Mendengar suara riuh dan semakin mendekat.Galina yang awalnya hanya duduk dan menekuk kaki nya untuk menopang dagu di lutut,berdiri tegak saat kilatan api di petromax kecil menyala dan bergerak.
Galina mengetahui di celah pagar yang sudah rapuh.Saat baru memasuki rumah kosong itu Galina tahu di atas ranjang tua ada seseorang tidur terlentang.Namun ingin mendekati nya saja Galina enggan dan takut.
Kali ini ide liar Galina muncul saat keadaan sudah genting.Orang-orang di luar sana terus menyebut namanya.Dia tahu Bapak nya sudah menyadari bahwa dirinya tidak ada di kamar.
"Ya Tuhan,apa yang harus aku perbuat.Hanya ide ini yang melintas di kepala ku.Maafkan,dan tolong aku siapapun kamu!"
Riza masih tertidur dengan lelap karena terlalu capek berjalan.Dia tidak mendengar apapun dan tidak merasakan apa-apa ketika Galina naik di sebelahnya dan mulai menyobek baju yang dia kenakan.
Galina meraih tangan Riza yang terlentang,dan memaksa memeluk dirinya.Galina pun tidur di dada Riza dan menyingkap kaos lusuh Riza.
"Hei siapa kamu?!"
Seketika Riza terkejut,dan membalikan posisi Galina.Namun dengan berani nya Galina menarik baju Riza.Posisi mereka pun sangat intim.
"Ahhh tolong!!!"
Mata Riza membulat saat teriakan Galina sangat melengking di telinga nya.
"Siapa kau,kau gila!!"
"Tolong aku!"
Brak..Brakkk... Orang-orang di sana mendengar teriakan Galina dan langsung mendobrak pintu rumah kosong.
"Tolong!!! " Tangan Galina melingkar di leher Riza dan menariknya,hingga wajah Riza berada di ceruk leher Galina.
"Tolong!!"
"Apa-apaan ini?!"
Riza yang menolak dan Galina yang bergelayut kuat di leher.Hingga suara pintu terbuka paksa.
Beberapa orang di sana terkejut dengan posisi Galina dan Riza yang bertumpuk dan sangat tidak lazim.
"Astaghfirullah Nduk!!"
Riza langsung terperanjat dan jatuh ketika mendengar suara beberapa orang di pintu.
"Pak..." Galina menutupi bagian dada nya yang hampir terlihat semua karena bajunya robek.
Diapun menelungkup kan wajahnya karena malu.
"Kamu!!! Ikut dengan kami!"
Riza bahkan tidak mengerti apa yang terjadi.Meraih tangan dan menariknya,beberapa petugas keamanan desa dengan sangat garang memukul punggung Riza.Mereka bahkan tak segan bersikap kasar pada nya.
Mata Riza terus melihat Galina yang di peluk dan menggunakan jaket nya untuk menutupi bagian baju yang robek.
Galina pun menoleh,gadis itu menangkupkan kedua tangan di depan dada nya,sebagai permohonan akan sesuatu.
Berjalan dari perbatasan desa hingga ke pos pertemuan desa Galina.
Pak Kadus sangat menyayangkan hal ini terjadi di desanya.
Sudah duduk berdampingan dengan Galina dan di temani ibu Kadus di sana sebagai penenang untuk Galina yang terlihat syok.
Riza menoleh sekali lagi pada Galina.Dengan mengulangi lagi permohonan nya Galina berbicara sangat lirih dan hanya bibir saja yang bergerak.
"Tolong aku,aku mohon!!" Begitu kurang lebih yang Riza bisa mengerti.
.
.
.
Setelah persidangan yang di adakan sangat dadakan hingga larut malam,Riza tahu alasan kenapa Galina berbuat seperti itu dengan nya.
"Aku tidak setuju.Galina adalah calon mantu ku karena Syamsir sudah memberikan hidupnya untuk membayar hutang pada ku!"
Melihat Galina yang sangat gelisah,terbesit rasa iba pada Riza.Dia ingat jika mempunyai adik perempuan dan hanya satu yaitu Inggira.Keberuntungan selalu berpihak pada keluarga nya.Memiliki keluarga yang utuh,dan memilik harta yang banyak.
Hidupnya bahkan sudah dijamin sampai keturunan berikut dan berikutnya lagi.
"Pokoknya aku ingin Galina menikah deng Jae!"
"Tidak bisa begitu! Galina mengakui bahwa dia telah di nodai oleh pria ini.Yang bahkan dikenali nya lewat sosmed.Benar begitu saudara Rizaidan?"
Riza melirik Galina yang terus berkedip seolah memohon pada nya.
"Iya,saya telah memaksa Galina untuk melayani saya!"
Seketika wajah Syamsir bagai tertampar kotoran hewan.
"Dan saya akan bertanggung jawab untuk semuanya!"
"Apa kau bisa membayar hutang ayah nya beserta bunga dan denda nya?".
Riza menoleh kembali pada Galina.Gadis itu hanya terdiam menunggu jawaban Riza.
"Akan saya bayar semuanya,tapi saya meminta waktu.Karena saya butuh menghubungi keluarga dahulu!"
Mendengar itu,salah satu dari mereka menawarkan diri untuk menghubungi lewat telfon rumah.
"Apa Anda hafal?"
Riza mengangguk,dan menyebutkan beberapa angka nomor telfon rumah.Sebenarnya Riza membawa ponsel di tas nya dan mungkin sudah mati karena kehabisan baterai.
Melihat sambungan telfon yang tidak terhubung,Pak Tarjo dan beberapa anteknya mengikuti Riza menghubungi keluarga.Namun sayang seribu sayang,tak ada seorang pun yang menjawab panggilannya.
"Coba sekali lagi!"
Pria yang kemungkinan masih salah satu perangkat desa itu pun mengulangi nya lagi Dan hasil nya nihil.
Pak Tarjo pun tertawa terbahak,terlihat senyumannya yang sedikit mengejek.Nomor yang disebutkan Riza tak terjawab.
"Jangan-jangan kau hanya membohongi kami saja anak muda!..Lihat,pakaian mu saja lusuh.Dan hanya tas dan jaket yang... Ahh mungkin ini palsu,tapi boleh juga!" Pak Tarjo memegang jaket kulit milik Riza dan melemparkan asal.
Riza masih tetap diam dan mendengarkan bualan Pak Tarjo yang seolah mengejek nya.
"Pak,boleh sekali lagi.Tapi maaf,ini nomor ponsel dan semoga saja menyambung!"
"Tidak apa-apa,sebutkan lah"
Riza menyebutkan sembilan digit nomor ponsel.Dan tak lama menyambung.
Pertama pria itu menanyakan siapa,dan kemudian berbicara tentang Riza.
"Siapa nama panjang mu anak muda?" Pria itu bertanya pada Riza.
Riza mengulurkan tangan nya,meminta gagang telfon.
"Biar saya saja yang bicara boleh Pak?!"
"Boleh,tentu saja! Silahkan!"
Panjang lebar Riza menjelaskan,dari dirinya kehabisan bahan bakar,ponsel yang mati dan tidak ada sinyal,hingga dia yang tertidur di rumah kosong.
Kening Pak Tarjo mengerut mendengar nya,sedikit aneh memang.Dan Riza melihat tatapan Pak Tarjo yang sangat menyebalkan,lalu dia ingat dengan ucapan Galina.
"Aku memperkosa seseorang Ricko,dan kemudian aku di arak kampung.Bicaralah pada Papah dan Mamah,nanti aku sebutkan alamatnya!"
Mungkin di sebrang sana Ricko sangat terkejut,hingga tak lama Riza menyebutkan alamat yang diberikan oleh pria di depan nya.
"Bilang pada Papah,buka brangkas ku di kamar dan bawalah kemari!"
Panggilan pun dimatikan.Gagang telfon di letakkan oleh Riza di meja kecil.
"Uang mu akan aku ganti semua nya.Buatlah perjanjian hitam di atas putih lalu tempel materai satu juta disana.Jika tidak mampu membelinya,biarkan aku yang beli!!"
Tepat di depan Pak Tarjo dan para anteknya Riza berbicara lantang dan menegakkan dada nya.Mata Riza sangat tajam melihat lelaki tua itu dan anaknya.
Jika kau meremehkan ku.Maaf Pak tua,kau salah memilih lawan!!...
Riza pun melenggang pergi dari sana dan di ikuti perangkat desa yang lain sebagai penjaga,takut dia kabur dan lepas tanggung jawab.
.
.
.
To be continue
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 123 Episodes
Comments
Lusy ani
seru2 q suka
2023-11-09
0
4U2C
𝐑𝐈𝐙𝐀 𝐲𝐚,,𝐛𝐮𝐤𝐚𝐧 𝐇𝐀𝐅𝐈 𝐡𝐚𝐫𝐚𝐩 𝐦𝐚𝐤𝐥𝐮𝐦..
2023-10-18
1
◌ᷟ⑅⃝ͩ●⍣క🎸BuNdAιиɑ͜͡✦●⑅⃝ᷟ◌ͩ
berapa hutang pak syamsir dengan bunga2nya itu? heh!
2023-10-17
0