...Happy Reading Guys🖤...
.......
.......
.......
.......
.......
*flashback on
"Ada apa mom dad, kenapa kalian tiba-tiba meminta Adrian pulang" Tanya Adrian kepada orang tuanya ketika ia sampai di rumah utama
"Apakah orang tua memerlukan sebuah alasan jika meminta putranya untuk pulang ke rumah setelah sekian lama" jawab mommy
"Mom, jika mommy hanya ingin basa-basi lebih baik Adrian kembali pulang ke rumah dan mengerjakan urusan kantor yang sudah menumpuk" Kesal Adrian
"Sudahlah, Adrian ada yang ingin Daddy dan mommy bicarakan denganmu" ucap sang Daddy
"Tentang apa?"tanya Adrian
"Sesuatu yang penting, tapi sebelum itu kita makan malam saja terlebih dahulu." Titah sang mommy
Setelah itu mereka bertiga melaksanakan kegiatan makan malam, setelah mereka menyelesaikan acara makan malam. Mereka bertiga berkumpul di ruang keluarga untuk membicarakan sebuah hal yang sangat penting.
"Jadi ada apa mom dad?" Tanya Adrian
"Jadi mommy dan Daddy sudah memutuskan untuk menjodohkan kamu dengan anak dari sahabat Daddy" Jelasnya
"HAH!? MOM DAD, APA-APAAN INI? Adrian bukan lagi anak kecil yang bisa di atur-atur oleh kalian. Adrian masih bisa mengurus diri Adrian sendiri, bahkan urusan pendamping hidup."Bantah Adrian
"Apa buktinya jika kamu bisa mencari pendamping hidup? Apakah Viona adalah bukti kamu bisa mencari pendamping hidupmu sendiri, Hah?!." Balas Daddy dengan raut wajah datarnya
"Tapi kan Dad-" Ucapan Adrian terpotong oleh ucapan Daddy
"Tidak usah membantah Adrian, turuti saja apa kata Daddy" Titah Daddy
"Iya sayang, turuti saja apa kata Daddy. Ini semua demi kebaikan kamu sayang" Jelas mommy
"Tch, terserah." Pasrah Adrian
"Syukurlah" Ucap mommy dengan senang
"Jadi siapa? Siapa perempuan pilihan Daddy dan Mommy"tanya Adrian
"Dia adalah putri tunggal dari keluarga Dirgantara, Alana Dirgantara. Saat ini dia sedang menempuh kuliah di universitas X semester 7" jelas sang mommy
Adrian sontak saja memasang ekspresi wajah yang seolah-olah mengatakan yang benar saja. Ia tahu siapa gadis yang dimaksud oleh Daddynya, gadis yang selalu membuntutinya kemanapun ia pergi. Namun sekarang sudah terhitung sembilan tahun lamanya mereka tidak bertemu.
"Dan satu lagi, selama Alana masih berkuliah, Daddy menugaskanmu untuk selalu menjaganya dengan kata lain kamu juga akan menjadi dosen di sana untuk mengawasi calon menantu Daddy" Daddy menambahkan
Adrian yang mendengar hal itupun sontak bertambah kaget, bagaimana bisa ia harus mengawasi gadis tersebut di kala ia juga disibukkan dengan segala permasalahan yang ada di kantornya.
"Dad, dia bukan anak kecil yang perlu Adrian jaga. Dia itu seorang mahasiswi yang sudah berusia 21 tahun Dad...21 tahun, jadi untuk apa Adrian harus mengawasinya setiap hari, Adrian juga memiliki banyak urusan yang berhubungan dengan masalah kantor" Bantah Adrian
"Untuk masalah kantor kamu bisa mempercayakannya kepada Arsen, jadi tidak ada alasan lagi bagi kamu untuk menolaknya Adrian." Tuturnya
"Ck, terserah kalian. Tidak akan ada gunanya bagi Adrian jika terus berdebat dengan kalian" serunya kemudian berlalu pergi begitu saja ke kamarnya
*Flashback off
.
.
.
.
.
*Rumah Dirgantara
"HALOO SEMUA, NONA MUDA KALIAN YANG PALING CANTIK SEDUNIA TELAH KEMBALI PULANG DENGAN SELAMAT" teriak Alana ketika memasuki rumahnya
"Hush, Alana kamu kebiasaan deh kalo pulang suka teriak-teriak kayak gitu. Ini rumah bukan hutan kalo kamu lupa" tegas sang mama
"Hehe sorry ma" jawab Alana sambil cengengesan
"Oh kamu udah pulang Al" Ujar sang papa
"Udah Pah, tumben papa udah pulang. Biasanya juga selalu pulang malem" sindir Alana
"Oh jadi kamu gk senang nih kalo papa pulang cepet, yaudah kalo gitu papa balik ke kantor lagi" Ucap sang papa dengan wajah sedihnya
"Hehehe bercanda Pah bercanda" ucap Alana sambil memeluk papanya
Sang mama hanya menggelengkan kepalanya ketika melihat kelakuan sang suami dan putrinya.
"Sudah-sudah, Alana keatas dulu sana bersih-bersih. Setelah itu turun makan malam" Seru sang mama
"Siap mamaku sayang" jawab Alana kemudian berlalu pergi ke kamar untuk membersihkan tubuhnya
Setelah Alana membersihkan tubuhnya, ia langsung turun ke bawah untuk makan malam bersama bersama kedua orang tuanya. Selang beberapa menit setelah makan malam mereka bertiga berkumpul di ruang keluarga. Dengan sang papa yang duduk di sofa berdampingan dengan sang mama sedangkan Alana duduk di karpet bawah dengan memakan beberapa makanan ringan.
"Al, besok jadwal kamu kosongkan?" Tanya sang papa
"Kosong pah, kenapa emangnya?" Jawab Alana sambil mendongakkan kepalanya menghadap ke arah papanya
"Oh itu besok sahabat papamu akan ada yang kesini untuk acara makan malam sama ada satu acara istimewa" jelas sang mama
"Acara apa ma? Kok tiba-tiba perasaan Alana rasanya gk enk yha" ujar Alana dengan perasaan merinding
"Adadeh, kamu tunggu aja besok" jawab sang mama
Setelah pembicaraan tersebut mereka melanjutkan dengan obrolan santai hingga jam menunjukkan pukul 22.00 malam dan memutuskan untuk tidur
.
.
.
*Keesokan harinya*
*Mall
Untuk menyambut acara hari ini, sang mama mengajak Alana pergi ke mall untuk mencarikan dress yang cocok untuk sang putri
"Mah, kita mau ngapain sih ke toko dress segala" kesal Alana
"Nyari baju buat kamu dong sayang" jawab sang mama dengan kelewat santai
"Baju Al udah banyak di rumah" bantah Alana
"Sssttt, iya banyak tapi itu semua hoodie bukan dress Al sayang" Jelas sang mama
Alana hanya pasrah ketika diajak berkeliling di setiap toko khusus dress yang ada di mall hanya untuk mencari pakaian yang cocok untuknya. Hampir tiga jam mereka berpura-putar untuk mencari dress yang cocok untuk Alana namun naas dari kesekian banyaknya dress yang telah dicoba sama sekali tidak ada yang cocok.
Selalu saja ada yang dikeluhkan oleh Alana, mulai dari belahan dada yang terlalu terbuka, punggungnya yang terlalu terekspos, bawahan yang terlalu pendek, warna yang tidak sesuai dengan kepribadiannya dan masih banyak lagi keluhan yang lainnya. Hingga akhirnya sang mama menemukan dress yang benar-benar cocok untuk sang putri meskipun awalnya sang putri tetap tidak setuju dengan pilihan sang mama namun akhirnya tetap pasrah karena ia sudah mulai lelah.
"Nah Al, coba kamu pakai dress yang ini" pinta sang mama
"Mama yakin?" Tanya Alana karena ragu dengan dress tersebut
"Iya, sudah sana pakai jangan banyak alasan" ujar sang mama sembari mendorong tubuh Alana menuju ruang ganti
Selang beberapa menit, Alana keluar dari ruang ganti dengan menggunakan dress tersebut. Dress tersebut memiliki perpaduan warna yang lembut namun tidak terlalu.
"Mah, mama yakin?" Tanya Alana setelah keluar dari ruang ganti
"Aaa, cantiknya putri mama. Dressnya sangat cocok di tubuh kamu, memang gk salah mama milih itu" seru sang mama dengan gembira
"Cocok dari mana sih mah, bukankah dress ini terlalu terbuka?" Bantah Alana
"Tidak sayang kamu sangat cocok dengan dress itu, mama ambil dress yang itu" keputusan akhir sang mama
"Huft, baiklah terserah mama saja. Alana juga sudah cape, pengen cepet-cepet pulang" pasrah Alana pada akhirnya
Setelah membeli dress, mereka pergi mencari sepatu juga aksesoris lainnya yang sesuai dengan dress tersebut.
Setelah membeli semua yang perlukan, mereka kembali pulang dan bersiap-siap untuk acara nanti malam
.
.
.
*Malamnya(Kamar)
"Mah emang ini ada acara apa sih mah? Kok Al harus sampe dirias gini." Tanya Alana
"Kamu akan tahu sendiri nantinya sayang" ujar sang mama
"Perasaan dari tadi siang, setiap Al tanya jawabannya gitu terus deh. Al sampe bosen dengernya"Ucapnya
Sang Mama hanya menggelengkan kepalanya ketika melihat sang putri mulai bosan saat dirias.
" Acara ini sangat-sangat penting untuk masa depan kamu, jadi mama harap kamu turuti semua yang akan terjadi nantinya yha sayangku dan jangan membantahnya" jelas sang mama
"Sebe-.." Ucap Alana terpotong kala tiba-tiba ada seorang pelayan yang datang dan mengatakan jika mereka sudah tiba
*Ruang Tamu
*Alana Pov On
Ketika aku turun bersama mama aku melihat ada dua orang tua paruh baya yang sedang berbincang dengan papa. Saat kami sudah tiba, mama juga wanita paruh baya tersebut berpelukan.
"Wah wah, gak nyangka kamu udah sebesar ini yha sayang dan tambah cantik" ucap wanita tersebut sembari memelukku
"I-iya tan terimakasih, tante juga cantik kok" balasku sambil tersenyum
"Oiya Al kamu masih ingatkan sama mereka? Sahabat papa yang namanya Aldrick Gerald dan Agatha Gerald. Mereka selalu menggendongmu waktu kamu masih kecil" jelas sang mama
"Gk begitu ingat sih pah" ucapku sambil menggaruk belakang kepala yang tak terasa gatal
"Haha wajar sih kalo kamu lupa, abisnya itu juga udah lama banget" Ujar om Aldrick
"Oiya putramu mana Rick?" Tanya papa
"Oh itu, katanya dia bakalan sedikit telat karena ada urusan di kantor" jelas om Aldrick
Papa hanya mengangguk-anggukkan kepalanya.
Selang beberapa menit terdengar sebuah mobil yang parkir di halaman rumah.
"Maaf karena saya terlambat" ucap pria yang baru saja masuk
"Tunggu suara itu sepertinya aku mengenalnya" gumamku sembari mendongakkan kepala ke asal suara. Dan betapa terkejutnya diriku ketika melihat Pak Adrian ada di sini
"Loh pak kok bapak ada di sini? Bapak ngapain?" Tanyaku
"Iya tidak masalah Adrian, omong-omong kalian sudah saling kenal yha" ujar mama
"Oh iya, kudengar dari papa kalo kamu melamar di universitas tempat Alana kuliah sekarang yha?" Tanya mama
"Iya, Tan baru kemarin hari pertama Adrian ngajar di sana" jelasnya
"Ouh kalo gitu, kamu udah masuk di kelasnya Alana? Atau kamu nggak ngajar di fakultasnya Alana" tanya mama
"Ngajar di fakultasnya Alana kok Tan, kebetulan saya dosen matkul statistika dan kemarin saya juga masuk ke kelasnya di jam pagi" jelas pak Adrian
"Ouh gitu baguslah, bisa saling mengawasi jika begitu." jawab mama
"Baiklah berhubung sudah berkumpul semua mari kita mulai acaranya" ucap tante Agatha yang diangguki mama juga papa, sedangkan aku merasa semakin gugup terlebih lagi dihadapan ada dosenku yang ternyata merupakan putra tunggal keluarga Gerald dan waktu itu tidak sengaja terkena pukulanku.
"Semoga dia tidak mengatakannya kepada papa"batinku
"Jadi kedatangan kami kesini adalah untuk menjodohkan putra Gerald dengan putri Dirgantara" ujar om Aldrick
Setelah mendengar perkataan tersebut, otakku seakan-akan tidak ingin memproses semua yang terjadi. Aku benar-benar terkejut dengan kalimat menjodohkan putra Gerald dengan putri Dirgantara, apakah itu maksudnya menikahkanku dengan pak Adrian
"H-hah?" Hanya kata itulah yang mampu muncul di mulutku
"Iya sayang, mama papa om Aldrick dan Tante Agatha sudah sepakat untuk menjodohkan kamu dengan Adrian" jelas sang mama
"Mah, yang benar saja. Kalian ingin menjodohkanku tanpa persetujuan dariku?!" Ucapku tak terima dengan apa yang terjadi dan tanpa sadar aku malah membentak mereka semua
"M-maaf, aku tidak tidak bermaksud membentak kalian" ujarku untuk meminta maaf
Seakan-akan sudah mengerti dengan apa yang terjadi, mereka semua sama sekali tidak ada yang terkejut. Bahkan kulirik Pak Adrian dengan harapan ia juga akan menolak perjodohan ini namun pernyataanku salah.
"Turuti saja perkataan mereka karena tidak akan ada gunanya kamu berdebat sekarang" itulah kalimat yang di ucapkan pak Adrian dengan raut wajah datarnya itu.
Dari kalimat tersebut bisa disimpulkan jika pak Adrian juga sama sekali tidak setuju dengan perjodohan ini namun ia sudah tidak bisa membantahnya lagi
"Sayang dengarkan mama, ini semua demi masa depan kamu. Kamu terima yha sayang perjodohan ini" ujar sang mama dengan halus
"Aku bingung harus menjawab seperti apa, jika aku menerimanya itu artinya aku harus menikah, tapi aku tidak ingin menikah sekarang. Namun jika aku menolaknya, itu artinya aku harus mempermalukan mama juga papa dan aku tidak ingin itu terjadi. Baiklah sekarang aku tau harus menjawab apa, semoga ini memang pilihan yang tepat" batinku
"Hmm, baiklah Alana setuju" jawabku dengan pasrah
"Syukurlah, karena sudah setuju maka kita bisa menentukan tanggal pernikahan kalian berdua" jelas om Aldrick
"Um, bagaimana jika satu minggu dari sekarang?" usul mama, aku yang mendengar itupun sontak terkejut, bukankah itu terlalu cepat pikirku
"Bukankah itu terlalu cepat? Kenapa kalian tidak memberikan waktu kepadaku juga Pak Adrian untuk lebih saling mengenal" bantahku
"Tidak Al, itu waktu yang tepat. Mungkin jika bisa, kita bisa saja langsung menikahkan kalian berdua besok" balas Tante Agatha
"Iya benar itu, lebih cepat lebih baik. Kalian akan bisa lebih saling mengenal ketika sudah menikah nanti" timpal om Aldrick
Aku hanya pasrah mendengarkan itu semua, hingga akhirnya pernikahan kami berdua akan dilaksanakan Minggu depan. Setelah acara perjodohan selesai dilanjutkan dengan acara makan malam juga obrolan santai. Setelah jam sudah menunjukkan pukul 22.00 mereka memutuskan untuk pulang
"Hati-hati dijalan om Tan" ucapku sambil memeluk mereka
"Jangan panggil Om dan Tante lagi yha sayang, mulai sekarang panggil kami seperti Adrian memanggil kami. Panggil Mommy dan Daddy yha mulai sekarang" jelas mommy
"Iya tan-eh mom" ucapku sambil tersenyum
Setelah berpamitan dengan mommy dan Daddy, kemudian berpamitan dengan oak Adrian laki-laki yang akan menjadi suamiku mulai Minggu depan
"Hati-hati dijalan pak" ucapku
"Hm" jawab Adrian hanya dengan sebuah deheman
Setelah merdeka semua pulang, aku pergi ke kamar tidur lalu mengganti pakaianku menjadi baju tidur. Setelah selesai mengganti pakaian aku langsung berbaring di tempat tidur dan memikirkan apa yang akan terjadi dengan kehidupanku nanti setelah pernikahan nantinya. Tak lama setelah memikirkan itu semua akupun tertidur.
.......
.......
.......
.......
.......
...------------------------------*------------------------------...
Hai hai...
Saya kembali lagi nih hehe. Oiya mohon maaf yha guys kalo banyak typo atau kata-kata yang tidak sesuai dengan KBBI, soalnya saya masih belajar hihi😁🙏🏻
Btw jan lupa vote dan tinggalin komen guys
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 100 Episodes
Comments