🌷Vote & Like🌷
Waktunya sholat subuh, Nata segera sholat subuh lalu mencari nenek Asih. Nenek yang telah menolongnya bersembunyi dari para kerjaran anak buah Tuan Muda.
"Nek .. nenek Asih" panggil Nata menuju ke dapur nenek Asih.
Terlihat Nenek Asih yang sedang memasak sarapan untuk mereka berdua. "Ada apa nak?" tanya Nenek Asih melihat Nata yang sudah terlihat segar dan sedikit rapi.
"Nek, Nata pamit pulang dulu yah" ijin Nata pada Nenek Asih. Nata belum sempat ke rumahnya untuk mengambil beberapa pakaian untuk ibunya yang sedang berada di rumah sakit.
"Nata boleh pulang kalo sudah sarapan sama nenek" ucap nenek Asih menyusun masakan yang sudah jadi di meja makan. "Tapi nek Nata sudah merepotkan nenek, Nata pulang saja ya nek" ucap Nata memohon agar bisa segara pulang karena dirinya hanya memakai sepeda.
"Yah.." ucap Nenek Asih sedih sambil duduk di kursi meja makan dengan tatapan sedihnya.
"Nenek jangan sedih lagi yah, iya Nata sarapan sama Nenek" Nata mengalah ketika melihat wajah sedih Nenek Asih. Kasihan Nenek. pikir Nata.
Seketika senyum keriput di nenek Asih kembali ketika Nata mau sarapan bersamanya. "Ayo Nata duduk makan di samping nenek" ucap Nenek menyuruh Nata duduk di sampingnya.
"Iya nek" Nata duduk di sebelah Nenek Asih memakan sarapan yang Nenek Asih telah masakan.
Sarapan telah selesai. Nata dan Nenek Asih membersihkan bekas piring kotor lalu mencuci piring bersama.
"Nek.. Nata pergi dulu yah.." pamit Nata sambil salim dengan nenek Asih.
"Tunggu sebentar Nata.. nenek mau bicara" pinta nenek Asih. Nenek Asih menepuk nepuk kursi kayu kosong di samping Nenek Asih.
"Ada apa nek" ucap Nata mendekat duduk di samping nenek Asih.
"Nak kamu boleh ke sini kapanpun kamu mau, jangan lupa jenguk nenek yah, nenek takut Nata di bawa anak buah Tuan Yuda Nak, kamu tinggal disini saja yah" pinta Nenek Asih. memegang tangan Nata dengan harapan Nata tinggal bersamanya.
"Iya Nek, Nata janji sama nenek. jangan lupa jaga kesehatan ya Nek, iya nek nanti Nata minta izin dulu sama ibu" ucap Nata tersenyum
"Iya Nak" Nenek Asih tersenyum menanggapi jawaban Nata. Benar benar sayang anak ini dengan ibunya. batin Nenek Asih
"Nata pulang dulu yah Nek" izin Nata pada Nenek Asih. "Hati Hati yah Nata, kalo ada apa apa Nata tinggal ke rumah Nenek" ucap Nenek Asih mengingatkan.
"Terimakasih nek" Nata tersenyum melambaikan tangannya bersiap menaiki sepedanya.
"Sama sama Nak" Nata Pergi dari Perkampongan Rawa Buaya denga mengunakan sepeda butut nya menuju ke rumah nya, cukup menempuh jarak yang lumayan jauh.
Alhamdulillah hampir sampai.. semangat Nata.. batin Nata menyemangati diri sendiri.
Nata gadis yang tak kenal lelah.
sampai di depan gang sempit rumahnya, Mata Nata membelalak melihat para bodyguard yang berjaga di depan rumahnya, bahkan masuk ke dalam rumahnya tanpa Izin. Ada sekitar 5 bodyguard di rumah Nata.
"Lihat kesana.. ada gadis yang memakai kaos buluk dan sepeda butut nya,sama persis dengan foto yang Asisten Jimy berikan" tunjuk salah satu bodyguard yang melihat Nata memasuki Gang sempit rumahnya.
"Benar dia gadis yang tuan muda cari" ucap bodyguard yang lain nya yang sudah bersiap siap akan mengejar Nata.
"Tangkap dia.." Teriak para bodyguard dengan kencang.
Apalagi ini.. batin Nata
Nata kabur menggoes dengan cepat sepedanya. dengan cekatan Nata menggoes sepedanya melewati gang sempit yang penuh dengan gang yang lainya.
"Tangkap dia jangan sampe lolos"
Semangat Nata.. kamu harus kuat.. lari secepatnya batin Nata menyemangati
Nata mencoba peruntungan nya memasuki gang gang sempit perkampongan lagi. "Aduhh.. aku salah masuk kampong lagi, banyak tukang mabok.. di sini" Nata sudah komat kamit melihat lingkungan yang menurutnya tidak aman.
"Ada pekarangan liar, Alhamdulillah bisa untuk sembunyi" Nata mencoba peruntungan dengan bersembunyi di balik semak semak yang tinggi.
"Dimana gadis.. itu.. tuan meminta secepatnya gadis itu di bawa sebelum dia pergi keluar kota. cepat berpencar" mereka berpencar mencari Nata sampai sampai masuk menggeledah rumah rumah para warga.
"Matilah kita.. tuan muda pasti mencambuk kita lagi" Anak buah Tuan Muda mulai komat kamit mencari gadis penebus hutang ayahnya. "Andai saja Tono tidak berulah"
"Cari dia jangan menyerah!!" teriak menejer kasino. dia mulai ketakutan karena jika gagal tuan muda akan memberi hukuman lagi.
Nata yang mendengar suara langkah kaki mendekat langsung merangkul kakinya.
Selamatkan aku ya Allah.. batin Nata
"Neng Neng" Panggil Pak Ustadz yang kebetulan lewat di pekarang.
"Astagfirullah pak Ustadz" ucap Nata kaget. melihat pakaian gamis putih pak ustadz dan peci putihnya.
"Ada apa Nak..?" tanya Pak ustadz "Kamu di kejar kejar itu yah Neng.. yang pada pake baju item item serem pisan" ucap pak ustad menunjuk ke arah bodyguard yang terlihat menggeledah rumah warga.
"Iya pak Ustadz.. tolong pak ustadz tolongngin saya" pinta Nata memohon dengan mata yang berkaca kaca.
Pak Ustad yang kasihan pun langsung memiliki ide untuk menolong gadis malang ini. "Baik Nak.. tunggu sebentar disini yah, bapak ambil sarung di jemuran sonoh" ucap Pak ustadz pergi meninggalkannya.
"Ya pak ustadz hati hati" ucap Nata pelan.
"Buk.. buk.. minjem sarungnya dulu yah.." ucap pak Ustadz meminta izin pada ibu ibu tambun yang sedang melipat baju di depan rumahnya.
"Iya Pak ustadz silahkan.. jangan lupa di pulangin" ucap ibuk ibuk tersebut tersenyum ramah.
"Iya buk Terimakasih" ucap Pak Ustad mengendap endap ke dalam semak semak. agar tidak ketahuan oleh bodyguard itu.
Pak Ustadz kembali ke pekarangan.
"Pakek.. sarungnya kaya ninja yang neng.. sepedanya di tinggal sajah.. ga bakal hilang" ucap Pak Ustadz. "Ini pak ustad bapa sepidol merah buat totol totol di badan eneng geulis.. pake neng" ucap pak ustadz menyerahkan sepidol merahnya.
"Pakek aja Neng.. tanya nya nanti.. eneng pasti tau sendiri" ucap Pak Ustad dengan sabar.
"Baik.. pak ustadz" Nata langsung membuat bintik bintik merah di seluruh tangan dan kakinya. termasuk wajahnya. Setelah selesai Nata di bawa pak Ustadz menju rumahnya. dengan sarung seperti ninja dan titik titik merah di tangan dan kakinya.
"Berhenti.." teriak Bodyguard menghadang pak ustad yang sedang membawa Nata.
"Ada apa ini.." ucap Pak Ustadz dengan mimik wajah tenang agar tidak terlihat mencurigakan.
"Lepas sarung nya!" perintah salah satu bodyguard yang mulai mendekati pak Ustad dan Nata.
Gawat.. batin Nata.
"Gak bisa.. anak saya kena cacar air.. ente mau ketularan" jawab Pak ustadz menunjukan beberapa bintik bintik merah yang bertebaran di tangan Nata.
"Lihatin nak cacar di tangan kamu nak" Suruh Pak Ustad dengan tenang. Harus tenang ini mah. batin pak ustad
"Nah tuh lihat.. mau di buka lagi.. apalagi ini mukanya aja udah penuh tuh" ucap Pak ustadz menunjuk tangan Nata. Para anak buah Tuan Yuda bergidik ngeri melihat itu "Ya sudah.. cepet kalian pergi.. nanti nular lagih.."
Pak Ustadz dan Nata berhasil pergi dari para bodyguard tuan muda Yuda menuju rumah pak Ustadz.
"Buk.. ibuk.. sini buk.." panggil pak ustadz memanggil sang istri yang sedang memasak di dapur. "Ada apa pak.." sahut bu ustadzah segera menghampiri sang suami yang telah memanggilnya.
"Minjem baju nya yah.. kasihan si eneng teh" ucap Pak Ustadz menunjuk Nata yang sudah duduk di ruang keluarga rumah pak ustad.
"Ya pak.. siapa teh ini.." tunjuk bu ustadzah melihat Nata yang terlihat aneh dengan bintik bintik merahnya. "Ini biasa tuan Yuda.. mau ambil perempuan buat di jadikan budak" ucap pak Ustadz memberikan pengertian pada sang istri.
"Yak buk saya minta maaf mengganggu ibuk" ucap Nata dengan sendu. kepalanya sudah sangat pusing karena terus terusan kabur di cuaca yang terik panas ini.
"Iyah Nak tidak apa apa, ibu ambilkan baju ibuk yah" ucap bu ustadzah masuk ke dalam kamarnya lalu memberikan baju yang sudah tidak terpakai karena tidak muat.
Setelah buk ustadzah pergi melanjutkan masaknya, Nata berterima kasih pada pak ustadz. "Pak Ustadz Terimakasih banyak yah pak" ucap Nata berkaca kaca
"Eh.. Neng teh jangan nangis atuh, sama sama yah Neng, memang tuan Yuda teh masih begitu tega" ucap Pak Ustad memberikan air putih
"Tuan Yuda teh yang punya Kasino di kampong yah pak ustadz?" tanya Nata.
"Ya.. begitu lah Nak.. makin banyak pula penjudi dan pemabok disini" ucap Pak ustadz dengan wajah prihatin "Dulu orang orang di sini taat beribadah" ucap Pak ustad mengenang masa lalu.
"Eh.. lupa tanya nama kamu Neng" tanya Pak ustadz
"Nama saya teh Nata pak, maaf yah pak ustadz merepotkan" ucap Nata tidak enak.
"Eh neng Nata toh namanya" sambung bu ustadzah yang datang dari dapur sehabis memasak
"Ya buk.."
setelah menunggu beberapa jam. akhirnya Nata pamit pergi pada Pak Ustad dan bu Ustadzah "Pak, buk saya izin pulang dulu, mohon maaf merepotkan bapak sama ibuk, suwun pak" ucap Nata.
"Sama sama Nak, hati hati yah.. tadi bapak sudah cek.. mereka sudah pergi" ucap pak ustadz menengok lewat jendela samping.
"Sepeda kamu.. sudah di ambil bapak di teras" ucap ibuk tersenyum.
"Sekali lagi terimakasih banyak pak, buk"
"Sama sama Neng.. ati ati"
Bersambung.
**Jangan lupa like dan vote nya.🙏🏻
Apakah tuan Yuda masih mencari gadis kampong nya. ataukah ada penyelamat untuk menyelamatkan Nata dari tuan Yuda**.
Saksikan kelanjutannya
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 74 Episodes
Comments
Kenzi Kenzi
seruuu
2020-11-19
0
Radin Zakiyah Musbich
crazy up thor....
ijin promo ya 🙏🙏🙏
jgn lupa mampir di novelku dg judul "AMBIVALENSI LOVE" 🍔🍔🍔
kisah cinta beda agama 🥰
jgn lupa tinggalkan jejak ya 🙏☺️
2020-10-20
1
🍾⃝Tᴀͩɴᷞᴊͧᴜᷡɴͣɢ🇵🇸💖
Aduuuuh untung ada pak ustad dan nenek yang baik hati tuh Nata. Kalau pulang entar dijual bapak u lhoo
2020-09-29
1