The Savior of Akashic : Chapter 4 - Murid Sejati dari Satomi

-FLASHBACK-

(10 Tahun yang lalu)

[SMP Saibara, Tokyo, 10:04 A.M]

Pada saat itu, murid-murid tengah berbincang-bincang satu sama lain sambil menunggu guru yang akan mengajar mereka selanjutnya.

"Hei, apakah kau bisa mengajarkanku soal pengendalian 'Mana', Miagahara?"

Salah satu murid bertanya pada Miagahara Kasuka, yaitu salah satu murid yang paling dikenal sebagai murid tauladan di SMP itu. Ia telah dikenal baik oleh golongan manusia biasa maupun manusia keturunan penyihir yang bersekolah di sana. Di SMP Saibara, Kasuka pun juga terpilih menjadi ketua kelas dikarenakan semua murid mempercayakan kepemimpinan kelas-nya padanya.

"Ah, aku bisa mengajarkannya nanti ketika jam istirahat."

Kasuka menjawabnya sambil tersenyum manis.

"Bagaimana dengan berpedang? Setau ku kau juga pandai dan ahli di bidang itu Miagahara!"

Salah satu murid itu juga berbicara padanya.

"Aku juga akan mengajarkannya kok. Jadi tenang saja."

Sahut Kasuka lagi dengan senyumannya.

"Aku juga mau!"

Murid yang lainnya ingin ikut diajari oleh Kasuka disusul oleh murid lainnya kemudian. Kasuka tersenyum dan menjawab mereka satu persatu.

Tak lama kemudian bel masuk berbunyi. Semua murid di SMP Saibara pergi menuju bangkunya masing-masing.

Datanglah seorang guru wanita dengan rambut coklat pirang dengan belahan poni di depannya. Ia menggunakan kacamata dengan jas putih yang menjadi ciri khas-nya.

"Berdiri!"

Kasuka memerintahkan semuanya untuk berdiri dan bersiap-siap memberi hormat sebagai ketua kelas.

"Beri hormat!"

Semua memberi hormat pada gurunya.

"Duduk kembali!"

Setelah semua murid duduk, sang guru membuka sambutan untuk pertemuan kelas mereka.

"Selamat pagi semuanya. Ibu harap kalian semua baik dan sehat hari ini. Perkenalkan nama ibu adalah Minamoto Satomi, guru yang akan mengajar kalian sekaligus wali kelas di sini."

Semua murid yang ada di dalam kelas, tengah antusias mendengarkannya. Mereka pun juga terbuai oleh pesona dari pembawaan Ibu Minamoto yang menjadI guru mereka.

"Ibu akan membimbing kalian untuk menjadi murid-murid yang berguna dan baik untuk masyarakat."

"Visi ibu disini adalah untuk memberikan ajaran yang layak, baik untuk manusia penyihir maupun non-penyihir."

Semua murid pun tercengang dan mulai berbisik-bisik membicarakan satu sama lain apakah Ibu Minamoto yakin dengan visinya.

"Ibu tahu bagaimana kalian mempertanyakannya. Tetapi ingatlah, dengan sebuah usaha dan kontribusi kalian akan membantu mewujudkannya. Dan Ibu sangat yakin dengan itu."

Mereka pun melihat ke arahnya. Lalu salah satu muridnya bertanya.

"Ibu guru, apakah ibu benar-benar yakin kalau manusia biasa dan manusia yang memiliki kekuatan sihir dapat mewujudkannya?"

Ibu Minamoto pun menjawab-nya dengan senyuman lembut dan penuh keyakinan.

"Bagiku, terlepas dari apapun posisi dan bagaimana kalian dilahirkan tidak ada yang mustahil untuk dicapai. Ibu bersedia mengajar kalian terlepas dari seperti apa sekolah ini menetapkan visi-nya untuk menerima ras apapun yang bersekolah."

"Manusia dan makhluk supernatural hidup berdampingan di dunia ini. Para manusia yang juga memiliki kekuatan sihir membantu mereka yang manusia biasa untuk bertahan hidup dari ras makhluk supernatural lainnya."

"Ibu menyadari itu semua dan percaya bahwa tiap makhluk hidup masih bisa setara dan pantas mendapatkan tempatnya masing-masing. Oleh karena itu, ibu memutuskan untuk mengajar kalian semua di sini untuk mewujudkan visi dan tujuan ibu."

Mungkin perkataan Ibu guru Minamoto terdengar mustahil bagi murid-murid itu. Tetapi bagaimana Ibu guru Minamoto menyampaikannya membuat mereka semua ingin mendapatkan dorongan untuk mendukungnya.

"Saya setuju dengan apa yang ibu katakan!"

Tiba-tiba semuanya menoleh ke arah ketua kelas mereka, Miagahara Kasuka. Gadis dengan rambut pendek berwarna perak dan bermata ungu itu kemudian melanjutkannya.

"Terlepas dari apapun yang menjadi penghalang kalian, entah itu adalah bagaimana masa lalu kalian ataupun kalian terlahir seperti apa. Ilmu pengetahuan tidak akan terhalang oleh semua hal itu."

"Di sini saya yakin bahwa Minamoto-sensei akan menjanjikan ajaran yang kita butuhkan sebagai murid di sini. Oleh karena itu tidak ada yang namanya mendiskriminasi di sini."

Semua murid pun terpukau dengan apa yang dinyatakan oleh Kasuka. Karena mereka percaya dengan pesona dan karismanya. Satomi tersenyum senang dan dibuat kagum oleh Kasuka.

Di dalam kelas itu mungkin semuanya akan berpikir bahwa Satomi dan Kasuka adalah guru dan murid yang dimana Satomi terkagum dengan salah satu muridnya yang terlihat rajin dan dapat diandalkan.

Siapapun akan terkejut apabila mengetahui bahwa.....

Minamoto Satomi dan Miagahara Kasuka sebenarnya sudah dekat sejak lama sebagai guru dan murid yang dekat satu sama lain. Faktanya, identitas asli dari mereka berdua adalah: Uehara Satomi, yaitu salah satu anggota keluarga Uehara yang telah memiliki hubungan dengan Klan Hayashibara. Salah satu dari anggota Klan itu adalah Hayashibara Juna, yang menyembunyikan identitasnya dengan nama samaran Miagahara Kasuka.

Penyembunyian identitas asli itu tentunya bertujuan agar musuh tidak mudah melacak keberadaan dari anggota Klan Hayashibara. Dikarenakan Klan Hayashibara memiliki sihir spesial yang tidak dimiliki oleh kebanyakan penyihir di jaman sekarang, yaitu Sihir Akashic.

Sihir Akashic akan membuat pengguna-nya untuk mengakses elemen yang berada di luar 4 elemen utama, yaitu 'Ether'. Elemen ini dapat memanifestasikan kesadaran dari sesuatu yang bersifat tak kasat mata.

Diyakini bahwa Elemen 'Ether' dapat menciptakan sebuah sihir yang berasal dari luar perbatasan bumi, dengan menggunakan unsur dari ruang kosmik. Elemen Ether juga merupakan elemen terpenting dalam menciptakan kekuatan sihir yang lebih kuat lagi.

Dikarenakan keistimewaan dari Sihir Akashic yang menggunakan elemen Ether adalah, mereka dapat memanipulasi dimensi ruang antara perbatasan dunia fana dan dunia gaib. Sehingga, mereka tidak memerlukan pasokan 'Mana' yang banyak atau bergantung pada penggunaan katalis.

Oleh karena keistimewaan elemen tersebut Klan Hayashibara menjadi target dari Faksi Gloria Dominance yang ingin menggunakan mereka sebagai uji coba ekspansi elemen sihir yang mereka miliki.

Gloria Dominance adalah salah satu dari ketiga faksi utama di dunia yang bersaing untuk mendapatkan 'Fruits of Karma'. Gloria Dominance berfokus pada keegoisan mereka masing-masing yang ingin memperkuat kelompok dan organisasi dari faksi mereka dengan segala cara yang dihalalkan.

Entah itu dengan eksploitasi paksa, cara yang kejam dan jahat secara moral, dan mengesampingkan keinginan orang lain di atas keuntungan pribadi mereka. Oleh karena itu Gloria Dominance adalah faksi yang memfokuskan pada sisi gelap dari moralitas itu sendiri dalam mencapai tujuan mereka.

Berkebalikan dengan Astraea Conviction, yang merupakan suatu faksi dengan memusatkan pada keinginan orang banyak. Atau dengan kata lain mempertahankan moralitas yang mulia dalam praktiknya. Faksi ini tidak ingin menggunakan cara yang merugikan orang banyak dan keji, demi mempertahankan batas kebaikan dari organisasi dan kelompok yang ada di sini.

Dimana organisasi atau kelompok yang menjadi bagian dari faksi ini adalah Organisasi Uehara dan Klan Hayashibara. Mereka adalah bagian dari faksi Astraea Conviction yang berpegang pada tindakan mulia, tanggung jawab, dan aksi dengan moralitas untuk melindungi masyarakat dari pengaruh Perang Faksi ini.

Astraea Conviction dan Gloria Dominance berseteru satu sama lain dimana mereka memiliki pertentangan Ideologi yang paling mencolok diantara ketiga faksi.

Organisasi Uehara dan Klan Hayashibara berkontribusi dalam mempertahankan sistem sosial yang ada pada masyarakat. Dimana Klan Hayashibara memegang peranan paling besar dalam melindungi masyarakatnya dari faksi Gloria Dominance.

Gloria Dominance juga mengincar Klan Hayashibara demi keuntungan dari eksperimen mereka untuk membesarkan peluang mereka memenangkan Perang Faksi ini.

Oleh karena itulah, Satomi dan Juna bekerja sama dalam menjalankan peranan mereka untuk membantu Astraea Conviction dalam memenangkan Perang Faksi ini pula.

...----------------...

[Rumah Kediaman Satomi, Tokyo 05:21 P.M]

Di Rumah Kediaman Uehara Satomi, Juna tengah membantu Satomi untuk merapikan dokumen-dokumen penelitian Uehara.

"Satomi-sensei, bisa aku masukkan semua dokumen ini ke map arsip?"

Juna bertanya padanya sambil membawa tumpukan dokumen yang sudah Ia rapikan.

"Tentu saja. Pastikan peletakannya benar juga ya. Supaya Ibu tidak keliru."

Satomi tersenyum, sambil mengerjakan laporan penelitiannya dari Proyek Harian Uehara.

"Baik, sensei. Aku pastikan agar dokumennya tidak berantakan."

Juna tersenyum manis juga terhadap gurunya. Ia kemudian memastikan seluruh dokumennya dengan mengecek satu per satu jenis penelitian yang dilakukan.

"Apakah Sensei mau aku siapkan makan malam? Setelah aku selesai menyusun dokumen tentunya."

Juna menawarkan Satomi. Satomi pun menerima tawarannya dengan suka hati.

"Tentu saja. Nanti kau letakkan saja di meja makan dulu. Sensei akan menyusul kalau sudah selesai."

"Baik!"

Setelah Juna selesai merapikan dokumen penelitian Uehara, Ia pergi untuk menyiapkan makan malam selagi Satomi sedang melanjutkan laporan penelitiannya.

....

(Dua jam kemudian)

Juna sedang menunggu Ibu Satomi selagi menyiapkan makanannya yang hangat. Ia kemudian memanggil Satomi untuk makan malam.

"Satomi-sensei!! Makan malamnya sudah siap lho!"

Panggilnya sambil mendekati pintu ruang kerja-nya.

"Iya. Sensei sudah selesai kok."

Sahut Satomi sambil berdiri dari meja kerjanya. Mereka kemudian bersama-sama untuk makan malam.

....

(15 menit kemudian)

"Terima kasih untuk makanannya!"

Sahut Satomi setelah menghabiskan makan malamnya bersama murid-nya Juna.

"Terima kasih Satomi-sensei! Aku benar-benar tersanjung mendengar pujian dari sensei."

Juna senang mendengar pujian dari Satomi-sensei yang paling Ia panuti.

"Kau tau, Juna? Ibu membaca salah satu kutipan dari karya Napoleon Hill. Salah satu kutipannya adalah: 'Usaha akan membuahkan hasil setelah seseorang tidak menyerah.' "

Mendengar Satomi yang menyebutkan kutipan dari salah satu pengarang terkenal, Juna penasaran untuk menanyai apa maksud dari gurunya mengatakan itu padanya.

"Apa maksud sensei mengatakannya padaku?"

Satomi pun tertawa kecil ketika Juna menanyakan itu.

"Sensei ingat ketika kau mencoba memasakkan sensei ketika masih SD dulu. Kau masih kesulitan untuk memasak resep-resep yang sensei simpan saat itu. Tetapi kau sampai merengek untuk bisa memasak, sambil terus berusaha belajar."

"Dan sekarang masakanmu sudah menjadi enak berkat usahamu dan tekadmu menjadi murid kesayangan Sensei, sekaligus menjadi anak tanggungan sensei."

Juna terpukau oleh perkataan Satomi. Ia selama ini memperhatikan bagaimana Juna mengembangkan dirinya demi mendapatkan impresi dari Satomi.

"Ternyata sensei benar-benar memperhatikanku ya selama ini....."

Juna bergumam sambil merasa senang di dalam hatinya. Satomi dapat mendengarnya dan tertawa kecil.

"Juna kan murid kesayangan sensei. Apalagi Klan Hayashibara sudah mempercayakan mu padaku. Oleh karena itu selain melaksanakan kewajiban sensei, kau juga punya banyak potensi untuk menjadi penerus Klan Hayashibara yang layak."

Klan Hayashibara dan Keluarga Uehara memiliki hubungan satu sama lain dalam membantu peranannya masing-masing. Keluarga Uehara dikenal dalam dunia sihir dengan keahlian mereka untuk melakukan ekstraksi informasi secara mendetail untuk ditulis menjadi buku.

Klan Hayashibara mungkin saja masih bisa melakukan ekstraksi informasi itu dengan Sihir Akashic, tetapi akan membutuhkan waktu yang sangat lama dikarenakan mekanisme sihir membutuhkan konsentrasi dan fokus jiwa yang kuat, dalam mendapatkan tiap informasi dari aliran sihir pada tiap pusaka peninggalan yang akan diteliti.

Sehingga mereka menjalin kerja sama dengan Keluarga Uehara, yang memiliki spesialisasi dalam Sihir Ekstraksi informasi yang kuat. Uehara Satomi seperti yang diketahui orang-orang merupakan ahli sihir yang memiliki spesialisasi dalam mengekstraksi informasi dalam buku.

Sihir Ekstraksi merupakan sihir yang yang dapat membuat penggunanya untuk mengekstraksi informasi dari tiap objek yang eksis secara material, termasuk benda pusaka sihir yang memiliki nilai magis.

Sihir ini tentunya berguna untuk penelitian dalam waktu dekat untuk mengekstraksi informasi-informasi penting disaat sengit, dan untuk mempersingkat waktu penelitian.

Oleh karena itu sangat berguna bagi Klan Hayashibara yang membutuhkan ekstraksi informasi dari benda magis, sebagai sarana yang membantu mereka untuk mempertahankan peranan mereka dalam Faksi Astraea Conviction.

......................

[Ruang Latihan Khusus Uehara, 08:27 P.M]

Di dalam ruang latihan ini, Juna tengah melatih kemampuan berpedangnya dengan pedang kayu. Ia melatih kemampuannya dalam menebas pedangnya.

Di dalam ruangan itu, terdapat pula Satomi dan salah satu anggota keluarga Klan Hayashibara yang membantu pelatihan itu. Namanya adalah Hayashibara Yukio. Ia adalah seorang pria yang memiliki rambut perak seperti Juna, dan bola mata ungu kebiruan. Yukio juga merupakan paman dari Juna. Ia juga adalah orang yang telah menguasai teknik Sihir Akasha dan kemampuan berpedang yang cukup mumpuni untuk rata-rata.

Dia juga sudah dipercayai sebagai orang yang akan membantu kemampuan berpedang dari Juna yang menjadi salah satu penerus dari Klan Hayashibara.

"Ayunan pedangmu masih tergesa-gesa! Pelankan sedikit, Juna!"

Yukio berteriak dengan tegas.

"Baik, paman!"

Juna menurutinya dan memperbaiki ayunan pedangnya.

"Posisi badanmu masih sedikit kaku! Luwes kan!"

Seru Yukio lagi.

"Baik, paman!"

Seiring dengan pelatihan itu, Satomi memandanginya dengan antusias. Ia ingin menganalisis seberapa jauh kah perkembangan Juna selama 7 tahun sejak pertama kalinya Ia memegang pedang kayu itu.

Latihan itu tentunya membutuhkan waktu yang lama agar Ia dapat menguasainya.

Yukio mulai berbicara pada Satomi.

"Sudah berapa tebasan kah yang Ia lakukan?"

"Baru 88 kali untuk hari ini."

Satomi menjawabnya sesuai dengan 'Sihir Analisis' yang Ia gunakan. Selain ahli dalam 'Sihir Ekstraksi', Satomi juga dapat menggunakan 'Sihir Analisis' yang dapat digunakan untuk melakukan analisis pada suatu objek yang disimpan dalam bentuk 'chip' berenergi sihir yang membantu penggunanya memiliki daya ingat informasi dalam jangka panjang.

Chip ini tersimpan dalam otaknya, sehingga penggunanya tidak perlu mencatatnya banyak-banyak dalam memproses rekaman kejadian dengan menggabungkannya dengan Sihir Ekstraksi yang membantu proses perekaman dari Sihir Analisis ini.

Jadi, dengan penggabungan Sihir Ekstraksi dan Sihir Analisis ini dapat menciptakan chip berenergi sihir yang menyimpan informasi dari apa yang ditangkap penggunanya.

....

"Tinggal 262 tebasan ya untuk hari ini...."

Yukio bergumam.

"Butuh tebasan sebanyak 7000 kali lagi bukan?"

Satomi mengatakannya.

"Iya."

Sahut Yukio yang menerima analisis dari Satomi. Ia kemudian melanjutkan pembicaraannya.

"Standar latihan menebas dari Klan Hayashibara membutuhkan berkali-kali tebasan untuk mengasah fokus dan kemampuan dalam berpedang. Ditetapkanlah bahwa selama 7 tahun Ia harus bisa melakukan tebasan dengan total 1.022.700 kali."

"Selain itu, dengan mampu melakukan latihan tebasan sebanyak itu dapat membantu mengasah sebuah kebiasaan dalam menebas sesuatu."

"Hal ini tentunya dapat ditopang juga dengan praktik langsung dalam penebasan. Sehingga latihan dengan menggunakan pedang kayu ini hanya digunakan untuk menguji seberapa Ia dapat mendalami dan memahami teknik berpedang dari Klan Hayashibara ini."

"Ia sudah dapat menggunakan pedang asli dalam mengalahkan lawannya secara langsung. Tetapi tentunya hanya dengan mengandalkan penggunaan senjata asli dapat mempengaruhi mental dari penggunanya."

"Oleh karena itu, pentingnya pengendalian insting bertarung agar Ia tidak asal menebas disekitarnya dan mengetahui pasti target sasarannya."

Setelah terdiam sejenak, Yukio melanjutkan penjelasannya lagi.

"Latihan ini juga mampu mengasah seperti apa kekuatan Sihir Akashic yang Ia gunakan."

Saat itu Juna tengah berkeringat terus belajar membiasakan tebasan dengan pedang kayu itu sampai menembus angka 350 kali tebasan untuk hari ini.

Satomi mulai berkomentar setelah Yukio selesai menjelaskan maksud dari latihan itu.

"Aku pikir latihan ini cukup berat bagi orang biasa yang mengetahuinya. Namun perlu diingat bahwa Juna juga merupakan keturunan Klan Hayashibara yang memiliki darah Klan sihir yang sudah ada sejak zaman sebelum masehi."

"Dari tahun ke tahun sejak latihan pertamanya, perkembangannya sudah cukup membaik. Meski Ia masih membutuhkan pengawasan dan latihan lagi dari seberapa Ia menguasai teknik berpedang Klan Hayashibara."

Satomi kemudian melanjutkan.

"Aku menyadarinya dari analisis rekaman chip yang aku simpan di otakku menggunakan gabungan Sihir Ekstraksi dan Sihir Analisisku."

Yukio kemudian menengok Satomi dan memberikannya pujian,dikarenakan seberapa efektifnya penggunaan sihir dari keluarganya itu dalam mengawasi latihan dari anggota Klan Hayashibara.

"Penyihir dari keluarga Uehara memang tidak bisa dianggap remeh. Berkat sihir kalian, buku-buku yang menyimpan informasi Pusaka Sihir dan koleksi data lainnya juga membantu Klan kami dalam mempertahankan peranan kami di Astraea Conviction."

Satomi tersanjung mendengar pujiannya. Ia menjawab Yukio sambil tersenyum.

"Aku hanya melaksanakan tugasku demi visiku dan kepada pihak yang aku layani. Baik itu Astraea Conviction, Klan Hayashibara, maupun Uehara."

"Semua ilmu itu diperlukan untuk memberikan ajaran dan ilmu yang layak untuk dipertahankan. Demi kebaikan yang lebih besar."

Mendengarnya, Yukio hanya bisa mengomentari idealisme yang dipegang oleh Satomi.

"Seperti biasa, pandangan visioner mu itu tetap melekat sejak dulu. Sang Penyihir 'Penguasa Kebijakan', Uehara Satomi."

Itulah julukan yang diberikan oleh Yukio terhadapnya. Satomi sudah dikenal sebagai visioner baik oleh muridnya, masyarakat, maupun di Dunia Politik Supernatural. Ia memanfaatkan sihirnya demi berkontribusi pada Perang Faksi untuk menolong Astraea Conviction dalam memenangkan persaingan ini.

....

(2 jam kemudian)

Setelah Juna selesai berlatih menebas, dan berbagai macam latihan lainnya, Ia beristirahat dan meminum air putih untuk memulihkan energinya.

"Kau melakukannya dengan baik."

Satomi memuji Juna yang sedang beristirahat.

"Terima kasih, sensei! Ini juga berkat pamanku yang membantuku berlatih."

Yukio hanya mengeluarkan suara 'hum' dan mengangguk sebagai bentuk menerima penghargaannya sebagai orang yang membimbingnya.

"Kau sudah cukup berlatih untuk saat ini, keponakanku. Jalanmu untuk menjadi penerus Klan Hayashibara masih panjang. Aku harap kau tidak berhenti mengasah kemampuanmu."

Juna mendengarnya dengan penuh antusias dan mengingat perkataan pamannya itu dengan sepenuh hati.

"Aku akan mengusahakannya paman!"

Yukio tersenyum dengan respon dari keponakannya. Ia kemudian ingat bahwa sudah waktunya Ia kembali ke tempat kediaman Klannya agar tidak terlacak oleh musuh.

"Sudah waktunya aku kembali. Kita cukupkan latihannya sampai disini."

Yukio bergegas untuk meninggalkan tempat latihan itu.

"Satomi, tetap jaga dan pantau Juna agar tidak sampai terlacak oleh para Gloria Dominance busuk itu."

"Saya akan melaksanakannya, Tuan Yukio."

Satomi menyahut Yukio.

"Baik, saya akan meninggalkan tempat ini. Saya permisi."

Yukio meninggalkan tempat itu dimana Juna dan Satomi yang ada di sana.

"Perkembanganmu benar-benar pesat Juna."

Satomi langsung memberikan pujian lagi pada Juna.

"Semua berkat usahaku juga bukan? Seperti kalimat yang sensei kutip sebelumnya."

Juna berbicara dengan nada suaranya yang gembira.

"Iya. Kata-kata itu benar-benar cocok untuk siapapun yang masih bisa berkembang dan berusaha."

Satomi menanggapinya. Juna kemudian menoleh ke arah gurunya.

"Satomi-sensei...."

"Ada apa Juna?"

Satomi bertanya padanya.

"Bagaimana jika aku suatu saat nanti dapat melihat, dunia yang damai bersama sensei di sampingku. Dunia dimana Astraea Conviction berhasil memenangkan Perang Faksi ini, dan mewujudkan idealisme yang sensei pegang. Aku sebagai sarana katalis yang membantu mewujudkan ideologi itu."

"Apakah dunia akan menjadi lebih baik ke depannya? Semua keinginan masyarakat dapat terpenuhi dengan 'Fruits of Karma'. Dimana mereka dapat hidup sejahtera, mendapat pendidikan yang layak, dan tidak ada kriminalitas yang ada di dunia ini."

"Benar-benar seperti utopia ya, sensei!"

Juna mengatakannya dan terlihat berseri-seri menantikan bagaimana hal itu dapat terwujud.

Satomi sekali lagi tersenyum dan terpukau dengan dedikasi Juna yang bersedia untuk membantu mewujudkan idealismenya di dunia ini. Kasih sayang semenjak kejadian berpisahnya Juna dengan keluarga aslinya tidak sia-sia demi melanjutkan peranan mereka dalam Perang Faksi ini.

"Kau adalah murid yang paling membuat sensei terpukau."

Juna terlihat penasaran dengan kata-kata Satomi selanjutnya.

"Potensimu sangat banyak baik dalam bertempur, maupun mengajari murid-murid ku yang lainnya yang bukan dari keturunan penyihir juga. Kau memperlakukan mereka dengan adil. Aku jadi.... dapat melihat jiwa mudaku di dalam dirimu."

"Kau sangat berdedikasi demi ilmu pengetahuan yang ingin kau incar."

"Aku berpikir bahwa kau juga cocok menjadi seorang mentor bagi siapapun itu, Juna."

Mata Juna pun melebar dengan penuh rasa sanjungan guru tersayangnya. Dikarenakan Satomi dapat melihat jiwa dalam dirinya yang tercermin pada Juna. Ia merasa bahwa Juna adalah muridnya yang paling pantas dan layak untuk membantu memoles dan melanjutkan jalannya untuk mewujudkan ideologinya.

Di saat itu pula atas pengungkapan dari gurunya mengenai potensinya, Juna semakin giat dan sangat terpaku pada gurunya yang paling Ia panuti. Pikirannya, jadi dapat membayangkannya dengan jelas bagaimana dunia yang ideal untuk dunia ini dapat terwujud.

Hubungannya antara Guru dan Murid itu semakin kuat dimana Juna mulai mewujudkan dan melakukan sebaik-baiknya mengenai langkah-langkah bagaimana visi itu dapat terwujud.

......................

Tapi......

Semuanya tidak berlangsung lama.....

Dan semuanya berawal dari tragedi itu...

Tragedi yang mengubah segalanya.....

...----------------...

(21 hari kemudian)

[SMP Saibara, Tokyo, 04:29 P.M]

Juna saat itu tengah mengajarkan teman-temannya berpedang di klub khusus. Semua kegiatan itu berjalan normal sampai waktunya selesai.

"Terima kasih untuk latihannya!"

Semuanya menunduk saling menghormati untuk menutup pelatihan itu.

"Kalian melakukannya dengan baik, kawan-kawan."

Juna dengan menggunakan namanya Kasuka memberikan pujian pada mereka.

"Aku benar-benar bersyukur dilatih oleh Miagahara-san!"

Salah satu temannya meresponnya dengan semangat.

"Aku juga! Bahkan cara Miagahara mengajarkan kita pun lebih baik dari guru berpedang yang pernah aku temui!"

Sahut salah satu temannya juga yang meresponnya.

Juna kemudian melihat jam yang ada di dinding tempat latihan sekolahnya itu. Ia langsung ingat bahwa, Satomi tengah menjalankan proyek besar yang melibatkan semua peneliti baik dari Keluarga Uehara, maupun beberapa peneliti yang memiliki relasi dengan organisasi itu.

"Semuanya, aku akan pulang dulu ya. Soalnya aku ada urusan mendadak dari pertemuan yang Satomi tugaskan padaku untuk menghadirinya."

Kata Juna yang bersiap-siap untuk pergi.

"Baiklah! Hati-hati ya, Miagahara-san!!"

Mereka pun saling melambaikan tangan dimana Juna langsung pergi dari ruangan itu.

......................

Saat di tengah perjalanannya, Juna sangat penasaran bagaimana penelitian besar itu akan berlangsung. Ia telah berhasil menempuh latihan menebas dengan total 1.022.700 kali, seperti yang pamannya harapkan.

Setelah penelitian besar itu, Satomi juga berjanji bahwa sekarang Ia ingin memberikan hadiah besar sebagai hasil dari latihannya selama 7 tahun.

"Aku sangat menantikan bagaimana hadiah yang diberikan sensei nantinya."

Gumamnya sambil tersenyum ketika hendak menuju Gedung Penelitian Uehara.

"Perayaan yang meriah, banyaknya orang yang datang. Dan bagaimana penelitian besar itu akan berjalan sukses sebagai kunci dari dunia yang ideal itu."

Sambil berjalan Ia memikirkannya.

"Tentu saja hal itu dapat terwujud tanpa....."

Juna terkejut dan terheran-heran mendapati pepohonan yang terbakar di dekatnya.

"Ada apa ini?"

Ia mencoba menelusuri tempat itu. Tanpa sengaja Ia terkaget ketika Ia menginjak cipratan darah yang ada di tengah jalan itu.

Matanya terbuka lebar karena shock. Badannya mulai gemetar membayangkan pemikiran negatif yang datang kepadanya.

"Ini.... tidak mungkin.....kan?"

Ia bergumam dan ingin tidak mempercayainya sambil menggeleng-gelengkan kepalanya. Sampai Ia melihat ke arah Gedung Uehara yang telah hancur dengan kebakaran dahsyat dan beberapa mayat yang terkapar.

Juna terkaget tidak main-main dimana perasaan gelisahnya mulai menerornya.

"Ini tidak mungkin-!"

Tiba-tiba ada suara beberapa hentakan kaki yang terdengar dari jauh. Juna tersentak dan segera mencari tempat persembunyian di sekitar sana. Untungnya ada sebuah rumah dengan lubang yang cukup dalam di dekat pagar itu.

Juna segera memasuki lubang itu dan bersembunyi sambil mengintip beberapa hentakan kaki yang banyak yang semakin mendekat. Terlihatlah siluet sekelompok gadis bersenjata merah darah dengan berbagai gaun yang berbeda, dimana mereka mirip dengan penyihir.

Juna merasa tegang tidak main dimana Ia antara dapat ketauan atau tidak. Untungnya kelompok-kelompok penyihir itu tidak menyadari Juna yang tengah bersembunyi di lubang dekat rumah itu.

Setelah mereka pergi, Juna langsung melihat ke sekitarnya untuk memastikan bahwa mereka telah pergi.

Ia langsung panik ketika mengingat Satomi yang tengah menjalankan penelitian di sana. Ia mulai ketakutan dan khawatir dengan segera berlari mencari Satomi.

Sesampainya di Gedung Uehara, banyaknya mayat dari para peneliti yang terbunuh. Darah mereka berceceran dimana-mana akibat bekas tebasan, tembakan dsb.

Juna kaget melihat mereka semua tergeletak tak bernyawa. Ia langsung pergi untuk mencari Satomi dan berharap bahwa Ia masih hidup.

Namun sayangnya, harapan itu sudah pupus.

Ia menemukan Satomi yang tergeletak di dekat Gedung yang sudah hancur itu. Juna seperti tertusuk oleh sesuatu yang terasa pedih. Ia melihat Satomi yang sudah tak bernyawa lagi, dengan badannya yang penuh darah.

Tiba-tiba Juna merasakan kehilangan sesuatu yang ada di dalam dirinya yang dirampas paksa. Sambil berjalan menghampiri mayat gurunya yang paling Ia cintai itu dengan perasaan yang tersayat pisau.

"Sensei......?"

Air mata mulai menetes perlahan-lahan, dan semakin menderas bersama dengan luka batinnya yang semakin besar.

"SENSEI!!"

Ia pun menangis dengan keputusasaan yang dalam. Semua janji dan harapannya serasa sirna dan tak akan kembali lagi. Kejadian itu pun memberikan mimpi buruk dan trauma mendalam bagi Juna, dimana itulah yang menjadi sesuatu yang menghancurkan semua mimpi yang Ia simpan bersama Satomi.

Dan hal itu pula, yang menjadi dorongannya, untuk terobsesi mewujudkan ideologi dari sosok tercintanya yang telah tiada.

...----------------...

(Tahun 1970)

[Markas Catashthrope Hunter, Tokyo, 04:09 P.M]

Kembali ke masa kini, dimana di markas pusat Catashtrope Hunter, yaitu suatu organisasi yang mengurusi kejadian supernatural yang terjadi, termasuk 'Insiden Penyerangan Gedung Uehara oleh Walpurgistnacht' yang terjadi 10 tahun yang lalu.

Di suatu ruangan, seorang pria dewasa yang berumur sekitar 45 tahunan dengan goresan di matanya sambil memegang cerutu besar yang Ia hisap. Ia memiliki badan yang kekar dan menggunakan setelan pakaian yang menambah karismanya.

"Benar-benar gadis yang malang....."

Ia bergumam dan mengingat bagaimana kisah dari Hayashibara Juna yang secara tragis kehilangan guru yang Ia sayangi karena kejadian itu. Sambil menghisap cerutu besarnya, Ia tampak masih terpukau dan tertarik seberapa berkesannya insiden itu.

"Apabila tidak ada aku, mungkin Klan Hayashibara benar-benar akan gagal total dalam melanjutkan peranannya di faksi ini. Dikarenakan mereka kehilangan salah satu aset berharganya yang menjadi sarana utama mereka dalam Perang Faksi ini."

"Sebagai pimpinan dari organisasi ini, tentunya aku tidak akan selengah itu pada para penyihir dari Faksi tak bermoral itu."

Ia sambil tersenyum dengan tenangnya menghisap cerutunya lagi.

Kemudian terdengar bunyi ketukan pintu, dimana Ia langsung memerintahkannya untuk masuk.

"Silakan masuk."

Perintahnya.

"Aku sudah menjalankan tugasku untuk mengatasi Insiden Penyerangan Yōkai di Shinjuku, Tuan Kiryuu."

Suara seorang wanita terdengar ketika Ia memasuki ruangan itu. Kiryuu tersenyum dengan tenang melihat wanita itu dan terpukau dengan mata tajamnya.

"Kerja bagus. Aku tahu bahwa Insiden itu disebabkan oleh campur tangan Gloria Dominance itu."

Ia memuji wanita itu.

"Benar-benar seperti bagaimana Sang Penyihir 'Penguasa Kebijakan' itu telah membimbing mu dengan baik. Dedikasimu juga tidak main-main dalam mewujudkannya."

Sambil menatap wanita yang mendatangi tempat itu Kiryuu melanjutkan perkataannya.

"Sang murid sejati dari Uehara Satomi, Hayashibara Juna."

Di saat itulah Kiryuu mengatakan tentang Juna yang saat ini menjadi bagian dari Catashthrope Hunter, untuk melanjutkan Ideologi dari gurunya yang telah lama tiada.

...****************...

Terpopuler

Comments

Ezio Tesla

Ezio Tesla

Aku mulai paham konsep 'fruit of karma' mirip dengan holy grail.

Dan ternyata Anda sadis juga sensei dimatiin tragis 😭 coming soon become Isyama or Akutami 😭👍

When you describing Yukio, I feel like... "Motivated 👍" and "I am the storm that is approaaaaachingggggg. Provooooooookinggggg. Black Clouds in Isolationnnnnn!!!!"

Good job 😁👍

2023-10-24

1

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!