Married With Neighbor

Married With Neighbor

Gagal

Pagi ini suasana di sebuah rumah terlihat sedikit heboh. Hal itu lantaran pagi-pagi sudah terdengar suara seorang ibu yang tengah mengomeli putranya.

"Daffin jangan pura-pura tidur. Mama tau kamu sudah bangun sejak tadi." Itu adalah suara Rosalina atau biasa dipanggil mama Lina.

Sudah tiga kali dia bolak-balik kekamar putranya hanya untuk membangunkan sang anak yang dia tahu saat ini tengah berpura-pura dalam keadaan tidur.

"Mah, ini tu hari libur. Biarin lah anak mama yang ganteng ini nikmati liburannya sebelum besok udah mulai kerja." Daffin terlihat masih enggan untuk beranjak dari posisinya saat ini. Dia masih ingin menikmati weekend ini dengan mengistirahatkan tubuhnya. Apalagi dirinya baru dua hari yang lalu tiba dirumahnya setelah bertahun-tahun jarang pulang lantaran dirinya yang kala itu tengah menuntut ilmu disalah satu perguruan tinggi diluar negeri.

Memang mulai besok Daffin sudah berniat untuk bekerja membantu papanya diperusahaan. Sebagai anak tunggal tentunya besar harapan orang tua Daffin agar dirinya bisa melanjutkan dan mempertahankan kesuksesan perusahaan milik keluarganya.

Beruntung mereka dikarunia putra seorang Daffin. Karena dia tergolong anak yang cerdas. Belum lagi Daffin saat ini tumbuh menjadi lelaki yang baik. Meski dirinya berkuliah diluar negeri, namun sejauh ini Daffin tidak pernah terlibat dalam pergaulan bebas. Dia selalu menjunjung tinggi nilai-nilai kesopanan dan tata cara berperilaku.

"Udah gak usah nyari alesan. Lagian mama gak bakalan nyuruh kamu buat ngelakuin hal yang berat-berat. Mama itu cuman mau minta tolong sama kamu buat nganterin makanan ini kerumah tante Dania. Sekalian juga kamu nyapa mereka. Kan mereka belum tau kalau kamu udah pulang."

"Kenapa gak mama aja sih yang nganterin. Lagian Daffin malu lah mah. Masak iya cowok disuruh antar makanan kerumah tetangga." Daffin berusaha menolak apa yang disuruh oleh mamanya.

"Mama masih banyak kerjaan." Bohong bu Lina. Karena sebenarnya dirinya sama sekali tidak ada pekerjaan. Semua pekerjaan sudah dikerjakan oleh asisten rumah tangganya.

Sebenarnya niat utama bu Lina menyuruh putranya kerumah tetangga yang ada disampingnya karena tak lain ingin agar Daffin bisa bertemu dengan Naya yang merupakan putri dari tetangganya ini.

"Kalau mama banyak kerjaan kan bisa nyuruh bik Asih mah." Daffin masih mencoba mencari cara agar tak sampai melakukan apa yang disuruh oleh mamanya.

"Bik Asih juga lagi sibuk."

Mau tidak mau, Daffin pun akhirnya bangun dan langsung beranjak menuju kamar mandi. Menurut Daffin percuma jika dirinya terus mendebat mamanya. Karena sudah pasti ujung-ujungnya selalu berakhir dengan dirinya tidak akan bisa lagi menolak setiap titah darinya.

"Berhasil...." Dalam hati bu Lina bersorak gembira.

Dengan langkah berat Daffin pun mulai berjalan dengan membawa dua buah misting yang sudah pasti isinya adalah makanan.

Namun baru saja akan membuka pintu pagar rumahnya, Daffin berpapasan dengan bik Asih yang nampaknya baru pulang dari belanja.

"Den Daffin mau kemana?" Tanya pembantu itu heran karena melihat putra majikannya ini menenteng dua buah misting.

"Nah kebetulan. Ini tolong bibik anterin kerumah tetangga sebelah. Bilang ini dari mama."

Daffin dengan cepat langsung menyerahkan misting yang dibawanya pada bik Asih. Dan setelah itu dia langsung melesat masuk kedalam rumahnya lagi.

"Loh Fin....kok kamu udah disini. Gimana sama yang mama suruh tadi?" Bu Lina terlihat mengerutkan keningnya. Pasalnya baru saja dirinya meminta putranya untuk kerumah sebelah. Tapi kenapa ini kok sudah kembali.

"Udah mah. Dan Daffin rasa sekarang tante Dania sudah menerima masakan yang dikirim mama."

Mendengar itu, membuat bu Lina semakin mengerutkan keningnya. Sepertinya rencana yang dibuatnya kali ini gagal.

"Kamu sendiri kan yang nganterin ke tante Dania?" Bu Lina memastikan.

"Niat awalnya gitu mah. Berhubung pas digerbang aku ketemu bik Asih, yaudah sekalian aku minta tolong beliau buat nganter."

Mendengar penuturan putranya, tentu saja membuat bu Lina langsung menepuk keningnya.

"Daffin, mama itu nyuruh kamu biar kamu itu nyapa tante Dania sama keluarganya. Sejak pulang kemarin kamu kan belum ngapa-ngapain. Ini malah kamu nyuruh balik bik Asih." Seketika keheranan bu Lina berubah menjadi omelan panjang lebar.

"Yasudah entar kalau sempet Daffin main kerumah tante Dania. Atau sekalian Daffin keliling rumah dikomplek ini buat nyapa tetangga yang lain. Biar mereka juga tau kalau Daffin udah pulang." Daffin mulai kesal juga dengan sikap mamanya. Karena pagi-pagi ini dirinya sudah mendapat banyak omelan hanya karena masalah antar makanan.

"Daffin...." Bu Lina sedikit berteriak karena kesal dengan ucapan anaknya ini.

Dengan cepat Daffin langsung berlari untuk kembali kekamarnya. Dan sesampai disana dirinya langsung mengunci pintu kamarnya. Dia tidak ingin mamanya sampai kembali masuk dan mengacaukan acara istirahatnya.

Menjelang sore, Daffin berniat untuk keluar dan menemui sahabat semasa SMAnya. Namun saat hendak masuk mobil, dia melihat seorang gadis masuk kehalaman rumahnya.

Tanpa berniat untuk menyapanya, Daffin memilih menjalankan mobilnya dan melintasi gadis itu tanpa berniat menyapanya.

"Naya...." Seperti biasa bu Lina selalu menyapa gadis itu dengan penuh antusias.

"Ayo masuk sayang. Kenapa malah berdiri disitu sih, kayak masuk rumah siapa aja." Bu Lina langsung menarik tangan gadis itu.

"Ini tan, Naya disuruh bunda buat balikin ini." Naya mengangkat misting yang dibawanya.

"Kata bunda terima kasih banyak atas kiriman makanannya. Dan ini juga bunda bawain kue buat tante." Kali ini gadis itu terlihat menyerahkan sebuah paper bag yang berisi kue seperti yang diucapkannya barusan.

"Terima kasih sayang, harusnya bunda kamu gak perlu repot-repot kayak gini." Bu Lina merasa tidak enak hati lantaran secara tidak langsung sudah membuat tetangganya ini repot.

"Gak repot kok tan. Yasudah kalau gitu Naya pamit pulang dulu ya."

Sebelum bu Lina menahannya, Naya langsung memilih pamit. Karena yang sudah-sudah wanita yang masih terlihat cantik diusianya yang sudah hampir mendekati setengah abad itu selalu mencari alasan agar bisa membuat Naya berlama-lama berada dirumahnya.

"Loh...kok mau pamit sih. Tunggu sebentar, tante mau manggil Daffin dulu. Dia sudah pulang loh Nay dari luar negeri. Tante kepengen kalian bertemu. Kan udah lama banget si Daffin gak pulang." Dengan panjang lebar wanita yang berstatus ibu dari laki-laki yang bernama Daffin ini berusaha menahan Naya yang hendak pulang.

Tanpa menunggu persetujuan Naya, bu Lina langsung bergegas menuju kamar putranya. Namun saat disana hasilnya nihil.

"Kemana anak itu." Bu Lina turun sambil menggerutu sendiri. Diapun langsung menanyakan keberadaan putranya pada ART nya.

"Wah Nay, Daffinnya lagi keluar katanya. Maaf ya tante udah bikin kamu nunggu" Bu Lina merasa tak enak hati.

Namun hal itu tidak berlaku bagi Naya. Dalam hati justru Naya bersorak gembira lantaran tidak sampai bertemu dengan putra dari tetangganya itu.

Seingat Naya Daffin adalah pria dingin yang jauh dari kata ramah. Bayangkan saja dulu saat Daffin belum berkuliah keluar negeri dan setiap kali Naya berada dirumah bu Lina, pemuda itu selalu bersikap tidak ramah. Dia hanya akan menyapa saat mamanya menyuruhnya.

"Gak pa-pa kok tan, lagian Naya terburu-buru karena masih ada hal yang harus Naya kerjakan dirumah." Bohong Naya.

"Tapi lain kali Naya harus ketemu sama Daffin ya. Siapa tau nanti kalian bisa akrab." Selalu itu yang bu Lina katakan. Tapi nyatanya semenjak mereka mulai bertetangga selama hampir delapan tahun, tak sekalipun terjalin keakraban antara Naya dan Daffin. Bahkan keduanya seperti dua orang yang tidak saling kenal. Namun entah kenapa sejak dulu juga Bu Lina seperti selalu berusaha mengakrabkan putranya dengan Naya.

Terpopuler

Comments

Mukmini Salasiyanti

Mukmini Salasiyanti

semangat, bu Lina....
😄🤣😉

2024-09-07

0

Mukmini Salasiyanti

Mukmini Salasiyanti

Assalamu'alaikum
mampir, KakE...

2024-09-07

1

Risalah_Hati

Risalah_Hati

siap

2024-07-10

0

lihat semua
Episodes
1 Gagal
2 Kue Pisang
3 Insiden
4 Skenario Dadakan
5 Cabe-cabean
6 CLBK
7 Gara-Gara Mama
8 Tahanan
9 Percaya Diri
10 Hipertensi
11 Ide
12 Mati Kutu
13 Casting
14 Numpang Sarapan
15 Calon Mantu
16 Ilfeel
17 Pacar Kamu?
18 Mama Baru
19 Dilema
20 Dingin
21 Mengalah
22 Rumania
23 Jubir
24 Perang Batin
25 Stres
26 Diluar Ekspektasi
27 Bukan Muhrim
28 Curi Start
29 Bimbang
30 Speechless
31 Rencana Licik
32 Bukti?
33 Sangat Berharap
34 Kelar
35 Sandal Jepit
36 Pamali
37 Greget
38 Pindah Alih
39 Mendadak Bawel
40 Negative Thinking
41 Wanita Saya
42 Sah-Sah Saja
43 Ulah Mama
44 Ngigau
45 Tikus VS Kucing
46 Mendadak Asing
47 Tamu
48 Pelukan Perpisahan
49 Salah Faham
50 Panik
51 Undang-Undang
52 Terserah
53 Bunglon
54 Tebakan
55 Duda Kembang
56 Balik
57 Rumah Sebelah
58 Titip
59 Makan Kamu
60 Appetizer
61 Bye-Bye
62 CCTV
63 Nyonya Bos
64 Bonus?
65 Egois
66 Galau
67 Alasan
68 Terserah Padamu
69 Jangan Sentuh
70 Pamit Dulu
71 Nikah?
72 Pengakuan
73 Usaha
74 Mantan Perawan
75 Hukuman
76 Nyasar
77 Menolak Tua
78 Paket
79 Jaring Paranet
80 Pasca Sebulan
81 Pinguin
82 Gara-gara Paket
83 Kabur
84 Jelmaan Macan Tutul
85 Pekara Panggilan
86 Abang
87 Kecipratan Bonus
88 Salah Faham
89 Tamu
90 Pusing
91 Hamil?
92 Soto Lamongan
93 Sebelas Dua Belas
94 Dobel Misi
95 Cemburu
96 Dasar Bucin
97 Mood Bumil
98 Gosip?
99 Sedih
100 Kesempatan
101 Pengumuman (Promo Novel )
102 Keberuntungan
103 Jangan Pergi
104 Kebalik
105 Gak di Elus, Gak Tidur
106 Lagu Nina Bobok
107 Makin Luber
108 Mirip ART
109 Mala Rindu
110 Ngompol?
111 Boy or Girl?
112 Gantiin Rania
113 Senjata Makan Tuan
114 Ambyar
115 Pending Dulu
116 Menu Komplit
117 Pengumuman
118 I Love You My Neighbor
Episodes

Updated 118 Episodes

1
Gagal
2
Kue Pisang
3
Insiden
4
Skenario Dadakan
5
Cabe-cabean
6
CLBK
7
Gara-Gara Mama
8
Tahanan
9
Percaya Diri
10
Hipertensi
11
Ide
12
Mati Kutu
13
Casting
14
Numpang Sarapan
15
Calon Mantu
16
Ilfeel
17
Pacar Kamu?
18
Mama Baru
19
Dilema
20
Dingin
21
Mengalah
22
Rumania
23
Jubir
24
Perang Batin
25
Stres
26
Diluar Ekspektasi
27
Bukan Muhrim
28
Curi Start
29
Bimbang
30
Speechless
31
Rencana Licik
32
Bukti?
33
Sangat Berharap
34
Kelar
35
Sandal Jepit
36
Pamali
37
Greget
38
Pindah Alih
39
Mendadak Bawel
40
Negative Thinking
41
Wanita Saya
42
Sah-Sah Saja
43
Ulah Mama
44
Ngigau
45
Tikus VS Kucing
46
Mendadak Asing
47
Tamu
48
Pelukan Perpisahan
49
Salah Faham
50
Panik
51
Undang-Undang
52
Terserah
53
Bunglon
54
Tebakan
55
Duda Kembang
56
Balik
57
Rumah Sebelah
58
Titip
59
Makan Kamu
60
Appetizer
61
Bye-Bye
62
CCTV
63
Nyonya Bos
64
Bonus?
65
Egois
66
Galau
67
Alasan
68
Terserah Padamu
69
Jangan Sentuh
70
Pamit Dulu
71
Nikah?
72
Pengakuan
73
Usaha
74
Mantan Perawan
75
Hukuman
76
Nyasar
77
Menolak Tua
78
Paket
79
Jaring Paranet
80
Pasca Sebulan
81
Pinguin
82
Gara-gara Paket
83
Kabur
84
Jelmaan Macan Tutul
85
Pekara Panggilan
86
Abang
87
Kecipratan Bonus
88
Salah Faham
89
Tamu
90
Pusing
91
Hamil?
92
Soto Lamongan
93
Sebelas Dua Belas
94
Dobel Misi
95
Cemburu
96
Dasar Bucin
97
Mood Bumil
98
Gosip?
99
Sedih
100
Kesempatan
101
Pengumuman (Promo Novel )
102
Keberuntungan
103
Jangan Pergi
104
Kebalik
105
Gak di Elus, Gak Tidur
106
Lagu Nina Bobok
107
Makin Luber
108
Mirip ART
109
Mala Rindu
110
Ngompol?
111
Boy or Girl?
112
Gantiin Rania
113
Senjata Makan Tuan
114
Ambyar
115
Pending Dulu
116
Menu Komplit
117
Pengumuman
118
I Love You My Neighbor

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!