BAB. 16 Hadiah

Menyiapkan dua kejutan untuk Galina,sedikit aneh dengan keadaan ini.Pasalnya Riza tak pernah melakukan hal seperti ini jika bukan karena Mamah.Semua-semua yang dia lakukan untuk Galina karena Mamah.

Meletakkan satu buah paper bag dan satu bouqet bunga di meja kamar nya.Riza pura-pura menarik selimut nya kembali.Week end waktu nya bersantai dan bermalas-malasan.

Galina sedang mandi karena ada tambahan pelajaran,beberapa bulan lagi dirinya akan menjalani ujian sekolah.

Beberapa menit berikutnya,terdengar kamar mandi terbuka menampakkan Galina yang sudah rapih.

Kaki nya melangkah menuju meja rias,mata nya tak sengaja melihat sesuatu di atas meja.Galina pun mendekati,mengangkat bouqet dan membaca tulisan di sana.

Selamat bertambah umur Galina.

Ciee 17th,bentar lagi foto buat tanda pengenal.

Semangat dan sukses buat ujian nya besok ya.

Riza 😋

Galina tersenyum dan menoleh Riza di atas ranjang.Bukan emot love ataupun bunga mawar,sejauh ini hubungan seperti ini cukup nyaman untuk nya.Berstatus suami istri dan menempati satu rumah dan satu kamar,namun tidak terjadi apapun selagi bantal guling ada di tengah.Dan keduanya tetap tidak melampaui pembatas.

Meraih papar bag di sebelah bouqet,dan membuka nya,mata Galina membulat seketika.Ponsel dengan keluaran terbaru yang sudah pasti mahal harga nya.

Galina pun menoleh ke arah ranjang dan berjalan cepat.Rasa bahagia nya tidak bisa di pungkiri pagi ini.Tiba-tiba tubuhnya melompat ke atas ranjang dan memeluk selimut.

Riza yang berpura-pura masih tidur pun tersedak dan batuk.

"Mas terimakasih!"

Galina memeluk selimut tebal yang menutupi tubuh Riza,seketika Riza membuka selimutnya dan menutup wajah Galina yang ayu.

"Aaa...mas,selimutnya!"

"Oiya maaf Na,Mas tidak sengaja!"

Riza tertawa melihat rambut Galina yang berantakan kembali.Berusaha menggeser tubuhnya dan bersandar di papan ranjang.Riza menatap Galina yang duduk di sebelah nya.

"Terimakasih Mas!!" Tangan Galina menggoyang kan kardus kecil yang sudah pasti isi nya adalah ponsel dambaan sejuta umat.

"Kamu suka Na?" Riza tersenyum.

"Aku suka mas,tapi tidak tahu" Wajah Galina tiba-tiba muram.

"Tidak tahu apa?"

"Galina tidak pernah punya ponsel semahal ini,ponsel Galina selama ini jadul,bunyinya saja masih ringtone.Dan itu dijual saat seminggu sebelum kita bertemu mas.Bapak belum membayar listrik!" Wajah Galina tertunduk lesu dan sedikit malu.Lagi-lagi keadaan ekonomi keluarga nya dia ceritakan.

Meraih kotak kardus di tangan Galina,Riza mulai membuka.

"Tidak usah sedih,sini mas ajarkan!"

Galina mengangkat kaki nya yang satu dan sekarang duduk berhadapan di atas kasur dengan Riza.

"Apa nomor yang dulu masih Na?" tanya Riza,mungkin saja Galina masih menyimpan.

Galina pun mengangguk dan meraih dompet kecil di laci meja riasnya.Memberikan ke Riza,lelaki itu pun menyipitkan mata melihat sim card yang benar-benar jaman dahulu.

Memotong dan memasukan kartu ke dalam ponsel,Riza mulai mendekatkan diri di sebelah Galina,satu persatu dia ajarkan kepada istri nya.Beruntung Galina bukan yang terlalu bodoh dan terlalu pintar,hanya saja harus diasah dan cepat mengerti.

Ponsel pun diberikan kepada Galina,Riza mengusak rambut istrinya dan melirik ke jam di dinding,ternyata sudah jam tujuh lebih tiga puluh menit,dan kewajiban Riza mengantar Galina ke sekolah.

"Mas akan mencuci muka setelah itu mengantar mu ke sekolah ya Na?!"

Galina hanya mengangguk,matanya masih melihat layar ponsel.Beberapa chat yang dahulu masih ada di sana,dan tersimpan di kartu,Riza bisa melihat itu.

"Na,turun lah.Mas akan turun!"

Telinganya mendengarkan namun tak mengiyakan,dan Galina hanya bergeser saja.Riza yang melihat itu sedikit kesal karena di abaikan oleh gadis di depannya.Menarik selimut yang di duduki Galina,hampir saja gadis itu terjungkal dan Riza berhasil meraih pinggang Galina sebelum dia jatuh.

"Aaaaa....!" ponsel sudah terjatuh duluan di sebelahnya.

Wajah kedua nya sangat dekat,jaraknya hanya beberapa senti saja.Mata kedua nya saling bertemu dan mengunci.

Riza tak bisa berkata apapun saat sedekat ini.Melihat garis wajah Galina dan berhenti di bibir yang berwarna merah muda, padahal tak menggunakan lipstik atau liptint.

Mata mereka sekali lagi bertemu,perlahan Riza mendekat.Pertahanan nya mulai pudar,rasa ingin menyentuh Galina terbesit di hatinya.

Keduanya menatap lekat dengan sejuta rasa yang tersirat, perasaan Galina sudah tahu lagi entah apa yang dirasakan.Berbeda ketika saat mereka melakukan nya di gubuk dengan Galina yang berada di atas Riza,dan tidak saling mengenal.

Riza semakin menurunkan wajah,hingga bibir nya menyentuh bibir Galina,perlahan mata gadis itu terpejam.Hanya itu yang bisa lakukan karena untuk yang pertama kali bibirnya di sentuh oleh bibir orang lain.

Kecupan pertama,kedua,dan ketiga tidak ada penolakan.Riza memperdalam dan memaksa membuka bibir Galina.Terlena dengan suara yang lirih namun terdengar jelas di telinganya.Tangan Riza mulai merayap menyelusup di bawah kemeja Galina.

"Bagaimana jika nanti kamu khilaf"

Mata Riza terpejam menikmati,namun suara itu tiba-tiba terdengar kembali.Suara Mamah Ara yang sangat jelas.

"Za, seumuran Galina terlalu bahaya jika hamil"

Seketika Riza mengangkat wajahnya,ciuman pun terlepas.Kakinya segera turun dari ranjang,menggaruk kepalanya yang tak gatal dan berlalu begitu saja masuk ke dalam kamar mandi tanpa bicara sepatah katapun.

Galina membuka mata,nafas nya memburu,dan dada nya terasa sesak.Melihat di depan nya tak ada seorang pun,hanya terdengar suara pintu kamar mandi tertutup cukup keras.

Antara debaran jantung nya yang tak baik dan kenikmatan yang baru saja Galina alami.Memejamkan mata sejenak,dan terlintas bagaimana Riza menyentuh,mengecup,******* dan bermain dengan bibirnya.

"Astaga!!!...." Galina memukul keningnya sendiri dan beranjak dari ranjang,bercermin dan melihat dirinya yang sudah berantakan.Kemeja yang dia pakai bahkan sudah kusut tak karuan.Rambutnya jangan ditanya,semakin acak-acakan.

Merapikan kembali penampilannya,Galina langsung meraih tas di sofa dan segera turun karena akan malu jika melihat Riza kembali.

Langkahnya begitu cepat menuruni tangga.

"Mbak art?!!...." sedikit tinggi nada suaranya.Galina memanggil mbak art.

Menggunakan celemek,dan Sutil di tangan nya.Mbak art pun mendekati Galina.

"Sarapan dulu nona?!"

"Sebenarnya tidak lama,hanya satu jam setengah.Tapi di buat bekal saja tidak apa-apa mbak?"

Mbak art pun mengangguk "Tunggu sebentar ya,mbak bikin kan dulu?!"

Galina pun mengangguk,dan berjalan ke garasi lewat pintu dapur.

"Langsung di mobil Nona?"

"Iya mbak, terimakasih sebelumnya ya?"

Galina tersenyum,mbak art pun sama tersenyum.Majikan nya yang satu ini lain dari pada yang lain.Tidak mau dipanggil nyonya karena masih kecil,dan menganggap art nya seperti teman atau saudara.

.

.

.

To be continue

Terpopuler

Comments

@⍣⃝కꫝ🎸BuNdAιиɑ͜͡✦🇵🇸

@⍣⃝కꫝ🎸BuNdAιиɑ͜͡✦🇵🇸

mulai dah yg gak bisa nahan hasrat.. 🤭🤭

2023-10-24

0

@⍣⃝కꫝ🎸BuNdAιиɑ͜͡✦🇵🇸

@⍣⃝కꫝ🎸BuNdAιиɑ͜͡✦🇵🇸

koq manggilnya mbak art? apa art nya gak punya nama? kalau baby sitter dipanggil mbaksus masih wajar. ini, mbak art.. 🙄🙄

2023-10-24

1

Greenindya

Greenindya

mulai keliatan nih Riza kena virus cinta 😂😂

2023-10-24

2

lihat semua
Episodes
1 BAB. 1 Bahan Bakar
2 BAB. 2 Hilang
3 BAB. 3 Meremehkan
4 BAB. 4 Perkenalan
5 BAB. 5 Memantaskan
6 BAB. 6 Tidur satu kamar
7 BAB. 7 Tak Sebanding
8 BAB. 8 Rumah tinggal
9 BAB. 9 Obrolan Riza
10 BAB. 10 Memulai hari
11 BAB. 11 Pertemuan keluarga
12 BAB. 12 Diam
13 BAB. 13 Sakit
14 BAB. 14 Isi hati
15 BAB. 15 Berusaha dekat
16 BAB. 16 Hadiah
17 BAB. 17 Tali sepatu
18 BAB. 18 Kedatangan mertua
19 BAB. 19 Melarang
20 BAB. 20 Penawaran
21 BAB. 21 Gaduh
22 BAB. 22 Labil
23 BAB. 23 Rayuan
24 BAB. 24 Masa lalu
25 BAB. 25 Syarat
26 BAB. 26 Pesan
27 BAB. 27 Tragedi
28 BAB. 28 Pengakuan
29 BAB. 29 Kedekatan
30 BAB. 30 Takut
31 BAB. 31 Sisi gelap
32 BAB. 32 Hukuman
33 BAB. 33 Serba serbi
34 BAB. 34 Berita
35 BAB. 35 Ipar adalah maut
36 BAB. 36 Bertemu lagi
37 BAB. 37 Zavier zayden
38 BAB. 38 Pulang
39 BAB. 39 Kabar
40 BAB. 40 Rumah sakit
41 BAB. 41 Cemburu
42 BAB. 42 Mita & Galina
43 BAB. 43 Terbongkar
44 BAB. 44 Keseleo
45 BAB. 45 Debat
46 BAB. 46 Memulai
47 BAB. 47 Saran Ara
48 BAB. 48 Perpisahan
49 BAB. 49 Ungkapan Antonio
50 BAB. 50 Viona
51 BAB. 51 Ras tertinggi
52 BAB. 52 Penawaran
53 BAB. 53 Meminta ijin
54 BAB. 54 Keputusan
55 BAB. 55 Berbeda Arah
56 BAB. 56 Jebakan
57 BAB. 57 Terusik kembali
58 BAB. 58 Melebur
59 BAB. 59 Penjelasan
60 BAB. 60 Misi menyatukan
61 BAB. 61 Saingan
62 BAB. 62 Harapan
63 BAB. 63 Bintang lima
64 BAB. 64 Sandiwara
65 BAB. 65 Bersama
66 Promo Karya Baru
67 BAB. 66 Sakit
68 BAB. 67 Sakit lagi
69 BAB. 68 Umpatan
70 BAB. 69 Kabar baik
71 BAB. 70 Rumpi pagi
72 BAB. 71 Kontrol
73 BAB. 72 Perasa
74 BAB. 73 Ngidam
75 BAB. 74 Kecelakaan
76 BAB. 75 Tersaingi
77 BAB. 76 Obrolan plus plus
78 BAB. 77 Pesan Riza
79 BAB. 78 Hukuman Zavier
80 BAB. 79 Rindu menggebu
81 BAB. 80 Salah sangka
82 BAB. 81 Manja
83 BAB. 82 Cerita sebelum tidur
84 BAB. 83 Ketahuan
85 BAB. 84 Tamu
86 BAB. 85 Tidak mengijinkan
87 BAB. 86 Hidup dan Mati
88 BAB. 87 Diratukan
89 BAB. 88 Posesif
90 BAB. 89 Baby eL
91 BAB. 90 Family time
92 BAB. 91 Sampai menua
93 BAB. 92 Real story
94 BAB. 93 Ultah
95 BAB. 94 Mengubah
96 BAB. 95 Di duakan
97 BAB. 96 Menikah
98 BAB. 97 Digigit nyamuk
99 BAB. 98 Tidak suka
100 BAB. 99 Mengalah
101 BAB. 100 Iri waktu
102 BAB. 101 Drop
103 BAB. 102 Tanda tanda
104 BAB. 103 Kabar baik
105 BAB. 104 Menerka nerka
106 BAB. 105 Nyantri
107 BAB. 106 Rahasia
108 BAB. 107 Terbongkar
109 BAB. 108 Leon
110 BAB. 109 Kemantapan Hati
111 Promo Karya Baru
112 BAB. 110 Kedekatan
113 BAB. 111 Menunggu
114 BAB. 112 Eleana
115 BAB. 113 Tuntutan
116 BAB. 114 Berharap
117 BAB. 115 Aneh
118 BAB. 116 Rencana
119 BAB. 117 Berpisah lagi
120 Promo karya baru.
Episodes

Updated 120 Episodes

1
BAB. 1 Bahan Bakar
2
BAB. 2 Hilang
3
BAB. 3 Meremehkan
4
BAB. 4 Perkenalan
5
BAB. 5 Memantaskan
6
BAB. 6 Tidur satu kamar
7
BAB. 7 Tak Sebanding
8
BAB. 8 Rumah tinggal
9
BAB. 9 Obrolan Riza
10
BAB. 10 Memulai hari
11
BAB. 11 Pertemuan keluarga
12
BAB. 12 Diam
13
BAB. 13 Sakit
14
BAB. 14 Isi hati
15
BAB. 15 Berusaha dekat
16
BAB. 16 Hadiah
17
BAB. 17 Tali sepatu
18
BAB. 18 Kedatangan mertua
19
BAB. 19 Melarang
20
BAB. 20 Penawaran
21
BAB. 21 Gaduh
22
BAB. 22 Labil
23
BAB. 23 Rayuan
24
BAB. 24 Masa lalu
25
BAB. 25 Syarat
26
BAB. 26 Pesan
27
BAB. 27 Tragedi
28
BAB. 28 Pengakuan
29
BAB. 29 Kedekatan
30
BAB. 30 Takut
31
BAB. 31 Sisi gelap
32
BAB. 32 Hukuman
33
BAB. 33 Serba serbi
34
BAB. 34 Berita
35
BAB. 35 Ipar adalah maut
36
BAB. 36 Bertemu lagi
37
BAB. 37 Zavier zayden
38
BAB. 38 Pulang
39
BAB. 39 Kabar
40
BAB. 40 Rumah sakit
41
BAB. 41 Cemburu
42
BAB. 42 Mita & Galina
43
BAB. 43 Terbongkar
44
BAB. 44 Keseleo
45
BAB. 45 Debat
46
BAB. 46 Memulai
47
BAB. 47 Saran Ara
48
BAB. 48 Perpisahan
49
BAB. 49 Ungkapan Antonio
50
BAB. 50 Viona
51
BAB. 51 Ras tertinggi
52
BAB. 52 Penawaran
53
BAB. 53 Meminta ijin
54
BAB. 54 Keputusan
55
BAB. 55 Berbeda Arah
56
BAB. 56 Jebakan
57
BAB. 57 Terusik kembali
58
BAB. 58 Melebur
59
BAB. 59 Penjelasan
60
BAB. 60 Misi menyatukan
61
BAB. 61 Saingan
62
BAB. 62 Harapan
63
BAB. 63 Bintang lima
64
BAB. 64 Sandiwara
65
BAB. 65 Bersama
66
Promo Karya Baru
67
BAB. 66 Sakit
68
BAB. 67 Sakit lagi
69
BAB. 68 Umpatan
70
BAB. 69 Kabar baik
71
BAB. 70 Rumpi pagi
72
BAB. 71 Kontrol
73
BAB. 72 Perasa
74
BAB. 73 Ngidam
75
BAB. 74 Kecelakaan
76
BAB. 75 Tersaingi
77
BAB. 76 Obrolan plus plus
78
BAB. 77 Pesan Riza
79
BAB. 78 Hukuman Zavier
80
BAB. 79 Rindu menggebu
81
BAB. 80 Salah sangka
82
BAB. 81 Manja
83
BAB. 82 Cerita sebelum tidur
84
BAB. 83 Ketahuan
85
BAB. 84 Tamu
86
BAB. 85 Tidak mengijinkan
87
BAB. 86 Hidup dan Mati
88
BAB. 87 Diratukan
89
BAB. 88 Posesif
90
BAB. 89 Baby eL
91
BAB. 90 Family time
92
BAB. 91 Sampai menua
93
BAB. 92 Real story
94
BAB. 93 Ultah
95
BAB. 94 Mengubah
96
BAB. 95 Di duakan
97
BAB. 96 Menikah
98
BAB. 97 Digigit nyamuk
99
BAB. 98 Tidak suka
100
BAB. 99 Mengalah
101
BAB. 100 Iri waktu
102
BAB. 101 Drop
103
BAB. 102 Tanda tanda
104
BAB. 103 Kabar baik
105
BAB. 104 Menerka nerka
106
BAB. 105 Nyantri
107
BAB. 106 Rahasia
108
BAB. 107 Terbongkar
109
BAB. 108 Leon
110
BAB. 109 Kemantapan Hati
111
Promo Karya Baru
112
BAB. 110 Kedekatan
113
BAB. 111 Menunggu
114
BAB. 112 Eleana
115
BAB. 113 Tuntutan
116
BAB. 114 Berharap
117
BAB. 115 Aneh
118
BAB. 116 Rencana
119
BAB. 117 Berpisah lagi
120
Promo karya baru.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!