa mewujudkan impianku untuk mempunyai anak dengannya!! Kau penyebab semua ini terjadi!! Kau yang menghancurkan hidupku!!"

Brukk...

Ramon mendorong Sena dengan kuat hingga wanita itu terjatuh ke lantai. Air mata yang sudah membasahi pipi Sena adalah hal yang sudah biasa selama tiga tahun pernikahan mereka. Ketulusan Sena selama ini ternyata belum juga menyentuh hati Ramon.

"Kalau begitu, kenapa tidak kamu ceraikan aku saja Mas?? Kamu tau sendiri kalau kita menikah karena di dijodohkan dimana situasi tidak mengijinkan kita untuk menolak. Tapi kenapa aku yang selalu kamu salahkan??"

Ramon membuang wajahnya, tak mau melihat mata Sena yang penuh air mata itu.

"Sudah berkali-kali aku katakan, kalau kamu takut perusahaan kamu hancur. Aku yang akan bilang ke orang tau kita. Aku juga akan menyerahkan semua saham yang aku punya untuk kamu, asal lepaskan aku. Untuk apa kamu mempertahankan pernikahan kita kalau hanya untuk menyakitiku??"

"Seharusnya kamu senang karena setelah kita bercerai, kamu bisa menikahi kekasih kamu itu. Tapi kenapa kamu membuat semuanya jadi rumit Mas??" Sena mencengkeram baju di bagian dadanya. Tak kuat menahan sesak di dalam sana. Waktu tiga tahun bersama Ramon tentu saja membuat Sena jatuh hati pada suaminya sendiri. Tapi pria itu terus saja membencinya karena dia menganggap Sena adalah penyebab impiannya bersama Naima hancur.

"Tidak semudah itu aku menceraikan penipu sepertimu!! Dasar j*lang tak tau diri!!"

Sena seakan ingin telinganya tuli saat ini juga. Dia tidak ingin mendengar Ramon ketika menghinanya seperti itu.

Semua sudah Sena lakukan untuk menjadi istri yang baik untuk Ramon. Melayaninya dengan baik dan penuh kasih sayang, namun ternyata satu kekurangannya membuat pria itu semakin membenci dirinya.

"Kalau aku memang j*lang, lalu apa bendanya aku sama kamu Mas. Hanya karena aku sudah tidak suci lagi, kamu selalu menuduhku seperti j*lang. Kamu tidak sudi menyentuhku karena kamu bukan yang pertama untukku. Lalu kamu apa?? Kamu bahkan sampai sekarang masih sering bercumbu dengan kekasihmu itu kan??"

Deg...

Ramon menatap tajam pada Sena. Dia tidak tau jika selama ini Sena tau apa yang dia lakukan di belakangnya.

Sebenarnya siapa yang tahan untuk tidak menyentuh istri seperti Sena. Cantik, tubuhnya yang mulus dan juga seksi, tentu saja membuat Ramon tergoda walau tidak mencintai Sena sama sekali.

Tapi saat pertama kali Ramon menyentuh Sena, di sanalah kebencian Ramon semakin bertambah. Malam di mana penyatuan mereka untuk yang pertama kalinya, Ramon mendapati Sena yang sudah tidak suci lagi.

Ramon yang sudah di puncak hasratnya langsung turun dari ranjang dan mengumpat Sena dengan berbagai kata menyakitkan. Saat itu menjadi pertama dan terakhir kalinya Ramon menyentuh Sena.

"Aku selalu menerima kamu Mas. Katakanlah aku wanita bodoh yang terus menanti kepulangan mu setelah kamu selesai bercinta dengan wanita lain. Kesalahan ku memang fatal karena tidak memberikan kesucian ku kepada suamiku, tapi tidakkah kamu merasakan ketulusan ku Mas?? Aku bahkan tidak peduli saat mencuci bajumu yang penuh noda lipstik. Aku tidak peduli kalau kamu pulang dengan wangi parfum wanita lain di tubuhmu. Asalkan kamu pulang, itu sudah membuatku senang. Tapi, pernahkah kamu melihat ku Mas??"

Ramon merasakan nyeri di ulu hatinya saat melihat tatapan nanar dari Sena yang masih bersimpuh di lantai.

"Akkhh....!! Ampun Mas" Sena meringis ketika Ramon tiba-tiba menariknya untuk berdiri kemudian menyeretnya masuk ke dalam kamar Ramon. Benar, selama ini mereka tidak pernah tidur satu kamar.

Brukkk..

Lagi-lagi Ramon mendorong Sena namun kali ini dia lebih beruntung karena mendarat di ranjang.

"Baiklah kalau begitu, ini kan yang kau mau?? Aku menyentuhmu?? Kalau begitu ayo berikan cucu untuk orang tua kita"

Memang ini yang Sena inginkan. Melayani Ramon selayaknya seorang istri, tapi bukan dengan kasar seperti itu. Apalagi Sena melihat senyuman mengerikan di wajah Ramon.

Terpopuler

Comments

Holipah

Holipah

bkn cerita Ramon & sena Thor

2024-02-18

1

Dewi Yanti

Dewi Yanti

jangan sampe ramon nanti nyesel kalo sena udh menyerah dan pergi

2023-12-08

2

Sari Kumala

Sari Kumala

cerita sena dan ramon judul nya apa thor

2023-11-26

0

lihat semua
Episodes
1 Cinta Sherina
2 2. Sahabat terbaik
3 A for Abi
4 Titik balik
5 Dua orang munafik
6 Lima tahun kemudian
7 Siapa dia??
8 Bertemu kembali
9 Sebatas rekan kerja
10 Cantik, pintar dan kaya
11 Tuan putri
12 Pria terbaik
13 Menempatkan diri dengan baik
14 I love you too
15 Akhirnya bertemu
16 Ragu
17 Pria bodoh
18 Dua pasang kekasih
19 Tak pantas di sebut pasangan
20 SABRINA
21 Bidadari turun dari kayangan
22 Picik dan tak tau diri
23 Cerita Sena
24 Secangkir teh
25 Pemandangan menyesakkan
26 Kejadian yang terulang
27 Melakukan hal yang sama
28 Cinderella gadungan
29 Pulang bersama
30 Maaf yang tiada arti
31 Terlambat menyesal
32 Berakhir
33 Ana yang sesungguhnya
34 Pertemuan tak terduga
35 Hari patah hati
36 Wanita sempurna
37 Trust me
38 Hancur
39 Aku juga mencintaimu
40 Rindu yang terobati
41 Terlalu cepat
42 42. Fakta
43 Kebenaran yang terungkap ( Sena & Ramon )
44 Penyesalan Ramon
45 Kamu dan anak kita
46 Cemburu
47 Mencari bukti
48 Kemarahan Sherin
49 Tak ingin percaya
50 Acara dadakan
51 Rencana pernikahan
52 Karena aku mencintaimu
53 Aku membencimu
54 Cinta mati
55 Tentang Ana
56 Menemui Indah
57 Ngidam tengah malam
58 Menemui seseorang
59 Di tipu habis-habisan
60 Malu
61 Rencana Sherin
62 Kita berakhir
63 Kehilangan keduanya
64 Tindakan Tegas Sherin
65 Syarat dari Sena
66 Makan siang yang gagal
67 Teman lama
68 Pemaksa
69 Apa ini karma??
70 Orang tua egois
71 Kedatangan Mantan
72 Kencan???
73 Nostalgia
74 Permintaan aneh
75 Wanita istimewa
76 Abi, tolong aku
77 Hancur
78 Kalian sama saja
79 Pria mesum
80 Kekhawatiran Sherin
81 Ancaman Abi
82 Penangkapan Abi
83 Keputusan Abi
84 Mantan calon adik ipar
85 Menghindar
86 Tamu tak di undang
87 Persidangan
88 Demi apa??
89 Brutal dan ugal-ugalan
90 Keinginan tak wajar
91 Sekutu Ana
92 Jalan-jalan
93 Lagu galau
94 Masalah lagi
95 Mencari pelaku
96 Kemarahan Abi
97 Anjas dan Nana
98 Bubur Ayam
99 Terjebak masa lalu
100 Terus di buat tersipu
101 Permintaan mantan
102 Jadi istri ke dua
103 Khilaf
104 Bertemu Ana
105 Hubungan tak jelas
106 Di pecat
107 Kencan
108 Bertubi-tubi
109 Pemaksa
110 Calon suami
111 Kedatangan sahabat
112 Kabar menyakitkan
113 Kehancuran
114 Pengakuan Belva
115 Tak bertepuk sebelah tangan
116 Pengorbanan Abi
117 Canggung
118 Saling melindungi
119 Keputusan Sherin
120 Menemui Abi
121 Sama bodohnya
122 Coretan masa lalu
123 Penyakit mematikan
124 Panggilan sayang
125 Permintaan Ana
126 Cuma kamu dan hanya kamu
127 Sebatas ini
128 Pria posesif
129 Ungkapan hati Anjas
130 Ancaman Adiputra
131 Meminta Restu
132 Butuh sandaran
133 Istri selalu benar
134 Kembaran Ana
135 Makan malam romantis
136 Meminta Restu
137 Pria cengeng
138 Wanita pilihan Tuhan
139 Panasnya telinga Anggara
140 Karamnya cinta Belva
141 Lampu hijau
142 Impian yang hancur
143 Alasan Anggara
144 Just a kiss
145 Obrolan calon manten (bingung judul)
146 Bukan salah Sena
147 Keluarga absurd
148 Tanggal pernikahan Sherin
149 Bertemu Indah
150 Kecurigaan Vanya
151 Nasib yang berbeda
152 Suami istri
153 Aku istrimu, aku milikmu
154 Bahagia tiada tara
155 Sherin yang hebat
156 Tempat ternyaman
157 Asing tapi familiar
158 Impian yang satu persatu terwujud
159 Tangisan Daniel
160 Malam ke dua
161 Minta cucu
162 Pertemuan Sherin dan Daniel
163 Maafkan aku sayang
164 Kabar mengejutkan
165 Cerita masa lalu
166 Abi yang terpukul
167 Sahabat sejati
168 Bukan orang biasa
169 Nasib keluarga Omar
170 Masa lalu Abi
171 Pertemuan Daniel dan Anggara
172 Hamil anak Abi
173 Ibu Hamil
174 Kebetulan
175 Kunjungan rutin
176 Anjas dan Nana
177 Rasanya nagih
178 Papa baru
179 Ngidam
180 Curhatan Anjas
181 Laki-laki atau perempuan
182 Suami terbaik
183 Cara ku mencintaimu
184 Belva ketemu jodoh??
185 Bertemu Ana
186 Aku sudah memaafkan mu
187 Pemakaman Ana
188 Ini salahku
189 Maafkan aku
190 Nostalgia
191 Siapa yang anak kecil??
192 Pertemuan ke dua
193 Misi Belva
194 SABRINA
195 Rumah baru
196 Panggilan baru
197 Meminta Vanya
198 Suami siaga
199 Di tolak lagi
200 Pemaksa
201 Calon suami
202 Berhenti bekerja
203 Usaha Belva
204 Pria konyol
205 Vanya marah
206 Penolakan menyakitkan
207 Mata-mata Bleva
208 Ada apa denganku??
209 Alasan Vanya
210 Perubahan Belva
211 Ternyata dia mendengarnya
212 Perasaan Vanya
213 Menemui Belva
214 Calon pengantin
215 Sudah terlambat
216 Salah paham
217 Kapan kita nikah??
218 Aku nggak mau!!
219 Jangan salah paham
220 Ketemu pawangnya
221 Berondong
222 Kamu takdirku
223 Sah??
224 Malam pertama
225 Pagi pertama
226 Penyambutan keluarga baru
227 Marahnya orang pendiam
228 Pria menakutkan
229 Permintaan Belva
230 Pewaris tunggal
231 Perkenalan Abi
232 Rencana Belva
233 Keputusan Adipura
234 Anak tidak tau diri
235 Tamu tak di undang
236 Hamil
237 KARYA BARU (who is the main role??)
238 Permintaan gila
239 Ungkapan perasaan Belva
240 Membantu Naima
241 Kebenaran tentang Naima
242 Bayi besar
243 Akhir kisah Naima
244 WHO IS THE MAIN ROLE??
245 Kebahagiaan Belva dan Vanya
246 Permintaan maaf
247 End.....
Episodes

Updated 247 Episodes

1
Cinta Sherina
2
2. Sahabat terbaik
3
A for Abi
4
Titik balik
5
Dua orang munafik
6
Lima tahun kemudian
7
Siapa dia??
8
Bertemu kembali
9
Sebatas rekan kerja
10
Cantik, pintar dan kaya
11
Tuan putri
12
Pria terbaik
13
Menempatkan diri dengan baik
14
I love you too
15
Akhirnya bertemu
16
Ragu
17
Pria bodoh
18
Dua pasang kekasih
19
Tak pantas di sebut pasangan
20
SABRINA
21
Bidadari turun dari kayangan
22
Picik dan tak tau diri
23
Cerita Sena
24
Secangkir teh
25
Pemandangan menyesakkan
26
Kejadian yang terulang
27
Melakukan hal yang sama
28
Cinderella gadungan
29
Pulang bersama
30
Maaf yang tiada arti
31
Terlambat menyesal
32
Berakhir
33
Ana yang sesungguhnya
34
Pertemuan tak terduga
35
Hari patah hati
36
Wanita sempurna
37
Trust me
38
Hancur
39
Aku juga mencintaimu
40
Rindu yang terobati
41
Terlalu cepat
42
42. Fakta
43
Kebenaran yang terungkap ( Sena & Ramon )
44
Penyesalan Ramon
45
Kamu dan anak kita
46
Cemburu
47
Mencari bukti
48
Kemarahan Sherin
49
Tak ingin percaya
50
Acara dadakan
51
Rencana pernikahan
52
Karena aku mencintaimu
53
Aku membencimu
54
Cinta mati
55
Tentang Ana
56
Menemui Indah
57
Ngidam tengah malam
58
Menemui seseorang
59
Di tipu habis-habisan
60
Malu
61
Rencana Sherin
62
Kita berakhir
63
Kehilangan keduanya
64
Tindakan Tegas Sherin
65
Syarat dari Sena
66
Makan siang yang gagal
67
Teman lama
68
Pemaksa
69
Apa ini karma??
70
Orang tua egois
71
Kedatangan Mantan
72
Kencan???
73
Nostalgia
74
Permintaan aneh
75
Wanita istimewa
76
Abi, tolong aku
77
Hancur
78
Kalian sama saja
79
Pria mesum
80
Kekhawatiran Sherin
81
Ancaman Abi
82
Penangkapan Abi
83
Keputusan Abi
84
Mantan calon adik ipar
85
Menghindar
86
Tamu tak di undang
87
Persidangan
88
Demi apa??
89
Brutal dan ugal-ugalan
90
Keinginan tak wajar
91
Sekutu Ana
92
Jalan-jalan
93
Lagu galau
94
Masalah lagi
95
Mencari pelaku
96
Kemarahan Abi
97
Anjas dan Nana
98
Bubur Ayam
99
Terjebak masa lalu
100
Terus di buat tersipu
101
Permintaan mantan
102
Jadi istri ke dua
103
Khilaf
104
Bertemu Ana
105
Hubungan tak jelas
106
Di pecat
107
Kencan
108
Bertubi-tubi
109
Pemaksa
110
Calon suami
111
Kedatangan sahabat
112
Kabar menyakitkan
113
Kehancuran
114
Pengakuan Belva
115
Tak bertepuk sebelah tangan
116
Pengorbanan Abi
117
Canggung
118
Saling melindungi
119
Keputusan Sherin
120
Menemui Abi
121
Sama bodohnya
122
Coretan masa lalu
123
Penyakit mematikan
124
Panggilan sayang
125
Permintaan Ana
126
Cuma kamu dan hanya kamu
127
Sebatas ini
128
Pria posesif
129
Ungkapan hati Anjas
130
Ancaman Adiputra
131
Meminta Restu
132
Butuh sandaran
133
Istri selalu benar
134
Kembaran Ana
135
Makan malam romantis
136
Meminta Restu
137
Pria cengeng
138
Wanita pilihan Tuhan
139
Panasnya telinga Anggara
140
Karamnya cinta Belva
141
Lampu hijau
142
Impian yang hancur
143
Alasan Anggara
144
Just a kiss
145
Obrolan calon manten (bingung judul)
146
Bukan salah Sena
147
Keluarga absurd
148
Tanggal pernikahan Sherin
149
Bertemu Indah
150
Kecurigaan Vanya
151
Nasib yang berbeda
152
Suami istri
153
Aku istrimu, aku milikmu
154
Bahagia tiada tara
155
Sherin yang hebat
156
Tempat ternyaman
157
Asing tapi familiar
158
Impian yang satu persatu terwujud
159
Tangisan Daniel
160
Malam ke dua
161
Minta cucu
162
Pertemuan Sherin dan Daniel
163
Maafkan aku sayang
164
Kabar mengejutkan
165
Cerita masa lalu
166
Abi yang terpukul
167
Sahabat sejati
168
Bukan orang biasa
169
Nasib keluarga Omar
170
Masa lalu Abi
171
Pertemuan Daniel dan Anggara
172
Hamil anak Abi
173
Ibu Hamil
174
Kebetulan
175
Kunjungan rutin
176
Anjas dan Nana
177
Rasanya nagih
178
Papa baru
179
Ngidam
180
Curhatan Anjas
181
Laki-laki atau perempuan
182
Suami terbaik
183
Cara ku mencintaimu
184
Belva ketemu jodoh??
185
Bertemu Ana
186
Aku sudah memaafkan mu
187
Pemakaman Ana
188
Ini salahku
189
Maafkan aku
190
Nostalgia
191
Siapa yang anak kecil??
192
Pertemuan ke dua
193
Misi Belva
194
SABRINA
195
Rumah baru
196
Panggilan baru
197
Meminta Vanya
198
Suami siaga
199
Di tolak lagi
200
Pemaksa
201
Calon suami
202
Berhenti bekerja
203
Usaha Belva
204
Pria konyol
205
Vanya marah
206
Penolakan menyakitkan
207
Mata-mata Bleva
208
Ada apa denganku??
209
Alasan Vanya
210
Perubahan Belva
211
Ternyata dia mendengarnya
212
Perasaan Vanya
213
Menemui Belva
214
Calon pengantin
215
Sudah terlambat
216
Salah paham
217
Kapan kita nikah??
218
Aku nggak mau!!
219
Jangan salah paham
220
Ketemu pawangnya
221
Berondong
222
Kamu takdirku
223
Sah??
224
Malam pertama
225
Pagi pertama
226
Penyambutan keluarga baru
227
Marahnya orang pendiam
228
Pria menakutkan
229
Permintaan Belva
230
Pewaris tunggal
231
Perkenalan Abi
232
Rencana Belva
233
Keputusan Adipura
234
Anak tidak tau diri
235
Tamu tak di undang
236
Hamil
237
KARYA BARU (who is the main role??)
238
Permintaan gila
239
Ungkapan perasaan Belva
240
Membantu Naima
241
Kebenaran tentang Naima
242
Bayi besar
243
Akhir kisah Naima
244
WHO IS THE MAIN ROLE??
245
Kebahagiaan Belva dan Vanya
246
Permintaan maaf
247
End.....

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!