BAB. 17 Tali sepatu

Ucapan mamah Ara selalu terngiang di telinga Riza.

Alhasil Riza pun melepas ciumannya dan turun dari ranjang,masuk kamar mandi menutup pintu dengan keras.

Berdiri di depan cermin,meneguk saliva nya.Melihat pantulan diri nya di sana.Bayang-bayang bibirnya yang ******* bibir Galina sangat terlihat jelas.

Dan sempat menyentuh dua aset berharga milik Galina, namun suara Mamah terus terdengar.Riza memejamkan mata dan membuka nya kembali.Melihat bibirnya dari pantulan dan menggigit nya.

Senyuman terbit di bibir Riza.

"Ternyata baru pertama melakukan,aku bahkan tidak percaya karena tingkah mu waktu itu.Galina!!.."

Riza pun menggelengkan kepala dan meraih handuk di ujung untuk di dekatkan di sebelah wastafel.Mandi adalah jalan satu-satunya untuk meredam jiwa yang sudah memanas.

.

.

.

Mobil melaju sangat pelan,entah apa yang direncanakan Riza.Sudah Galina dipaksa menunggu di mobil lebih dari setengah jam.Padahal jadwal jam tambahan belajar pukul sembilan lima belas.

Week end jalanan sangat macet,banyak orang-orang menghabiskan waktu di luar hanya sekedar jalan dan berlibur sejenak.

Berkali-kali Galina melihat jam di pergelangan tangan,namun sedari tadi pula Galina tidak berani menoleh ke arah samping.Dari rumah hingga sekarang kedua nya masih terdiam.

Tidak ada yang bicara dahulu maupun mengutarakan apapun.

Lampu merah terakhir dan seratus meter lagi sekolah Galina.Langsung menyebrang dan masuk di area parkir.Riza menghentikan mesin mobilnya.

Galina yang tahu mobil berhenti pun mencoba membuka pintu tanpa menoleh.

"Terimakasih mas!" ucapnya,tapi tatapannya ke lain arah.

Langkah kaki kirinya sudah setengah turun,namun pergelangan tangan nya di tarik oleh Riza.

Galina menoleh dan membesarkan bola matanya.Riza memegang kedua bahu wanita di depan nya.

"Apa??...." Ucap Galina pada Riza.

Lelaki itu pun terkekeh "Ponsel mu tertinggal di ranjang.Bagaimana bisa menghubungi mas jika ponsel tertinggal.Galina tidak mau kan pulang naik ojek lagi?!"

Seolah tidak terjadi apapun,Galina memutar bola mata dan memandangi pria di depannya.

"Galina hanya enam puluh sampai sembilan puluh menit,kemungkinan pukul sepuluh sudah keluar Mas!" ucap Galina pada Riza,gadis itu tahu jika Riza butuh pernyataan nya untuk menjemput.

"Nanti Galina telfon mas,jika sudah keluar kelas!."

Riza pun mengangguk,dan melihat Galina berbalik badan lalu turun dari mobil.Menutup kembali pintu,Galina tak menengok ke belakang sama sekali.

Tring!

Ponsel Riza berbunyi menandakan sebuah pesan masuk.

Terimakasih sudah membelikan,dan mengingatkan 😌

Tanpa panggilan atau apapun,hanya sebuah kalimat.

"Dingin sekali dia,kenapa jadi seperti itu setelah aku cium bibir nya?!"

Bibirnya menyunggingkan senyum tipis.

.

.

.

Bukan lalu pergi setelah Galina turun,Riza masih di sana dan tak bergeser pun padahal sudah tiga puluh menit.Kelas Galina sangat terlihat dari tempatnya parkir.

Beberapa kali Galina keluar,dan masuk membawa buku.Mungkin buku paket pelajaran atau buku tumpuk siswa.

Kadang kala suara riuh gemuruh terdengar dari kelas Galina.Riza yang mendadak perut nya bunyi menjalankan kembali mobil nya mencari Restauran atau Hotel untuk sekedar makan.Belum sarapan dan langsung mengantar kan Galina membuat dirinya lupa jika harus mengisi perutnya.

.

.

.

"Mbak..." Ucap seorang wanita setengah tua memasuki pintu begitu saja.

Mbak art pun keluar dari arah dapur dan mendekati suara itu.Matanya berbinar ketika melihat seseorang yang sangat dia kenal.

"Nyonya sudah pulang?"

Ara mengangguk,meletakkan bobot tubuhnya di sofa dan meraih air mineral yang sudah di tata di meja.

Melihat itu seketika mbak art memegang kotak penyimpanan air mineral.

"Saya buatkan teh atau yang lain saja!?"

Ara menggeleng dan mulai meminum nya.

"Nanti saja Mbak,aku sedang haus sekali.Motor Fandi mogok di ujung sana,sudah ku bilang pakai mobil.Tapi bandel katanya ingin nostalgia!"

Ara memutar bola matanya jengah.Hari ini sangat panas dan di pastikan Nyonya nya itu jalan dan meninggalkan suaminya di ujung.

Menutup mulut nya, ternyata mbak art menahan senyum.

"Tuan dimana?"

"Ngobrol di rumah sebelah sana dengan pak teguh,beliau juga mengerti tentang otomatis.Ahhh entah lah mbak,saya capek yang jelas!"

Mengerti dengan keadaan rumahnya dulu.Ara meraih selembar tabloid jadul untuk ber kipasan.Ac hanya lah tersedia di kamar saja.

"Nyonya,hari ini Galina dan Den Riza sedang keluar,mereka turun dan keluar kamar pukul delapan,bahkan Den Riza turun dengan rambut yang basah!"

Ternyata mbak art tidak hanya membantu di sana,dia juga di tugaskan untuk memata matai Anak dan juga menantunya.

"Benar itu mbak?" tanya Ara meyakinkan.

Mbak art pun mengangguk.

"Selama saya pergi menemani Mita,apa terjadi sesuatu?"

Mbak art berfikir sejenak,dan mencoba mengingat nya.

"Seperti nya hanya Galina yang pernah di rawat di Rumah sakit nyonya!!"

Seketika Ara tercengang dengan pernyataan mbak art sekaligus mata-mata nya di sana.Art itu pun mengangguk.

Mbak art juga baru tahu jika nyonya besarnya tidak mengetahui itu.

.

.

.

Kembali lebih cepat dan berpindah posisi parkir.Riza tak mengabari jika sudah di sana,dan Galina pun belum mengabarinya jika sudah keluar kelas.Matanya melihat Galina bersama beberapa siswa lain,berkerumun dan saling tertawa.Ada salah satu yang membuat mata nya memicing.

Sekolah seperti ini ada cowok nya?

Tanya Riza dalam hatinya sendiri.Bukan hanya satu dua orang,lima orang bersenda gurau bersama di sana.Dan bahkan Galina merasa sangat senang dan bahagia.

Tak lama ponsel Riza berdering.

Mamah ku ❤️

Begitulah yang terlihat di layar ponsel nya.

"Ha....."

"Za,jika sudah selesai cepat pulang.Mamah di komplek menunggu kalian dari tadi!!"

"Iya mah.."

Bagai petasan di sebelahnya,suara Ara langsung meluap dan meletup terdengar jelas di telinga Riza.Sekalipun menjauhkan ponsel nya pun suara ara masih terdengar jelas.

Panggilan di akhiri dan Riza beralih ke aplikasi hijau untuk mengirim pesan pada Galina.Selesai menutup,mata nya melirik cukup jauh di depan sana.

Dahi Riza mengerut,ketika melihat seorang siswa membenarkan tali sepatu Galina yang lepas.Dan Galina meraih ponsel baru nya di tas.Membuka pesan yang terlihat.

"Hah...?" tanya sendiri dan tercengang.

Wajahnya mendongak dan benar saja Riza bukan hanya di mobil,dia sudah turun dari mobil dan mendekati nya dengan mata yang santai.

Seketika Galina menarik sepatu nya.

"Na,belum selesai!" Temannya pun mendongak kepada Galina,namun Galina melihat orang di depan nya sana.

Teman nya pun ikut menoleh ke belakang.

"Pulang Galina, Mamah menunggu di rumah!"

Tidak banyak kata,Riza langsung berbalik melangkah kembali ke mobil.

"Siapa Na?.."

"Kok di tunggu Mamah,bukannya ibu mu sudah meninggal?"

Sedangkan seorang yang membenarkan tali sepatu Galina,ingin meraih nya namun Galina seketika berdiri.

"Temen-temen,Galina pulang dulu ya?? Daaaah..."

Pertanyaan dari temannya tak satupun terjawab.Galina sedikit lari karena Riza sudah masuk ke dalam mobil.

Beruntung tali sepatu tidak sempat terinjak di jalan.

.

.

.

to be continue

Terpopuler

Comments

@⍣⃝కꫝ🎸BuNdAιиɑ͜͡✦🇵🇸

@⍣⃝కꫝ🎸BuNdAιиɑ͜͡✦🇵🇸

kenapa gitu banget temenannya, galina?

2023-10-26

0

lihat semua
Episodes
1 BAB. 1 Bahan Bakar
2 BAB. 2 Hilang
3 BAB. 3 Meremehkan
4 BAB. 4 Perkenalan
5 BAB. 5 Memantaskan
6 BAB. 6 Tidur satu kamar
7 BAB. 7 Tak Sebanding
8 BAB. 8 Rumah tinggal
9 BAB. 9 Obrolan Riza
10 BAB. 10 Memulai hari
11 BAB. 11 Pertemuan keluarga
12 BAB. 12 Diam
13 BAB. 13 Sakit
14 BAB. 14 Isi hati
15 BAB. 15 Berusaha dekat
16 BAB. 16 Hadiah
17 BAB. 17 Tali sepatu
18 BAB. 18 Kedatangan mertua
19 BAB. 19 Melarang
20 BAB. 20 Penawaran
21 BAB. 21 Gaduh
22 BAB. 22 Labil
23 BAB. 23 Rayuan
24 BAB. 24 Masa lalu
25 BAB. 25 Syarat
26 BAB. 26 Pesan
27 BAB. 27 Tragedi
28 BAB. 28 Pengakuan
29 BAB. 29 Kedekatan
30 BAB. 30 Takut
31 BAB. 31 Sisi gelap
32 BAB. 32 Hukuman
33 BAB. 33 Serba serbi
34 BAB. 34 Berita
35 BAB. 35 Ipar adalah maut
36 BAB. 36 Bertemu lagi
37 BAB. 37 Zavier zayden
38 BAB. 38 Pulang
39 BAB. 39 Kabar
40 BAB. 40 Rumah sakit
41 BAB. 41 Cemburu
42 BAB. 42 Mita & Galina
43 BAB. 43 Terbongkar
44 BAB. 44 Keseleo
45 BAB. 45 Debat
46 BAB. 46 Memulai
47 BAB. 47 Saran Ara
48 BAB. 48 Perpisahan
49 BAB. 49 Ungkapan Antonio
50 BAB. 50 Viona
51 BAB. 51 Ras tertinggi
52 BAB. 52 Penawaran
53 BAB. 53 Meminta ijin
54 BAB. 54 Keputusan
55 BAB. 55 Berbeda Arah
56 BAB. 56 Jebakan
57 BAB. 57 Terusik kembali
58 BAB. 58 Melebur
59 BAB. 59 Penjelasan
60 BAB. 60 Misi menyatukan
61 BAB. 61 Saingan
62 BAB. 62 Harapan
63 BAB. 63 Bintang lima
64 BAB. 64 Sandiwara
65 BAB. 65 Bersama
66 Promo Karya Baru
67 BAB. 66 Sakit
68 BAB. 67 Sakit lagi
69 BAB. 68 Umpatan
70 BAB. 69 Kabar baik
71 BAB. 70 Rumpi pagi
72 BAB. 71 Kontrol
73 BAB. 72 Perasa
74 BAB. 73 Ngidam
75 BAB. 74 Kecelakaan
76 BAB. 75 Tersaingi
77 BAB. 76 Obrolan plus plus
78 BAB. 77 Pesan Riza
79 BAB. 78 Hukuman Zavier
80 BAB. 79 Rindu menggebu
81 BAB. 80 Salah sangka
82 BAB. 81 Manja
83 BAB. 82 Cerita sebelum tidur
84 BAB. 83 Ketahuan
85 BAB. 84 Tamu
86 BAB. 85 Tidak mengijinkan
87 BAB. 86 Hidup dan Mati
88 BAB. 87 Diratukan
89 BAB. 88 Posesif
90 BAB. 89 Baby eL
91 BAB. 90 Family time
92 BAB. 91 Sampai menua
93 BAB. 92 Real story
94 BAB. 93 Ultah
95 BAB. 94 Mengubah
96 BAB. 95 Di duakan
97 BAB. 96 Menikah
98 BAB. 97 Digigit nyamuk
99 BAB. 98 Tidak suka
100 BAB. 99 Mengalah
101 BAB. 100 Iri waktu
102 BAB. 101 Drop
103 BAB. 102 Tanda tanda
104 BAB. 103 Kabar baik
105 BAB. 104 Menerka nerka
106 BAB. 105 Nyantri
107 BAB. 106 Rahasia
108 BAB. 107 Terbongkar
109 BAB. 108 Leon
110 BAB. 109 Kemantapan Hati
111 Promo Karya Baru
112 BAB. 110 Kedekatan
113 BAB. 111 Menunggu
114 BAB. 112 Eleana
115 BAB. 113 Tuntutan
116 BAB. 114 Berharap
117 BAB. 115 Aneh
118 BAB. 116 Rencana
119 BAB. 117 Berpisah lagi
120 Promo karya baru.
Episodes

Updated 120 Episodes

1
BAB. 1 Bahan Bakar
2
BAB. 2 Hilang
3
BAB. 3 Meremehkan
4
BAB. 4 Perkenalan
5
BAB. 5 Memantaskan
6
BAB. 6 Tidur satu kamar
7
BAB. 7 Tak Sebanding
8
BAB. 8 Rumah tinggal
9
BAB. 9 Obrolan Riza
10
BAB. 10 Memulai hari
11
BAB. 11 Pertemuan keluarga
12
BAB. 12 Diam
13
BAB. 13 Sakit
14
BAB. 14 Isi hati
15
BAB. 15 Berusaha dekat
16
BAB. 16 Hadiah
17
BAB. 17 Tali sepatu
18
BAB. 18 Kedatangan mertua
19
BAB. 19 Melarang
20
BAB. 20 Penawaran
21
BAB. 21 Gaduh
22
BAB. 22 Labil
23
BAB. 23 Rayuan
24
BAB. 24 Masa lalu
25
BAB. 25 Syarat
26
BAB. 26 Pesan
27
BAB. 27 Tragedi
28
BAB. 28 Pengakuan
29
BAB. 29 Kedekatan
30
BAB. 30 Takut
31
BAB. 31 Sisi gelap
32
BAB. 32 Hukuman
33
BAB. 33 Serba serbi
34
BAB. 34 Berita
35
BAB. 35 Ipar adalah maut
36
BAB. 36 Bertemu lagi
37
BAB. 37 Zavier zayden
38
BAB. 38 Pulang
39
BAB. 39 Kabar
40
BAB. 40 Rumah sakit
41
BAB. 41 Cemburu
42
BAB. 42 Mita & Galina
43
BAB. 43 Terbongkar
44
BAB. 44 Keseleo
45
BAB. 45 Debat
46
BAB. 46 Memulai
47
BAB. 47 Saran Ara
48
BAB. 48 Perpisahan
49
BAB. 49 Ungkapan Antonio
50
BAB. 50 Viona
51
BAB. 51 Ras tertinggi
52
BAB. 52 Penawaran
53
BAB. 53 Meminta ijin
54
BAB. 54 Keputusan
55
BAB. 55 Berbeda Arah
56
BAB. 56 Jebakan
57
BAB. 57 Terusik kembali
58
BAB. 58 Melebur
59
BAB. 59 Penjelasan
60
BAB. 60 Misi menyatukan
61
BAB. 61 Saingan
62
BAB. 62 Harapan
63
BAB. 63 Bintang lima
64
BAB. 64 Sandiwara
65
BAB. 65 Bersama
66
Promo Karya Baru
67
BAB. 66 Sakit
68
BAB. 67 Sakit lagi
69
BAB. 68 Umpatan
70
BAB. 69 Kabar baik
71
BAB. 70 Rumpi pagi
72
BAB. 71 Kontrol
73
BAB. 72 Perasa
74
BAB. 73 Ngidam
75
BAB. 74 Kecelakaan
76
BAB. 75 Tersaingi
77
BAB. 76 Obrolan plus plus
78
BAB. 77 Pesan Riza
79
BAB. 78 Hukuman Zavier
80
BAB. 79 Rindu menggebu
81
BAB. 80 Salah sangka
82
BAB. 81 Manja
83
BAB. 82 Cerita sebelum tidur
84
BAB. 83 Ketahuan
85
BAB. 84 Tamu
86
BAB. 85 Tidak mengijinkan
87
BAB. 86 Hidup dan Mati
88
BAB. 87 Diratukan
89
BAB. 88 Posesif
90
BAB. 89 Baby eL
91
BAB. 90 Family time
92
BAB. 91 Sampai menua
93
BAB. 92 Real story
94
BAB. 93 Ultah
95
BAB. 94 Mengubah
96
BAB. 95 Di duakan
97
BAB. 96 Menikah
98
BAB. 97 Digigit nyamuk
99
BAB. 98 Tidak suka
100
BAB. 99 Mengalah
101
BAB. 100 Iri waktu
102
BAB. 101 Drop
103
BAB. 102 Tanda tanda
104
BAB. 103 Kabar baik
105
BAB. 104 Menerka nerka
106
BAB. 105 Nyantri
107
BAB. 106 Rahasia
108
BAB. 107 Terbongkar
109
BAB. 108 Leon
110
BAB. 109 Kemantapan Hati
111
Promo Karya Baru
112
BAB. 110 Kedekatan
113
BAB. 111 Menunggu
114
BAB. 112 Eleana
115
BAB. 113 Tuntutan
116
BAB. 114 Berharap
117
BAB. 115 Aneh
118
BAB. 116 Rencana
119
BAB. 117 Berpisah lagi
120
Promo karya baru.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!