Insiden

Seperti biasa, setiap pagi dirinya akan bersiap untuk pergi kekantor. Setelah memastikan dirinya benar-benar siap barulah dia turun untuk sarapan pagi bersama mama dan papanya.

"Kamu sekarang pulang sore gak Fin?" Tiba-tiba mamanya menanyakan hal itu.

"Kayaknya iya mah. Emangnya kenapa?" Tanya Daffin heran.

"Gak ada apa-apa. Cuman nanya aja." Dusta mamanya. Karena sebenarnya sore nanti dia berniat mengajak putranya ini untuk berkunjung kerumah tetangga sebelahnya.

Setelah menyelesaikan sarapannya, Daffin bergegas menuju kantor. Namun saat dirinya baru keluar dari halaman rumahnya, mobilnya hampir saja menabrak peseda motor yang tiba-tiba muncul dihadapannya.

"Aw......." Pengemudi sepeda itu berteriak histeris lantaran dirinya yang merasa kaget.

Beruntung mobil Daffin tidak sampai mengenainya. Hanya saja mungkin karena panik hingga mengakibatkan pengendara sepeda motor itu oleng dan jatuh.

Dengan perasaan sedikit kesal Daffin turun dari mobilnya dan menghampiri pengendara motor itu dengan maksud ingin membantunya.

"Lain kali kalau bawa motor hati-hati. Untung barusan gak sampek saya tabrak."

Meski tangan Daffin tergerak untuk membantu membangunkan motornya yang roboh, namun kalimat yang diucapkan Daffin rupanya memancing emosi sang pengendara motor.

"Apa situ bilang? Perasaan situ deh yang nyebrangnya gak lihat-lihat. Harusnya situ yang mesti hati-hati. Sebelum nyeberang lihat kanan kiri dulu dan pastiin keadaannya benar-benar aman."

Naya, yang tak lain adalah pengendara dari motor yang hampir ditabrak oleh Daffin rupanya terlihat sedang meluapkan kekesalannya. Meski kakinya terasa begitu sakit, dia berusaha sekuat mungkin untuk berdiri guna bisa memaki-maki pria angkuh yang ada dihadapannya sekarang.

"Cantik-cantik kok bar-bar." Ucap Daffin lirih. Namun tentu saja ucapannya ini bisa didengar oleh Naya yang saat itu tengah berdiri tak jauh darinya.

Baru saja Naya hendak membalas ucapan Daffin, tiba-tiba terlihat bu Lina muncul dengan setengah berlari untuk menghampiri keduanya.

"Loh...loh...loh...ini ada apa? Terus kaki kamu kenapa sayang, kenapa dipegangi kayak gitu?" Bu Lina terlihat sedikit panik kala melihat keadaan Naya yang sepertinya sedang menahan sakit.

"Fin...kamu apakan Naya?" Selanjutnya bu Lina menatap tajam kearah putranya.

"Mama apaan sih kok gitu banget ngeliatin akunya. Dia itu cuman jatuh. Lagian siapa suruh bawa motor gak hati-hati." Daffin lagi-lagi menyalahkan Naya atas kejadian ini.

"Loh kok nyalain aku lagi sih. Jelas-jelas tadi situ yang main asal nyebrang aja." Tentu saja Naya juga tak mau disalahkan begitu saja.

"Udah-udah, sekarang kamu harus tanggung jawab Fin. Itu kayaknya kaki Naya keseleo. Cepat kamu gendong dia kedalam."

"Ngapain mesti digendong segala, orang dianya aja udah bisa berdiri." Dengan tegas Daffin menolak perintah mamanya yang menurutnya terlalu berlebihan.

"Tapi kamu liat sendiri kan, dari tadi Naya megangin kakinya terus." Bu Lina terlihat begitu khawatir.

"Gak perlu tan, lagian ini cuman keseleo aja. Dan gak ada luka juga." Naya sekuat mungkin berusaha menahan sakit dikakinya. Gila aja kalau dirinya sampai harus digendong oleh pria menyebalkan ini.

"Tuh kan mah, dia aja bilang gak pa pa. Jadi aku gak perlu tanggung jawab."

Setelah mengatakan itu Daffin langsung menyambar tangan mamanya dan menciumnya. Setelah itu Daffin dengan cepat masuk kedalam mobil dan segera menjalankannya.

"Aku berangkat dulu ya mah. Udah telat soalnya."

Melihat kepergian putranya yang tiba-tiba, tentu membuat bu Lina sedikit tercengang. Namun didetik berikutnya.

"Daffin....." Terdengar suara teriakan dari sang mama. Namun sayang, karena saat bu Lina menyadari, mobil putranya sudah tidak terlihat lagi.

Setelahnya bu Lina memapah Naya kerumahnya. Sementara motor Naya biar diurus oleh tukang kebun dirumahnya.

Sebenarnya bu Lina memaksa Naya agar dirawat dirumahnya saja. Namun tentu saja hal itu ditolak oleh Naya. Mungkin jika rumahnya jauh Naya sedikit berfikir ulang. Lah ini, rumah mereka saja bersebelahan. Hanya ada tembok pagar yang menjadi pemisahnya.

"Loh Nay, kamu kenapa balik lagi." Bu Dania yang tak lain mamanya Naya merasa sedikit kaget. Karena baru beberapa menit lalu putrinya ini berpamitan untuk berangkat kuliah, lah ini kenapa sudah balik kerumahnya. Dan yang membuat bu Dania semakin bingung, Naya kali ini kembali kerumahnya bersama tetangga baiknya dalam keadaan Naya yang dibopong.

" gak kenapa-napa kok bun, cuman Insiden kecil saja." Jawab Naya sembari memposisikan duduknya disofa yang ada diruang tamu.

"Tapi itu kenapa jalannya jadi pincang kayak gitu?" Bu Dania mendekat pada putrinya untuk memastikan keadaan putrinya.

Tak ingin membuat bu Dania semakin khawatir, Bu Lina pun mau tidak mau menceritakan kronologi yang sebenarnya menimpa putrinya ini.

Bu Lina bahkan berkali-kali meminta maaf lantaran hal ini terjadi atas ketidakhati-hatian putranya saat mengemudikan mobil.

"Bu Lina ini kayak sama siapa saja kok minta maafnya sampai segitunya. Lagi pula Naya memang terkadang suka ceroboh kalau bawa motor. Makanya ayahnya sering melarang dia bawa motor itu ya takutnya gini ini. Tapi dia tetep aja ngenyel minta bawa motor terus."

Sungguh bagi Naya hari adalah hari yang buruk baginya. Sudah jatuh, eh ini malah bundanya ikut-ikutan mojokin dirinya sama persis seperti yang dilakukan laki-laki yang hampir menabraknya tadi.

***

Akibat insiden itu, Naya terpaksa harus absen kuliah. Dia menghubungi sahabatnya agar memberi tahu dosen yang mengampu mata kuliah dihari itu perihal kejadian yang membuatnya harus absen dulu.

Sementara bu Lina, wanita itu sepanjang hari selalu menemaninya. Dia beralasan jika tindakannnya ini adalah bentuk dari tanggung jawabnya pada Naya menggantikan putranya yang masih harus kekantor.

Semua kebutuhan Naya mulai dari makan, minum, bahkan kekamar mandi pun semua bu Lina yang membantu. Dan kalau boleh jujur sebenarnya Naya merasa tidak enak hati. Tapi kendati demikian meski dirinya sudah berkali-kali menolak bantuan bu Lina, tetap saja perempuan itu memaksakan dirinya. Hingga mau tidak mau bundanya memberi isyarat pada dirinya agar mengiyakan saja dengan apa yang ingin dilakukan oleh tetangga yang menurut Naya terlampau baik ini.

"Sayang...tante pulang dulu ya. Ini kayaknya udah waktunya Daffin pulang. Tante mau bikin perhitungan sama dia."

Mendengar itu tentu saja Naya berusaha memberi penjelasan agar bu Lina tidak lagi membahas hal ini pada Daffin. Meski sebenarnya Naya masih kesal, tapi dia tidak ingin memperpanjang masalah seperti ini. Menurut Naya akan sangat buang-buang waktu jika sudah berurusan dengan pria berkepala batu itu.

"Udah kamu istirahat saja. Masalah Daffin biar jadi urusan tante." Seolah mengerti dengan ekspresi ketidaknyamanan Naya, bu Lina dengan cepat menjawabnya.

Hingga tak butuh waktu lama, bu Lina sudah tiba dirumahnya. Disana rupanya putranya ini sudah datang sejak tadi. Terlihat dari tampilannya yang sudah berganti pakaian. Dan Daffin juga terlihat tengah duduk santai sembari menikmati secangkir teh.

"Bagus ya, habis bikin anak orang celaka malah sekarang enak-enakan santai disini." Tanpa aba-aba bu Lina langsung menghadiahi putranya dengan menjewer telinganya. Hal ini sontak saja membuat Daffin merasa kaget. Bahkan diapun sampai harus tersedak teh yang tengah diminumnya.

"Mamah apaan sih. Emang aku bikin anak orang hamil sampek harus tanggung jawab segala." Daffin yang kesal hanya menjawab asal kata-kata yang dilontarkan oleh mamanya.

"Hus....kamu kalau ngomong jangan sembarangan. Awas aja kalau kamu sampek berani ngehamilin anak orang." Kini bu Lina yang malah ikutan kesal akibat omongannya sendiri yang mendapat respon menyebalkan dari sang putra.

"Sudah, sekarang kamu diam disini tunggu mama turun dan jangan sampai kemana-mana." Seperti anak kecil yang sedang mendapat peringatan dari ibunya, Daffin benar-benar terlihat duduk manis ditempatnya menunggu sang mama turun kembali.

Terpopuler

Comments

Mukmini Salasiyanti

Mukmini Salasiyanti

😁🤣🤣🤣
Hajar, bu lin....
anggap aj daffin anak org lain

2024-09-07

0

范妮·廉姆

范妮·廉姆

Halo ka jangan lupa folback ya
thank you

2024-07-11

0

Rita Riau

Rita Riau

ini ni mertua idaman. Daffin makin terabaikan 😁😁

2024-02-27

1

lihat semua
Episodes
1 Gagal
2 Kue Pisang
3 Insiden
4 Skenario Dadakan
5 Cabe-cabean
6 CLBK
7 Gara-Gara Mama
8 Tahanan
9 Percaya Diri
10 Hipertensi
11 Ide
12 Mati Kutu
13 Casting
14 Numpang Sarapan
15 Calon Mantu
16 Ilfeel
17 Pacar Kamu?
18 Mama Baru
19 Dilema
20 Dingin
21 Mengalah
22 Rumania
23 Jubir
24 Perang Batin
25 Stres
26 Diluar Ekspektasi
27 Bukan Muhrim
28 Curi Start
29 Bimbang
30 Speechless
31 Rencana Licik
32 Bukti?
33 Sangat Berharap
34 Kelar
35 Sandal Jepit
36 Pamali
37 Greget
38 Pindah Alih
39 Mendadak Bawel
40 Negative Thinking
41 Wanita Saya
42 Sah-Sah Saja
43 Ulah Mama
44 Ngigau
45 Tikus VS Kucing
46 Mendadak Asing
47 Tamu
48 Pelukan Perpisahan
49 Salah Faham
50 Panik
51 Undang-Undang
52 Terserah
53 Bunglon
54 Tebakan
55 Duda Kembang
56 Balik
57 Rumah Sebelah
58 Titip
59 Makan Kamu
60 Appetizer
61 Bye-Bye
62 CCTV
63 Nyonya Bos
64 Bonus?
65 Egois
66 Galau
67 Alasan
68 Terserah Padamu
69 Jangan Sentuh
70 Pamit Dulu
71 Nikah?
72 Pengakuan
73 Usaha
74 Mantan Perawan
75 Hukuman
76 Nyasar
77 Menolak Tua
78 Paket
79 Jaring Paranet
80 Pasca Sebulan
81 Pinguin
82 Gara-gara Paket
83 Kabur
84 Jelmaan Macan Tutul
85 Pekara Panggilan
86 Abang
87 Kecipratan Bonus
88 Salah Faham
89 Tamu
90 Pusing
91 Hamil?
92 Soto Lamongan
93 Sebelas Dua Belas
94 Dobel Misi
95 Cemburu
96 Dasar Bucin
97 Mood Bumil
98 Gosip?
99 Sedih
100 Kesempatan
101 Pengumuman (Promo Novel )
102 Keberuntungan
103 Jangan Pergi
104 Kebalik
105 Gak di Elus, Gak Tidur
106 Lagu Nina Bobok
107 Makin Luber
108 Mirip ART
109 Mala Rindu
110 Ngompol?
111 Boy or Girl?
112 Gantiin Rania
113 Senjata Makan Tuan
114 Ambyar
115 Pending Dulu
116 Menu Komplit
117 Pengumuman
118 I Love You My Neighbor
Episodes

Updated 118 Episodes

1
Gagal
2
Kue Pisang
3
Insiden
4
Skenario Dadakan
5
Cabe-cabean
6
CLBK
7
Gara-Gara Mama
8
Tahanan
9
Percaya Diri
10
Hipertensi
11
Ide
12
Mati Kutu
13
Casting
14
Numpang Sarapan
15
Calon Mantu
16
Ilfeel
17
Pacar Kamu?
18
Mama Baru
19
Dilema
20
Dingin
21
Mengalah
22
Rumania
23
Jubir
24
Perang Batin
25
Stres
26
Diluar Ekspektasi
27
Bukan Muhrim
28
Curi Start
29
Bimbang
30
Speechless
31
Rencana Licik
32
Bukti?
33
Sangat Berharap
34
Kelar
35
Sandal Jepit
36
Pamali
37
Greget
38
Pindah Alih
39
Mendadak Bawel
40
Negative Thinking
41
Wanita Saya
42
Sah-Sah Saja
43
Ulah Mama
44
Ngigau
45
Tikus VS Kucing
46
Mendadak Asing
47
Tamu
48
Pelukan Perpisahan
49
Salah Faham
50
Panik
51
Undang-Undang
52
Terserah
53
Bunglon
54
Tebakan
55
Duda Kembang
56
Balik
57
Rumah Sebelah
58
Titip
59
Makan Kamu
60
Appetizer
61
Bye-Bye
62
CCTV
63
Nyonya Bos
64
Bonus?
65
Egois
66
Galau
67
Alasan
68
Terserah Padamu
69
Jangan Sentuh
70
Pamit Dulu
71
Nikah?
72
Pengakuan
73
Usaha
74
Mantan Perawan
75
Hukuman
76
Nyasar
77
Menolak Tua
78
Paket
79
Jaring Paranet
80
Pasca Sebulan
81
Pinguin
82
Gara-gara Paket
83
Kabur
84
Jelmaan Macan Tutul
85
Pekara Panggilan
86
Abang
87
Kecipratan Bonus
88
Salah Faham
89
Tamu
90
Pusing
91
Hamil?
92
Soto Lamongan
93
Sebelas Dua Belas
94
Dobel Misi
95
Cemburu
96
Dasar Bucin
97
Mood Bumil
98
Gosip?
99
Sedih
100
Kesempatan
101
Pengumuman (Promo Novel )
102
Keberuntungan
103
Jangan Pergi
104
Kebalik
105
Gak di Elus, Gak Tidur
106
Lagu Nina Bobok
107
Makin Luber
108
Mirip ART
109
Mala Rindu
110
Ngompol?
111
Boy or Girl?
112
Gantiin Rania
113
Senjata Makan Tuan
114
Ambyar
115
Pending Dulu
116
Menu Komplit
117
Pengumuman
118
I Love You My Neighbor

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!