ELDORIA 17

Aliansi Kegelapan telah menunggu dengan sabar surat balasan dari Raja Aldric. Selama berbulan-bulan, mereka telah merencanakan dan menyusun rencana untuk merebut Eldoria, sebuah kerajaan yang dianggap memiliki kekayaan dan kekuatan yang luar biasa.

Surat itu akhirnya tiba, dibawa oleh seekor burung hantu hitam yang setia kepada aliansi ini. Pemimpin aliansi, seorang penyihir berkulit pucat yang dikenal sebagai Lord Umbra, dengan cepat membuka surat tersebut. Mata merahnya yang tajam meneropong isi surat itu, dan segera, sebuah senyuman kecil muncul di bibirnya. Dia lalu memutuskan untuk berbagi berita ini dengan para anggota aliansi yang lain yang berkumpul di ruangan yang gelap dan suram.

"Raja Aldric telah memberikan jawaban kita," kata Morgana, suaranya bergetar dengan nada kepuasan. "Dia menolak untuk menyerahkan Eldoria kepada kita. Dia sama keras kepala seperti buyutnya."

Sebuah cengkeraman tangan muncul dari kegelapan di sudut ruangan, dan seorang makhluk gaib dengan kulit berwarna biru yang dikenal sebagai Zephyr mengeluarkan suara sinis. "Tidak mengherankan sama sekali. Kekuatan Eldoria adalah hadiah yang sangat besar. Tapi Raja Aldric akan segera menyesali keputusannya."

Lord Umbra mengangguk setuju. "Kita telah bersiap selama ini. Kita akan menghancurkan mereka dengan kekuatan yang kita miliki. Tak ada yang dapat menghentikan kita sekarang."

Para anggota aliansi yang lain menyambut berita ini dengan senyuman jahat. Mereka telah bersiap selama bertahun-tahun untuk menyerang dan sekarang, rencana mereka akan menjadi kenyataan.

******

Elara menghampiri istana Raja Eldric di Eldoria dengan perasaan gelisah yang mendalam. Dia ingin menghadap sang raja dan menyampaikan pesan penting yang diterimanya dari angin. Ketika dia tiba di pintu gerbang istana, dia diberi izin untuk masuk dan ditemani oleh pengawal istana menuju ruang takhta.

Sampai di depan Raja Eldric yang duduk dengan anggun di atas takhta, Elara merasa tegang. Raja Eldric adalah seorang pria yang bijaksana dan berwibawa, dan saat ini, dia tampak sangat serius. Elara memberi salam hormat yang sopan kepada raja.

"Selamat datang, Elara," sambut Raja Eldric dengan lembut. "Apa yang membawa kamu ke sini dengan begitu mendalam?"

Elara menjawab, "Saya  mendengar bahwa aliansi kegelapan mengirimkan surat kepada Anda,Yang Mulia.Lalu apa jawaban anda?."

Raja Eldric mengangguk serius. "Aku tidak akan menyerahkan Eldoria,meski kita harus berperang melawan mereka!."

Namun, sebelum Elara dapat merespons lebih lanjut, dia menggantikan topik pembicaraan. "Ada hal lain yang ingin saya tanyakan, Elara. Bagaimana keadaan makhluk magis yang menjaga Hutan Terlarang di kediamanmu?."

Elara menjawab dengan berhati-hati, "Mereka baik-baik saja dan telah beradaptasi dengan baik dalam lingkungan baru mereka."

Raja Eldric mengangguk seraya melemparkan pandangannya ke jendela istana yang memperlihatkan pemandangan Hutan Terlarang yang subur. " Apakah mereka telah menunjukkan perilaku yang sama saat menjaga Hutan Terlarang di Gunung Salju?"

Elara tersenyum. "Ya, Raja Eldric. Mereka tetap setia pada tugas mereka untuk menjaga keseimbangan alam. Mereka telah membantu kami dalam beberapa hal, seperti menjaga keseimbangan ekosistem dan melindungi kami dari ancaman alam yang mungkin datang."

Raja Eldric mengangguk puas. "Saya senang mendengar itu. Hutan Terlarang adalah aset berharga bagi kerajaan kita, dan saya merasa tenang mengetahui bahwa makhluk-makhluk tersebut tetap melaksanakan tugas mereka dengan baik."

Percakapan mereka terus berlanjut, membahas berbagai hal, mulai dari upaya diplomasi dengan aliansi kerajaan tetangga hingga perawatan makhluk magis di Gunung Salju. Raja Eldric sangat tertarik dengan cerita dan pengalaman Elara yang unik, dan mereka berbagi pengetahuan tentang sihir dan keajaiban alam.

Selama beberapa jam, Elara dan Raja Eldric mengobrol dengan penuh semangat. Raja Eldric sangat menghargai pandangan Elara dan pengetahuannya tentang dunia sihir. Dia akhirnya berbicara lagi tentang tuntutan aliansi kegelapan.

"Saya akan berusaha semaksimal mungkin untuk menjaga perdamaian Eldoria, Elara," kata Raja Eldric dengan tulus. "Kita akan mempertahankan Eldoria dengan segala yang kita miliki."

Elara merasa terhormat mendengar tekad Raja Eldric untuk melindungi kerajaannya. "Saya akan berdoa agar kita dapat menemukan solusi dalam situasi ini."

Percakapan mereka berakhir dengan Elara memberikan hormat dan meninggalkan ruang takhta.Dia tahu bahwa masa depan Eldoria masih dalam ketidakpastian, dan hanya waktu yang akan menentukan.

*****

Para pahlawan telah menjalani perjalanan yang panjang dan penuh tantangan untuk mencapai labirin bayangan yang terkenal dengan misterinya. Mereka telah mengatasi segala macam rintangan, mulai dari hutan belantara yang gelap hingga jurang-jurang dalam yang mematikan. Sekarang, ketika mereka hampir sampai ke depan pintu labirin, mereka dikejutkan oleh suara keras yang menggema di seluruh hutan.

"Nanana!" suara itu terdengar seperti seseorang yang jatuh dari ketinggian. Pahlawan-pahlawan itu segera menghentikan langkah mereka dan mengamati sekitar dengan hati-hati. Suara itu terdengar semakin dekat, dan mereka merasa ketegangan dalam udara.

"Siapa itu?" seru Arin, dia menggenggam pedangnya dengan kuat, siap untuk menghadapi apa pun yang mungkin muncul.

Tiba-tiba, dari balik pepohonan dan semak-semak yang rapat, muncullah seorang pemuda muda dengan pakaian yang hancur. Rambutnya berantakan, dan wajahnya penuh dengan lumpur dan dedaunan. Itulah pangeran Eldric, putra mahkota kerajaan Wolf.

"Pangeran Eldric!" seru Lyra dengan suara terkejut. "Apa yang terjadi?."

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!