Episode #4
Malam telah berganti pagi, matahari kini telah bersinar, menerangi bumi, Para pekerja sudah kembali di sibukkan dengan segala aktifitas mereka masing-masing.
" Sayang, berangkatnya di antar mas Timo ya," ucap Sania kepada putrinya.
" Siap, mama!" jawab Keyla dengan semangat.
" Mo, hati hati di jalan ya?" Sania memberi peringatan.
" Siap, nyonya!" ucap Timo dengan hormat, dia pun langsung membawa Keyla kedalam mobil dan segera mengantarnya menuju ke sekolah, Sania tersenyum, ketika melihat mobil yang meninggalkan rumahnya, namun senyumnya langsung hilang, ketika melihat sosok yang masuk.
Sania menarik nafas panjang, lalu melangkahkan kakinya masuk kedalam rumahnya, sosok itupun mengikutinya.
"Sania, tunggu, kita harus bicara sayang, kau salah paham," ucap sosok itu yang ternyata Beny.
Sania menghentikan langkahnya, lalu tersenyum, dia berbalik menatap Beny dengan senyuman yang tidak pernah Beny lihat selama ini. " Apa yang ingin mas jelaskan, apa mas ingin mengatakan, hubungan mas dengan j@l@ng itu terjadi saat aku keluar negeri? apakah mas ingin mengatakan, kalau mas khilaf, tapi sampai membuatnya Hamil? apakah mas ingin mengatakan, bahwa mas selama ini melakukan kecurangan di perusahaan hanya untuk menyenangkan j@l@ng mu itu? Seharusnya Aku memasukan kalian berdua kepenjara!" ucap Sania dengan dada yang bergemuruh hebat.
" Tidak Nia, Dengarkan mas dulu, mas tahu kau masih mencintai mas, begitu juga mas, Tidak bisakah kita hidup damai bertiga, Aku, kau dan Arumi, Aku sudah menikahinya dengan siri, sayang, dia juga istriku sekarang, dan menjadi tanggung jawabku, jadi, please,.. jangan begini," ucap Beny tanpa tahu malu.
" Ha ha ha ha! Lalu kenapa kalau dia sekarang menjadi istrimu juga, apa aku harus bilang wow gitu? Apa kau pikir, pria di dunia hanya kau saja mas, masih banyak lelaki tampan dan kaya, untuk apa aku bertahan denganmu, yang selalu menjajakan cinta, Aku dan Keyla sudah tidak membutuhkanmu lagi, oh,bta, Masalah kartu ATM, Itu semua milik perusahaan, dan kau sudah menggunakan banyak uang perusahaan, demi j@l@ng mu itu, uang itu sudah kembali pada tempat yang seharusnya!" ucap Sania, tanpa ekspresi.
" Tidakkah kau kasihan dengan Arumi, setidaknya, ingat saat dia mengajarkan Keyla pelajaran," ucap Beny.
Sania tersenyum mendengar ucapan Beny.
" Apakah kau yakin Arumi mengajarkan anak kita pelajaran saja, Aku malah cemas, kalau j@l@ng mu mengajarkan anakku, Bagaimana cara menggoda suami orang!"
" Sania, jaga ucapanmu, Arumi bukan j@l@ng dia wanita baik baik, jangan katakan apapun tentang dirinya!" ucap Beny membela Arumi.
" Kalau begitu, enyahlah kau dari sini, Beny," Suara Sania lembut tetapi penuh penekanan.
" Keluar dari rumahku, dan jangan pernah menginjakkan kaki mu di rumahku lagi!" teriak Sania seraya menunjuk arah pintu.
Seketika Beny sadar dengan tujuannya, kenapa dia membela Arumi saat ini.
" Sayang, maafkan mas, kumohon, jangan usir aku dari sini, Keyla masih butuh sosok ayah, sayang!" Beny memohon seraya memegang kaki Sania,
" Keyla Sudah tidak menginginkan mu lagi, jadi kau tenanglah, setiap hari putriku berjuang sendiri, pergilah, dan jangan datang lagi, surat perceraian kita akan Aku kirimkan ke alamat gundikmu!" ucap Sania, seraya menepiskan tangan Beny yang memegang kakinya, lalu beranjak meninggalkan beny, ke kamarnya.
Ia menarik nafas dalam dalam, berusaha sekuat mungkin untuk tidak menangis.
Diapun merias dirinya, kemudian pergi dengan membawa tas tangannya, karena hari ini, Sania harus ke kantor,
Di lihatnya, sang suami masih di tempat semula, Sania hanya menyeringai, Kemudian dia bergegas menuju kantor, karena ada meeting penting dengan perusahaan lain, sesuai dengan info yang, Rudi, asistennya berikan.
***
Rudi, adalah sosok asisten yang cekatan, dia adalah kepercayaan Sania, karena dialah perusahaan maju, karena sejatinya, Beny Belum banyak tahu tentang bisnis yang dia jalani.
Jika di tanya, kenapa Rudi tidak tahu perselingkuhan Beny dengan Arumi, karena Rudi tidak ikut serta saat Beny keluar, ia sibuk mengurus pekerjaan di kantor yang selalu saja di tinggalkan Beny semena mena.
Sesampainya Sania di kantor, banyak mata karyawan yang melihat tidak percaya, jika bos mereka, telah kembali.
Semenjak Sania menyerahkan perusahaannya pada Beny, Sania tidak pernah lagi menginjakkan kakinya di perusahaan itu, karena dia mempercayai semua urusan perusahaan pada suaminya, dia begitu percaya pada Beny, namun nyatanya, tidak ada yang bisa kita percaya, kecuali diri kita sendiri, bahkan kadang, usaha selalu mengkhianati hasil, seperti usaha Beny, yang ingin menyembunyikan perselingkuhannya, namun, hasilnya, telah mengkhianati nya.
Perselingkuhan itupun tetap di ketahui Sania, dan Sania tidak ingin menunda nunda lagi keputusannya, seperti di film film, dia hanya ingin agar semua ini Cepat berakhir.
" Saya akan memimpin kembali di perusahaan ini, mohon kerjasamanya, dan terima kasih untuk tuan Rudi, karena telah membantu suami saya dalam memajukan perusahaan ini, jika bukan karenanya, mungkin perusahaan ini akan stuk, di tempat atau bahkan bisa turun," ucap Sania memberikan kehormatan pada Rudi.
" Anda terlalu berlebihan Nona, ini adalah tugas saya, sebagai pegawai di perusahaan ini!" ucap Rudi, penuh rasa hormat, semua yang hadir di acara meeting itupun bertepuk tangan, untuk Rudi.
" Nona, ini adalah laporan yang anda minta, kami sudah mengecek ulang dengan laporan yang nona berikan tadi, namun datanya tidak sama, nona," ucap pegawai bagian administrasi.
" Terima kasih, Kau boleh keluar," ucap Sania, seraya duduk di kursi kebesarannya lagi, yang sudah beberapa tahun dia serahkan kepada Beny, tidak ada yang berubah, semuanya masih sama, hanya foto pernikahan mereka sudah tidak ada di atas meja.
Sania tersenyum, kala melihat foto pernikahan itu ada di dalam laci meja kerjanya, dan fakta baru yang Sania temukan adalah, foto Arumi, yang juga berada di dalam laci meja kerjanya itu, diambilnya foto itu, foto dimana Arumi memakai kebaya putih, dan Beny yang memakai jas hitam, sungguh pasangan laknat yang sangat serasi.
" Aku doakan semoga kalian berdua bahagia, Aku akan berusaha agar mas Beny bisa segera mengangkat mu menjadi istri sah nya, bukankah Aku sangat baik, Arumi?" seloroh Sania seraya menyunggingkan bibirnya.
Tiba tiba, pintu ruangannya terbuka dengan keras, di lihatnya, Arumi dengan mata yang memerah, terkejut? Tidak, Sania malah tersenyum ketika melihat siapa yang datang.
****
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 82 Episodes
Comments
Uthie
Bagus, Sania... balas mereka nanti 💪🤨
2023-12-04
0
Zahbid Inonk
wih hileud merang kandel kulit benget tte boga k era ampun 🤦 eksekusi lh Sania tuman ngera kn kaum hawa 🤪
2023-10-19
1