A for Abi

Sherin yang baru saja keluar dari ruang sidangnya merasa begitu bahagia. Dia ingin segera menemui Ana yang tadi mendapat giliran terlebih dahulu. Dia ingin berbagi kebahagiaan karena telah selesai menempuh sidang akhir skripsinya. Itu artinya, sebentar lagi mereka akan mendapatkan gelar sarjana. Dia juga belum sempat memberikan hadiah jam tangan untuk Abi yang ia beli kemarin. Karena Abi berada di ruang sidang yang lain.

Tapi, Sherin merasa heran. Dia tidak menemukan Ana di sana. Seingatnya, saat dia masuk ke dalam, masih ramai mahasiswa yang menunggu diluar. Tapi sekarang terlihat sepi dan hanya tinggal beberapa.

"Hay, lihat Ana nggak??" Tanya Sherin dengan ramah pada salah seorang mahasiswa yang menunggu giliran sidang juga.

"Pergi ke lapangan basket, katanya ada yang mau menyatakan cinta gitu. Tapi nggak tau siapa??"

"Menyatakan cinta??" Gumam Sherin.

"Ya udah, makasih ya"

Sherin bergegas pergi dari sana. Bibirnya mengulas senyum saat menatap jam tangan yang telah di bungkus dengan rapi du sebuah kotak berwarna navy dengan pita putih di atasnya.

"Semoga Abi suka" Gumamnya lagi.

Kakinya membawa Sherin melangkah menuju lapangan basket dimana Ana berada. Dia juga tidak tau kenapa Ana tidak menunggunya keluar dari ruang sidangnya dan malah lebih tertarik pada pernyataan cinta yang entah dari siapa dan untuk siapa.

Sherin berusaha menerobos kerumunan mahasiswa yang melingkari sebuah objek di tengah sana. Dia juga ikut penasaran melihat betapa ramainya orang-orang yang akan menjadi saksi atas cinta mereka.

"Jawab aku Ana"

Sherin bisa mendengar dengan jelas suara itu menyebut nama Ana. Tapi yang lebih mengejutkan, Sherin hafal betul suara itu milik siapa.

"Terima...."

"Terima...."

"Terima..."

"Terima..."

Suara riuh itu semakin membuat Sherin gusar. Dia menerobos kerumunan itu dengan sekuat tenaga.

"Iya, aku mau Abi"

Deg...

Tepat saat jawaban itu keluar dari si wanita. Sherin berhasil menembus benteng yang terbuat dari kerumunan mahasiswa itu.

Sherin tertegun melihat pemandangan di depannya. Objek yang sejak tadi menjadi pusat perhatian orang-orang.

Dimana Abi, pria yang dicintainya selama empat tahun itu sedang berlutut di hadapan Ana, sahabatnya dari SMA.

"A-apa maksudnya ini, Ana??"

Bunga mawar yang baru saja Ana terima dari Abi mendadak jatuh begitu saja saat Ana mendengar suara Sherin.

"S-sherin" Gagap Ana. Wajahnya yang semula tersenyum malu menjadi memerah karena ketakutan dan rasa bersalah.

"Abi, ini maksudnya apa??" Sherin tentu bukanlah gadis yang bodoh karena tidak tau dengan apa yang sedang terjadi di depannya antara sahabat dan pria yang dicintainya itu.

Tapi Sherin ingin mendengar kenyataan yang akan membuatnya yakin jika apa yang ia lihat itu bukanlah mimpi atau sekedar tipuan.

Bolehkah Sherin berharap jika Abi setelah ini akan menghampirinya dengan bunga mawar yang telah jatuh tadi dan berteriak "PRANNNKKKK"

Tapi semua itu tampaknya hanyalah harapan Sherin saja karena setelah itu, dia melihat Abi yang berdiri dari posisi berlututnya kemudian meriah tangan Ana ke dalam genggamannya.

"Biar aku yang jelaskan"

Sherin bisa dengan jelas mendengar apa yang Abi bisikkan pada Ana.

"Maafkan aku Sherin, tapi apa yang kamu lihat sekarang ini adalah kebenarannya. Ana adalah gadis yang aku cintai sejak dulu. Jadi mulai sekarang, aku harap kamu ngerti dan bisa sedikit menjaga perasaan Ana"

Tes...

Air mata yang Sherin bendung sejak tadi akhirnya lolos juga. Seiring dengan hati Sherin yang di gores oleh Abi dengan pedang yang tajam.

"E-enggak, nggak mungkin. Kalian pasti bohong kan?? Ana, kamu bohong kan sama aku?? Kamu tau kan perasaan aku sama Abi gimana?? Kamu nggak mungkin mengkhianati persahabatan kita kan??" Sherin masih mencoba mengelak.

Sementara Ana hanya menunduk dengan bahu yang bergetar.

"Cukup Sherin!! Aku mohon kamu mengerti. Aku sudah lama menyukai Ana. Dan baru sekarang dia mau menerima perasaan ku" Tegas Abi pada Sherin dengan tatapan yang biasa Sherin lihat, yaitu tatapan tak suka.

"Tapi kenapa Abi?? Kalian berdua tau betul perasaan ku gimana. Kenapa kalian tega??"

Sherin tak peduli lagi jika dirinya yang terlihat menyedihkan itu jadi tontonan banyak orang.

"Jadi, alasan kamu nggak bisa menerima cinta ku itu karena Ana??" Abi mengangguk menjawab Sherin.

"Tapi kenapa kamu nggak bilang dari dulu??"

"Itu karena Ana yang melarangnya, dia nggak mau membuat kamu sakit hati"

Sherin justru tersenyum kecut. Betapa malunya dia karena setiap hari dia menceritakan tentang perasaannya pada Ana. Tapi ternyata, Ana adalah wanita yang Abi cintai.

"Na, kamu tega" Lirih Sherin menatap Ana. Air matanya menjadi saksi betapa remuknya hari Sherin saat ini.

"Udahlah Sherin, lo jangan merasa paling tersakiti di sini. Udah cukup lo menggunakan kekuasaan untuk menekan Ana biar selalu nurut apa kata lo"

Sherin menoleh ke belakang, menatap wanita yang tiba-tiba saja menyentilnya dengan ucapan yang membuat Sherin tak paham sama sekali.

"Maksud kamu apa??"

"Halah, nggak usah ngelak deh. Sudah cukup lo menjadikan Ana banyang-bayang lo jadi budak lo selama ini. Dari dulu lo selalu maksa Ana untuk menerima barang-barang mahal dari lo hanya untuk mengekangnya kan?? Lo mau buat Ana merasa berhutang budi sama lo, dengan begitu, lo bisa menahan Ana sampai kapan pun kan??"

"Aku nggak ngerti apa yang kamu bicarakan Lula" Memang apa yang Lula katakan tadi belum masuk ke otak Sherin.

"Ngeri sih kalau punya sahabat kaya lo. Gayanya sok kasih barang mahal, di ajak shoping, makan di restoran mahal, tapi itu cuma buat nahan Ana supaya tetap jadi budak lo kan?? Jangan mentang-mentang kaya jadi lo bisa menginjak-injak orang miskin kaya kita!!"

"Cukup Lula!! Aku nggak kaya gitu!!"

"Apa yang gue katakan itu benar kan Na??" Lula yang tak terima bantahan dari Sherin akhirnya meminta jawaban dari Ana.

"Ana, apa yang Lula katakan itu nggak bener kan?? Kamu tau kan kalau aku nggak pernah minta kamu buat yang aneh-aneh, apalagi menjadikan kamu budak. Itu jelas bohong kan Ana" Suara Sherin makin meninggi.

"Jangan bentak Ana seperti itu Sherin!!"

Hatinya semakin berdarah-darah saat Abi justru membela Ana.

"M-maaf Sherin. Bukannya kamu tau kalau aku nggak pernah mau menerima barang-barang dari kamu, tapi kamu selalu memaksa aku. Padahal kamu tau sendiri kalau aku nggak pernah tertarik sama barang-barang mahal kaya gitu. Kamu juga selalu minta kau buat temenin kamu kemana-mana, nggak boleh jauh-jauh dari kamu. Kamu juga selalu membawa aku pergi kemanapun saat kamu pergi sama Abi. Kamu nggak tau perasaan ku saat itu kan?? Aku sakit melihat kamu bergelayut manja sama Abi, pria yang aku cintai"

"Tapi kamu tetaplah Sheri yang selalu hanyut dalam dunia kamu sendiri. Kamu nggak pernah peka sama perasaan aku. Kamu selalu menganggap apa yang kamu lalukan itu benar. Kamu selalu menganggap kalau perasaan kamu itu yang paling utama. Kamu yang membanggakan perasaan kamu sama Abi di depan aku yang sebenarnya wanita yang Abi cintai. Itulah yang buat aku akhirnya mengubur dalam perasaan ku sama Abi. Karena aku tau kalau kamu menyukainya dan aku bisa apa karena hanya wanita yang tak punya apa-apa apalagi banyak berhutang budi sama kamu"

Sherin semakin di baut terperangah dengan jawaban dari Ana. Padahal dari dulu, Sherin selalu memberikan barang-barang yang ia sukai kepada Ana karena sahabatnya itu selalu menyukai apa yang ia pakai.

"An, tap..."

"Sahabat macam apa sih lo Rin?? Sampai lo bisa buat Ana yang sebatang kara ini tidak bisa menyuarakan isi harinya. Bahkan sampai makan pun harus kamu yang mengaturnya. Parahnya lagi, kamu bisa-bisanya mengajak Ana menemani kamu jalan sama Abi. Apa kamu nggak mikirin perasaan Ana kaya gimana, padahal dia juga suka sama Abi"

Sherin semakin menggelengkan kepalanya. Menilai apa yang Lula katakan itu.

Entah apa yang Ana katakan pada Lula sampai dia memandang Sherin seperti itu.

"Sudah cukup!!" Abi menghentikan Lula.

"Sekarang, kamu sudah tau semuanya Sherin, jadi aku mohon untuk melepaskan Ana. Jangan kekang dia lagi dengan aturan-aturan yang kamu buat dengan iming-iming kemewahan yang kamu berikan. Aku tidak pernah menyukai itu. Seandainya bukan karena permintaan Ana, aku juga nggak akan mau berpura-pura baik di depan kamu"

"Kamu mau tau kan alasan kenapa aku nggak pernah kasih kamu jawaban?? Aku mencintai Ana, itulah alasan kenapa aku tidak pernah bisa menerima mu"

Nyes....

Abi kembali menyayat harinya. Dia masih bingung dengan apa yang mereka semua katakan tentang dirinya.

Apalagi tentang pengakuan Abi yang selama ini ternyata dia hanya berpura-pura baik didepannya karena permintaan Ana.

"Apa yang sebenarnya kamu katakan sama mereka An??"

"Maaf Rin, aku benar-benar nggak tahan lagi"

Deg...

Sherin masih belum tau, apa yang membuat Ana tak tahan berada di dekatnya. Padahal Sherin selalu mencoba menuruti apa yang Ana inginkan.

"Jadi, A itu Abi?? Benar begitu An?? A for Abi??" Sherin menginat siapa yang menelepon Ana dengan inisial A dan sebuah emoticon love berwarna merah di sebelahnya.

"Maafkan aku Sherin"

Kata maaf itu sudah cukup membuat Sherin mengerti.

"Kamu tega sama aku An, kalian berdua tega"

Brakk....

Sherin melempar kotak berwarna biru yang dia siapkan untuk Abi itu.

Kemudian dia berbalik meninggalkan kedua orang yang di beri predikat pengkhianat oleh Sherin itu. Membawa semua luka yang baru saja ia terima dari sahabat dan cinta pertamanya.

Terpopuler

Comments

Eti Alifa

Eti Alifa

brti ana ga tau diuntung😡

2024-12-19

0

Titah😍

Titah😍

teman laknat anaa😠

2025-03-30

0

sherly

sherly

ngapain juga tetep disana Sherina, dahlah cabut tinggalkan si ana dan Abi tu

2024-10-21

0

lihat semua
Episodes
1 Cinta Sherina
2 2. Sahabat terbaik
3 A for Abi
4 Titik balik
5 Dua orang munafik
6 Lima tahun kemudian
7 Siapa dia??
8 Bertemu kembali
9 Sebatas rekan kerja
10 Cantik, pintar dan kaya
11 Tuan putri
12 Pria terbaik
13 Menempatkan diri dengan baik
14 I love you too
15 Akhirnya bertemu
16 Ragu
17 Pria bodoh
18 Dua pasang kekasih
19 Tak pantas di sebut pasangan
20 SABRINA
21 Bidadari turun dari kayangan
22 Picik dan tak tau diri
23 Cerita Sena
24 Secangkir teh
25 Pemandangan menyesakkan
26 Kejadian yang terulang
27 Melakukan hal yang sama
28 Cinderella gadungan
29 Pulang bersama
30 Maaf yang tiada arti
31 Terlambat menyesal
32 Berakhir
33 Ana yang sesungguhnya
34 Pertemuan tak terduga
35 Hari patah hati
36 Wanita sempurna
37 Trust me
38 Hancur
39 Aku juga mencintaimu
40 Rindu yang terobati
41 Terlalu cepat
42 42. Fakta
43 Kebenaran yang terungkap ( Sena & Ramon )
44 Penyesalan Ramon
45 Kamu dan anak kita
46 Cemburu
47 Mencari bukti
48 Kemarahan Sherin
49 Tak ingin percaya
50 Acara dadakan
51 Rencana pernikahan
52 Karena aku mencintaimu
53 Aku membencimu
54 Cinta mati
55 Tentang Ana
56 Menemui Indah
57 Ngidam tengah malam
58 Menemui seseorang
59 Di tipu habis-habisan
60 Malu
61 Rencana Sherin
62 Kita berakhir
63 Kehilangan keduanya
64 Tindakan Tegas Sherin
65 Syarat dari Sena
66 Makan siang yang gagal
67 Teman lama
68 Pemaksa
69 Apa ini karma??
70 Orang tua egois
71 Kedatangan Mantan
72 Kencan???
73 Nostalgia
74 Permintaan aneh
75 Wanita istimewa
76 Abi, tolong aku
77 Hancur
78 Kalian sama saja
79 Pria mesum
80 Kekhawatiran Sherin
81 Ancaman Abi
82 Penangkapan Abi
83 Keputusan Abi
84 Mantan calon adik ipar
85 Menghindar
86 Tamu tak di undang
87 Persidangan
88 Demi apa??
89 Brutal dan ugal-ugalan
90 Keinginan tak wajar
91 Sekutu Ana
92 Jalan-jalan
93 Lagu galau
94 Masalah lagi
95 Mencari pelaku
96 Kemarahan Abi
97 Anjas dan Nana
98 Bubur Ayam
99 Terjebak masa lalu
100 Terus di buat tersipu
101 Permintaan mantan
102 Jadi istri ke dua
103 Khilaf
104 Bertemu Ana
105 Hubungan tak jelas
106 Di pecat
107 Kencan
108 Bertubi-tubi
109 Pemaksa
110 Calon suami
111 Kedatangan sahabat
112 Kabar menyakitkan
113 Kehancuran
114 Pengakuan Belva
115 Tak bertepuk sebelah tangan
116 Pengorbanan Abi
117 Canggung
118 Saling melindungi
119 Keputusan Sherin
120 Menemui Abi
121 Sama bodohnya
122 Coretan masa lalu
123 Penyakit mematikan
124 Panggilan sayang
125 Permintaan Ana
126 Cuma kamu dan hanya kamu
127 Sebatas ini
128 Pria posesif
129 Ungkapan hati Anjas
130 Ancaman Adiputra
131 Meminta Restu
132 Butuh sandaran
133 Istri selalu benar
134 Kembaran Ana
135 Makan malam romantis
136 Meminta Restu
137 Pria cengeng
138 Wanita pilihan Tuhan
139 Panasnya telinga Anggara
140 Karamnya cinta Belva
141 Lampu hijau
142 Impian yang hancur
143 Alasan Anggara
144 Just a kiss
145 Obrolan calon manten (bingung judul)
146 Bukan salah Sena
147 Keluarga absurd
148 Tanggal pernikahan Sherin
149 Bertemu Indah
150 Kecurigaan Vanya
151 Nasib yang berbeda
152 Suami istri
153 Aku istrimu, aku milikmu
154 Bahagia tiada tara
155 Sherin yang hebat
156 Tempat ternyaman
157 Asing tapi familiar
158 Impian yang satu persatu terwujud
159 Tangisan Daniel
160 Malam ke dua
161 Minta cucu
162 Pertemuan Sherin dan Daniel
163 Maafkan aku sayang
164 Kabar mengejutkan
165 Cerita masa lalu
166 Abi yang terpukul
167 Sahabat sejati
168 Bukan orang biasa
169 Nasib keluarga Omar
170 Masa lalu Abi
171 Pertemuan Daniel dan Anggara
172 Hamil anak Abi
173 Ibu Hamil
174 Kebetulan
175 Kunjungan rutin
176 Anjas dan Nana
177 Rasanya nagih
178 Papa baru
179 Ngidam
180 Curhatan Anjas
181 Laki-laki atau perempuan
182 Suami terbaik
183 Cara ku mencintaimu
184 Belva ketemu jodoh??
185 Bertemu Ana
186 Aku sudah memaafkan mu
187 Pemakaman Ana
188 Ini salahku
189 Maafkan aku
190 Nostalgia
191 Siapa yang anak kecil??
192 Pertemuan ke dua
193 Misi Belva
194 SABRINA
195 Rumah baru
196 Panggilan baru
197 Meminta Vanya
198 Suami siaga
199 Di tolak lagi
200 Pemaksa
201 Calon suami
202 Berhenti bekerja
203 Usaha Belva
204 Pria konyol
205 Vanya marah
206 Penolakan menyakitkan
207 Mata-mata Bleva
208 Ada apa denganku??
209 Alasan Vanya
210 Perubahan Belva
211 Ternyata dia mendengarnya
212 Perasaan Vanya
213 Menemui Belva
214 Calon pengantin
215 Sudah terlambat
216 Salah paham
217 Kapan kita nikah??
218 Aku nggak mau!!
219 Jangan salah paham
220 Ketemu pawangnya
221 Berondong
222 Kamu takdirku
223 Sah??
224 Malam pertama
225 Pagi pertama
226 Penyambutan keluarga baru
227 Marahnya orang pendiam
228 Pria menakutkan
229 Permintaan Belva
230 Pewaris tunggal
231 Perkenalan Abi
232 Rencana Belva
233 Keputusan Adipura
234 Anak tidak tau diri
235 Tamu tak di undang
236 Hamil
237 KARYA BARU (who is the female lead??)
238 Permintaan gila
239 Ungkapan perasaan Belva
240 Membantu Naima
241 Kebenaran tentang Naima
242 Bayi besar
243 Akhir kisah Naima
244 WHO IS THE FEMALE LEAD??
245 Kebahagiaan Belva dan Vanya
246 Permintaan maaf
247 End.....
Episodes

Updated 247 Episodes

1
Cinta Sherina
2
2. Sahabat terbaik
3
A for Abi
4
Titik balik
5
Dua orang munafik
6
Lima tahun kemudian
7
Siapa dia??
8
Bertemu kembali
9
Sebatas rekan kerja
10
Cantik, pintar dan kaya
11
Tuan putri
12
Pria terbaik
13
Menempatkan diri dengan baik
14
I love you too
15
Akhirnya bertemu
16
Ragu
17
Pria bodoh
18
Dua pasang kekasih
19
Tak pantas di sebut pasangan
20
SABRINA
21
Bidadari turun dari kayangan
22
Picik dan tak tau diri
23
Cerita Sena
24
Secangkir teh
25
Pemandangan menyesakkan
26
Kejadian yang terulang
27
Melakukan hal yang sama
28
Cinderella gadungan
29
Pulang bersama
30
Maaf yang tiada arti
31
Terlambat menyesal
32
Berakhir
33
Ana yang sesungguhnya
34
Pertemuan tak terduga
35
Hari patah hati
36
Wanita sempurna
37
Trust me
38
Hancur
39
Aku juga mencintaimu
40
Rindu yang terobati
41
Terlalu cepat
42
42. Fakta
43
Kebenaran yang terungkap ( Sena & Ramon )
44
Penyesalan Ramon
45
Kamu dan anak kita
46
Cemburu
47
Mencari bukti
48
Kemarahan Sherin
49
Tak ingin percaya
50
Acara dadakan
51
Rencana pernikahan
52
Karena aku mencintaimu
53
Aku membencimu
54
Cinta mati
55
Tentang Ana
56
Menemui Indah
57
Ngidam tengah malam
58
Menemui seseorang
59
Di tipu habis-habisan
60
Malu
61
Rencana Sherin
62
Kita berakhir
63
Kehilangan keduanya
64
Tindakan Tegas Sherin
65
Syarat dari Sena
66
Makan siang yang gagal
67
Teman lama
68
Pemaksa
69
Apa ini karma??
70
Orang tua egois
71
Kedatangan Mantan
72
Kencan???
73
Nostalgia
74
Permintaan aneh
75
Wanita istimewa
76
Abi, tolong aku
77
Hancur
78
Kalian sama saja
79
Pria mesum
80
Kekhawatiran Sherin
81
Ancaman Abi
82
Penangkapan Abi
83
Keputusan Abi
84
Mantan calon adik ipar
85
Menghindar
86
Tamu tak di undang
87
Persidangan
88
Demi apa??
89
Brutal dan ugal-ugalan
90
Keinginan tak wajar
91
Sekutu Ana
92
Jalan-jalan
93
Lagu galau
94
Masalah lagi
95
Mencari pelaku
96
Kemarahan Abi
97
Anjas dan Nana
98
Bubur Ayam
99
Terjebak masa lalu
100
Terus di buat tersipu
101
Permintaan mantan
102
Jadi istri ke dua
103
Khilaf
104
Bertemu Ana
105
Hubungan tak jelas
106
Di pecat
107
Kencan
108
Bertubi-tubi
109
Pemaksa
110
Calon suami
111
Kedatangan sahabat
112
Kabar menyakitkan
113
Kehancuran
114
Pengakuan Belva
115
Tak bertepuk sebelah tangan
116
Pengorbanan Abi
117
Canggung
118
Saling melindungi
119
Keputusan Sherin
120
Menemui Abi
121
Sama bodohnya
122
Coretan masa lalu
123
Penyakit mematikan
124
Panggilan sayang
125
Permintaan Ana
126
Cuma kamu dan hanya kamu
127
Sebatas ini
128
Pria posesif
129
Ungkapan hati Anjas
130
Ancaman Adiputra
131
Meminta Restu
132
Butuh sandaran
133
Istri selalu benar
134
Kembaran Ana
135
Makan malam romantis
136
Meminta Restu
137
Pria cengeng
138
Wanita pilihan Tuhan
139
Panasnya telinga Anggara
140
Karamnya cinta Belva
141
Lampu hijau
142
Impian yang hancur
143
Alasan Anggara
144
Just a kiss
145
Obrolan calon manten (bingung judul)
146
Bukan salah Sena
147
Keluarga absurd
148
Tanggal pernikahan Sherin
149
Bertemu Indah
150
Kecurigaan Vanya
151
Nasib yang berbeda
152
Suami istri
153
Aku istrimu, aku milikmu
154
Bahagia tiada tara
155
Sherin yang hebat
156
Tempat ternyaman
157
Asing tapi familiar
158
Impian yang satu persatu terwujud
159
Tangisan Daniel
160
Malam ke dua
161
Minta cucu
162
Pertemuan Sherin dan Daniel
163
Maafkan aku sayang
164
Kabar mengejutkan
165
Cerita masa lalu
166
Abi yang terpukul
167
Sahabat sejati
168
Bukan orang biasa
169
Nasib keluarga Omar
170
Masa lalu Abi
171
Pertemuan Daniel dan Anggara
172
Hamil anak Abi
173
Ibu Hamil
174
Kebetulan
175
Kunjungan rutin
176
Anjas dan Nana
177
Rasanya nagih
178
Papa baru
179
Ngidam
180
Curhatan Anjas
181
Laki-laki atau perempuan
182
Suami terbaik
183
Cara ku mencintaimu
184
Belva ketemu jodoh??
185
Bertemu Ana
186
Aku sudah memaafkan mu
187
Pemakaman Ana
188
Ini salahku
189
Maafkan aku
190
Nostalgia
191
Siapa yang anak kecil??
192
Pertemuan ke dua
193
Misi Belva
194
SABRINA
195
Rumah baru
196
Panggilan baru
197
Meminta Vanya
198
Suami siaga
199
Di tolak lagi
200
Pemaksa
201
Calon suami
202
Berhenti bekerja
203
Usaha Belva
204
Pria konyol
205
Vanya marah
206
Penolakan menyakitkan
207
Mata-mata Bleva
208
Ada apa denganku??
209
Alasan Vanya
210
Perubahan Belva
211
Ternyata dia mendengarnya
212
Perasaan Vanya
213
Menemui Belva
214
Calon pengantin
215
Sudah terlambat
216
Salah paham
217
Kapan kita nikah??
218
Aku nggak mau!!
219
Jangan salah paham
220
Ketemu pawangnya
221
Berondong
222
Kamu takdirku
223
Sah??
224
Malam pertama
225
Pagi pertama
226
Penyambutan keluarga baru
227
Marahnya orang pendiam
228
Pria menakutkan
229
Permintaan Belva
230
Pewaris tunggal
231
Perkenalan Abi
232
Rencana Belva
233
Keputusan Adipura
234
Anak tidak tau diri
235
Tamu tak di undang
236
Hamil
237
KARYA BARU (who is the female lead??)
238
Permintaan gila
239
Ungkapan perasaan Belva
240
Membantu Naima
241
Kebenaran tentang Naima
242
Bayi besar
243
Akhir kisah Naima
244
WHO IS THE FEMALE LEAD??
245
Kebahagiaan Belva dan Vanya
246
Permintaan maaf
247
End.....

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!