Gara-Gara Mama

"Permisi pak, boleh saya masuk?." Tanpa melihat siapa yang datang Daffin langsung menganggukkan kepalanya.

Dirinya tau yang saat ini masuk keruangannya adalah salah satu dari tiga wanita yang melamar untuk menjadi sekertarisnya.

Wanita itu berjalan menuju kursi yang sudah disediakan tepat didepan meja pimpinan cabang perusahaan tersebut. Kini terlihat Daffin mulai memberikan beberapa pertanyaan kepada wanita itu. Untuk satu kandidat Daffin memberi waktu sepuluh menit untuk sesi tanya jawab.

Hingga tanpa terasa saat ini giliran Raisa yang masuk keruangan Daffin untuk menerima beberapa pertanyaan yang akan Daffin ajukan sebagai bahan pertimbangan untuk dirinya bisa merekrut seorang sekertaris.

"Pak Daffin....terima kasih karena sudah memberi saya kesempatan untuk bisa sampai ditahap ini. Saya sangat berharap sekali bisa bergabung diperusahaan ini. Karena saya memang butuh pekerjaan ini."

Seformal mungkin bahasa yang digunakan Raisa saat berbicara didengan Daffin. Dan itu adalah kalimat terakhir yang diucapkan Raisa sebelum dirinya meninggalkan ruangan Daffin. Sungguh Daffin dibuat heran mengapa Raisa mengatakan jika dirinya membutuhkan pekerjaan ini.

Singat Daffin, Raisa adalah putri dari salah satu pengusaha yang cukup sukses. Menurut Daffin tidak sulit bagi seorang Raisa jika memang dirinya membutuhkan pekerjaan. Karena orang tuanya memiliki perusahaan sendiri.

Namun entah kenapa tadi Raisa malah mengatakan jika dirinya sangat membutuhkan pekerjaan ini. Dan jika dilihat dari ekspresi wajahnya, sepertinya Raisa sedang tidak berbohong.

"Rel...keruangan gue sebentar." Daffin terlihat menghubungi sahabat yang sekaligus merangkap sebagai asistennya ini lewat sambungan telefon.

Tak butuh waktu lama kini Farel sudah berada diruangan bosnya ini.

"Ada apa Fin, apa ada yang urgent?" Tanya Farel sembari dirinya membenarkan posisi duduknya.

"Gue mau lo kasih tau pihak HRD. Bilang mulai besok si Raisa sudah bisa bekerja."

"Wih....cepet banget bikin keputusannya. Apa jangan-jangan lo mulai ada rasa sama dia. Secara gue lihat penampilannya tadi makin bahenol. Belum lagi itu anak keliatan makin kinclong aja." Farel berbicara seolah dirinya terlihat begitu mengagumi seorang Raisa.

"Gue nerima dia bukan karena apa-apa. Memang diantara para pelamar yang lain, si Raisa yang paling mendekati kriteria pelamar yang dibutuhkan oleh perusahaan. Jadi gak usah mengira yang bukan-bukan." Terang Daffin pada sahabatnya ini.

"Baiklah bos, perintah anda akan saya jalankan. Tapi kayaknya gak lama lagi bakalan ada yang CLBK nih." lagi-lagi Farel membahas masalah CLBK.

"Lo gak usah aneh-aneh. Perasaan dari tadi pagi bahasannya CLBK mulu. Lo pikun atau gimana sih, gue gak pernah ada rasa sama dia. Dan gue yakin urusan perasaan Raisa kegue juga udah kelar. Jadi lo gak usah bahas-bahas CLBK lagi." Daffin mulai terlihat kesal dengan asisten yang satu ini.

"Maksud gue bukan CLBK yang entu. Adalagi ini CLBK yang lain." Protes Farel nampak tak terima. Iapun kemudian mendekatkan dirinya pada Daffin yang saat ini masih duduk manis dikursi kebesarannya.

"Gue takutnya lo kali ini bakal ngerasain yang namanya CLBK, alias cinta lama baru kerasa."

Mendapat bisikan itu, Daffin dengan cepat langsung melemparkan pena yang kebetulan ada ditangannya tepat diwajah Farel. Tentu saja hal itu Daffin lakukan lantaran dirinya yang kesal akibat mendengar bisikan Farel yang menurutnya sangat menyebalkan.

"Sekali lo ngomong CLBK-CLBK lagi, gue lempar lo kesungai Amazon. Biar sekalian lo dimakan ikan Piranha."

Saat keduanya masih tengah asik berdebat, tiba-tiba Daffin teringat sesuatu.

"Astaga, ini kan waktunya gue nganterin Naya kekampus." Ucap Daffin lirih. Diapun terlihat menepuk keningnya sendiri karena baru mengingat jika hari ini dirinya harus mengantar Naya kekampus.

Setelah itu secepat kilat Daffin langsung melesat menuju tempat dimana mobilnya terparkir. Sementara itu Farel dibuat bingung lantaran kenapa sahabatnya ini tiba-tiba pergi begitu saja dan jika dilihat dari ekspresi bosnya ini seperti sedang melupakan sesuatu yang begitu penting sehingga membuatnya seketika langsung panik begitu mengingatnya.

"Mudah-mudahan dia belum berangkat duluan. Bisa habis gue diomelin mama." Daffin terlihat menggerutu sembari tangannya sibuk menyetir dan pandangannya fokus kejalanan yang tengah dilaluinya.

Daffin sampai dihalaman rumah Naya tepat saat gadis itu hendak akan masuk ke dalam taxi online yang mungkin sudah dipesannya.

"Ayo turun, gue udah disini." Daffin terlihat mengetuk pintu belakang taxi itu agar orang yang saat ini tengah duduk didalamnya mau keluar.

"Kak, aku naik taxi aja. Kasian ini bapaknya udah sampai sini." Naya terlihat enggan untuk keluar.

"Terus kalau lo naik taxi, apa gunanya gue disini?" Daffin terlihat sedikit kesal.

Daffin kemudian terlihat merogoh saku celananya. Iapun kemudian mengambil beberapa lembar uang pecahan seratus ribuan.

"Pak, mohon maaf sebelumnya. Gadis ini biar saya saja yang antar. Sebagai ganti rugi bapak terima uang ini." Daffin terlihat menyerahkan beberapa pecahan uang seratus ribuan pada sopir taxi online itu.

Hal itu tentu saja membuat sang sopir taxi menjadi senang. Bagaimana tidak, dirinya tidak perlu mengantar customernya ke tempat tujuan, tapi dia sudah mendapat upahnya. Malah jika dilihat jumlah yang diberikan oleh Daffin melebihi dari tarif yang semestinya.

Setelah itu Daffin membuka pintu penumpang taxi itu dan langsung menarik tangannya agar turun.

"Kak lepasin, gak usah tarik-tarik. Lagian aku bisa jalan sendiri." Naya yang terlihat kesal langsung menghempaskan tangan Daffin dengan kasar dan langsung masuk kedalam mobilnya.

"Ck....ini semua gara-gara mama, hidup gue berasa ribet banget." Sambil berjalan menuju mobil, lagi-lagi Daffin terlihat menggerutu sendiri.

Hening, hanya itu suasana yang terjadi saat ini. Baik Daffin ataupun Naya, keduanya sama-sama tidak ada yang membuka suara.

Sampai akhirnya ponsel Naya berbunyi, menunjukkan jika ada chat masuk didalamnya.

"Ini kenapa baru ngabarin sih kalau dosennya libur." Naya berkata lirih. Namun sayangnya Daffin masih bisa mendengarnya.

"Kamu libur hari ini?" Tanya Daffin.

"Iya kak, ini aku baru aja dapat kabar. Yasudah kalau begitu aku turun sini aja. Soalnya kalau mau lanjut kekampus, aku gak ada mata kuliah lagi."

"Ya gak bisalah. Kalau kamu pulang sendiri yang ada gue diceramahin mama habis-habisan. Mending kamu ikut kekantor aku aja. Soalnya kalau musti nganterin kamu pulang dulu, pekerjaan gue bisa gak selesai-selesai." Ucap Daffin membuat keputusan sendiri.

"Aku gak mau ikut kakak kekantor. Emangnya aku mau ngapain disana. Kayak gak ada kerjaan lain aja. Mending kakak turunin aku disini. Tenang aja, kakak gak usah khawatir. Aku gak akan bilang sama tante Lina kalau aku pulangnya sendiri." Naya mencoba bernegoisasi dengan mencoba memberi usulan pada Daffin.

"Gak bisa, aku gak yakin kalau kamu bisa dipercaya. Setau aku, kamu sama mama itu kompak banget. Jadi aku yakin entar kamu bakal aduin aku kemama kalau aku udah biarin kamu pulang sendiri." Rupanya Daffin menolak keras usulan dari Naya.

"Kompak gimana sih maksudnya. Gak usah aneh-aneh deh. Lagian tante Lina gak bakalan tau kalau aku udah pulang atau enggak. Emang tante Lina itu bodyguard aku yang mesti tau aku lagi apa, lagi dimana. Pulang pergi sama siapa." Naya mulai terlihat kesal.

Namun Daffin tetaplah Daffin. Sekeras apapun Naya meminta untuk diturunkan, nyatanya Daffin sama sekali tak menggubrisnya. Bahkan saat ini dia malah semakin menambah kecepatan kendaraannya.

"Kak Daffin pelan-pelan napa nyetirnya. Aku masih pengen hidup, aku gak mau ya kalau harus mati muda. Mana belum nikah lagi" Protes Naya

"Cih....sok bilang belum nikah. Emang ada yang mau nikah sama kamu. Cewek cabe-cabean, masih bau kencur udah berani bilang belum nikah." Daffin mengatakan itu sambil mencebikkan bibirnya.

Ni laki kalau ngomong pedes bener. Apa jangan-jangan pas tante Lina hamil ngidamnya pengen ngabisin boncabe sepabrik ya.

Naya hanya bisa membatin tanpa berminat menanggapi omongan Daffin yang terdengar begitu pedas. Bagi Naya hanya akan buang-buang tenaga jika harus meladeni orang modelan Daffin.

Terpopuler

Comments

Rizqitaaa 🍓

Rizqitaaa 🍓

kocak juga pas kata " boncabe sepabrik " 😅😅😅

2024-02-06

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!