Bab 15

ARA point of view:

🌻🌻🌻

Aku terus berjalan hingga kakiku lumayan capek, se’enggak nya rasa capek bisa mengurangi rasa sakit ini. Aku berhenti di sebelah ruko yang sore ini lumayan sepi dikarenakan cuaca mendung.

Aku duduk di kursi taman depan ruko tersebut. Tiba tiba aku terisak mengingat betapa bodoh nya aku menerima ciuman dari Bisma, lebih bodoh nya lagi aku nggak bisa nolak ciuman itu. Serendah itukah aku?

Tiba tiba hujan turun dengan deras nya, aku mencoba menyatu dengan hujan membiarkan diriku basah. Aku menangis sejadi jadi nya karena di sini juga nggak akan ada orang yang liat aku nangis.

Entah sudah berapa lama aku menangis di taman ini? Akhir nya hujan mulai redah dan hari juga semakin gelap. Aku berjalan pulang sambil menahan dingin.

Sepanjang jalan aku berjalan sambil memegangi lenganku, benar benar dingin. Setidak nya beban di hatiku sudah berkurang setelah menangis begitu lama nya. Sebuah mobil hitam berhenti di sampingku dan membuka kaca depan nya.

“Masuk!” Kata seseorang yang ada di dalam mobil itu.

Aku tidak menghiraukan nya, tetap berjalan meninggalkan nya. Kenapa harus mobil nya yang menghampiriku? Nggak ada mobil cowok lain yang lebih keren apa? Dia mematikan mesin mobil, keluar mobil dan menarik lenganku.

“Apaan sih?” Tanyaku kesal.

“Kamu yang apa apaan? Hujan hujanan gini,” Kata bisma dingin.

“Apa pedulimu?”

Dia tidak menjawab pertanyaanku, hanya menarikku dengan tenaga nya yang kuat dan memasukkanku ke dalam mobilnya.

Aku hanya memandang lurus ke depan tanpa melihat wajahnya. Dia membawa mobilnya tanpa berkata apapun padaku. Berhenti di depan pertokoan, meninggalkanku sendiri di dalam mobil.

“Tunggu di sini sebentar,” Katanya.

Aku hanya diam tidak menjawab perkataan nya. Dia berlari memasuki toko pakaian dan secepat itu dia kembali. Dia memasuki mobil dan melajukan mobilnya lagi.

“Kamu mau bawa aku kemana? Antar aku ke kosanku. Ini sudah jam 7 malem,” Kataku.

Tapi dia hanya diam dan sampailah kita di salah satu tempat yang seperti nya sudah ku kenal. Ya, ini rumah bisma. Dia membuka pintu dan menarikku masuk ke dalam rumah nya.

“Mandi dan ganti bajumu dengan baju ini.” Kata bisma seraya memberiku handuk dan paper bag.

Aku menerima paper bag yang berisi baju itu dan melangkah ke kamar mandi. Setelah nya aku masih mengeringkan rambutku dengan handuk dan melihat bisma yang sedang duduk di kursi depan televisi.

Aku menghampiri nya dan melihat sekeliling kenapa sepi sekali?

“Papa mamamu kemana?” Tanyaku sambil duduk di sebelah nya.

“Mama ikut papa ke Surabaya, ada urusan bisnis. Kenapa?”

“Mas Daffa?”

“Kencanlah sama pacarnya. Ini juga masih jam 7 malem," Sahut bisma.

Aku hanya terdiam nggak bisa ngomong apa apa. Seketika suasana jadi canggung, aku bingung mau ngomong apa. Dan dia juga hanya diam. Al-hasil kita diem dieman.

“Ini tasmu, ceroboh banget ninggal tas sembarangan," Kata bisma membuyarkan pikiranku yang masih bingung mau ngomong apa.

“Jadi tadi ketinggalan di depan kampus waktu kita lagi minum cappuccino?”

“Iya lah, dasar ceroboh! Kenapa kamu beri tau jadwal jujitsu’ ku pada citra?” Kata bisma.

“Bukan aku yang ngasih tau, emang nya aku hafal jadwalmu? Temen temenku tadi yang ngasih tau, secara kan mereka dulu ngfans sama kamu. Jadi taulah jadwalmu, kalo aku mana tau," Jawabku.

“Kamu dulu nggak ngfans juga sama aku?”

“Enggak!” Jawabku jutek.

“Kenapa tadi tiba tiba kabur? cemburu?”Tanya bisma.

“Apa aku ciuman pertamamu?”

“Nggak nyambung banget sih, aku Tanya apa jawabnya ciuman. Kamu bener bener nggak bisa ngelupain ciumanku?”

“Bisma….” Jawabku sambil menarik nafas dan menghembuskan nya dengan kesal.

“Sudah ku bilang panggil aku sayang,"

“Jawab dulu pertanyaanku!” Kataku semakin kesal.

“Kamu bener bener cemburu sama citra?”Tanya nya.

“Nggak gitu.”

“Uda, ayo ikut aku nyari makan di luar,”Kata bisma.

“Makan di sini kan bisa,”

“Di sini sepi tinggal kita berdua, apa kamu benar benar ingin ciuman di sini?” Tanya bisma.

“Enggak! Kita makan di luar saja,” Sahutku sambil menariknya keluar rumah.

Kita berhenti di salah satu tempat makan yang menurutku suasana nya nyaman sekali. Kita memesan makanan dan aku menyantap nya seperti orang kelaparan.

bisma tertawa melihatku makan segitu banyaknya. Masa bodoh, dia yang membuatku berpikir keras tentang dia. Kenapa aku harus jaga image di depannya?

Dia juga yang membuatku kehujanan, berarti dia juga yang membuatku lapar. Dasar cowok gila! Setelah makan, bisma membayar semua makanan dan kita keluar dari rumah makan tersebut.

“Bisma,” Sapa riska yang sedang berjalan dengan dimas.

“Ini serba kebetulan ya, sayang," Kataku memegang tangan bisma manja dan bersandar di bahunya.

“Bisma, putusin dia. Aku akan kembali padamu," Kata Riska.

“Kamu yang putusin dia!” kata bisma melihat ke arah dimas dingin.

“Iya, aku akan putusin dimas di depan matamu. Dimas, kita putus sekarang. Ternyata aku hanya ingin bisma” Kata riska sambil melepas tangan dimas.

Dimas tak percaya dirinya akan dicampakkan begitu saja.

“Apa apaan kamu sayank?” Dimas memegang tangan riska tapi disingkirkan oleh riska begitu saja.

“Aku sudah mutusin dimas, bisakah kita kembali?” Mohon Riska.

“Aku hanya bilang putuskan dia, bukan bilang aku akan kembali padamu," Kata bisma tersenyum.

“bisma, kamu keterlaluan,” Kata Riska geram.

“Kamu nggak denger kata terakhir pacarku waktu itu? dia ini yang terakhir untukku, makanya aku berani mencium nya. Karena aku yakin dia yang terakhir,” Kata bisma sambil mencium bibirku sebentar dan melepaskan nya dengan lembut.

Kemudian dia menggandeng tanganku menuju parkiran dan masuk ke dalam mobil nya.

“Sudah ku bilang jangan se’enaknya menciumku di depan umum,” Kataku kesal.

“Apa itu tadi ciuman?”

“Trus apa kalo bukan ciuman?”

“Aku nggak bisa merasakan nya,itu terlalu singkat. Jadi itu bukan ciuman,”Jawab bisma dengan senyum nya yang menawan.

“Jangan menciumku tanpa ijin sekali lagi!” Kataku memperingati.

“Baiklah aku akan ijin terlebih dahulu. Bolehkah aku mencium mu sekarang?”

“Apa apaan kamu ini?”Kataku geram.

Dan dia mulai mendekatkan bibirnya ke arahku. Ku benturkan dengan keras keningku ke kening nya.

“Aww…. Kamu yang apa apa’an? Hah? Sakit tau!” Katanya ngomel kesakitan.

“Dasar kau ini, begitu saja sakit. Katanya ikut jujitsu’, tapi kamu tidak bisa melawanku. Mana yang sakit?” Tanyaku sambil memperhatikan kening nya dan memeriksa mana yang sakit.

Dengan cepat dia meraih leherku dan ******* bibirku dengan semangat. Seperti biasa rasanya bertambah manis setiap hari. Ya tuhan dosakah aku?

Persetan dengan dosa, aku tau ini dosa. Tapi aku malah membalas ciuman nya, ya dia benar ‘semakin pintar berciuman saja aku ini’.

Aku mengutuki diriku sendiri yang sekali lagi terjebak dalam ciuman nya. Semakin lama kami terlena dalam ciuman yang kadar manis nya semakin bertambah setiap hari.

Aku seperti candu menginginkan nya tapi pikiran warasku menolak nya. Dia mencecap bibirku sampai aku kesulitan mengatur nafasku.

“Mas… mas… jadi mundur nggak mobilnya? Ada mobil lain yang mau parkir nih," Kata tukang parkir mengetuk kaca mobil kami.

Aku dan bisma menghentikan ciuman ini. Betapa merahnya pipiku karena malu.dasar tukang parkir sialan, malu tau!

bismaa hanya memberikan isyarat pertanda mengiyakan. Akhirnya kita bisa lolos dari tukang parkir itu.

jangan lupa like, comment and vote 🌻🌻🌻

selamat membaca 😊😊😊

Terpopuler

Comments

kavena ayunda

kavena ayunda

karakternya murahan jijik q

2023-06-07

0

Riska Wulandari

Riska Wulandari

Bisma ini g bisa ngomong manis tapi juga g bisa nolak kalo d pegang2 cewek makanya bikin salah paham..kesel..

2021-12-22

0

silviaanugrah

silviaanugrah

hai thor, aku datang bawa 15like.
smngt up & smg ceritanya sukses ya, aku tunggu feedback-nya 😉✨

2021-02-24

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!