ELDORIA 15

Hari ini, istana Raja Aldric dipenuhi oleh para penasihat kerajaan. Mereka berkumpul di dalam ruangan yang mewah dengan lantai marmer yang indah, dinding berhias lukisan sejarah, dan langit-langit tinggi yang dihiasi ukiran emas. Di tengah ruangan berdiri Raja Aldric dengan mahkotanya yang berkilauan di kepala, menunggu kedatangan Kael dan Elara.

Tiba-tiba, pintu besar ruangan itu terbuka, dan masuklah Kael dan Elara. Keduanya adalah sosok yang sangat berbeda; Kael dengan jubah hitam memasang wajah tanpa ekspresi, sementara Elara adalah seorang wanita berambut perak dengan mata yang berkilauan dan senyum yang indah. Mereka berdua melangkah dengan anggun ke arah Raja Aldric.

"Selamat datang, Perdana Menteri Kael dan Penyihir Elara," sapa Raja Aldric dengan hormat. "Kami sangat menantikan berita dari kalian."

Kael menjawab dengan suara tenang, "Raja Aldric, kami telah berhasil menyembuhkan makhluk-makhluk magis di Hutan Terlarang. Mereka kini dipindahkan kekediaman Elara jaga-jaga jika kegelapan kembali menyerang mereka. Namun, ada yang lebih penting yang harus kami sampaikan."

Elara mengambil kata-kata dari Kael, "Hutan Terlarang, meskipun telah disembuhkan, sekarang terhujam dalam kegelapan yang luar biasa. Tidak ada cahaya matahari yang tembus, dan suara-suara aneh menghantui hutan itu pada malam hari. Kami yakin ada kekuatan gelap yang berkembang di sana."

Raja Aldric mengangguk serius. "Aku berharap para pahlawan dapat segera mendapatkan artefak Cahaya Kehidupan. "

*****

Terdapat sebuah desa yang terletak di tengah hutan belantara, yang dikenal sebagai Desa Bintang Terbenam. Desa ini adalah tempat yang damai dan tenang, dihuni oleh masyarakat yang hidup sederhana dan berdampingan dengan alam. Namun, satu malam yang gelap, ketenangan mereka diguncang oleh kedatangan makhluk-makhluk bertopeng yang misterius.

Itu adalah malam yang penuh dengan kegelapan. Langit terhampar dengan awan mendung yang menutupi bintang-bintang. Angin malam berbisik dengan suara yang aneh, seolah-olah memperingatkan tentang sesuatu yang mengerikan yang akan datang. Di Desa Bintang Terbenam, penduduknya tidur nyenyak, tidak tahu bahwa malam ini akan mengubah hidup mereka selamanya.

Suara desiran angin yang semakin kencang membangunkan seorang anak laki-laki bernama Gavriel.Dia seorang anak yatim piatu yang tinggal bersama pamannya, seorang tokoh yang dihormati di desa tersebut. Gavriel adalah seorang anak yang ceria dan penuh semangat, selalu ingin tahu tentang dunia di sekitarnya. Dia tidak tahu bahwa malam ini akan menjadi titik balik dalam hidupnya.

Saat Gavriel keluar dari rumahnya untuk melihat apa yang terjadi, dia mendapati desanya dalam kekacauan. Makhluk-makhluk bertopeng mengerikan berlarian di jalan-jalan desa, membakar rumah-rumah, dan menciptakan kehancuran di mana pun mereka pergi. Desa yang damai seketika menjadi medan perang yang mengerikan.

Gavriel merasa takut dan terkejut oleh pemandangan yang dia lihat. Dia tahu dia harus melakukan sesuatu untuk menyelamatkan desanya. Pada saat itulah, pamannya, seorang lelaki tua bijaksana, muncul di dekatnya. Pamannya melihat kebingungan di wajah Gavriel dan segera memberinya petunjuk.

"Pergilah, Gavriel," kata pamannya serius. "Kau harus pergi ke Arin,kakak sepupumu.Telepatilah ke sana dan perlihatkan keadaan desa ini kepadanya. Dia sedang melakukan perjalanan mencari artefak cahaya kehidupan,hanya artefak itulah yang bisa mengalahkan makhluk bertopeng dan kegelapan.Arin dan para pahlawan lainnya  adalah satu-satunya harapan kita."

Gavriel tahu dia harus mengikuti perintah pamannya. Dia merasa tegang, tetapi dia mengangguk dan memfokuskan pikirannya untuk bertelepati ke Arin. Gavriel tahu dia tidak punya banyak waktu.

Ketika dia menutup mata, dia merasa seperti pikirannya berlayar melintasi lautan yang tak terbatas. Dia merasakan kehadiran makhluk-makhluk spiritual yang memandunya. Akhirnya, ketika dia membuka mata, dia berada di tempat Arin yang sedang tidur dengan kedua temannya.

****

Arin melihat sekelilingnya dengan heran. Dia berada di dalam desa yang tampak sangat akrab. Ini adalah desa tempat dia dibesarkan, dengan rumah-rumah yang dikenalnya sejak kecil. Namun, sesuatu terasa aneh. Dia melihat keluarganya, teman-temannya, semua yang dia cintai, tetapi mereka semua berbicara dengannya dengan kata-kata aneh yang tidak masuk akal.

"Kenapa kalian berbicara seperti ini? Apa yang terjadi?" tanya Aria dengan kebingungan.

Mereka hanya terus berbicara dalam bahasa aneh itu.

Gavriel segera mengumpulkan keberanian dan memfokuskan pikirannya dan mengirimkan telepati kepada Arin. Dia memvisualisasikan desanya, dengan rumah-rumah yang terbakar dan makhluk-makhluk bertopeng yang mengerikan. Dia berusaha sekuat tenaga untuk menyampaikan pesannya.

Tiba-tiba, dia merasa seakan-akan dia melayang di udara. Dia melihat desanya dari ketinggian, dengan semua kerusakan yang terjadi. Gavriel tahu bahwa pesannya telah sampai.

Arin merasa takut saat ia mendapati dirinya berada dalam dunia mimpi yang tak dikenal. Segala sesuatunya tampak kabur dan membingungkan. Namun, ketika ia memutar pandangannya, dia melihat seseorang berdiri di kejauhan. Orang itu terlihat sangat mirip dengan Gavriel, temannya sejak kecil.

"Gavriel?" panggil Arin dengan ragu. Ia berjalan mendekati sosok itu, dan semakin dekat, sosok itu semakin terlihat seperti Gavriel. Namun, ada ketegangan dalam ekspresi wajahnya yang tidak biasa.

"Gavriel, apa yang sedang terjadi?" tanya Arin dengan cemas begitu dia sampai di dekatnya.

Gavriel menatap Arin dengan mata penuh kekhawatiran. "Arin, aku harus memberitahumu sesuatu yang sangat penting," katanya dengan suara serius.

Arin menelan ludah dan menunggu dengan tegang. "Apa yang terjadi?"

Gavriel memandang langit yang penuh bintang di sekeliling mereka sebelum menjawab, "Desa kita telah diserang oleh makhluk bertopeng. Paman mengutusku untuk menemukanmu di sini dan menyampaikan pesan ini. Aliansi Kegelapan semakin kuat!."

Arin terdiam sejenak, mencoba memproses semua informasi yang baru saja dia dengar.

Gavriel menjelaskan, "Kami berharap kau dan temanmu yang lain dapat segera menemukan  artefak Cahaya Kehidupan itu."

Arin merenung sejenak, kemudian dia tersadar. "Aku harus memberitahu Lyra dan Elysia tentang ini." Dia memutuskan untuk bangun dari mimpi ini dan membagikan berita penting ini kepada teman-temannya.

Tidak lama kemudian, Arin berhasil bangun dari mimpi tersebut dan segera memutuskan untuk membangunkan Lyra dan Elysia.

"Ada sesuatu yang harus kalian ketahui," kata Arin dengan serius ketika kedua temannya sudah terbangun. Ia menceritakan pertemuan dengan Gavriel di dalam mimpi dan pesan penting yang telah disampaikan olehnya.

Lyra dan Elysia tampak terkejut dan khawatir mendengar berita tersebut. "Ini sungguh serius, Arin," kata Lyra, wajahnya penuh kekhawatiran. "Kita harus segera menemukan artefak itu."

Elysia menambahkan, "Tapi tunggu,Arin,kau mengatakan bahwa saat berada di Lembah Harapan kau mengalami hal yang sama.Hanya saja tidak ada Gavriel yang mengirimkan pesan.Apa mungkin semua yang kita alami bukan hanya sekedar kenangan masa lalu tapi sebuah pesan dari masa depan?."

Arin mengangguk, "Sepertinya begitu."

Lyra memandang Elysia dengan ekspresi campuran antara penasaran dan cemas. "Apa yang kau maksudkan, Elysia? Pesan dari masa depan? Bagaimana itu mungkin?"

Elysia tersenyum samar, tetapi matanya terlihat serius. "Itu adalah rahasia yang dijaga dengan baik oleh para penjaga Lembah Harapan. Tapi yang jelas, apa yang terjadi di sini tidak hanya mempengaruhi masa lalu kita, tetapi juga masa depan kita."

Arin mengangguk setuju, "Kita telah merasakan kekuatan misterius Lembah Harapan dalam petualangan kita sebelumnya, tetapi kita tidak pernah tahu bahwa itu juga terkait dengan masa depan kita."

Pikiran Lyra mulai melayang ke Pangeran Eldric dari klan serigala. Lyra menghela nafas dalam-dalam dan berbisik pada dirinya sendiri, "Tidak mungkin, aku harus percaya pada Pangeran Eldric."

Elysia dan Arin melihat Lyra dengan khawatir. Mereka tahu bahwa kata-kata Elysia telah menimbulkan keraguan yang dalam pada teman mereka. Elysia mencoba mendekati Lyra, "Lyra, apa yang kau pikirkan? Apakah kau baik-baik saja?"

Lyra menoleh dan mencoba tersenyum. "Aku hanya berpikir tentang semua ini. Kata-katamu telah membuatku bingung, Elysia, tetapi aku yakin semuanya akan baik-baik saja."

Arin menambahkan, "Kami ada di sini untukmu, Lyra. Jika ada sesuatu yang mengganggumu, kami akan membantu."

Setelah beberapa saat, mereka semua memutuskan untuk tidur. Meskipun tidur mereka tidak begitu nyenyak, mereka mencoba untuk mendapatkan istirahat yang cukup. Besok pagi adalah waktu yang tepat untuk berbicara dengan Drako dan Dharon.

Keesokan paginya, mereka berkumpul di bawah sinar matahari yang hangat. Udara  memberikan semangat baru pada mereka. Mereka tahu bahwa sekarang saatnya untuk berbicara dengan Drako dan Dharon.

Arin menceritakan semua mimpinya yang memiliki kesamaan dengan ilusi di Lembah Harapan.

Drako, yang selalu tenang dalam situasi yang sulit, menambahkan, "Kita tidak dapat mengendalikan masa depan, tetapi yang bisa kita lakukan adalah bersiap dan menghadapinya dengan bijak."

Elysia menyetujui, "Kita harus menjalani hari ini dengan semangat yang sama seperti sebelumnya, dan kita akan melihat apa yang masa depan bawa. "

"Sejujurnya aku sudah curiga saat tetua itu menyampaikan sebuah pesan kepada kalian.Itulah kenapa aku menanyakan tentang mayat  kepada tetua,karena saat berada diilusi Lembah Harapan aku dan Drako berada diratusan mayat yang telah terbaring diatas tanah," ucap Dharon.

Drako mengangguk setuju namun tidak lama kemudian dia bertanya dengan antusias,"Siapa yang menyimpan petunjuk dari masa depan yang kita dapatkan dari pegunungan angin?."

Elysia mengangkat tangannya,"Aku yang memegangnya.Memangnya ada apa?."

"Kita harus menceritakan apa saja yang kita alami di Lembah Harapan dan menyatukannya dengan apa yang dikatakan tetua itu dan mimpi Arin.Apakah kalian sadar,itu adalah sebuah pesan dan rahasia yang mungkin akan terungkap!," jelas Drako.

Mereka saling memandang.Kenapa mereka tidak sadar selama ini?.Mereka mengangguk dan mulai menceritakan apa yang mereka alami dimulai dari Arin.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!