2. Sahabat terbaik

"Hay, pagi-pagi udah ngelamun aja. Mikirin apa??" Seseorang yang membuat Sherin terkejut karena tepukan pada bahunya itu adalah Ana, Sahabat Sherin semenjak SMA.

"Ngagetin aja kamu An" Desah Sherin.

"Pasti mikirin Abi. Udah bisa di tebak nih dari wajahnya" Goda Ana.

"Emang kelihatan banget ya??" Sherin memegang kedua pipinya.

"Ya apa lagi yang kamu pikirin selain itu. Hidup kamu itu terlalu sempurna untuk dipikirkan terlalu dalam kecuali masalah cinta, ya kan??"

Ana tau jelas bagaimana perasaan Sherin pada Abi. Ana juga tau bagaimana perjuangan Sherin untuk mendapatkan hati Abi.

"Udah ah, nggak usah dipikirin. Nanti siang temenin aku jalan yuk. Aku mau beli sesuatu"

"Ya udah ayo, apakah yang enggak buat tuan putri"

Sherin dan Ana adalah dua sahabat sejak di bangku SMA. Merkea kuliah juga di kampus yang sama dengan prodi yang sama juga.

Meski status sosial keduanya begitu berbeda, karena Ana hanyalah anak yang berasal dari panti asuhan, namun Sherin tidak pernah memandang rendah Ana. Dia justru yang terus membantu Ana untuk mendapatkan beasiswa di kampusnya itu.

Sherin juga yang merekomendasikan Ana magang di salah satu perusahaan milik orang tuanya tanpa Ana ketahui.

Baginya, Ana adalah satu-satunya sahabat yang mengerti dirinya. Ana selalu ada kapanpun Sherin membutuhkannya.

"Kalung kamu baru lagi Rin??" Tanya Ana saat mereka duduk di taman kampus. Mereka sedang menunggu dosen pembimbing mereka karena besok adalah jadwal sidang skripsi mereka.

Ana di buat penasaran dengan kalung berliontin seperti setetes embun yang baru pertama kali Ana lihat di pakai oleh Sherin.

"Oh ini oleh-oleh dari teman Mama yang baru pulang dari luar negeri minggu lalu. Bagus nggak??" Sherin memegang liontinnya.

"Bagus, cocok sama kamu. Cantik" Ana tampak takjub melihat kalung berwarna silver yang melekat pada leher jenjang Sherin.

Sherin yang melihat tatapan kekaguman Ana itu lalu mulai melepas kalung di lehernya itu.

"Kamu mau coba??"

"Ah, e-enggak kok Rin. Aku cuma mau lihat aja" Ana menolak kalung yang sudah di ulurkan oleh Sherin itu.

"Nggak papa, coba mana aku pasangkan, sini!!" Sherin menggeser tubuh Ana dengan paksa dan memasangkan kalung itu di leher Ana.

"Bagus kok, cocok buat kamu" Puji Sherin dengan jujur.

Tapi Ana malah buru-buru melepas kalung itu dan mengembalikannya pada Sherin.

"Loh kenapa Na??"

"Mana ada aku pantas pakai kalung mahal kaya gitu Rin. Aku tu cum..."

"Ana, udah stop ya!! Aku udah berkali-kali bilang sama kamu kalau kamu itu sama aja kaya aku dan yang lainnya. Jangan suka merendah diri hanya karen status sosial kamu. Kamu tetap sahabat aku!!" Tegas Sherin pada sahabatnya yang kini hanya bisa menunduk itu.

"Sekarang, kamu pakai aja kalungnya. Lagian aku juga nggak terlalu suka" Bohong Sherin, karena sebenernya dia menyukai kalungnya itu. Dari model dan bentuk liontinnya begitu Sherin sukai.

Tapi melihat Ana, sahabatnya yang terlihat menyukai kalungnya itu, maka Sherin lebih memilih memberikannya pada Ana.

Hidupnya jauh lebih beruntung dari Ana. Bisa saja dia membeli kalung seperti itu atau lebih bagus dari itu jika dia mau. Tapi tidak dengan Ana.

"Tapi Rin..."

"Udah, ayo pakai lagi" Sherin membantu Ana memakai kalungnya lagi.

Binar bahagia di mata Ana justru membuat hati Sherin lebih bahagia daripada saat menerima kalung itu.

"Makasih Sherin"

"Sama-sama Ana"

*

*

*

Siang harinya, Ana benar-benar menemani Sherin ke mall. Entah apa yang Sherin cari, karena sejak tadi dia hanya tersenyum malu saat Ana menanyakannya.

"Kalau yang ini bagus nggak menurut kamu An??"

"Kamu mau beli jam tangan cowok buat siapa?? Abi??" Tebak Ana, karena sejak tadi Sherin memilah beberapa jam keluaran terbaru dari merk ternama.

"Hehe, iya. rencananya ini buat hadiah sidangnya besok. Gimana, bagus nggak??" Tanya Sherin lagi. Dia ingin memberikan hadiah yang berkesan di momen penting pria itu.

"Bagus sih, apalagi harganya mahal"

"Tapi menurut kamu, Abi bakal suka nggak ya??" Sherin tiba-tiba murung membayangkan jika Abi akan menolak hadiah darinya.

"Di coba aja dulu, kan nggak akan tau reaksinya gimana kalau nggak di coba. Tapi kayaknya dia nggak bakalan nolak deh kalau hadiah dari kamu biasanya kan juga gitu"

Sherin mengangguk senang mendengar pendapat dari Ana. Itu yang Sherin sukai dari Ana. Sahabatnya itu sering kali memberinya masukan yang membuatnya yakin akan keraguannya.

"Ya udah deh, aku ambil yang ini aja" Sherin akhirnya membayar jam tangan yang menurut Ana sangat mahal itu.

Jika di ukur untuk dirinya, harga jam tangan itu cukup untuk biaya hidupnya beberapa bulan ke depan.

"Habis ini kita makan dulu ya An, pasti kamu udah lapar kan??" Sherin berjalan sambil memasukan kartu kreditnya lagi ke dalam dompet, jadi dia tidak memperhatikan jika Ana telah masuk ke dalam toko pakaian di samping outlet jam tangan tadi.

"Loh An??" Sherin celingukan mencari keberadaan Ana, namun toko yang Ana masuki tadi berdinding kaca yang lebar, jadi Sherin bisa melihat keberadaan sahabatnya tadi.

"Gimana Kak?? Jadi ambil yang ini??" Tanya karyawan itu pada Ana.

"Enggak kok Kak, saya cuma lihat-lihat aja. Lagian uang saya nggak cukup buat beli baju ini"

"Saya ambil bajunya untuk sahabat saya Kak, tolong di kemas ya. Ini kartunya"

Ana terkejut dengan keberadaan Sherin yang sudah ada di sampingnya sambil mengulurkan sumber uangnya kepada karyawan tadi.

"Baik Kak, silahkan tunggu sebentar"

"Kamu apa-apaan sih Rin?? Aku kan cuka lihat-lihat aja. Aku nggak mau beli baju itu" Ana tiba-tiba memandang Sherin dengan sedih.

"Aku tau kamu suka sama baju itu Ana. makanya aku beli buat kamu. Aku beneran nggak papa kok, nggak ada maksud lain juga"

"Tapi aku udah banyak ngerepotin kamu Rin. aku nggak mau di anggap memanfaatkan kebaikan kamu" Ana menunduk malu kepada sahabatnya itu.

"Nggak akan ada yang bilang kaya gitu, percaya sama aku" Sherin merangkul bahu Ana.

"Udah ah, ayo cari makan"

*

*

*

Mereka berdua sudah duduk di salah satu restoran jepang yang menjadi favorit Sherin. Dia memilih makan di sana karena setau dia, Ana juga menyukai menu makanan di sana.

Keduanya tampak bersendau gurau seperti tak ada beban apapun di dalam hidupnya.

Drett... drett...

Sherin tan sengaja melihat ke ponsel Ana yang bergetar di sampingnya. Namun dengan cepat Ana meraihnya kemudian mematikan ponselnya.

"Kenapa nggak di angkat An??"

"E-enggak penting kok. Ayo makan lagi"

Sherin hanya mengangguk kemudian menyempit nasi yang di balut rumput laut itu ke dalam mulutnya.

Namun sekali lagi ponsel Ana bergetar. Lagi-lagi orang yang sama yang menghubungi Ana. Dan yang membuat Sherin semakin menatap Ana dengan aneh adalah, Ana kembali menolak panggilan itu.

"A.. Siapa A An??" Tanya Sherin pada Ana tentang orang yang hanya di beri inisial A oleh Ana.

"B-bukan siapa-siapa kok. Cuma temen" Jawab Ana dengan gugup.

"Teman?? Siapa teman Ana gang pakai inisial A??"

Terpopuler

Comments

Maliq Ebrahim

Maliq Ebrahim

hangan jangan abi yg neleponnya ya

2024-02-28

1

Muztafa Aly

Muztafa Aly

kalau dlihat ana cumak manfaatkan kebaikan sherin aja...
dia cumak berbuat baik sm sherin...

2024-01-31

1

meira

meira

aku baca sekilas sangat tay kalau ana gak baik padahal kalau aku sh punya sahababt kaya gitu gak akn disia siain

2023-12-21

3

lihat semua
Episodes
1 Cinta Sherina
2 2. Sahabat terbaik
3 A for Abi
4 Titik balik
5 Dua orang munafik
6 Lima tahun kemudian
7 Siapa dia??
8 Bertemu kembali
9 Sebatas rekan kerja
10 Cantik, pintar dan kaya
11 Tuan putri
12 Pria terbaik
13 Menempatkan diri dengan baik
14 I love you too
15 Akhirnya bertemu
16 Ragu
17 Pria bodoh
18 Dua pasang kekasih
19 Tak pantas di sebut pasangan
20 SABRINA
21 Bidadari turun dari kayangan
22 Picik dan tak tau diri
23 Cerita Sena
24 Secangkir teh
25 Pemandangan menyesakkan
26 Kejadian yang terulang
27 Melakukan hal yang sama
28 Cinderella gadungan
29 Pulang bersama
30 Maaf yang tiada arti
31 Terlambat menyesal
32 Berakhir
33 Ana yang sesungguhnya
34 Pertemuan tak terduga
35 Hari patah hati
36 Wanita sempurna
37 Trust me
38 Hancur
39 Aku juga mencintaimu
40 Rindu yang terobati
41 Terlalu cepat
42 42. Fakta
43 Kebenaran yang terungkap ( Sena & Ramon )
44 Penyesalan Ramon
45 Kamu dan anak kita
46 Cemburu
47 Mencari bukti
48 Kemarahan Sherin
49 Tak ingin percaya
50 Acara dadakan
51 Rencana pernikahan
52 Karena aku mencintaimu
53 Aku membencimu
54 Cinta mati
55 Tentang Ana
56 Menemui Indah
57 Ngidam tengah malam
58 Menemui seseorang
59 Di tipu habis-habisan
60 Malu
61 Rencana Sherin
62 Kita berakhir
63 Kehilangan keduanya
64 Tindakan Tegas Sherin
65 Syarat dari Sena
66 Makan siang yang gagal
67 Teman lama
68 Pemaksa
69 Apa ini karma??
70 Orang tua egois
71 Kedatangan Mantan
72 Kencan???
73 Nostalgia
74 Permintaan aneh
75 Wanita istimewa
76 Abi, tolong aku
77 Hancur
78 Kalian sama saja
79 Pria mesum
80 Kekhawatiran Sherin
81 Ancaman Abi
82 Penangkapan Abi
83 Keputusan Abi
84 Mantan calon adik ipar
85 Menghindar
86 Tamu tak di undang
87 Persidangan
88 Demi apa??
89 Brutal dan ugal-ugalan
90 Keinginan tak wajar
91 Sekutu Ana
92 Jalan-jalan
93 Lagu galau
94 Masalah lagi
95 Mencari pelaku
96 Kemarahan Abi
97 Anjas dan Nana
98 Bubur Ayam
99 Terjebak masa lalu
100 Terus di buat tersipu
101 Permintaan mantan
102 Jadi istri ke dua
103 Khilaf
104 Bertemu Ana
105 Hubungan tak jelas
106 Di pecat
107 Kencan
108 Bertubi-tubi
109 Pemaksa
110 Calon suami
111 Kedatangan sahabat
112 Kabar menyakitkan
113 Kehancuran
114 Pengakuan Belva
115 Tak bertepuk sebelah tangan
116 Pengorbanan Abi
117 Canggung
118 Saling melindungi
119 Keputusan Sherin
120 Menemui Abi
121 Sama bodohnya
122 Coretan masa lalu
123 Penyakit mematikan
124 Panggilan sayang
125 Permintaan Ana
126 Cuma kamu dan hanya kamu
127 Sebatas ini
128 Pria posesif
129 Ungkapan hati Anjas
130 Ancaman Adiputra
131 Meminta Restu
132 Butuh sandaran
133 Istri selalu benar
134 Kembaran Ana
135 Makan malam romantis
136 Meminta Restu
137 Pria cengeng
138 Wanita pilihan Tuhan
139 Panasnya telinga Anggara
140 Karamnya cinta Belva
141 Lampu hijau
142 Impian yang hancur
143 Alasan Anggara
144 Just a kiss
145 Obrolan calon manten (bingung judul)
146 Bukan salah Sena
147 Keluarga absurd
148 Tanggal pernikahan Sherin
149 Bertemu Indah
150 Kecurigaan Vanya
151 Nasib yang berbeda
152 Suami istri
153 Aku istrimu, aku milikmu
154 Bahagia tiada tara
155 Sherin yang hebat
156 Tempat ternyaman
157 Asing tapi familiar
158 Impian yang satu persatu terwujud
159 Tangisan Daniel
160 Malam ke dua
161 Minta cucu
162 Pertemuan Sherin dan Daniel
163 Maafkan aku sayang
164 Kabar mengejutkan
165 Cerita masa lalu
166 Abi yang terpukul
167 Sahabat sejati
168 Bukan orang biasa
169 Nasib keluarga Omar
170 Masa lalu Abi
171 Pertemuan Daniel dan Anggara
172 Hamil anak Abi
173 Ibu Hamil
174 Kebetulan
175 Kunjungan rutin
176 Anjas dan Nana
177 Rasanya nagih
178 Papa baru
179 Ngidam
180 Curhatan Anjas
181 Laki-laki atau perempuan
182 Suami terbaik
183 Cara ku mencintaimu
184 Belva ketemu jodoh??
185 Bertemu Ana
186 Aku sudah memaafkan mu
187 Pemakaman Ana
188 Ini salahku
189 Maafkan aku
190 Nostalgia
191 Siapa yang anak kecil??
192 Pertemuan ke dua
193 Misi Belva
194 SABRINA
195 Rumah baru
196 Panggilan baru
197 Meminta Vanya
198 Suami siaga
199 Di tolak lagi
200 Pemaksa
201 Calon suami
202 Berhenti bekerja
203 Usaha Belva
204 Pria konyol
205 Vanya marah
206 Penolakan menyakitkan
207 Mata-mata Bleva
208 Ada apa denganku??
209 Alasan Vanya
210 Perubahan Belva
211 Ternyata dia mendengarnya
212 Perasaan Vanya
213 Menemui Belva
214 Calon pengantin
215 Sudah terlambat
216 Salah paham
217 Kapan kita nikah??
218 Aku nggak mau!!
219 Jangan salah paham
220 Ketemu pawangnya
221 Berondong
222 Kamu takdirku
223 Sah??
224 Malam pertama
225 Pagi pertama
226 Penyambutan keluarga baru
227 Marahnya orang pendiam
228 Pria menakutkan
229 Permintaan Belva
230 Pewaris tunggal
231 Perkenalan Abi
232 Rencana Belva
233 Keputusan Adipura
234 Anak tidak tau diri
235 Tamu tak di undang
236 Hamil
237 KARYA BARU (who is the main role??)
238 Permintaan gila
239 Ungkapan perasaan Belva
240 Membantu Naima
241 Kebenaran tentang Naima
242 Bayi besar
243 Akhir kisah Naima
244 WHO IS THE MAIN ROLE??
245 Kebahagiaan Belva dan Vanya
246 Permintaan maaf
247 End.....
Episodes

Updated 247 Episodes

1
Cinta Sherina
2
2. Sahabat terbaik
3
A for Abi
4
Titik balik
5
Dua orang munafik
6
Lima tahun kemudian
7
Siapa dia??
8
Bertemu kembali
9
Sebatas rekan kerja
10
Cantik, pintar dan kaya
11
Tuan putri
12
Pria terbaik
13
Menempatkan diri dengan baik
14
I love you too
15
Akhirnya bertemu
16
Ragu
17
Pria bodoh
18
Dua pasang kekasih
19
Tak pantas di sebut pasangan
20
SABRINA
21
Bidadari turun dari kayangan
22
Picik dan tak tau diri
23
Cerita Sena
24
Secangkir teh
25
Pemandangan menyesakkan
26
Kejadian yang terulang
27
Melakukan hal yang sama
28
Cinderella gadungan
29
Pulang bersama
30
Maaf yang tiada arti
31
Terlambat menyesal
32
Berakhir
33
Ana yang sesungguhnya
34
Pertemuan tak terduga
35
Hari patah hati
36
Wanita sempurna
37
Trust me
38
Hancur
39
Aku juga mencintaimu
40
Rindu yang terobati
41
Terlalu cepat
42
42. Fakta
43
Kebenaran yang terungkap ( Sena & Ramon )
44
Penyesalan Ramon
45
Kamu dan anak kita
46
Cemburu
47
Mencari bukti
48
Kemarahan Sherin
49
Tak ingin percaya
50
Acara dadakan
51
Rencana pernikahan
52
Karena aku mencintaimu
53
Aku membencimu
54
Cinta mati
55
Tentang Ana
56
Menemui Indah
57
Ngidam tengah malam
58
Menemui seseorang
59
Di tipu habis-habisan
60
Malu
61
Rencana Sherin
62
Kita berakhir
63
Kehilangan keduanya
64
Tindakan Tegas Sherin
65
Syarat dari Sena
66
Makan siang yang gagal
67
Teman lama
68
Pemaksa
69
Apa ini karma??
70
Orang tua egois
71
Kedatangan Mantan
72
Kencan???
73
Nostalgia
74
Permintaan aneh
75
Wanita istimewa
76
Abi, tolong aku
77
Hancur
78
Kalian sama saja
79
Pria mesum
80
Kekhawatiran Sherin
81
Ancaman Abi
82
Penangkapan Abi
83
Keputusan Abi
84
Mantan calon adik ipar
85
Menghindar
86
Tamu tak di undang
87
Persidangan
88
Demi apa??
89
Brutal dan ugal-ugalan
90
Keinginan tak wajar
91
Sekutu Ana
92
Jalan-jalan
93
Lagu galau
94
Masalah lagi
95
Mencari pelaku
96
Kemarahan Abi
97
Anjas dan Nana
98
Bubur Ayam
99
Terjebak masa lalu
100
Terus di buat tersipu
101
Permintaan mantan
102
Jadi istri ke dua
103
Khilaf
104
Bertemu Ana
105
Hubungan tak jelas
106
Di pecat
107
Kencan
108
Bertubi-tubi
109
Pemaksa
110
Calon suami
111
Kedatangan sahabat
112
Kabar menyakitkan
113
Kehancuran
114
Pengakuan Belva
115
Tak bertepuk sebelah tangan
116
Pengorbanan Abi
117
Canggung
118
Saling melindungi
119
Keputusan Sherin
120
Menemui Abi
121
Sama bodohnya
122
Coretan masa lalu
123
Penyakit mematikan
124
Panggilan sayang
125
Permintaan Ana
126
Cuma kamu dan hanya kamu
127
Sebatas ini
128
Pria posesif
129
Ungkapan hati Anjas
130
Ancaman Adiputra
131
Meminta Restu
132
Butuh sandaran
133
Istri selalu benar
134
Kembaran Ana
135
Makan malam romantis
136
Meminta Restu
137
Pria cengeng
138
Wanita pilihan Tuhan
139
Panasnya telinga Anggara
140
Karamnya cinta Belva
141
Lampu hijau
142
Impian yang hancur
143
Alasan Anggara
144
Just a kiss
145
Obrolan calon manten (bingung judul)
146
Bukan salah Sena
147
Keluarga absurd
148
Tanggal pernikahan Sherin
149
Bertemu Indah
150
Kecurigaan Vanya
151
Nasib yang berbeda
152
Suami istri
153
Aku istrimu, aku milikmu
154
Bahagia tiada tara
155
Sherin yang hebat
156
Tempat ternyaman
157
Asing tapi familiar
158
Impian yang satu persatu terwujud
159
Tangisan Daniel
160
Malam ke dua
161
Minta cucu
162
Pertemuan Sherin dan Daniel
163
Maafkan aku sayang
164
Kabar mengejutkan
165
Cerita masa lalu
166
Abi yang terpukul
167
Sahabat sejati
168
Bukan orang biasa
169
Nasib keluarga Omar
170
Masa lalu Abi
171
Pertemuan Daniel dan Anggara
172
Hamil anak Abi
173
Ibu Hamil
174
Kebetulan
175
Kunjungan rutin
176
Anjas dan Nana
177
Rasanya nagih
178
Papa baru
179
Ngidam
180
Curhatan Anjas
181
Laki-laki atau perempuan
182
Suami terbaik
183
Cara ku mencintaimu
184
Belva ketemu jodoh??
185
Bertemu Ana
186
Aku sudah memaafkan mu
187
Pemakaman Ana
188
Ini salahku
189
Maafkan aku
190
Nostalgia
191
Siapa yang anak kecil??
192
Pertemuan ke dua
193
Misi Belva
194
SABRINA
195
Rumah baru
196
Panggilan baru
197
Meminta Vanya
198
Suami siaga
199
Di tolak lagi
200
Pemaksa
201
Calon suami
202
Berhenti bekerja
203
Usaha Belva
204
Pria konyol
205
Vanya marah
206
Penolakan menyakitkan
207
Mata-mata Bleva
208
Ada apa denganku??
209
Alasan Vanya
210
Perubahan Belva
211
Ternyata dia mendengarnya
212
Perasaan Vanya
213
Menemui Belva
214
Calon pengantin
215
Sudah terlambat
216
Salah paham
217
Kapan kita nikah??
218
Aku nggak mau!!
219
Jangan salah paham
220
Ketemu pawangnya
221
Berondong
222
Kamu takdirku
223
Sah??
224
Malam pertama
225
Pagi pertama
226
Penyambutan keluarga baru
227
Marahnya orang pendiam
228
Pria menakutkan
229
Permintaan Belva
230
Pewaris tunggal
231
Perkenalan Abi
232
Rencana Belva
233
Keputusan Adipura
234
Anak tidak tau diri
235
Tamu tak di undang
236
Hamil
237
KARYA BARU (who is the main role??)
238
Permintaan gila
239
Ungkapan perasaan Belva
240
Membantu Naima
241
Kebenaran tentang Naima
242
Bayi besar
243
Akhir kisah Naima
244
WHO IS THE MAIN ROLE??
245
Kebahagiaan Belva dan Vanya
246
Permintaan maaf
247
End.....

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!