The Savior of Akashic : Chapter 17 - Amukan dari Perairan

(Third Person's POV)

[Benteng Goryōkaku, Hakodate, 02:57 P.M]

Sakuya saat ini sedang menyelidiki Benteng Goryōkaku untuk mendapatkan informasi mengenai situasi di benteng itu. Ia sedang memperhatikan seberapa bagusnya infrastruktur bangunan yang menyerupai bintang.

Si rubah putih itu mengobservasi tiap komponen dan objek yang ada di tempat itu.

"Kondisinya tidak begitu buruk, tetapi aliran sihir yang ada di tempat ini cukup terasa."

Sakuya dapat merasakan aliran sihir yang menyebar di sekitar daerah ini. Aliran sihir itu memberikan aura negatif yang sedang tertahan oleh beberapa porsi aura positif.

Ia kemudian mencoba bertanya kepada beberapa penduduk yang tinggal di sekitar itu.

~

(2 jam kemudian)

Setelah mewawancarai satu per satu penduduk di Benteng Goryōkaku, Sakuya mendapatkan beberapa informasi bahwa di daerah ini memang benar telah terkena dampak dari Badai Belut ini yang mempengaruhi aktivitas penduduk di sekitarnya.

Ia pun juga mendapatkan informasi bahwa sebelumnya benteng ini digunakan untuk menahan beberapa serangan dari sekumpulan monster belut yang datang dari Laut Okhotsk. Belut-belut itu menyebabkan perubahan dari suhu udara dan kondisi topografi pada beberapa bagian yang berada di luar benteng tersebut.

Sakuya mencoba memperhatikan kondisi benteng dari menara di benteng itu, dimana Ia dapat melihat lebih jelas mengenai struktur tanah yang agak berbeda bila dibandingkan dengan tempat-tempat yang Ia kunjungi di Pulau Honshū.

"Aku akan mencoba untuk membaca aliran sihir di wilayah ini."

Sakuya menutup matanya dan mengeluarkan tongkat gohei-nya untuk menyerap aliran sihir itu dan menganalisis-nya. Ia melakukannya demi memastikan segi keamanan wilayah ini dari energi yang ada.

Ia memusatkan pikirannya pada titik fokus untuk menyerap dan merasakan aliran sihirnya lebih lanjut.

"Teknik Pemusatan Sihir Inari Okami."

Sambil menyerap aliran sihir yang ada disekitarnya, Ia mencoba untuk menganalisis lebih lanjut mengenai aliran sihir negatif dan positif itu lebih mendetail.

Tongkat gohei-nya merespon energi aliran sihir tersebut dimana Sakuya memusatkannya di depan-nya.

"Wahai Sang Roh Leluhur Inari yang Agung, pandulah jiwa-ku ke jalan yang benar...."

"Izinkanlah aku untuk menangkap aliran sihir ini dan mengetahui sifat sejati dari aura sihir ini...."

Sambil mengucapkan mantra khusus untuk mengekstraksi sihir itu dan merasakan auranya, Ia pun mendapatkan gambaran mengenai skala aura sihir di wilayah ini.

"Ah... aura ini...."

"Seperti kegelapan yang berakar di lautan dalam....."

Sakuya terlihat agak terkejut ketika mengetahui bahwa asal aliran sihir yang ada di sekitar Benteng Goryōkaku ini merupakan sihir yang berasal dari perairan dalam.

Wajahnya tampak sedikit cemas apabila ke depannya terjadi sesuatu yang tidak mengenakkan bagi anggota tim-nya. Bahasa tubuhnya mengisyaratkan firasat buruk yang Ia rasakan.

Tak lama kemudian, tiba-tiba Tama sudah muncul disampingnya.

"Kau sepertinya dapat mengetahui keberadaan makhluk itu."

Sakuya pun tersentak sembari tersadar dari renungannya dan melihat ke arah pria bertelinga rubah dengan rambut jingga panjang itu.

"Sakuragi-san, kau sudah kemari...."

Ia melihat ke arah Tama yang masih memasang wajah tenangnya yang hampir tidak dapat menunjukkan raut wajahnya selain tatapannya yang tampak tak dapat tergoyangkan oleh kondisi sekitarnya.

"Bagaimana dengan informasi yang kau dapatkan?"

Sakuya mencoba untuk bertanya pada Tama.

"Semua informasi itu memiliki hubungan dengan makhluk laut yang saat ini dihadapi oleh penduduk di pulau ini."

Mendengar pernyataan Tama, Sakuya terkejut dikarenakan Ia juga mendapatkan informasi yang sama.

"Jadi belut yang dikatakan oleh beberapa masyarakat di sini memang sumber dari permasalahan yang dihadapi?"

Tama mengangguk dan menjelaskannya lebih lanjut.

"Badai Belut yang terjadi secara periodik ini sudah terjadi sejak lama. Semua itu terbukti dari kondisi dekat Tree of Kugihara yang ada di Kyumarumaru Sogen. Padang rumput yang ada di sana terlihat tidak segar."

"Ditambah lagi penyebaran energi cahaya dari pohon itu tidak merata dikarenakan energi negatif dari efek samping Badai Belut itu sendiri."

Setelah Tama menjelaskan lebih lanjut, Sakuya mulai berasumsi bahwa selama ini pusat dari Badai Belut itu sendiri tidak lain adalah makhluk laut yang dirujuk dari penduduk yang ada di kota ini.

Ia memegang dagunya dan berpikir.

"Apakah itu berarti.... informasi yang kita dapatkan ini adalah Catastrophe yang disebabkan oleh monster laut itu?"

Tama mengangguk lagi sebagai tanda 'iya'.

"Besar peluangnya bahwa monster laut itu yang menjadi penyebab utama terjadinya Badai Belut di pulau ini."

Sakuya pun mengambil alat komunikasinya untuk memberitahukan informasi itu pada Yukari.

"Aku akan menghubungi Sakurajima-san perihal ini."

Ia sembari menunggu Yukari mengangkat teleponnya, beberapa detik kemudian Ia mendengar suara Yukari yang merespon panggilannya.

"Halo Shiroyanagi-san, kau sudah mendapatkan intel-nya?"

Yukari merespon dari telepon itu dengan nada yang tegas.

"Aku dan Sakuragi-san mendapatkan informasi bahwa adanya hubungan fenomena Catastrophe ini dengan monster lautan. Kami juga mendeteksi bahwa energi negatif disini saling bertabrakan dengan energi positif."

"Selain itu beberapa warga yang ada di Benteng Goryōkaku juga menyatakan bahwa benteng ini sebelumnya pernah digunakan untuk menghadang serangan belut yang datang dari lautan."

Sakuya menyampaikan informasi yang Ia dapatkan bersama dengan Tama.

"Jadi monster itu memang benar-benar sumber masalahnya ya...."

Yukari dapat terdengar sedang bergumam setelah mendengar informasi itu.

"Eh? Apakah Sakurajima-san tau mengenai monster laut itu?"

Sakuya terlihat penasaran dengan apa yang digumamkan Yukari.

"Biar aku beritahu kalian. Monster laut yang menjadi penyebab Badai Belut ini adalah Umihirogaru, si Raja Belut dari lautan perbatasan Jepang dan Rusia. Ia telah banyak menenggelamkan beberapa pulau di Samudra Pasifik."

Hal itu sontak membuat Sakuya terkaget dengan pernyataan Yukari tentang makhluk laut yang bernama Umihirogaru ini.

"R-Raja Belut yang menenggelamkan banyak pulau!?"

Wajahnya terlihat sedikit pucat bercampur dengan rasa tegang mendengar informasi itu.

"Benar. Saat ini Umihirogaru sedang tersegel di Laut Okhotsk. Tetapi efek dari kekuatan sihirnya tetap menyebar di pulau ini dalam fenomena Badai Belut. Oleh karena itu kita tidak bisa membiarkan hal ini lebih lama dan segera bergerak."

Sahut Yukari dengan tegas menyampaikan perkataannya. Sakuya pun mengangguk.

"Baik."

"Apa tidak ada informasi lain lagi?"

Yukari menanyakan informasi itu lagi dimana Sakuya meresponnya.

"Kurang lebih hanya itu saja yang kami dapatkan, Sakurajima-san."

Setelah itu Yukari berbicara lagi.

"Baiklah, kalian segera ke perbatasan selatan Hakodate. Kita akan berkumpul di sini."

Perintah Yukari dari alat komunikasi itu.

"Baik!"

Setelah Sakuya merespon sambil mengangguk, Yukari berbicara sebelum menutup teleponnya.

"Aku akan tunggu kalian."

Komunikasi itu pun ditutup oleh Yukari. Sakuya dan Tama segera bersiap-siap untuk pergi ke tempat yang disepakati.

"Ayo."

Ajak Tama dengan wajah yang datar, tetapi mengeraskan nadanya pada Sakuya.

Sakuya mengangguk dan mereka pun pergi bersama-sama.

...----------------...

(40 menit kemudian)

Selama di tengah perjalanan, Sakuya dan Tama mencoba untuk saling berbincang dimana Sakuya lah yang memulai percakapan itu.

"Sakuragi-san, boleh kah kita sambil berbicara?"

Sakuya menengok Tama sambil sedikit gugup.

"Silakan saja."

Tama menjawabnya dengan singkat dan wajah datar seperti biasa.

"Aku penasaran... Kau sepertinya orang yang tidak banyak bicara. Dari sesi perkenalan antar anggota tim tadi siang, kau hanya terdiam dengan Umihara-san saja."

Tama terlihat tidak banyak berekspresi dan terdiam sambil berjalan. Hal itu membuat Sakuya lebih gugup dari sebelumnya.

"M-Maaf kalau pertanyaanku ini terkesan sepele atau mengusikmu! Aku... tidak akan menanyaka-"

Sebelum Ia menyelesaikan kata-katanya, Tama langsung membuka mulutnya untuk berbicara.

"Tidak apa-apa."

Dia menjawabnya dengan nada yang singkat dan padat bersamaan dengan raut wajah tenangnya. Sakuya terlihat sedikit terkejut dengan responnya. Ia berpikir bahwa Tama akan terusik dengan pertanyaannya.

"Aku sudah terbiasa dengan kondisi seperti ini."

Sakuya menatap Tama dengan mata rubahnya terhadap pria dengan rambut jingga panjang dengan telinga rubah itu.

"Eh? Sudah terbiasa?"

Ia mengangkat sedikit alis matanya seraya penasaran dengan sikap Tama selama di Divisi Penyelidikan.

"Sejak dulu aku selalu mengurangi pembicaraan dikarenakan hal semacam itu hanya menguras banyak energiku. Aku selalu fokus dengan apapun pekerjaan yang aku terima tanpa basa-basi."

"Oleh karena itu Tuan Kiryuu menyarankan aku untuk masuk Divisi Penyelidikan. Dikarenakan kemampuanku adalah merasuki tubuh makhluk lain untuk memperoleh informasi atau rahasia yang mungkin disembunyikan. Itulah kemampuanku sebagai bagian dari ras Osaki."

Sakuya tampak kaget dengan pernyataan dari Tama mengenai kemampuannya. Ia tak menyangka bahwa kemampuan dari ras Tama berbeda dengan rasnya sebagai Inari Ōkami.

"Begitu ya.... Kemampuanmu ternyata berbeda dengan ras-ku. Inari Ōkami adalah ras yang lebih memfokuskan pada penguasaan teknik ritual dan pelindung dari kekuatan negatif."

"Sejak kecil aku sudah belajar untuk mempraktekkan Sihir Ritual Inari yang diajarkan oleh ibuku. Aku juga belajar tata krama dan mengendalikan pikiranku agar sihirnya dapat efektif dan membantuku."

Sakuya memberitahu dan menanggapi bagaimana kekuatan dari ras-nya dan ras Tama berbeda.

"Aku pikir kita para 'Kitsune' memiliki metode yang berbeda-beda dalam memanipulasi kekuatan kita."

Sahut Tama sambil memperlambat sedikit langkahnya sebelum melanjutkan perkataannya.

"Kita dapat mendeteksi aura positif dan negatif dari berbagai individu atau komponen yang mempengaruhi suatu tempat. Bagaimana energi dari tiap makhluk itu dikuasai oleh jenis energi yang berbeda-beda. Dalam kepercayaan Tionghoa lebih dikenal dengan sebutan 'Yin dan Yang' gampangnya."

"Pada misi kali ini kita dapat mendeteksi seberapa kuatnya energi positif dari penduduk di pulau ini. Aku bisa merasakan rasio energi positif dalam tubuh mereka lebih besar dibandingkan dengan energi negatif-nya. Oleh karena itu aku bisa menarik kesimpulan kalau penduduk di sini masih tidak tercemar oleh energi jahat."

Sakuya antusias mendengarkan penjelasan Tama mengenai kekuatan mereka sebagai kelompok Kitsune. Ia mengetahui bahwa para Kitsune seperti mereka memiliki ciri kekuatan khusus yang dapat mendeteksi energi Yin dan Yang itu.

Meskipun mereka bukan klan kuno seperti Klan Hayashibara, Klan Sakuragi dan Klan Shiroyanagi memiliki pengaruh di Jepang sebagai golongan Kitsune. Mereka dikenal sebagai 'Para Pengawas Energi Makhluk Hidup' yang membedakannya dari golongan lain.

Para Kitsune sudah memiliki banyak peranan di dunia ini. Beberapa dari mereka juga memiliki afiliasi dengan salah satu dari Faksi yang bersaing seperti Astraea Conviction. Sakuya dan Tama merupakan salah satu bagian dari Catasthrophe Hunter yang memiliki afiliasi dengan Faksi Astraea Conviction.

"Dan bagaimana energi negatif dari Umihirogaru itu dapat membedakan seperti apa energi yang mewakili manusia itu berdasarkan dampaknya di lingkungan ini. Apabila ada percikan energi negatif pada manusia, dapat dipastikan bahwa ada sesuatu yang mencemarinya. Sehingga kita bisa tau apakah mereka adalah bahaya atau tidaknya adalah dengan mendeteksi energi mereka. Itulah tugas kita sebagai bagian dari golongan Kitsune di dunia ini."

Mendengar penjelasan dari Tama mengenai peranan ras mereka dalam wilayah ini benar-benar membuat Sakuya terpukau dengan pemahamannya.

"Aku terkejut kau bisa mengetahui bagaimana golongan kita berperan dalam wilayah ini. Tidak hanya menyetujuimu, tetapi aku juga mulai menyadari betapa pentingnya peranan kita meskipun dengan metode dan dari ras yang berbeda."

"Selain itu kau ternyata lebih banyak tahu bila dibandingkan dengan sifat pendiammu, Sakuragi-san."

Sakuya melihat ke arah Tama dengan menunjukkan rasa kagumnya sambil tersenyum. Tama membalas tatapan si rubah wanita humanoid itu dengan perasaan sedikit terkejut. Ia tak menyangka bahwa Sakuya cukup memperhatikan bagaimana sikapnya di depan wanita rubah putih ini.

"Kau juga terlihat lebih sopan bila dibandingkan anggota Catasthrophe Hunter yang aku jumpai. Jujur saja baru pertama kalinya aku bisa berbicara dengan nyaman tanpa harus banyak diam."

Tama memuji balik Sakuya dimana senyuman kecilnya muncul dari wajahnya yang tenang itu.

"Sepertinya ras Inari Ōkami benar-benar belajar mengenai tata krama terhadap orang lain. Karena dari awal pertemuan di Seikan tadi aku melihat kau paling formal bila dibandingkan dengan yang lain. Kau pun terlihat sangat antusias untuk menjalankan misi ini."

Sakuya tersanjung di dalam hatinya sambil tersipu malu dimana baru pertama kalinya ada yang memuji bagaimana dedikasinya untuk bekerja.

"A-Aku belum pernah dipuji seperti ini.... jujur saja aku menjalankan itu semua karena tradisi keluargaku. Jadi aku merasa harus berkontribusi di Jepang dikarenakan bagaimana Perang Faksi ini membawa banyak dampak buruk bagi masyarakat, baik manusia biasa maupun non manusia."

"Aku bergabung di Catasthrophe Hunter karena aku ingin membantu masyarakat menghadapi dampak negatif dari Catasthrophe. Selain itu aku tak ingin melihat orang-orang kesakitan dan tersiksa oleh energi negatif yang akan mendatangi mereka. Oleh karena itulah Tuan Kiryuu yang menjadi kepala organisasi ini menyaranku untuk bergabung di Divisi Keamanan."

Sakuya menjelaskan tentang dirinya sekaligus alasan mengapa Ia bergabung ke Catasthrophe Hunter.

"Jadi kau bergabung karena simpatimu pada masyarakat ya?"

Tama mencoba menebak sambil menjaga ekspresi datarnya seperti biasa.

"Iya, kau dapat mengatakannya seperti itu.... aku berdedikasi dan menjalankan tradisi keluargaku demi memberikan pengaruh yang berarti di masyarakat. Sehingga aku juga merasa bahwa aku harus menerapkan apa yang keluargaku ajarkan demi membantu sebagaimana peranan ras kami."

Mendengarnya, Tama menjadi kagum dengan pandangan Sakuya mengenai ras-nya di Jepang. Tama cukup observan dengan apa yang Sakuya sampaikan tentang bagaimana Ia ingin melanjutkan peranan ras-nya.

Ia bisa menangkap maksud dari memberikan pengaruh yang berarti sebagai golongan Kitsune.

"Sepertinya kita memiliki motif yang mirip dalam bergabung ke Catasthrophe Hunter."

Tama mengatakannya dengan nada yang datar, namun masih memiliki isyarat bahwa Ia menyampaikan kemiripan alasannya bergabung di organisasi tersebut dengan Sakuya.

"Eh? Apa maksudmu, Sakuragi-san?"

Sakuya masih menjaga nada-nya yang terkejut dan sopan. Tama kemudian membicarakan alasannya.

"Aku bergabung dengan organisasi ini demi melakukan sesuatu yang berarti bagiku. Aku tidak begitu memikirkan apapun yang tidak penting di dunia ini. Aku merasa bahwa apapun konfliknya pasti ada sebabnya. Terlalu banyak ikut campur terhadap sesuatu yang tidak ada habis-habisnya hanya menguras pikiranmu."

"Aku tak ingin hidupku kehilangan artinya karena seberapa mengurasnya hal-hal semacam itu untuk diurusi. Oleh karena itulah aku hanya ingin melakukan hal-hal yang aku mampu daripada ikut campur dalam urusan yang bukan hakku. Oleh karena itu aku bekerja di sini agar setidaknya hidupku sebagai ras Osaki berarti selain hanya merasuki makhluk hidup untuk memperoleh informasi."

Sakuya akhirnya paham mengapa Tama selama ini selalu diam, bila dibandingkan dengan bagaimana anggota squad lainnya pada awal pertemuan tadi. Ia dapat merasakan kemiripan alasannya dengan dirinya.

Ia tersenyum kecil setelah Tama menjelaskan alasannya lebih lanjut.

"Kau benar. Kita semestinya melakukan apa yang kita bisa dan apa yang sudah kita pelajari. Oleh karena itulah aku menggunakan tradisi keluargaku sebagai satu-satunya alasan yang mendorongku untuk bekerja demi Catasthrophe Hunter."

"Aku selalu sulit untuk memikirkan diriku sendiri apabila diluar dari tradisi keluargaku. Aku tak berpikir untuk mengurusi hal-hal yang diluar tugasku selain mengurusi Catasthrophe dan melakukan penyelidikan. Oleh karena itu, aku juga mengagumi Kageyama-san yang memimpin divisiku."

Tama yang mendengarkannya bertanya kepada Sakuya mengenai pemimpin divisinya.

"Bagaimanakah divisimu berjalan?"

Sakuya lalu menjawab dengan nada sopan sambil menjaga senyuman lembutnya.

"Divisiku berjalan dengan baik-baik saja. Anggota squad-ku memiliki perawakan yang berbeda, meski yang paling mencolok sih Kishimiya-san. Nekomata-san biasanya akan menunjukkan sikap narsisnya demi mencitrakan dirinya agar memikat orang-orang yang ingin Ia lindungi untuk tertarik dengan dirinya. Disisi lain Kishimiya-san selalu optimis dan terlihat ceria di saat manapun agar situasinya tidak menjadi tegang. Bahkan Nekomata-san kadang menegurnya karena sikapnya."

"Lalu untuk Kageyama-san yang menjadi pemimpin squad kami, dialah yang paling menunjukkan dedikasi dan sikap profesional dalam mengerjakan tugas penyelidikannya. Dia akan fokus dan bertanggung jawab demi berkontribusi di Catasthrophe Hunter. Ia seperti mengerjakan apapun tugas dan misi dengan sikap yang semestinya dimiliki oleh anggota lainnya."

"Oleh karena itulah aku sangat mengagumi Kageyama-san atas kerja kerasnya dan membawa kinerja squad kami dalam menjalankan keamanan di suatu daerah. Ia merupakan salah satu anggota Catasthrophe Hunter yang paling dihormati selain Hayashibara-san."

Tama memahami bagaimana kinerja Divisi Keamanan setelah Sakuya memberitahunya. Ia mulai menganggap bahwa Sakuya cukup observan apabila memberitahu soal kinerja orang-orang yang Ia perhatikan.

"Kau juga cukup observan ya soal orang lain, Shiroyanagi."

Dibalik wajah datarnya itu Ia terpukau dengan Sakuya.

"Ah tidak, aku hanya memberitahu apa yang aku tahu."

Sakuya mencoba merendahkan hatinya sambil tertawa kecil.

"Bagaimana dengan divisimu, Sakuragi-san?"

Kali ini Sakuya yang bertanya, ingin mengetahui soal Divisi Penyelidikan Tama. Tama terdiam sejenak memikirkannya lalu menjawabnya dengan nada datar.

"Divisiku sama seperti divisi penyelidikan lainnya. Dalam menyelidiki sesuatu kami biasanya langsung membahas hal-hal penting sesuai dengan tugas divisi kami. Pemimpin divisiku juga tidak begitu banyak bicara disamping nada-nya yang elegan, begitu juga dengan Umihara."

"Oleh karena itulah kami jarang berinteraksi apabila bukan kepentingan dari divisi kami. Nona Miraculosum lah yang biasanya menjadi juru bicara untuk mewakili divisi kami ketika berbicara dengan klien. Sementara itu kami hanya berbicara terhadap pihak yang menjadi narasumber informasi kami."

Kali ini Sakuya mulai paham mengapa anggota divisi dari Tama terlihat tidak banyak berinteraksi.

"Pantas saja kalian terlihat tidak banyak bicara di awal pertemuan...."

Sakuya yang sambil bergumam kemudian direspon oleh Tama yang masih menjaga ekspresi datarnya sembari mereka berjalan menuju destinasi yang diminta oleh Yukari.

"Begitulah."

Tama pun kemudian berkata lagi.

"Kita harus mempercepat langkah kita agar Sakurajima-san tidak menunggu lama."

Sakuya yang tersadar bahwa Yukari saat ini menunggu mereka pun mengangguk.

"Kau benar. Kita tak bisa membuat Sakurajima-san menunggu lama. Kita harus bergerak dalam misi ini!"

Sahutnya dengan nada tegas. Mereka berdua pun kembali mempercepat langkah mereka menuju destinasi, setelah menceritakan tentang diri mereka satu sama lain. Dalam misi kerja sama ini pun membuat mereka dapat saling mengerti dan membangun hubungan satu sama lain.

...----------------...

[Kota Kushiro, Hokkaido, 05:37 P.M]

Di sisi lain setelah penelitian berjam-jam, Chizuru, Himeji, dan Hiyoko tengah membagi tugas mereka dalam menyelidiki jejak-jejak aliran sihir dari efek samping Badai Belut ini.

"Fyuuh! Tempat ini ternyata tidak sesegar dari kelihatannya ya."

Hiyoko menunjukkan semangatnya sekalipun keringat bercucuran dari tubuhnya yang kelelahan itu.

"Di sini kita sudah menyelidiki bagaimana pancuran air dari Fountain of Kushiro mempengaruhi daerah di sini."

Chizuru menanggapi Hiyoko sambil menggunakan sihirnya untuk mencoba mempurifikasinya.

"Aku sedang menguji sihir dari Grimoir yang aku pelajari sebelumnya, meskipun aku tidak tahu ini akan bekerja atau tidaknya. Karena wilayah ini seperti dipengaruhi oleh kekuatan sihir yang tidak bagus."

Ia melanjutkan penyebaran sihirnya yang Ia rapal sebelumnya. Beberapa tanaman yang terlihat agak kusam itu menjadi segar, tetapi untuk beberapa tanaman sebelumnya yang sudah dipurifikasi oleh Chizuru kembali kusam setelah beberapa jam.

"Ah... semuanya jadi kusam lagi setelah asri."

Hiyoko dengan energi yang sama memandang dan menyentuh tanaman yang kembali kusam. Wajahnya menunjukkan raut keheranan.

Chizuru hanya bisa menghembuskan nafasnya setelah mencoba sihir itu.

"Ternyata sudah dipurifikasi pun, keasriannya tidak bertahan lama..."

Wajahnya sedikit kecewa melihat hasil dari percobaannya.

"Efek dari energi sihir Badai Belut ini lebih besar dari yang aku duga..."

Chizuru lalu melihat ke Hiyoko dan berbicara padanya.

"Kishimiya-san, apakah kau sudah meneliti pertanian dan kondisi hewan-hewan biasa yang ada di sini kan?"

Hiyoko lalu menengok ke arahnya.

"Oh, untuk hewannya masih baik-baik saja. Tetapi untuk pertaniannya...."

Ia berpikir sejenak sebelum melanjutkannya.

"Aku sempat mencicipi buah dan beberapa sayur yang dibudidayakan. Rasanya segar, tetapi masih ada asamnya yang terasa tidak enak di lidahku..."

Si gadis berambut kuning terang itu mencoba mendeskripsikan bagaimana buah dan sayur yang dibudidayakan. Chizuru tampak terkejut dan segera menanyakannya lagi.

"Apakah para petani di sana mengizinkanmu untuk memakannya?"

Si pria berambut hitam pendek berkacamata itu sedikit khawatir dan memiliki firasat buruk. Hiyoko lalu menganggukkan kepalanya.

"Iya, mereka mengizinkanku untuk mencicipinya setelah mengatakan bahwa aku bagian dari Catasthrophe Hunter. Karena alasannya untuk penelitian, jadi aku bisa memakan beberapa biji dari masing-masing jenis buah atau sayur yang dibudidayakan."

Dengan muka asrinya tanpa terbawa oleh kegelisahan Chizuru Ia menjawabnya sesuai apa yang Ia sudah lakukan. Chizuru pun bisa bernapas dengan lega bahwa Hiyoko diizinkan untuk menyentuh hasil pertanian itu.

"Sekarang kita tinggal pergi ke Danau Akan tempat Umihara mengamati biota dan Fountain of Kushiro di sana."

Chizuru sambil mengajak Hiyoko untuk pergi ke sana dengan nada yang sedikit tegas. Hiyoko kemudian mengangguk.

"Baik! Kalo begitu aku panggil Hina dulu!"

Hiyoko kemudian memanggil hewan kendaraannya bernama Hina yang berbentuk Ayam Hutan Raksasa.

"Ayo naik!"

Ajaknya dengan ekspresi ceria kepada Chizuru yang langsung menaikinya. Mereka berdua pun pergi ke Danau Akan untuk menemui Himeji.

~

(1 jam kemudian)

[Fountain of Kushiro, Danau Akan, 06:37 P.M]

Chizuru dan Hiyoko telah sampai di lokasi yang dimana pemandangan danau tersebut sudah terlihat agak gelap dalam suasana senja. Langit malam siap menyelimuti tempat dimana matahari mulai menenggelamkan sinarnya yang masih terpantul di danau itu.

Mereka berdua turun dari Hina yang kemudian menghilang setelah terbang ke udara untuk kembali ke dimensi astral.

Sesampainya di tempat itu mereka melihat Fountain of Kushiro yang masih memancurkan energi partikel sihirnya di sekitar danau itu yang menyebar ke udara.

Danau Akan itu sedikit bercahaya berkat Fountain of Kushiro yang dibangun ditengah-tengah danau itu. Terdapat banyak *Marimo dekat dengan perairan danau itu. Chizuru dan Hiyoko terpukau melihat keindahan danau yang bercampur dengan nuansa senja di sekitarnya.

(*Alga yang hidup di perairan Danau Akan berbentuk bola hijau)

Tak lama di sebuah titik danau muncul buih-buih, yang kemudian Himeji muncul dari sana untuk berenang menuju tepi danau.

Chizuru lalu menghampirinya diikuti oleh Hiyoko.

"Umihara-san, bagaimana dengan danau di sini?"

Ia bertanya kepada Himeji yang sudah sampai ke daratan.

"Biota dan ekosistem di danau ini sedikit terkontaminasi oleh Badai Belut yang terjadi."

Himeji menjawabnya dengan nada yang datar sambil menunjukkan botol berbentuk bulat yang berisi air danau beserta salah satu marimo di dalamnya.

Chizuru dan Hiyoko memperhatikan isi botol itu secara seksama dimana komponen marimo itu memiliki partikel sihir yang membuat permukaannya menjadi cerah, namun tertutupi oleh beberapa partikel gelap yang mengerumuninya.

"Jadi Badai Belut itu juga mempengaruhi perkembangan marimo-nya ya?"

Chizuru bereaksi sambil memegang dagunya untuk berpikir. Himeji mengangguk dan meresponnya dengan nada yang sama seperti sebelumnya.

"Sesuai dengan saksi dari penduduk yang tinggal di dekat danau ini, beberapa biota yang hidup di ekosistem memiliki ciri-ciri yang sama. Oleh karena itu mereka mengizinkan kita untuk meneliti lebih lanjut tanpa merusak komponen pentingnya."

Jelasnya dengan tatapannya yang hampir seperti boneka, menjelaskannya secara padat informasi yang dibutuhkan.

Hiyoko kemudian melihat langitnya sudah mulai gelap sebagai tanda tibanya malam.

"Sudah mulai gelap... kenapa kita tidak bersantai dulu?"

Ia menyarankan kedua rekan tim-nya dengan ekspresinya yang ceria untuk mengurangi ketegangan di sekitarnya. Chizuru kemudian tersenyum kecil dan menyetujuinya.

"Kau benar, Kishimiya-san. Mari kita beristirahat dulu."

Sembari mengajak timnya untuk beristiharat tak lama kemudian terdengar suara buih-buih yang muncul tiba-tiba dari jauh. Hal ini sontak membuat mereka melihat ke arah buih-buih di tengah danau itu.

"Apa itu?"

Hiyoko memiringkan sedikit kepalanya seraya kebingungan dengan apa yang terjadi. Buih-buih itu semakin membesar dimana Chizuru mulai gelisah.

"Aku punya firasat buruk akan hal ini...."

Chizuru menyiapkan grimoir-nya untuk berjaga-jaga terhadap apa yang akan terjadi. Di sisi lain Himeji sudah menyiapkan senjata Dwisula-nya dan menatap ke arah buih-buih itu.

"Biar aku lihat dulu."

Chizuru mulai merapal mantra dari buku grimoir-nya untuk mengetahui apa yang ada di buih-buih itu.

Ia pun tiba-tiba shock setelah mendeteksinya.

"Itu-!"

*BWOOOOOOOOOOOSSHHH!!**

Tiba-tiba saja muncul berbagai monster belut yang berukuran sekitar 5 meter dengan jumlah yang membanyak.

"ADA APA!?"

Hiyoko berseru seraya kaget meski Ia menyembunyikan ketakutannya dengan bereaksi secara tak terduga di balik wajahnya yang berenergi.

Chizuru melihat sekumpulan monster belut itu dengan pupil mata birunya yang mengecil karena shock.

"Itu sekumpulan monster belut!!"

Ia berseru. Sekumpulan monster belut itu mulai menyerang ke arah mereka. Himeji dengan sigap menggunakan Dwisula-nya untuk melindungi rekan timnya tanpa banyak bicara.

Dengan kekuatannya Ia menggunakan senjatanya yang membuat beberapa kumpulan monster belut itu perlahan menjadi patung yang perlahan pecah menjadi pasir.

"Wow, kau berhasil mengalahkannya Himeji!"

Seru Hiyoko yang terkagum melihatnya. Namun Himeji kemudian merespon dengan postur tubuh yang masih waspada.

"Belum selesai."

*BWOOOOOOOOOOOSSHHH!!**

Dan benar saja sekelompok monster belut itu datang menyerang mereka lagi dengan jumlah yang lebih banyak. Kali ini Chizuru benar-benar gelisah dengan serangan mendadak ini. Energi negatif itu juga mulai terpancar dimana komponen di sekitarnya mulai kusam dan mengeluarkan banyak zat asam.

"Ini tidak bagus..."

Sambil bergumam, Chizuru merasa bahwa mereka akan menghadapi masalah yang besar.

Mereka bertiga pada akhirnya harus mulai berhadapan dengan sekumpulan monster belut yang muncul tiba-tiba di Danau Akan itu di tengah kegelapan malam hari.

...****************...

Terpopuler

Comments

Amelia

Amelia

semangat aku dukung per bab ya ❤️👍

2024-08-11

1

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!