Menyiapkan dua kejutan untuk Galina,sedikit aneh dengan keadaan ini.Pasalnya Riza tak pernah melakukan hal seperti ini jika bukan karena Mamah.Semua-semua yang dia lakukan untuk Galina karena Mamah.
Meletakkan satu buah paper bag dan satu bouqet bunga di meja kamar nya.Riza pura-pura menarik selimut nya kembali.Week end waktu nya bersantai dan bermalas-malasan.
Galina sedang mandi karena ada tambahan pelajaran,beberapa bulan lagi dirinya akan menjalani ujian sekolah.
Beberapa menit berikutnya,terdengar kamar mandi terbuka menampakkan Galina yang sudah rapih.
Kaki nya melangkah menuju meja rias,mata nya tak sengaja melihat sesuatu di atas meja.Galina pun mendekati,mengangkat bouqet dan membaca tulisan di sana.
Selamat bertambah umur Galina.
Ciee 17th,bentar lagi foto buat tanda pengenal.
Semangat dan sukses buat ujian nya besok ya.
Riza 😋
Galina tersenyum dan menoleh Riza di atas ranjang.Bukan emot love ataupun bunga mawar,sejauh ini hubungan seperti ini cukup nyaman untuk nya.Berstatus suami istri dan menempati satu rumah dan satu kamar,namun tidak terjadi apapun selagi bantal guling ada di tengah.Dan keduanya tetap tidak melampaui pembatas.
Meraih papar bag di sebelah bouqet,dan membuka nya,mata Galina membulat seketika.Ponsel dengan keluaran terbaru yang sudah pasti mahal harga nya.
Galina pun menoleh ke arah ranjang dan berjalan cepat.Rasa bahagia nya tidak bisa di pungkiri pagi ini.Tiba-tiba tubuhnya melompat ke atas ranjang dan memeluk selimut.
Riza yang berpura-pura masih tidur pun tersedak dan batuk.
"Mas terimakasih!"
Galina memeluk selimut tebal yang menutupi tubuh Riza,seketika Riza membuka selimutnya dan menutup wajah Galina yang ayu.
"Aaa...mas,selimutnya!"
"Oiya maaf Na,Mas tidak sengaja!"
Riza tertawa melihat rambut Galina yang berantakan kembali.Berusaha menggeser tubuhnya dan bersandar di papan ranjang.Riza menatap Galina yang duduk di sebelah nya.
"Terimakasih Mas!!" Tangan Galina menggoyang kan kardus kecil yang sudah pasti isi nya adalah ponsel dambaan sejuta umat.
"Kamu suka Na?" Riza tersenyum.
"Aku suka mas,tapi tidak tahu" Wajah Galina tiba-tiba muram.
"Tidak tahu apa?"
"Galina tidak pernah punya ponsel semahal ini,ponsel Galina selama ini jadul,bunyinya saja masih ringtone.Dan itu dijual saat seminggu sebelum kita bertemu mas.Bapak belum membayar listrik!" Wajah Galina tertunduk lesu dan sedikit malu.Lagi-lagi keadaan ekonomi keluarga nya dia ceritakan.
Meraih kotak kardus di tangan Galina,Riza mulai membuka.
"Tidak usah sedih,sini mas ajarkan!"
Galina mengangkat kaki nya yang satu dan sekarang duduk berhadapan di atas kasur dengan Riza.
"Apa nomor yang dulu masih Na?" tanya Riza,mungkin saja Galina masih menyimpan.
Galina pun mengangguk dan meraih dompet kecil di laci meja riasnya.Memberikan ke Riza,lelaki itu pun menyipitkan mata melihat sim card yang benar-benar jaman dahulu.
Memotong dan memasukan kartu ke dalam ponsel,Riza mulai mendekatkan diri di sebelah Galina,satu persatu dia ajarkan kepada istri nya.Beruntung Galina bukan yang terlalu bodoh dan terlalu pintar,hanya saja harus diasah dan cepat mengerti.
Ponsel pun diberikan kepada Galina,Riza mengusak rambut istrinya dan melirik ke jam di dinding,ternyata sudah jam tujuh lebih tiga puluh menit,dan kewajiban Riza mengantar Galina ke sekolah.
"Mas akan mencuci muka setelah itu mengantar mu ke sekolah ya Na?!"
Galina hanya mengangguk,matanya masih melihat layar ponsel.Beberapa chat yang dahulu masih ada di sana,dan tersimpan di kartu,Riza bisa melihat itu.
"Na,turun lah.Mas akan turun!"
Telinganya mendengarkan namun tak mengiyakan,dan Galina hanya bergeser saja.Riza yang melihat itu sedikit kesal karena di abaikan oleh gadis di depannya.Menarik selimut yang di duduki Galina,hampir saja gadis itu terjungkal dan Riza berhasil meraih pinggang Galina sebelum dia jatuh.
"Aaaaa....!" ponsel sudah terjatuh duluan di sebelahnya.
Wajah kedua nya sangat dekat,jaraknya hanya beberapa senti saja.Mata kedua nya saling bertemu dan mengunci.
Riza tak bisa berkata apapun saat sedekat ini.Melihat garis wajah Galina dan berhenti di bibir yang berwarna merah muda, padahal tak menggunakan lipstik atau liptint.
Mata mereka sekali lagi bertemu,perlahan Riza mendekat.Pertahanan nya mulai pudar,rasa ingin menyentuh Galina terbesit di hatinya.
Keduanya menatap lekat dengan sejuta rasa yang tersirat, perasaan Galina sudah tahu lagi entah apa yang dirasakan.Berbeda ketika saat mereka melakukan nya di gubuk dengan Galina yang berada di atas Riza,dan tidak saling mengenal.
Riza semakin menurunkan wajah,hingga bibir nya menyentuh bibir Galina,perlahan mata gadis itu terpejam.Hanya itu yang bisa lakukan karena untuk yang pertama kali bibirnya di sentuh oleh bibir orang lain.
Kecupan pertama,kedua,dan ketiga tidak ada penolakan.Riza memperdalam dan memaksa membuka bibir Galina.Terlena dengan suara yang lirih namun terdengar jelas di telinganya.Tangan Riza mulai merayap menyelusup di bawah kemeja Galina.
"Bagaimana jika nanti kamu khilaf"
Mata Riza terpejam menikmati,namun suara itu tiba-tiba terdengar kembali.Suara Mamah Ara yang sangat jelas.
"Za, seumuran Galina terlalu bahaya jika hamil"
Seketika Riza mengangkat wajahnya,ciuman pun terlepas.Kakinya segera turun dari ranjang,menggaruk kepalanya yang tak gatal dan berlalu begitu saja masuk ke dalam kamar mandi tanpa bicara sepatah katapun.
Galina membuka mata,nafas nya memburu,dan dada nya terasa sesak.Melihat di depan nya tak ada seorang pun,hanya terdengar suara pintu kamar mandi tertutup cukup keras.
Antara debaran jantung nya yang tak baik dan kenikmatan yang baru saja Galina alami.Memejamkan mata sejenak,dan terlintas bagaimana Riza menyentuh,mengecup,******* dan bermain dengan bibirnya.
"Astaga!!!...." Galina memukul keningnya sendiri dan beranjak dari ranjang,bercermin dan melihat dirinya yang sudah berantakan.Kemeja yang dia pakai bahkan sudah kusut tak karuan.Rambutnya jangan ditanya,semakin acak-acakan.
Merapikan kembali penampilannya,Galina langsung meraih tas di sofa dan segera turun karena akan malu jika melihat Riza kembali.
Langkahnya begitu cepat menuruni tangga.
"Mbak art?!!...." sedikit tinggi nada suaranya.Galina memanggil mbak art.
Menggunakan celemek,dan Sutil di tangan nya.Mbak art pun mendekati Galina.
"Sarapan dulu nona?!"
"Sebenarnya tidak lama,hanya satu jam setengah.Tapi di buat bekal saja tidak apa-apa mbak?"
Mbak art pun mengangguk "Tunggu sebentar ya,mbak bikin kan dulu?!"
Galina pun mengangguk,dan berjalan ke garasi lewat pintu dapur.
"Langsung di mobil Nona?"
"Iya mbak, terimakasih sebelumnya ya?"
Galina tersenyum,mbak art pun sama tersenyum.Majikan nya yang satu ini lain dari pada yang lain.Tidak mau dipanggil nyonya karena masih kecil,dan menganggap art nya seperti teman atau saudara.
.
.
.
To be continue
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 120 Episodes
Comments
@⍣⃝కꫝ🎸BuNdAιиɑ͜͡✦🇵🇸
mulai dah yg gak bisa nahan hasrat.. 🤭🤭
2023-10-24
0
@⍣⃝కꫝ🎸BuNdAιиɑ͜͡✦🇵🇸
koq manggilnya mbak art? apa art nya gak punya nama? kalau baby sitter dipanggil mbaksus masih wajar. ini, mbak art.. 🙄🙄
2023-10-24
1
Greenindya
mulai keliatan nih Riza kena virus cinta 😂😂
2023-10-24
2