Pria bodoh

"Jadi itu yang namanya Ana??"

Nana memperhatikan Bosnya itu tampak biasa saja, padahal mereka barus aja bertemu dengan orang-orang di masa lalu yang pernah menyakitinya.

"Hemm, cantik kan??"

"Hah?? Cantik?? Jauh lah kalau sama Nona. Dia cuma mengandalkan make up tebal sama b*kongnya yang besar aja"

Sherin terkikik mendengar omongan Nana itu. Apalagi Nana yang terlihat sangat kesal melebihi dirinya.

Nana memang sudah tau tentang cerita Abi dan Ana, wajahnya pun pernah sekilas Nana lihat dan baru kali ini bertemu secara langsung.

"Tapi kalau cinta ya tetap cinta. Mau seburuk apapun penampilannya. Itu namanya cinta sejati, nggak mandang fisik atau apapun"

"Ck.. Cinta sejati dari mana?? Cinta buta yang benar, jelas-jelas dia wanita licik" Kesal Nana semakin membuat Sherin terhibur.

"Tapi kenapa Nona terlihat biasa saja??"

"Terus aku harus gimana?? Marah-marah?? Noo Nana. Itu sama saja merendahkan diri di hadapan mereka"

Memang sikap diam Sherin saat bertemu Ana tadi bukan karena takut atau pun malu. Tapi lebih pada tidak peduli. Dia sudah tidak mau lagi mengenal yang namanya Ana di dunia ini.

Biar saja mereka akan menganggapnya wanita sombong, apalagi Abi dan Anjas yang jelas melihat sikap Sherin pada Ana tadi. Bukankah dari dulu juga Ana sering mengatakan hal yang tidak baik pada mereka. Jadi biar saja sekalian mereka menilai Sherin seperti itu.

"Benar Nona, tapi kalau selanjutnya kalian akan bertemu lagi bagaimana?? Bukankah kemungkinan besar iya, karena Nona bekerja sama dengan pria bodoh itu??"

"Siapa pria bodoh??" Sherin melihat Nana yang sedang mengendarai mobilnya.

"Tentu saja Pak Abi itu Nona. Benar kan kalau dia itu bodoh karena sudah menyia-nyiakan berlian seperti Nona" Lagi-lagi Sherin terkekeh karena ucapan random dari Nana. Memang tidak salah dia memilih Nana sebagai orang kepercayaannya karena di samping pekerjaannya yang bagus. Nana juga bisa menghiburnya.

"Iya benar, dia memang laki-laki bodoh. Tapi aku sudah tidak peduli lagi. Dan masalah wanita itu, kuta lihat saja nanti bagaimana"

"Lagipula aku berhubungan dengannya hanya maslaah pekerjaan. Bisnis tetap bisnis, aku tidak mau rugi kalau harus menarik lagi uangku hanya karena keberadaan wanita itu. Kita biarkan saja"

Nana sangat memuji sikap atasannya itu. Sherin benar-benar sangat profesional. Dia benar-benar wanita kuat yang patut di contoh.

"Setelah ini, apa lagi jadwalku??"

"Tidak ada Nona, free sampai nanti pulang kantor"

"Syukurlah, aku juga perlu istirahat. Mulai minggu depan coba atur jadwalku untuk tidak terlalu menerima banyak pertemuan dalam satu minggu Na. Sepertinya akan banyak hal yang harus aku urus untuk kedepannya"

Tubuh Sherin bukan robot. Dia juga butuh istirahat sebenarnya. Tapi untuk minggu depan mungkin dia akan sibuk mengurus pertunangannya dengan Zain.

"Memangnya ada apa Nona?? Tumben sekali. Apa Nona sakit" Pasalnya sejak dulu Sherin tidak pernah ada masalah dengan jadwalnya.

Sherin justru tersipu karena dia mengingat rencananya dengan Zain.

"Aku dan Zain sedang merencanakan pertunangan kita" Jawab Sherin malu-malu.

"Benarkah Nona?? Saya ikut bahagia mendengarnya. Akhirnya Nona menetapkan pilihan Nona pada pria yang jauh lebih baik dari Pak Abi itu. Ya meski aku akui kalau Pak Abi juga tampan walaupun tidak ada bule-bulenya seperti Pak Zain" Nana lekas membandingkan apa yang ada pada diri Abi dan Zain.

"Husss, jangan suka membanding-bandingkan orang. Tidak baik!!"

"Maaf Nona, semoga tidak lagi"

Sherin malah tertawa lepas saat melihat Nana langsung menutup rapat bibirnya.

*

*

*

Besok adalah akhir pekan, waktu yang tepat bagi pasangan muda mudi untuk pergi keluar bersama pasangannya.

Sebenarnya tak hanya khalayak muda saja, mereka yang sudah menikah pun perlu yang namanya keluar sekedar nonton bioskop atau makan di luar.

Begitupun pasangan tanggung seperti Abi dan Ana. Benar, sebut saja mereka pasangan tanggung. Umur sudah dua puluh tujuh, di sebut remaja juga sudah tidak pantas, sementara mereka belum juga menikah. Memang itu julukan yang pamtas bagi mereka.

Ana selalu bergelayut manja di lengan Abi, seolah-olah menunjukkan kepada semua orang jika Abi hanyalah miliknya.

Sementara Abi, pria yang sesungguhnya lebih memilih berkutat dengan pekerjaannya daripada jalan-jalan di mall seperti saat ini hanya memasukkan keuda tangannya di kantung celananya. Membiarkan Ana memeluk tangannya sesuka hatinya.

"Sayang, kita lihat itu ya. Katanya udah ada tas baru yang keluar loh"

Ana menarik Abi ke salah satu outlet dengan merk terkenal yang berharga fantastis.

"Wow, lihat sayang. Lucu ya??" Ana melihat satu demi satu deretan tas mahal itu.

Abi jadi teringat dengan tas berbagai model dari hasil produksinya. Dia juga ikut memperhatikan satu per satu. Mulai membandingkan hasil buatan merk mahal itu dengan produksinya sendiri.

"Tas yang aku buat juga memiliki kualitas yang sama An. Ya mungkin cuma bedanya di brand aja. Mereka lebih terkenal pastinya"

"Ya nggak mungkinlah sayang. Tas mereka ini kwalitas super, kalau punya kamu kan tas dari bahan perca mana bisa di samakan"

"Maksud kamu??" Abi menatap Ana penuh tanya. Dia tak percaya jika kekasihnya itu ternyata tidak sepenuhnya mendukung apa yang sedang ia kerjakan.

"M-maksud aku bukan begitu sayang, a-aku.."

"Apa besok kalau tas dari brand ku sudah keluar. Apa kamu sudi memakainya??" Abi menatap Ana begitu dalam. Masih tak percaya jika Ana tanpa sadar mengeluarkan isi hatinya ketika matanya fokus menatap deretan tas mahal itu.

"Ya pasti aku mau dong sayang. Kamu mikir apa sih?? Masa aku nggak mau pakai hasil kerja keras calon suami aku sih. Kita jalan lagi yuk, aku udah laper"

Abi tersenyum miris melihat Ana yang terlihat jelas sekali sedang mengalihkan perhatian Abi. Betapa sakitnya hati Abi ketika kekasihnya sendiri justru terkesan meremehkan hasil kerja kerasnya.

"Kamu mau makan apa sayang??"

"Terserah" Jawab Abi sudah sangat malas saat ini.

"Yah kok kamu gitu, kamu marah ya?? Sayang, aku tuh nggak sadar bilang kaya gitu. Aku yakin kalau barang-barang yang kamu buat itu bagus-bagus dan bisa menyaingi merk terkenal seperti tadi. Nanti kalau udah release, aku bantu promosi ke teman-teman kantor aku ya??"

Abi tak menanggapi Ana, dia tidak percaya dengan kata-kata manis kekasihnya itu. Dia lebih percaya apa yang Ana ucapkan secara tak sadar tadi.

Matanya justru fokus pada seseorang yang dilihatnya dari kejauhan. Meski jarak mereka tak bisa di bilang dekat, namun Abi tau betul siapa wanita cantik yang terlihat sedang tertawa dengan lepas bersama seorang pria di sampingnya.

Mereka bahkan terlihat mesra karena si wanita terlihat menyuapkan es krim miliknya kepada pria itu.

"Apa kamu bisa ketawa kaya gitu lagi kalau sama aki??" Gumamnya.

"Ya?? Kamu bilang apa sayang??" Ana tak mendengar jelas apa yang Abi katakan.

"Nggak ada, ayo cari makan habis itu aku mau pulang. Aku capek" Abi berjalan mendahului Ana, tam peduli kekasihnya itu terus memanggilnya untuk memelankan langkahnya.

"Kenapa gue sb

Kenapa gue bisa mikir kaya gitu?? Emangnya gue ini siapa buat dia??" Abi heran dengan ucapannya sendiri, bibirnya secara refleks mengatakan itu ketika melihat seseorang yang ia kenal tampak bahagia bersama pria lain.

Terpopuler

Comments

Maliq Ebrahim

Maliq Ebrahim

baru sadar lo .dan pelan pelan kelakuan asli siana bakal diliatin

2024-02-28

1

Bun SanMar

Bun SanMar

Baru nyadar Bi, lima tahun lalu kemana aja tu hati...

2023-11-19

2

neng ade

neng ade

nyesek ya karena cemburu.. 😁

2023-11-19

0

lihat semua
Episodes
1 Cinta Sherina
2 2. Sahabat terbaik
3 A for Abi
4 Titik balik
5 Dua orang munafik
6 Lima tahun kemudian
7 Siapa dia??
8 Bertemu kembali
9 Sebatas rekan kerja
10 Cantik, pintar dan kaya
11 Tuan putri
12 Pria terbaik
13 Menempatkan diri dengan baik
14 I love you too
15 Akhirnya bertemu
16 Ragu
17 Pria bodoh
18 Dua pasang kekasih
19 Tak pantas di sebut pasangan
20 SABRINA
21 Bidadari turun dari kayangan
22 Picik dan tak tau diri
23 Cerita Sena
24 Secangkir teh
25 Pemandangan menyesakkan
26 Kejadian yang terulang
27 Melakukan hal yang sama
28 Cinderella gadungan
29 Pulang bersama
30 Maaf yang tiada arti
31 Terlambat menyesal
32 Berakhir
33 Ana yang sesungguhnya
34 Pertemuan tak terduga
35 Hari patah hati
36 Wanita sempurna
37 Trust me
38 Hancur
39 Aku juga mencintaimu
40 Rindu yang terobati
41 Terlalu cepat
42 42. Fakta
43 Kebenaran yang terungkap ( Sena & Ramon )
44 Penyesalan Ramon
45 Kamu dan anak kita
46 Cemburu
47 Mencari bukti
48 Kemarahan Sherin
49 Tak ingin percaya
50 Acara dadakan
51 Rencana pernikahan
52 Karena aku mencintaimu
53 Aku membencimu
54 Cinta mati
55 Tentang Ana
56 Menemui Indah
57 Ngidam tengah malam
58 Menemui seseorang
59 Di tipu habis-habisan
60 Malu
61 Rencana Sherin
62 Kita berakhir
63 Kehilangan keduanya
64 Tindakan Tegas Sherin
65 Syarat dari Sena
66 Makan siang yang gagal
67 Teman lama
68 Pemaksa
69 Apa ini karma??
70 Orang tua egois
71 Kedatangan Mantan
72 Kencan???
73 Nostalgia
74 Permintaan aneh
75 Wanita istimewa
76 Abi, tolong aku
77 Hancur
78 Kalian sama saja
79 Pria mesum
80 Kekhawatiran Sherin
81 Ancaman Abi
82 Penangkapan Abi
83 Keputusan Abi
84 Mantan calon adik ipar
85 Menghindar
86 Tamu tak di undang
87 Persidangan
88 Demi apa??
89 Brutal dan ugal-ugalan
90 Keinginan tak wajar
91 Sekutu Ana
92 Jalan-jalan
93 Lagu galau
94 Masalah lagi
95 Mencari pelaku
96 Kemarahan Abi
97 Anjas dan Nana
98 Bubur Ayam
99 Terjebak masa lalu
100 Terus di buat tersipu
101 Permintaan mantan
102 Jadi istri ke dua
103 Khilaf
104 Bertemu Ana
105 Hubungan tak jelas
106 Di pecat
107 Kencan
108 Bertubi-tubi
109 Pemaksa
110 Calon suami
111 Kedatangan sahabat
112 Kabar menyakitkan
113 Kehancuran
114 Pengakuan Belva
115 Tak bertepuk sebelah tangan
116 Pengorbanan Abi
117 Canggung
118 Saling melindungi
119 Keputusan Sherin
120 Menemui Abi
121 Sama bodohnya
122 Coretan masa lalu
123 Penyakit mematikan
124 Panggilan sayang
125 Permintaan Ana
126 Cuma kamu dan hanya kamu
127 Sebatas ini
128 Pria posesif
129 Ungkapan hati Anjas
130 Ancaman Adiputra
131 Meminta Restu
132 Butuh sandaran
133 Istri selalu benar
134 Kembaran Ana
135 Makan malam romantis
136 Meminta Restu
137 Pria cengeng
138 Wanita pilihan Tuhan
139 Panasnya telinga Anggara
140 Karamnya cinta Belva
141 Lampu hijau
142 Impian yang hancur
143 Alasan Anggara
144 Just a kiss
145 Obrolan calon manten (bingung judul)
146 Bukan salah Sena
147 Keluarga absurd
148 Tanggal pernikahan Sherin
149 Bertemu Indah
150 Kecurigaan Vanya
151 Nasib yang berbeda
152 Suami istri
153 Aku istrimu, aku milikmu
154 Bahagia tiada tara
155 Sherin yang hebat
156 Tempat ternyaman
157 Asing tapi familiar
158 Impian yang satu persatu terwujud
159 Tangisan Daniel
160 Malam ke dua
161 Minta cucu
162 Pertemuan Sherin dan Daniel
163 Maafkan aku sayang
164 Kabar mengejutkan
165 Cerita masa lalu
166 Abi yang terpukul
167 Sahabat sejati
168 Bukan orang biasa
169 Nasib keluarga Omar
170 Masa lalu Abi
171 Pertemuan Daniel dan Anggara
172 Hamil anak Abi
173 Ibu Hamil
174 Kebetulan
175 Kunjungan rutin
176 Anjas dan Nana
177 Rasanya nagih
178 Papa baru
179 Ngidam
180 Curhatan Anjas
181 Laki-laki atau perempuan
182 Suami terbaik
183 Cara ku mencintaimu
184 Belva ketemu jodoh??
185 Bertemu Ana
186 Aku sudah memaafkan mu
187 Pemakaman Ana
188 Ini salahku
189 Maafkan aku
190 Nostalgia
191 Siapa yang anak kecil??
192 Pertemuan ke dua
193 Misi Belva
194 SABRINA
195 Rumah baru
196 Panggilan baru
197 Meminta Vanya
198 Suami siaga
199 Di tolak lagi
200 Pemaksa
201 Calon suami
202 Berhenti bekerja
203 Usaha Belva
204 Pria konyol
205 Vanya marah
206 Penolakan menyakitkan
207 Mata-mata Bleva
208 Ada apa denganku??
209 Alasan Vanya
210 Perubahan Belva
211 Ternyata dia mendengarnya
212 Perasaan Vanya
213 Menemui Belva
214 Calon pengantin
215 Sudah terlambat
216 Salah paham
217 Kapan kita nikah??
218 Aku nggak mau!!
219 Jangan salah paham
220 Ketemu pawangnya
221 Berondong
222 Kamu takdirku
223 Sah??
224 Malam pertama
225 Pagi pertama
226 Penyambutan keluarga baru
227 Marahnya orang pendiam
228 Pria menakutkan
229 Permintaan Belva
230 Pewaris tunggal
231 Perkenalan Abi
232 Rencana Belva
233 Keputusan Adipura
234 Anak tidak tau diri
235 Tamu tak di undang
236 Hamil
237 KARYA BARU (who is the main role??)
238 Permintaan gila
239 Ungkapan perasaan Belva
240 Membantu Naima
241 Kebenaran tentang Naima
242 Bayi besar
243 Akhir kisah Naima
244 WHO IS THE MAIN ROLE??
245 Kebahagiaan Belva dan Vanya
246 Permintaan maaf
247 End.....
Episodes

Updated 247 Episodes

1
Cinta Sherina
2
2. Sahabat terbaik
3
A for Abi
4
Titik balik
5
Dua orang munafik
6
Lima tahun kemudian
7
Siapa dia??
8
Bertemu kembali
9
Sebatas rekan kerja
10
Cantik, pintar dan kaya
11
Tuan putri
12
Pria terbaik
13
Menempatkan diri dengan baik
14
I love you too
15
Akhirnya bertemu
16
Ragu
17
Pria bodoh
18
Dua pasang kekasih
19
Tak pantas di sebut pasangan
20
SABRINA
21
Bidadari turun dari kayangan
22
Picik dan tak tau diri
23
Cerita Sena
24
Secangkir teh
25
Pemandangan menyesakkan
26
Kejadian yang terulang
27
Melakukan hal yang sama
28
Cinderella gadungan
29
Pulang bersama
30
Maaf yang tiada arti
31
Terlambat menyesal
32
Berakhir
33
Ana yang sesungguhnya
34
Pertemuan tak terduga
35
Hari patah hati
36
Wanita sempurna
37
Trust me
38
Hancur
39
Aku juga mencintaimu
40
Rindu yang terobati
41
Terlalu cepat
42
42. Fakta
43
Kebenaran yang terungkap ( Sena & Ramon )
44
Penyesalan Ramon
45
Kamu dan anak kita
46
Cemburu
47
Mencari bukti
48
Kemarahan Sherin
49
Tak ingin percaya
50
Acara dadakan
51
Rencana pernikahan
52
Karena aku mencintaimu
53
Aku membencimu
54
Cinta mati
55
Tentang Ana
56
Menemui Indah
57
Ngidam tengah malam
58
Menemui seseorang
59
Di tipu habis-habisan
60
Malu
61
Rencana Sherin
62
Kita berakhir
63
Kehilangan keduanya
64
Tindakan Tegas Sherin
65
Syarat dari Sena
66
Makan siang yang gagal
67
Teman lama
68
Pemaksa
69
Apa ini karma??
70
Orang tua egois
71
Kedatangan Mantan
72
Kencan???
73
Nostalgia
74
Permintaan aneh
75
Wanita istimewa
76
Abi, tolong aku
77
Hancur
78
Kalian sama saja
79
Pria mesum
80
Kekhawatiran Sherin
81
Ancaman Abi
82
Penangkapan Abi
83
Keputusan Abi
84
Mantan calon adik ipar
85
Menghindar
86
Tamu tak di undang
87
Persidangan
88
Demi apa??
89
Brutal dan ugal-ugalan
90
Keinginan tak wajar
91
Sekutu Ana
92
Jalan-jalan
93
Lagu galau
94
Masalah lagi
95
Mencari pelaku
96
Kemarahan Abi
97
Anjas dan Nana
98
Bubur Ayam
99
Terjebak masa lalu
100
Terus di buat tersipu
101
Permintaan mantan
102
Jadi istri ke dua
103
Khilaf
104
Bertemu Ana
105
Hubungan tak jelas
106
Di pecat
107
Kencan
108
Bertubi-tubi
109
Pemaksa
110
Calon suami
111
Kedatangan sahabat
112
Kabar menyakitkan
113
Kehancuran
114
Pengakuan Belva
115
Tak bertepuk sebelah tangan
116
Pengorbanan Abi
117
Canggung
118
Saling melindungi
119
Keputusan Sherin
120
Menemui Abi
121
Sama bodohnya
122
Coretan masa lalu
123
Penyakit mematikan
124
Panggilan sayang
125
Permintaan Ana
126
Cuma kamu dan hanya kamu
127
Sebatas ini
128
Pria posesif
129
Ungkapan hati Anjas
130
Ancaman Adiputra
131
Meminta Restu
132
Butuh sandaran
133
Istri selalu benar
134
Kembaran Ana
135
Makan malam romantis
136
Meminta Restu
137
Pria cengeng
138
Wanita pilihan Tuhan
139
Panasnya telinga Anggara
140
Karamnya cinta Belva
141
Lampu hijau
142
Impian yang hancur
143
Alasan Anggara
144
Just a kiss
145
Obrolan calon manten (bingung judul)
146
Bukan salah Sena
147
Keluarga absurd
148
Tanggal pernikahan Sherin
149
Bertemu Indah
150
Kecurigaan Vanya
151
Nasib yang berbeda
152
Suami istri
153
Aku istrimu, aku milikmu
154
Bahagia tiada tara
155
Sherin yang hebat
156
Tempat ternyaman
157
Asing tapi familiar
158
Impian yang satu persatu terwujud
159
Tangisan Daniel
160
Malam ke dua
161
Minta cucu
162
Pertemuan Sherin dan Daniel
163
Maafkan aku sayang
164
Kabar mengejutkan
165
Cerita masa lalu
166
Abi yang terpukul
167
Sahabat sejati
168
Bukan orang biasa
169
Nasib keluarga Omar
170
Masa lalu Abi
171
Pertemuan Daniel dan Anggara
172
Hamil anak Abi
173
Ibu Hamil
174
Kebetulan
175
Kunjungan rutin
176
Anjas dan Nana
177
Rasanya nagih
178
Papa baru
179
Ngidam
180
Curhatan Anjas
181
Laki-laki atau perempuan
182
Suami terbaik
183
Cara ku mencintaimu
184
Belva ketemu jodoh??
185
Bertemu Ana
186
Aku sudah memaafkan mu
187
Pemakaman Ana
188
Ini salahku
189
Maafkan aku
190
Nostalgia
191
Siapa yang anak kecil??
192
Pertemuan ke dua
193
Misi Belva
194
SABRINA
195
Rumah baru
196
Panggilan baru
197
Meminta Vanya
198
Suami siaga
199
Di tolak lagi
200
Pemaksa
201
Calon suami
202
Berhenti bekerja
203
Usaha Belva
204
Pria konyol
205
Vanya marah
206
Penolakan menyakitkan
207
Mata-mata Bleva
208
Ada apa denganku??
209
Alasan Vanya
210
Perubahan Belva
211
Ternyata dia mendengarnya
212
Perasaan Vanya
213
Menemui Belva
214
Calon pengantin
215
Sudah terlambat
216
Salah paham
217
Kapan kita nikah??
218
Aku nggak mau!!
219
Jangan salah paham
220
Ketemu pawangnya
221
Berondong
222
Kamu takdirku
223
Sah??
224
Malam pertama
225
Pagi pertama
226
Penyambutan keluarga baru
227
Marahnya orang pendiam
228
Pria menakutkan
229
Permintaan Belva
230
Pewaris tunggal
231
Perkenalan Abi
232
Rencana Belva
233
Keputusan Adipura
234
Anak tidak tau diri
235
Tamu tak di undang
236
Hamil
237
KARYA BARU (who is the main role??)
238
Permintaan gila
239
Ungkapan perasaan Belva
240
Membantu Naima
241
Kebenaran tentang Naima
242
Bayi besar
243
Akhir kisah Naima
244
WHO IS THE MAIN ROLE??
245
Kebahagiaan Belva dan Vanya
246
Permintaan maaf
247
End.....

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!