Cabe-cabean

Sepertinya mulai pagi ini Daffin benar-benar akan menjadi sopir dadakan. Pasalnya dirinya harus mengantar dan menjemput Naya kekampus.

"Permisi tante, saya kesini mau menjemput Naya."

Saat ini Dafin terlihat tengah berdiri didepan pintu rumah Naya. Bukan karena dirinya yang terlalu bersemangat untuk mengantar gadis itu. Tentu saja semua itu dia lakukan atas desakan sang mama yang sejak pagi sudah memintanya agar segera bersiap-siap untuk menjemput Naya kerumahnya. Mamanya bilang hari ini Naya ada jam kuliah pagi dan pulangnya sore.

"Eh ada nak Daffin, ayo masuk." Bu Dania langsung mempersilahkan Daffin agar masuk. Namun sayangnya pria itu memilih menunggu diteras saja.

Setelah menunggu hampir setengah jam, akhirnya yang ditunggu keluar juga. Naya keluar dengan wajah cemberut. Mukanya seperti sedang ditekuk.

Tanpa banyak tanya, Daffin langsung mengajak Naya untuk berangkat setelah dirinya berpamitan pada bu Dania.

"Kak nanti aku turun digang depan saja, aku gak mau bikin kakak repot." Ucap Naya begitu dirinya sudah berada didalam mobil.

Nada bicara Naya kali ini terdengar lebih ramah dari biasanya. Tentu saja hal ini lantaran semalam dirinya yang mendapat ceramah panjang lebar dari sang bunda agar dirinya lebih bersikap sopan pada Daffin yang notabene usianya lebih dewasa darinya. Selain itu alasan bundanya meminta Naya untuk bersikap ramah adalah sebagai bentuk terimakasih karena Daffin sudah bertanggung jawab atas insiden kemarin. Meski sebenarnya mereka tidak tau jika sebenarnya bentuk tanggung jawab Daffin itu adalah ide mamanya, bukan keinginan Daffin sendiri.

Sebenarnya dalam hati Naya merasa tidak yakin jika tindakan Daffin yang ingin bertanggung jawab ini murni karena keinginannya sendiri. Bisa jadi Daffin didesak oleh mamanya.

"Gak usah aneh-aneh. Aku gak mau mama sampai marah-marah sama aku jika tau kamu kekampusnya berangkat sendiri."

Tuh kan, ternyata benar dugaan Naya. Barusan Daffin menolak menurunkannya digang depan lantaran dia tidak ingin dimarahi mamanya jika sampai tau. Dan bagi Naya ini sudah membuktikan jika Daffin mau bertanggung jawab dengan mengantar sekaligus menjemputnya kekampus pasti lantaran paksaan dari mamanya juga.

Naya pun kali ini memilih membuang muka. Dia lebih tertarik melihat lalu lalang kendaraan dijalanan. Baginya hal itu lebih menyenangkan dari pada meladeni mulut Daffin yang mulai kembali berbicara pedas.

Hingga tanpa terasa mereka sebentar lagi sampai didepan gerbang kampus Naya.

"Kak aku turun disini saja."

Daffin merasa heran, pasalnya tiba-tiba saja Naya meminta dirinya untuk menghentikan laju mobilnya. Padahal jika dilihat posisi mobilnya sekarang dengan gerbang kampus masih berjarak sekitar dua ratus meteran.

"Kamu kenapa sih, dari tadi bolak-balik minta diturunin. Lagian itu gerbangnya masih didepan" Lagi Daffin dibuat kesal dengan tingkah Naya ini.

"Nanti kalau ada temen aku yang lihat gimana? aku . Aku gak mau mereka mikir yang aneh-aneh cuman gara-gara aku kekampusnya diantar sama kakak" Naya berusaha mengungkapkan alasannya.

Masak iya gue turun didepan. Entar yang ada kalau temen aku liat, bisa-bisa gue dikiranya lagi jalan sama om-om.

Dalam Batin Naya mengatakan hal itu, karena selain alasan yang tadi diutarakannya pada Daffin, ini juga salah satu alasannya. Hanya saja mana berani Naya mengatakannya langsung, yang ada dirinya bisa kena sembur sama si empunya jika terang-terangan mengatakan pria ketus ini seperti om-om.

"Ck.....pikiran kamu kejauhan. Masa iya aku sukanya sama cabe-cabean."

Nyes.....

Rasanya ingin sekali Naya mengumpat pada Daffin saat ini juga. Hanya saja sekuat mungkin Naya menahannya. Bukan karena takut, melainkan karena ini sudah masuk dikawasan kampus. Naya tidak ingin perdebatan mereka bisa mengundang perhatian banyak orang.

Dengan perasaan kesal dan hati yang begitu dongkol, Naya langsung keluar dari mobil begitu saja tanpa mengucap sepatah katapun. Bahkan saat menutup pintu mobil Naya melakukannya dengan sedikit keras sebagai bentuk protes pada laki-laki yang mengantarkannya itu.

"Dasar cabe-cabean. Bukannya bilang terima kasih, ini malah main nyelonong aja." Didalam mobil Daffin terdengar menggerutu sendiri karena melihat sikap Naya yang main pergi begitu saja.

Setelah berjalan dengan sedikit tertatih, akhirnya Naya bisa sampai dikelasnya. Nindi yang melihat kondisi Naya seperti kesulitan saat sedang berjalan langsung menghampiri.

"Kalau masih sakit kenapa maksa masuk kuliah." Ucap Nindi dengan raut wajah yang terlihat panik.

"Hari ini kan ada ulangan. Gue gak mau kalau nanti dosennya malah minta ganti dengan tugas yang aneh-aneh."

"Padahal sepulang sekolah gue sama anak-anak mau jenguk kerumah lo."

Sebelumnya Naya memang sudah menghubungi Nindi dan memberi tau perihal insiden kecil yang menimpanya. Naya juga kemarin yang meminta agar Nindi mengizinkan pada dosennya jika dia berhalangan hadir. Dan hari ini Nindi mengira jika Naya masih akan absen untuk datang kekampus. Bahkan Nindi berencana sepulang kuliah nanti akan menjenguknya bersama Nisa dan juga Chika.

Mereka berdua masuk kedalam kelas. Ternyata didalam sana Nisa dan juga Chika juga nampak kaget begitu melihat Naya sudah masuk kuliah. Mereka terlihat heboh mengintrogasi Naya terkait kronologi bagaimana kemarin sahabatnya ini bisa sampai mengalami insiden seperti itu.

Hingga akhirnya kehebohan merekan berhenti saat dosen sudah masuk kedalam kelas dan tanpa basa-basi langsung memberikan masing-masing kepada mereka lembaran berisi soal ulangan.

***

Tanpa terasa dua mata kuliah sudah berakhir. Diponsel Naya, jam sudah menunjukkan pukul 15.00 artinya ini sudah masuk waktunya pulang.

"Nay...lo pulang bareng siapa? Kayaknya gak mungkin deh kalau lo bawa motor sendiri." Tanya Nindi saat mereka berada dilobi kampus.

"Gue dijemput sama ayah." Dusta Naya. Dia terpaksa berbohong karena tidak ingin teman-temannya tau jika selama beberapa hari kedepan dirinya akan diantar sekaligus dijemput oleh Daffin kekampus.

"Yaudah, ayo gue bonceng lo sampek gerbang. Kayaknya kelamaan kalau lo musti jalan dari sini kegerbang depan."

Sampai digerbang, Nindi tak menemukan mobil milik ayah Naya. Sebagai orang yang sudah bersahabat lama dengan Naya, tentu Nindi sedikit hafal dengan kendaraan milik orang tua Naya. Hal itu lantaran Nindi kerap sekali bermain kerumah Naya.

"Ayah lo kok belum datang?" Nindi terlihat celingukan mencari keberadaan mobil ayah dari temannya ini.

"Kayaknya ayah masih dijalan. Udah kamu pulang dulu aja. Bentar lagi ayah pasti datang." Naya kembali berbohong.

"Gak pa-pa gue temenin dulu sampai ayah lo datang. Lagian gak mungkin juga gue ninggalin lo sendirian, sementara kaki lo aja masih belum sembuh. Entar kalau terjadi apa-apa sama lo gimana?" Sebagai sahabat tentu saja Nindi merasa khawatir pada Naya.

Aduh gimana ini, padahal kak Daffin udah nungguin dari tadi. Bisa kenak semprot lagi gue kalau gini ceritanya.

Naya berbicara dalam hati. Pasalnya beberapa menit sebelum jam perkuliahan berakhir, Daffin sudah mengabari jika dirinya sudah berada didepan kampus Naya.

Naya awalnya bingung saat ada pesan masuk diponselnya. Karena Naya sendiri tidak punya nomer handphone tetangganya ini. Dia baru tau saat dipesan terakhirnya Daffin menuliskan namanya.

[Buruan, ditungguin malah enak-enakan ngobrol]

Baru saja Naya khawatir jika Daffin akan memarahinya lagi, kini pria itu malah mengirimi pesan yang sepertinya menunjukkan kalau disana dia sedang menahan kesal.

"Nin, lo pulang dulu aja gih. Beneran aku gak pa-pa kok. Lagian ayah udah kirim pesan kalau bentar lagi dia sampai." Lagi-lagi Naya harus berbohong.

"Beneran nih lo gak pa-pa gue tinggal?" Nindi kembali memastikan.

"Beneran, lagian disini rame. Kalau ada apa-apa pasti banyak yang bakal bantuin."

Nindi pun akhirnya setuju untuk pulang lebih dulu. Dan saat motor Nindi sudah menjauh, Naya segera berjalan menuju tempat dimana Daffin sejak tadi menunggunya.

"Lama banget sih. Gue disini hampir lumutan karena nungguin kamu."

Baru masuk mobil, Naya sudah mendapat sambutan berupa omelan dari Daffin.

"Mending masih lumutan, dari pada jamuran kan gatel." Naya tak kalah ketusnya dari Daffin.

"Kamu...." Daffin terlihat menatap tajam pada Naya.

"Apa-apa? Mau marah lagi? Sayangnya aku gak takut sama kamu." Naya terlihat membulatkan kedua matanya sebagai bentuk ekspresi kalau dirinya kali ini tidak takut kalau-kalau Daffin akan memarahinya lagi.

Dari pada meladeni gadis cabe-cabean yang ada disebelahnya ini, Daffin memilih melajukan mobilnya. Tujuannya satu, dirinya ingin segera sampai kerumah lantaran sudah merasa jengah jika harus berlama-lama dengan Naya.

Terpopuler

Comments

Mukmini Salasiyanti

Mukmini Salasiyanti

Flowers 4 Da-Na🥰

2024-09-07

0

范妮·廉姆

范妮·廉姆

bunga untuk penyemangat...

2024-08-06

0

Rita Riau

Rita Riau

kayak tom and Jerry aja,,,😁🤣😛

2024-02-27

1

lihat semua
Episodes
1 Gagal
2 Kue Pisang
3 Insiden
4 Skenario Dadakan
5 Cabe-cabean
6 CLBK
7 Gara-Gara Mama
8 Tahanan
9 Percaya Diri
10 Hipertensi
11 Ide
12 Mati Kutu
13 Casting
14 Numpang Sarapan
15 Calon Mantu
16 Ilfeel
17 Pacar Kamu?
18 Mama Baru
19 Dilema
20 Dingin
21 Mengalah
22 Rumania
23 Jubir
24 Perang Batin
25 Stres
26 Diluar Ekspektasi
27 Bukan Muhrim
28 Curi Start
29 Bimbang
30 Speechless
31 Rencana Licik
32 Bukti?
33 Sangat Berharap
34 Kelar
35 Sandal Jepit
36 Pamali
37 Greget
38 Pindah Alih
39 Mendadak Bawel
40 Negative Thinking
41 Wanita Saya
42 Sah-Sah Saja
43 Ulah Mama
44 Ngigau
45 Tikus VS Kucing
46 Mendadak Asing
47 Tamu
48 Pelukan Perpisahan
49 Salah Faham
50 Panik
51 Undang-Undang
52 Terserah
53 Bunglon
54 Tebakan
55 Duda Kembang
56 Balik
57 Rumah Sebelah
58 Titip
59 Makan Kamu
60 Appetizer
61 Bye-Bye
62 CCTV
63 Nyonya Bos
64 Bonus?
65 Egois
66 Galau
67 Alasan
68 Terserah Padamu
69 Jangan Sentuh
70 Pamit Dulu
71 Nikah?
72 Pengakuan
73 Usaha
74 Mantan Perawan
75 Hukuman
76 Nyasar
77 Menolak Tua
78 Paket
79 Jaring Paranet
80 Pasca Sebulan
81 Pinguin
82 Gara-gara Paket
83 Kabur
84 Jelmaan Macan Tutul
85 Pekara Panggilan
86 Abang
87 Kecipratan Bonus
88 Salah Faham
89 Tamu
90 Pusing
91 Hamil?
92 Soto Lamongan
93 Sebelas Dua Belas
94 Dobel Misi
95 Cemburu
96 Dasar Bucin
97 Mood Bumil
98 Gosip?
99 Sedih
100 Kesempatan
101 Pengumuman (Promo Novel )
102 Keberuntungan
103 Jangan Pergi
104 Kebalik
105 Gak di Elus, Gak Tidur
106 Lagu Nina Bobok
107 Makin Luber
108 Mirip ART
109 Mala Rindu
110 Ngompol?
111 Boy or Girl?
112 Gantiin Rania
113 Senjata Makan Tuan
114 Ambyar
115 Pending Dulu
116 Menu Komplit
117 Pengumuman
118 I Love You My Neighbor
Episodes

Updated 118 Episodes

1
Gagal
2
Kue Pisang
3
Insiden
4
Skenario Dadakan
5
Cabe-cabean
6
CLBK
7
Gara-Gara Mama
8
Tahanan
9
Percaya Diri
10
Hipertensi
11
Ide
12
Mati Kutu
13
Casting
14
Numpang Sarapan
15
Calon Mantu
16
Ilfeel
17
Pacar Kamu?
18
Mama Baru
19
Dilema
20
Dingin
21
Mengalah
22
Rumania
23
Jubir
24
Perang Batin
25
Stres
26
Diluar Ekspektasi
27
Bukan Muhrim
28
Curi Start
29
Bimbang
30
Speechless
31
Rencana Licik
32
Bukti?
33
Sangat Berharap
34
Kelar
35
Sandal Jepit
36
Pamali
37
Greget
38
Pindah Alih
39
Mendadak Bawel
40
Negative Thinking
41
Wanita Saya
42
Sah-Sah Saja
43
Ulah Mama
44
Ngigau
45
Tikus VS Kucing
46
Mendadak Asing
47
Tamu
48
Pelukan Perpisahan
49
Salah Faham
50
Panik
51
Undang-Undang
52
Terserah
53
Bunglon
54
Tebakan
55
Duda Kembang
56
Balik
57
Rumah Sebelah
58
Titip
59
Makan Kamu
60
Appetizer
61
Bye-Bye
62
CCTV
63
Nyonya Bos
64
Bonus?
65
Egois
66
Galau
67
Alasan
68
Terserah Padamu
69
Jangan Sentuh
70
Pamit Dulu
71
Nikah?
72
Pengakuan
73
Usaha
74
Mantan Perawan
75
Hukuman
76
Nyasar
77
Menolak Tua
78
Paket
79
Jaring Paranet
80
Pasca Sebulan
81
Pinguin
82
Gara-gara Paket
83
Kabur
84
Jelmaan Macan Tutul
85
Pekara Panggilan
86
Abang
87
Kecipratan Bonus
88
Salah Faham
89
Tamu
90
Pusing
91
Hamil?
92
Soto Lamongan
93
Sebelas Dua Belas
94
Dobel Misi
95
Cemburu
96
Dasar Bucin
97
Mood Bumil
98
Gosip?
99
Sedih
100
Kesempatan
101
Pengumuman (Promo Novel )
102
Keberuntungan
103
Jangan Pergi
104
Kebalik
105
Gak di Elus, Gak Tidur
106
Lagu Nina Bobok
107
Makin Luber
108
Mirip ART
109
Mala Rindu
110
Ngompol?
111
Boy or Girl?
112
Gantiin Rania
113
Senjata Makan Tuan
114
Ambyar
115
Pending Dulu
116
Menu Komplit
117
Pengumuman
118
I Love You My Neighbor

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!