BAB. 10 Memulai hari

Riza tidak menyangka jika obrolan mereka membuahkan hasil tangisan Mamah Ara.Dia fikir Mamah nya hanya memikirkan keinginan nya saja.Namun ternyata salah, Mamah nya teringat tentang kehidupannya yang tak mudah.

Segala hal dilalui sendiri tanpa orang tua,lebih beruntungnya lagi ada Paman dan Bibi nya yang selalu melindungi Mamah Ara,membimbing Ara.Meski pernah terjebak di hubungan yang salah pada saat menikah dengan suami pertama nya.Tapi itu menjadikan suatu cerita kehidupan untuk pelajaran lebih baik lagi.

Mamahnya kini berulang kali mengusap pipi yang basah.Melihat Galina yang sangat muda dan akan dijadikan sebagai tebusan untuk melunasi hutang Ayahnya memperjuangkan hidup Ibu yang sakit.Dan Tuhan berkehendak lain.

"Astaga Riza!!!... Kau apakan Mamah mu?!"

Tiba-tiba Fandi,Inggira dan Daffin masuk.Mereka memaksa keluar Papah nya untuk membeli kuliner yang sedang ngehitz dan baru buka di kota nya.

Fandi di ikuti kedua anaknya ikut bergabung di sana,duduk di sofa.Inggi dan Daffin berdesakan di sofa panjang.

"Kenapa sayang ku?"

Fandi meraih bahu Ara dan memeluknya.Pemandangan yang teramat lebay bagi ke tiga anaknya.Kedua orang yang sudah hampir tua sekali tapi seperti remaja yang baru puber dan merasakan cinta.

"Jangan pegang-pegang Za!" punggung tangan Riza seketika di tepuk oleh Fandi karena berusaha mengusap lengan Mamah nya.

"Apa'an Pah,tadi aku juga memeluk Mamah!"

"Haduhh,,kau pasti berbuat yang tidak-tidak lagi kan? Mamah mu sampai menangis begini!"

Inggira dan Daffin saling menyenggol kan bahu.

"Kau sudah menikah,harusnya jam segini tidak kemari.Dirumah dan menjaga istrimu!"

Riza mulai jengah dengan ucapan papah nya yang seolah mengerti semua nya.Kebiasaan Papah seperti itu dan selalu sok tau.

Sekali lagi Ara mengusap bawah mata nya,dan tersenyum mendengar ucapan demi ucapan dari bibir suaminya.

"Bukan mas,aku hanya menasehati Riza.Dan aku teringat masa lalu ku yang bahkan lebih beruntung dari Galina"

"Padahal sudah berpuluh tahun lamanya,tapi masih ada orang seperti keluarga Galina.Kita tidak tahu ada berapa lagi orang yang tidak beruntung di luar sana!"

Fandi pun mengangguk,dia mengerti jika obrolan Riza dan istrinya ternyata obrolan adu nasib.

Jam terus menanjak dan tak terasa sudah pukul sepuluh lewat empat puluh menit.Obrolan mereka bahkan belum selesai ketika Daffin meminta bertemu dengan kakak ipar dadakan nya.

"Ya ampun kak,dia pasti lebih cantik dari ku kan?" Kata Inggi.

"Gak,kakak tetap paling cantik!" Daffin memeluk Inggira erat.

Ya Bagi Daffin dan kedua adiknya dari mommy She,Inggira lah paling cantik.

"Mita lah paling cantik!"

Plak!!!

"Ahh!!...Mah!"

"Dia adikmu Za! Ingat Galina..Galina!" Ara mengingatkan itu,karena Riza terus menyebut Mita jika beradu cantik.

Semua tahu jika Riza lah yang lebih dulu mengenal Mita dibandingkan Hafi,namun dia tidak seberuntung Hafi yang berhasil menikahi Mita.

"Bercanda,,Astaga tangan nya enteng banget sih mah kalau buat mukul!!"

"Mamah gemas jika kau menyebut Mita,sebut saja saat bersama Hafi pasti kalian berkelahi!"

Daffin di ujung sofa tertawa geli.Pasalnya beberapa kali juga dia mendengar dan Riza selalu menyebut Mita.

.

.

.

Semua yang mamah nya ucapkan Riza berusaha menyimpan di otak nya.Mencatat di ponsel lalu mengirimkan ke Ricko.

Ricko di sebrang sana membaca dan berdecak kesal.Sama-sama ciptaan Tuhan namun otak nya harus bekerja extra untuk mengingat segala kepentingan Riza dan Hafi.

Padahal mereka bukan siapa-siapa ku!

Ricko berdecak kesal.Hanya diberikan waktu untuk mengurus lalu setelah itu kembali ke Aceh.

Sampai dirumah yang kini ditinggali bersama Galina dan mertua nya Riza membuka pintu,ternyata ruang tamu sudah gelap.Hanya dapur saja yang dinyalakan oleh Galina.

Langkah kaki Riza menapaki tangga dan mulai menaikki tangga demi tangga hingga membuka pintu.Riza tahu Galina sedang di walk in closet merapikan baju Riza yang beberapa menit lalu datang.

Tanpa berkata apapun Galina diam dan begitu pula dengan Riza.Hanya lirikan bola mata nya saja yang terus mengawasi gerak gerik suaminya hingga masuk ke dalam kamar mandi.

Berakhir tidur di sofa berselimut tipis dan Riza di ranjang yang nyaman.Entah kenapa Riza masih belum bisa mengalah untuk Galina tidur satu ranjang dengan nya.Jadi keputusan Galina di anggap kemauan,Dan Riza menganggap itu semacam cara Galina berterima kasih.

.

.

.

Pagi-pagi sekali Galina sudah bangun dan kebawah,lagi dan lagi hanya ada telur dan nasi sisaan kemarin Bapak dan dirinya makan.

Mas Riza tidak makan semalam.Lalu dia makan apa dan dimana?

Tanpa berfikir lama,Galina merebus air.Itu hal yang pertama dilakukan sehari-hari.

Bapak nya membuka pintu kamar dan ingin buang air kecil.

"Sudah bangun nak?"

Hemmm... Hanya anggukan dan deheman jawaban dari Galina.

Setelah pak Syamsir keluar Galina pun masuk.Dia akan mandi dan juga sholat karena adzan sudah berkumandang.

"Galina nanti sholat berjamaah dengan Bapak saja ya?"

"Dikamar?..."

"Jangan,di ruang tengah saja.Meja nya bisa digeser dan itu cukup untuk orang dua atau tiga Pak!"

Pak Syamsir pun mengangguk.

"Tunggu Galina sebentar Yah!"

"Iya nak!"

Pak Syamsir juga sangat tahu karakter anak gadisnya.Pernikahan dadakan yang dilakukan dan tidak semudah itu juga mereka saling membuka hati.Meski tidur di kamar yang sama,mereka bahkan tak mengobrol.

.

.

.

Jam di dinding menunjukkan pukul 06.00 pagi.Galina yang ke atas terkejut melihat suaminya yang sudah terbangun dan memakai pakaian rapi. ia pun masuk ke kamar dan menghampiri suaminya untuk mengajak sarapan.

"Mas,sarapan di bawah sudah ditunggu Bapak".

Riza pun mengangguk dan meraih beberapa map yang dia bawa semalam.Melihat Galina yang masih memakai pakaian biasa dahinya mengerut.

"Bukan kah hari ini kamu sekolah,dimana seragam mu?"

Langkah Galina yang akan berbalik terhenti.Memangi pakaian rumahan dan seragam,ternyata Riza menemukan sekolah untuknya secepat itu.

"Apa aku benar sekolah sekarang?"

"Iya,kau sekolah nanti aku yang mengantar ,menjemput dan aku ada urusan dengan kepala sekolah disana!"

"Tapi di desa hanya dua seragam,apa tidak apa-apa jika aku memakai seragam Senin sampai Kamis?"

Riza mengangkat alisnya "Apa seragam mu?"

"OSIS..."

"Ya sudah pakai saja itu,masalah jadwal dan lain sebagainya bisa menyusul!!"

Galina mengangguk,membalikan badan dan menuju lemari pakaian di sana.Berganti baju,Riza sudah lebih dulu turun.

.

.

.

"Selamat pagi Pak?"

Terlihat suapan Pak Syamsir yang menggantung di udara karena sapa'an dari menantunya.

"Selamat pagi nak Hafi,maaf Bapak sarapan duluan.Di desa kami biasa sarapan pagi."

Tak lama Galina turun dan sudah menggunakan seragam putih abu-abu miliknya yang sudah sangat kusam.Rambutnya dia gerai dan terselip jepit rambut dibagian kanan dan kiri.

Menoleh dengan tatapan mata Pak Syamsir,ternyata lelaki tua itu melihat anaknya.Riza pun beberapa saat terdiam melihat Galina yang begitu cantik dan imut padahal tak memakai apapun di wajahnya,hanya bedak bayi yang selalu setia ada di tas nya.

"Aku sudah siap mas!"

.

.

.

To be continue

Terpopuler

Comments

@⍣⃝కꫝ🎸BuNdAιиɑ͜͡✦🇵🇸

@⍣⃝కꫝ🎸BuNdAιиɑ͜͡✦🇵🇸

setelah ini, ajak galina belanja kebutuhan pribadi ya, riza

2023-10-21

0

lihat semua
Episodes
1 BAB. 1 Bahan Bakar
2 BAB. 2 Hilang
3 BAB. 3 Meremehkan
4 BAB. 4 Perkenalan
5 BAB. 5 Memantaskan
6 BAB. 6 Tidur satu kamar
7 BAB. 7 Tak Sebanding
8 BAB. 8 Rumah tinggal
9 BAB. 9 Obrolan Riza
10 BAB. 10 Memulai hari
11 BAB. 11 Pertemuan keluarga
12 BAB. 12 Diam
13 BAB. 13 Sakit
14 BAB. 14 Isi hati
15 BAB. 15 Berusaha dekat
16 BAB. 16 Hadiah
17 BAB. 17 Tali sepatu
18 BAB. 18 Kedatangan mertua
19 BAB. 19 Melarang
20 BAB. 20 Penawaran
21 BAB. 21 Gaduh
22 BAB. 22 Labil
23 BAB. 23 Rayuan
24 BAB. 24 Masa lalu
25 BAB. 25 Syarat
26 BAB. 26 Pesan
27 BAB. 27 Tragedi
28 BAB. 28 Pengakuan
29 BAB. 29 Kedekatan
30 BAB. 30 Takut
31 BAB. 31 Sisi gelap
32 BAB. 32 Hukuman
33 BAB. 33 Serba serbi
34 BAB. 34 Berita
35 BAB. 35 Ipar adalah maut
36 BAB. 36 Bertemu lagi
37 BAB. 37 Zavier zayden
38 BAB. 38 Pulang
39 BAB. 39 Kabar
40 BAB. 40 Rumah sakit
41 BAB. 41 Cemburu
42 BAB. 42 Mita & Galina
43 BAB. 43 Terbongkar
44 BAB. 44 Keseleo
45 BAB. 45 Debat
46 BAB. 46 Memulai
47 BAB. 47 Saran Ara
48 BAB. 48 Perpisahan
49 BAB. 49 Ungkapan Antonio
50 BAB. 50 Viona
51 BAB. 51 Ras tertinggi
52 BAB. 52 Penawaran
53 BAB. 53 Meminta ijin
54 BAB. 54 Keputusan
55 BAB. 55 Berbeda Arah
56 BAB. 56 Jebakan
57 BAB. 57 Terusik kembali
58 BAB. 58 Melebur
59 BAB. 59 Penjelasan
60 BAB. 60 Misi menyatukan
61 BAB. 61 Saingan
62 BAB. 62 Harapan
63 BAB. 63 Bintang lima
64 BAB. 64 Sandiwara
65 BAB. 65 Bersama
66 Promo Karya Baru
67 BAB. 66 Sakit
68 BAB. 67 Sakit lagi
69 BAB. 68 Umpatan
70 BAB. 69 Kabar baik
71 BAB. 70 Rumpi pagi
72 BAB. 71 Kontrol
73 BAB. 72 Perasa
74 BAB. 73 Ngidam
75 BAB. 74 Kecelakaan
76 BAB. 75 Tersaingi
77 BAB. 76 Obrolan plus plus
78 BAB. 77 Pesan Riza
79 BAB. 78 Hukuman Zavier
80 BAB. 79 Rindu menggebu
81 BAB. 80 Salah sangka
82 BAB. 81 Manja
83 BAB. 82 Cerita sebelum tidur
84 BAB. 83 Ketahuan
85 BAB. 84 Tamu
86 BAB. 85 Tidak mengijinkan
87 BAB. 86 Hidup dan Mati
88 BAB. 87 Diratukan
89 BAB. 88 Posesif
90 BAB. 89 Baby eL
91 BAB. 90 Family time
92 BAB. 91 Sampai menua
93 BAB. 92 Real story
94 BAB. 93 Ultah
95 BAB. 94 Mengubah
96 BAB. 95 Di duakan
97 BAB. 96 Menikah
98 BAB. 97 Digigit nyamuk
99 BAB. 98 Tidak suka
100 BAB. 99 Mengalah
101 BAB. 100 Iri waktu
102 BAB. 101 Drop
103 BAB. 102 Tanda tanda
104 BAB. 103 Kabar baik
105 BAB. 104 Menerka nerka
106 BAB. 105 Nyantri
107 BAB. 106 Rahasia
108 BAB. 107 Terbongkar
109 BAB. 108 Leon
110 BAB. 109 Kemantapan Hati
111 Promo Karya Baru
112 BAB. 110 Kedekatan
113 BAB. 111 Menunggu
114 BAB. 112 Eleana
115 BAB. 113 Tuntutan
116 BAB. 114 Berharap
117 BAB. 115 Aneh
118 BAB. 116 Rencana
119 BAB. 117 Berpisah lagi
120 Promo karya baru.
Episodes

Updated 120 Episodes

1
BAB. 1 Bahan Bakar
2
BAB. 2 Hilang
3
BAB. 3 Meremehkan
4
BAB. 4 Perkenalan
5
BAB. 5 Memantaskan
6
BAB. 6 Tidur satu kamar
7
BAB. 7 Tak Sebanding
8
BAB. 8 Rumah tinggal
9
BAB. 9 Obrolan Riza
10
BAB. 10 Memulai hari
11
BAB. 11 Pertemuan keluarga
12
BAB. 12 Diam
13
BAB. 13 Sakit
14
BAB. 14 Isi hati
15
BAB. 15 Berusaha dekat
16
BAB. 16 Hadiah
17
BAB. 17 Tali sepatu
18
BAB. 18 Kedatangan mertua
19
BAB. 19 Melarang
20
BAB. 20 Penawaran
21
BAB. 21 Gaduh
22
BAB. 22 Labil
23
BAB. 23 Rayuan
24
BAB. 24 Masa lalu
25
BAB. 25 Syarat
26
BAB. 26 Pesan
27
BAB. 27 Tragedi
28
BAB. 28 Pengakuan
29
BAB. 29 Kedekatan
30
BAB. 30 Takut
31
BAB. 31 Sisi gelap
32
BAB. 32 Hukuman
33
BAB. 33 Serba serbi
34
BAB. 34 Berita
35
BAB. 35 Ipar adalah maut
36
BAB. 36 Bertemu lagi
37
BAB. 37 Zavier zayden
38
BAB. 38 Pulang
39
BAB. 39 Kabar
40
BAB. 40 Rumah sakit
41
BAB. 41 Cemburu
42
BAB. 42 Mita & Galina
43
BAB. 43 Terbongkar
44
BAB. 44 Keseleo
45
BAB. 45 Debat
46
BAB. 46 Memulai
47
BAB. 47 Saran Ara
48
BAB. 48 Perpisahan
49
BAB. 49 Ungkapan Antonio
50
BAB. 50 Viona
51
BAB. 51 Ras tertinggi
52
BAB. 52 Penawaran
53
BAB. 53 Meminta ijin
54
BAB. 54 Keputusan
55
BAB. 55 Berbeda Arah
56
BAB. 56 Jebakan
57
BAB. 57 Terusik kembali
58
BAB. 58 Melebur
59
BAB. 59 Penjelasan
60
BAB. 60 Misi menyatukan
61
BAB. 61 Saingan
62
BAB. 62 Harapan
63
BAB. 63 Bintang lima
64
BAB. 64 Sandiwara
65
BAB. 65 Bersama
66
Promo Karya Baru
67
BAB. 66 Sakit
68
BAB. 67 Sakit lagi
69
BAB. 68 Umpatan
70
BAB. 69 Kabar baik
71
BAB. 70 Rumpi pagi
72
BAB. 71 Kontrol
73
BAB. 72 Perasa
74
BAB. 73 Ngidam
75
BAB. 74 Kecelakaan
76
BAB. 75 Tersaingi
77
BAB. 76 Obrolan plus plus
78
BAB. 77 Pesan Riza
79
BAB. 78 Hukuman Zavier
80
BAB. 79 Rindu menggebu
81
BAB. 80 Salah sangka
82
BAB. 81 Manja
83
BAB. 82 Cerita sebelum tidur
84
BAB. 83 Ketahuan
85
BAB. 84 Tamu
86
BAB. 85 Tidak mengijinkan
87
BAB. 86 Hidup dan Mati
88
BAB. 87 Diratukan
89
BAB. 88 Posesif
90
BAB. 89 Baby eL
91
BAB. 90 Family time
92
BAB. 91 Sampai menua
93
BAB. 92 Real story
94
BAB. 93 Ultah
95
BAB. 94 Mengubah
96
BAB. 95 Di duakan
97
BAB. 96 Menikah
98
BAB. 97 Digigit nyamuk
99
BAB. 98 Tidak suka
100
BAB. 99 Mengalah
101
BAB. 100 Iri waktu
102
BAB. 101 Drop
103
BAB. 102 Tanda tanda
104
BAB. 103 Kabar baik
105
BAB. 104 Menerka nerka
106
BAB. 105 Nyantri
107
BAB. 106 Rahasia
108
BAB. 107 Terbongkar
109
BAB. 108 Leon
110
BAB. 109 Kemantapan Hati
111
Promo Karya Baru
112
BAB. 110 Kedekatan
113
BAB. 111 Menunggu
114
BAB. 112 Eleana
115
BAB. 113 Tuntutan
116
BAB. 114 Berharap
117
BAB. 115 Aneh
118
BAB. 116 Rencana
119
BAB. 117 Berpisah lagi
120
Promo karya baru.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!