Bertemu kembali

Hari pun berlalu, dan pagi ini Abi dan Anjas sudah tiba di gedung perkantoran milik Global Group. Dengan membawa proposal, serta persiapan yang matang oleh Abi, mereka merasa percaya diri untuk menghadapi CEO yang belum pernah mereka ketahui rupa dan sikapnya itu.

Abi dan Anjas yang tengah duduk di loby karena resepsionis mengatakan jika CEO mereka belum datang karena ada sedikit keperluan di luar, sempat mengagumi bangunan besar itu.

Sama-sama berdiri sejak lima tahun yang lalu, namun perusahaan miliknya kalah besar, bahkan kalah jauh.

Abi sangat penasaran, seberapa cerdas orang itu hingga mampu berdiri seperti sekarang ini. Bahkan dari profil perusahaan yang ia baca, Global Group tidak banyak menerima suntikan dana dari perusahaan lain. Hanya satu saja itupun perusahaan bahan baku yang mensuplay barangnya untuk bahan produksi. Justru perusahaan itulah yang sering menggelontorkan dana untuk proyek-proyek yang hampir sejalan dengan tujuan perusahaannya.

"Kok gue jadi gugup kaya gini ya Bi, perasaan ketemu Presiden aja nggak segugup ini" Anjas memang terlihat tidak tenang dari tadi. Abi sampai kesal melihat kakinya yang terus bergerak tak tenang.

"Emang lo pernah ketemu sama Presiden??"

"Ya belum sih"

Abi hanya menggelengkan kepalanya karena mendengar celetukan konyol dari sahabatnya itu.

Tak..

Tak..

Tak..

Suara gesekan heels dengan lantai itu mengundang perhatian kedua pria itu. Seorang wanita yang mulai memasuki loby dengan langkah tegas dan mempesona tentu menjadi pusat pergantian semua orang yang ada di sana. Tubuhnya yang tinggi dan ramping di balut setelan senada berwarna soft pink dengan model celana panjang dan juga blazer di atasnya untuk menutupi tank top berwarna putih sebagai ********** semakin membuat penampilan wanita itu sedap di pandang mata.

Tak lupa rambutnya yang di cepol ala korea dan menyisakan beberapa helai anak rambut membuat wajahnya terbingkai dengan sempurna.

Jika di lihat dari posisi Abi dan Anjas saat ini, mereka melihat wajah cantik itu di hiasi dengan hidung yang mancung dan bibir kecil yang penuh dan berwarna merah muda.

"Setelah itu kita ada pertemuan dengan Pt. Indo Prima terkait salah satu produknya yang hampir mirip dengan kita. Baru setelah itu...." Seseorang yang berada di sampingnya terus berbicara sambil memegang tab yang Abi tebak sedang membacakan agenda dari wanita cantik tadi.

"Bi, gue rasa mata lo cukup sehat kan?? Apa gue yang matanya mulai ada masalah?? A-apa dia kerja di sini??" Anjas bahkan tak berkedip memandang objek menakjubkan di depan sana.

Sementara Abi yang di ajak bicara masih terdiam dengan pikirannya sendiri. Dia sempat ingin menampik jika pengelihatannya salah, namun reaksi Anjas justru mematahkan keyakinannya itu.

Mata Abi terus tertuju pada wanita tadi yang kini sudah berdiri di depan resepsionis.

Deg.....

Jantung Abi terasa di pompa dengan begitu cepat saat wanita tadi menoleh ke arahnya. Abi yakin kalau resepsionis tadi sudah memberitahukan keberadaannya yang ingin bertemu dengan CEO perusahaan itu.

Tapi pertanyaan Abi sekarang, apa jabatan dia di kantor ini sampai resepsionis itu memberitahu tentang keberadaanya.

Mata mereka terkunci selama beberapa detik meski dari kejauhan sebelum wanita itu memutuskannya lebih dulu.

Wanita itu kemudian berlalu pergi setelah membisikkan sesuatu pada pria yang berdiri di sampingnya sejak masuk tadi.

"Bi!!" Anjas menepuk bahu Abi untuk menyadarkannya.

"Dia??"

"Gue nggak tau" Jawab Abi seadanya namun masih banyak sekali pertanyaan dalam hatinya.

"Selamat pagi, dengan Pak Abi dari Eco Nomics??"

Anjas sempat terkejut dengan pria yang menyapa Abi dan dirinya itu ternyata memiliki suara perempuan yang kecil dan lembut.

"Selamat pagi, benar kita dari Eco Nomics. Maaf karena kita lancang datang ke sini tanpa konfirmasi lebih dulu. Tapi sekretaris saya ini sudah menghubungi sejak dua hari yang lalu tapi belum ada jawaban yang pasti. Jadi saya memutuskan untuk datang langsung ke sini" Jelas Abi.

"Soal itu saya mohon maaf karena jadwal CEO kami sangat padat jadi saya belum sempat membalas pesan dari anda. Hari ini pun sebenarnya juga sangat padat, namun karena anda sudah datang ke sini, jadi CEO kami bersedia bertemu"

Wajah Abi dan Anjas langsung berubah cerah karena kedatangannya tak sia-sia.

"Benarkah??"

"Tapi tidak bisa lama, mari ikut saya"

Mereka berdua mengikuti manusia aneh menurut Anjas itu.

"Bi, ini laki jadi-jadian atau emang laki sih?? Dari potongannya sih laki. Tapi di lihat dari wajah dan suaranya ini tuh cewek. Terus ada pay***ranya juga" Bisik Anjas yang langsung di sikut oleh Abi.

Mereka berdua di bawa naik ke lantai sepuluh. Menuju ruangan yang menghadap ke lift langsung dengan pintu kayu yang besar dan terlihat kokoh.

"Silahkan masuk Pak Abi. CEO saya sudah menunggu di dalam"

Laki-laki atau wanita tadi mempersilahkan Abi dan Anjas masuk lebih dulu.

Deg....

Mata Abi harus bertemu dengan mata itu lagi. Pemilik mata yang sempat menatapnya beberapa detik tadi di bawah.

Seluruh tubuhnya terasa membeku. Dulu, tepatnya lima tahun yang lalu, Abi biasa saja ketika mata itu menatapnya penuh cinta. Tapi sekarang, dia justru merasa terintimidasi dengan tatapan datar dari pemilik mata indah itu. Benar, entah dulu Abi buta atau matanya rabun karena baru menyadari keindahan mata itu.

"Selamat pagi Pak, apa Anda berdua akan terus berdiri di sana??"

Suara itu akhirnya menyadarkan kedua pria yang tampak bodoh itu. Setelah sekian lama, akhirnya Abi bisa mendengar suara itu lagi.

Rasanya canggung sekali berhadapan dengannya. Ingin sekali kaki Abi melangkah pergi dari sana. Menarik kembali niatnya untuk mengajukan proposal ke perusahaan itu.

Tapi kini sudah kepalang tanggung. Mundur pun akan sangat memalukan. Lagipula perusahaannya juga sedang butuh bantuan saat ini.

"M-maaf" Akhirnya Abi menyingkirkan rasa malunya itu.

"Silahkan duduk" Wanita yang duduk di belakang meja itu pun berdiri menghampiri Abi dan Anjas.

"Sherin??" Ucap Abi yang di sambut senyum manis oleh pemilik nama itu.

"Jadi CEO misterius itu kamu??" Lanjut Abi tak berani menanyakan langsung.

"Hay, Pak Abi. Apa kabar??" Wanita itu mengulurkan tangannya.

Suara itu sungguh tenang. Seperti tak pernah terjadi sesuatu di antara mereka berdua.

"Baik" Abi sedikit canggung ketika menerima uluran tangan Sherin. Wanita yang sudah seperti orang lain baginya sejak kejadian lima tahun yang lalu.

"Apa masih ingat dengan ku??" Anjas membuat kedua tangan itu terlepas.

"Tentu, apa kabar Pak Anjas??"

Abi tak mampu mengalihkan tatapannya pada Sherin. Menurutnya sikap Sherin sudah begitu berubah. Dia terlihat begitu dewasa saat ini.

"Baik, aku nggak nyangka kalau kamu udah punya perusahaan sebesar ini" Sherin hanya tersenyum menanggapi Anjas.

"Nana, tolong siapkan minuman untuk tamu kita ini" Perintah Sherin pada laki-laki aneh menurut Anjas tadi.

"Tuh kan apa gue bilang, dia itu cowok jadi-jadian. Namanya aja Nana. Tapi cakep juga" Bisik Anjas lagi.

Suasana di dalam ruangan itu sangatlah canggung. Terlihat jelas jika Abi seperti kehilangan suaranya karena sejak tadi hanya menatap Sherin tanpa mulai mengutarakan niatnya.

"Hemm" Sherin berdehem untuk memecah keheningan.

"Kalau boleh tau, apa maksud kedatangan Pak Abi dan Pak Anjas ini??"

Anjas berkali-kali terpana dengan cara Sherin menguasai dirinya. Dia yakin jika Sherin sama gugupnya dengan mereka berdua apalagi pernah ada maslaah dengan Abi, tapi Sherin bisa setenang itu menghadapinya.

"Bi" Anjas menyenggol lengan Abi untuk menyadarkan lamunan sahabatnya itu.

"Emm, maaf sebelumnya karena kami datang tanpa pemberitahuan lebih dulu. Sebelumnya Anjas sudah mencoba membuat janji namun belum ada tanggapan sampai saat ini, jadi kita nekat datang ke sini" Jelas Abi.

"Maaf kalau begitu Pak Abi. Kami tidak bermaksud untuk tidak menanggapi, tapi jadwal kami benar-benar sibuk" Jelas Sherin merasa bersalah.

"Aku kira kamu tidak mau menerima kami karena tahu kalau Abi pemilik dari Eco Nomics mengingat sempat ada sesuatu di antara kalian"

Abi langsung menatap tajam pada Anjas. Menurutnya ini bukan saatnya membicarakan masa lalu mereka.

"Maaf Pak Anjas, saya bahkan tidak tau kalau Pak Abi ini pemilik dari Eco Nomics. Lagipula saya tidak akan menggabungkan masalah pribadi dengan pekerjaan, itu yang di namakan profesionalitas"

Deg..

Pipi Abi terasa di tampar oleh jawaban yang tegas dan terkesan dingin itu.

Terpopuler

Comments

ollyooliver🍌🥒🍆

ollyooliver🍌🥒🍆

bukan buta atau gak sadar..emng dulu gak punya perasaan apapun..jadi kalau hari ini dia merasa terintimidasi sih..fix dia hanya kaget bertemu orng yg dulu mengejarnya..selain itu karena mereka emng dlm keadaan berinteraksi sekarang...so kalau dibab selanjutnya ada kalomat yg mengatakan sebenarnya abi menyukai sherina dari dulu hanya saja dia dibutakan oleh ana...gw bilang gak ada yg kek gitu..kalau emng dia menyukai sherin sedari dulu..bahkan jika dia dikendalikan oleh ana maka tdk ada kata dulu abi MERASA BIASA SAJA saat memandanng sherin.

2025-03-29

0

Astri

Astri

mudah2n sherin bersikap tak pernah kenal

2024-08-27

2

RossyNara

RossyNara

jdi mati gaya si abi.

2023-12-28

1

lihat semua
Episodes
1 Cinta Sherina
2 2. Sahabat terbaik
3 A for Abi
4 Titik balik
5 Dua orang munafik
6 Lima tahun kemudian
7 Siapa dia??
8 Bertemu kembali
9 Sebatas rekan kerja
10 Cantik, pintar dan kaya
11 Tuan putri
12 Pria terbaik
13 Menempatkan diri dengan baik
14 I love you too
15 Akhirnya bertemu
16 Ragu
17 Pria bodoh
18 Dua pasang kekasih
19 Tak pantas di sebut pasangan
20 SABRINA
21 Bidadari turun dari kayangan
22 Picik dan tak tau diri
23 Cerita Sena
24 Secangkir teh
25 Pemandangan menyesakkan
26 Kejadian yang terulang
27 Melakukan hal yang sama
28 Cinderella gadungan
29 Pulang bersama
30 Maaf yang tiada arti
31 Terlambat menyesal
32 Berakhir
33 Ana yang sesungguhnya
34 Pertemuan tak terduga
35 Hari patah hati
36 Wanita sempurna
37 Trust me
38 Hancur
39 Aku juga mencintaimu
40 Rindu yang terobati
41 Terlalu cepat
42 42. Fakta
43 Kebenaran yang terungkap ( Sena & Ramon )
44 Penyesalan Ramon
45 Kamu dan anak kita
46 Cemburu
47 Mencari bukti
48 Kemarahan Sherin
49 Tak ingin percaya
50 Acara dadakan
51 Rencana pernikahan
52 Karena aku mencintaimu
53 Aku membencimu
54 Cinta mati
55 Tentang Ana
56 Menemui Indah
57 Ngidam tengah malam
58 Menemui seseorang
59 Di tipu habis-habisan
60 Malu
61 Rencana Sherin
62 Kita berakhir
63 Kehilangan keduanya
64 Tindakan Tegas Sherin
65 Syarat dari Sena
66 Makan siang yang gagal
67 Teman lama
68 Pemaksa
69 Apa ini karma??
70 Orang tua egois
71 Kedatangan Mantan
72 Kencan???
73 Nostalgia
74 Permintaan aneh
75 Wanita istimewa
76 Abi, tolong aku
77 Hancur
78 Kalian sama saja
79 Pria mesum
80 Kekhawatiran Sherin
81 Ancaman Abi
82 Penangkapan Abi
83 Keputusan Abi
84 Mantan calon adik ipar
85 Menghindar
86 Tamu tak di undang
87 Persidangan
88 Demi apa??
89 Brutal dan ugal-ugalan
90 Keinginan tak wajar
91 Sekutu Ana
92 Jalan-jalan
93 Lagu galau
94 Masalah lagi
95 Mencari pelaku
96 Kemarahan Abi
97 Anjas dan Nana
98 Bubur Ayam
99 Terjebak masa lalu
100 Terus di buat tersipu
101 Permintaan mantan
102 Jadi istri ke dua
103 Khilaf
104 Bertemu Ana
105 Hubungan tak jelas
106 Di pecat
107 Kencan
108 Bertubi-tubi
109 Pemaksa
110 Calon suami
111 Kedatangan sahabat
112 Kabar menyakitkan
113 Kehancuran
114 Pengakuan Belva
115 Tak bertepuk sebelah tangan
116 Pengorbanan Abi
117 Canggung
118 Saling melindungi
119 Keputusan Sherin
120 Menemui Abi
121 Sama bodohnya
122 Coretan masa lalu
123 Penyakit mematikan
124 Panggilan sayang
125 Permintaan Ana
126 Cuma kamu dan hanya kamu
127 Sebatas ini
128 Pria posesif
129 Ungkapan hati Anjas
130 Ancaman Adiputra
131 Meminta Restu
132 Butuh sandaran
133 Istri selalu benar
134 Kembaran Ana
135 Makan malam romantis
136 Meminta Restu
137 Pria cengeng
138 Wanita pilihan Tuhan
139 Panasnya telinga Anggara
140 Karamnya cinta Belva
141 Lampu hijau
142 Impian yang hancur
143 Alasan Anggara
144 Just a kiss
145 Obrolan calon manten (bingung judul)
146 Bukan salah Sena
147 Keluarga absurd
148 Tanggal pernikahan Sherin
149 Bertemu Indah
150 Kecurigaan Vanya
151 Nasib yang berbeda
152 Suami istri
153 Aku istrimu, aku milikmu
154 Bahagia tiada tara
155 Sherin yang hebat
156 Tempat ternyaman
157 Asing tapi familiar
158 Impian yang satu persatu terwujud
159 Tangisan Daniel
160 Malam ke dua
161 Minta cucu
162 Pertemuan Sherin dan Daniel
163 Maafkan aku sayang
164 Kabar mengejutkan
165 Cerita masa lalu
166 Abi yang terpukul
167 Sahabat sejati
168 Bukan orang biasa
169 Nasib keluarga Omar
170 Masa lalu Abi
171 Pertemuan Daniel dan Anggara
172 Hamil anak Abi
173 Ibu Hamil
174 Kebetulan
175 Kunjungan rutin
176 Anjas dan Nana
177 Rasanya nagih
178 Papa baru
179 Ngidam
180 Curhatan Anjas
181 Laki-laki atau perempuan
182 Suami terbaik
183 Cara ku mencintaimu
184 Belva ketemu jodoh??
185 Bertemu Ana
186 Aku sudah memaafkan mu
187 Pemakaman Ana
188 Ini salahku
189 Maafkan aku
190 Nostalgia
191 Siapa yang anak kecil??
192 Pertemuan ke dua
193 Misi Belva
194 SABRINA
195 Rumah baru
196 Panggilan baru
197 Meminta Vanya
198 Suami siaga
199 Di tolak lagi
200 Pemaksa
201 Calon suami
202 Berhenti bekerja
203 Usaha Belva
204 Pria konyol
205 Vanya marah
206 Penolakan menyakitkan
207 Mata-mata Bleva
208 Ada apa denganku??
209 Alasan Vanya
210 Perubahan Belva
211 Ternyata dia mendengarnya
212 Perasaan Vanya
213 Menemui Belva
214 Calon pengantin
215 Sudah terlambat
216 Salah paham
217 Kapan kita nikah??
218 Aku nggak mau!!
219 Jangan salah paham
220 Ketemu pawangnya
221 Berondong
222 Kamu takdirku
223 Sah??
224 Malam pertama
225 Pagi pertama
226 Penyambutan keluarga baru
227 Marahnya orang pendiam
228 Pria menakutkan
229 Permintaan Belva
230 Pewaris tunggal
231 Perkenalan Abi
232 Rencana Belva
233 Keputusan Adipura
234 Anak tidak tau diri
235 Tamu tak di undang
236 Hamil
237 KARYA BARU (who is the female lead??)
238 Permintaan gila
239 Ungkapan perasaan Belva
240 Membantu Naima
241 Kebenaran tentang Naima
242 Bayi besar
243 Akhir kisah Naima
244 WHO IS THE FEMALE LEAD??
245 Kebahagiaan Belva dan Vanya
246 Permintaan maaf
247 End.....
Episodes

Updated 247 Episodes

1
Cinta Sherina
2
2. Sahabat terbaik
3
A for Abi
4
Titik balik
5
Dua orang munafik
6
Lima tahun kemudian
7
Siapa dia??
8
Bertemu kembali
9
Sebatas rekan kerja
10
Cantik, pintar dan kaya
11
Tuan putri
12
Pria terbaik
13
Menempatkan diri dengan baik
14
I love you too
15
Akhirnya bertemu
16
Ragu
17
Pria bodoh
18
Dua pasang kekasih
19
Tak pantas di sebut pasangan
20
SABRINA
21
Bidadari turun dari kayangan
22
Picik dan tak tau diri
23
Cerita Sena
24
Secangkir teh
25
Pemandangan menyesakkan
26
Kejadian yang terulang
27
Melakukan hal yang sama
28
Cinderella gadungan
29
Pulang bersama
30
Maaf yang tiada arti
31
Terlambat menyesal
32
Berakhir
33
Ana yang sesungguhnya
34
Pertemuan tak terduga
35
Hari patah hati
36
Wanita sempurna
37
Trust me
38
Hancur
39
Aku juga mencintaimu
40
Rindu yang terobati
41
Terlalu cepat
42
42. Fakta
43
Kebenaran yang terungkap ( Sena & Ramon )
44
Penyesalan Ramon
45
Kamu dan anak kita
46
Cemburu
47
Mencari bukti
48
Kemarahan Sherin
49
Tak ingin percaya
50
Acara dadakan
51
Rencana pernikahan
52
Karena aku mencintaimu
53
Aku membencimu
54
Cinta mati
55
Tentang Ana
56
Menemui Indah
57
Ngidam tengah malam
58
Menemui seseorang
59
Di tipu habis-habisan
60
Malu
61
Rencana Sherin
62
Kita berakhir
63
Kehilangan keduanya
64
Tindakan Tegas Sherin
65
Syarat dari Sena
66
Makan siang yang gagal
67
Teman lama
68
Pemaksa
69
Apa ini karma??
70
Orang tua egois
71
Kedatangan Mantan
72
Kencan???
73
Nostalgia
74
Permintaan aneh
75
Wanita istimewa
76
Abi, tolong aku
77
Hancur
78
Kalian sama saja
79
Pria mesum
80
Kekhawatiran Sherin
81
Ancaman Abi
82
Penangkapan Abi
83
Keputusan Abi
84
Mantan calon adik ipar
85
Menghindar
86
Tamu tak di undang
87
Persidangan
88
Demi apa??
89
Brutal dan ugal-ugalan
90
Keinginan tak wajar
91
Sekutu Ana
92
Jalan-jalan
93
Lagu galau
94
Masalah lagi
95
Mencari pelaku
96
Kemarahan Abi
97
Anjas dan Nana
98
Bubur Ayam
99
Terjebak masa lalu
100
Terus di buat tersipu
101
Permintaan mantan
102
Jadi istri ke dua
103
Khilaf
104
Bertemu Ana
105
Hubungan tak jelas
106
Di pecat
107
Kencan
108
Bertubi-tubi
109
Pemaksa
110
Calon suami
111
Kedatangan sahabat
112
Kabar menyakitkan
113
Kehancuran
114
Pengakuan Belva
115
Tak bertepuk sebelah tangan
116
Pengorbanan Abi
117
Canggung
118
Saling melindungi
119
Keputusan Sherin
120
Menemui Abi
121
Sama bodohnya
122
Coretan masa lalu
123
Penyakit mematikan
124
Panggilan sayang
125
Permintaan Ana
126
Cuma kamu dan hanya kamu
127
Sebatas ini
128
Pria posesif
129
Ungkapan hati Anjas
130
Ancaman Adiputra
131
Meminta Restu
132
Butuh sandaran
133
Istri selalu benar
134
Kembaran Ana
135
Makan malam romantis
136
Meminta Restu
137
Pria cengeng
138
Wanita pilihan Tuhan
139
Panasnya telinga Anggara
140
Karamnya cinta Belva
141
Lampu hijau
142
Impian yang hancur
143
Alasan Anggara
144
Just a kiss
145
Obrolan calon manten (bingung judul)
146
Bukan salah Sena
147
Keluarga absurd
148
Tanggal pernikahan Sherin
149
Bertemu Indah
150
Kecurigaan Vanya
151
Nasib yang berbeda
152
Suami istri
153
Aku istrimu, aku milikmu
154
Bahagia tiada tara
155
Sherin yang hebat
156
Tempat ternyaman
157
Asing tapi familiar
158
Impian yang satu persatu terwujud
159
Tangisan Daniel
160
Malam ke dua
161
Minta cucu
162
Pertemuan Sherin dan Daniel
163
Maafkan aku sayang
164
Kabar mengejutkan
165
Cerita masa lalu
166
Abi yang terpukul
167
Sahabat sejati
168
Bukan orang biasa
169
Nasib keluarga Omar
170
Masa lalu Abi
171
Pertemuan Daniel dan Anggara
172
Hamil anak Abi
173
Ibu Hamil
174
Kebetulan
175
Kunjungan rutin
176
Anjas dan Nana
177
Rasanya nagih
178
Papa baru
179
Ngidam
180
Curhatan Anjas
181
Laki-laki atau perempuan
182
Suami terbaik
183
Cara ku mencintaimu
184
Belva ketemu jodoh??
185
Bertemu Ana
186
Aku sudah memaafkan mu
187
Pemakaman Ana
188
Ini salahku
189
Maafkan aku
190
Nostalgia
191
Siapa yang anak kecil??
192
Pertemuan ke dua
193
Misi Belva
194
SABRINA
195
Rumah baru
196
Panggilan baru
197
Meminta Vanya
198
Suami siaga
199
Di tolak lagi
200
Pemaksa
201
Calon suami
202
Berhenti bekerja
203
Usaha Belva
204
Pria konyol
205
Vanya marah
206
Penolakan menyakitkan
207
Mata-mata Bleva
208
Ada apa denganku??
209
Alasan Vanya
210
Perubahan Belva
211
Ternyata dia mendengarnya
212
Perasaan Vanya
213
Menemui Belva
214
Calon pengantin
215
Sudah terlambat
216
Salah paham
217
Kapan kita nikah??
218
Aku nggak mau!!
219
Jangan salah paham
220
Ketemu pawangnya
221
Berondong
222
Kamu takdirku
223
Sah??
224
Malam pertama
225
Pagi pertama
226
Penyambutan keluarga baru
227
Marahnya orang pendiam
228
Pria menakutkan
229
Permintaan Belva
230
Pewaris tunggal
231
Perkenalan Abi
232
Rencana Belva
233
Keputusan Adipura
234
Anak tidak tau diri
235
Tamu tak di undang
236
Hamil
237
KARYA BARU (who is the female lead??)
238
Permintaan gila
239
Ungkapan perasaan Belva
240
Membantu Naima
241
Kebenaran tentang Naima
242
Bayi besar
243
Akhir kisah Naima
244
WHO IS THE FEMALE LEAD??
245
Kebahagiaan Belva dan Vanya
246
Permintaan maaf
247
End.....

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!