Bab 18 Janji Keluar

"Tadi kamu ngomong apa sama umi? " Tanya Husein penasaran

"Umi nanyak ini" Jawab Arina sembari menunjuk bercak didada-nya

"Aku bilang kamu perkosa aku. Kamu maksa aku padahal lagi sakit jadi karna aku gak mau kamu malah perkosa aku" Bohong Arina

"Astaghfirullah Arinaa" Husein terkejut mendengar penjelasan dari Arina.

'Pantas aja umi bilang jangan kasar barusan' batin Husein.

"Lagian kamu main tinggal gitu aja, abis itu liat ni tubuh aku kayak macan tutul dibuat kamu" Tambah Arina kesal

"Kamu serius bilang gitu tadi? " Tanya Husein kembali menatap Arina serius

"Iya"

"Astaghfirullah ya Allah mau dimana aku taro mukaku nanti" Ucap Husein dengan tangan yang memegang kepalanya.

Arina tertawa puas melihat tingkah Husein  " Enggak kok, gak mungkin aku bilang gitu" Tambah Arina menenangkan Husein.

"Kamu beneran gak bilang kayak tadi? " Tanya Husein kembali menatap Arina.

"Iyaaa" Jawab Arina

"Huh aku kirain betulan" Husein bernafas lega.

"Lagian kamu kok bisa segitu brutal-nya. Padahal kamu bilang kamu gak pernah dekatan sama cewek" Ujar Arina pada Husein

"Kayaknya kamu bohong deh" Ucap Arina pada Husein kembali.

"Enggak kok Arina, aku memang gak pernah dekatan sama cewek" Jawab Husein dan duduk di samping Arina ingin menyuapinya makan.

"Gak mungkin orang seganas itu diranjang gak pernah dekat sama cewek sama sekali" Ucap Arina kembali dengan mata yang memandang tangan Husein.

"Aku belajar dari kitab Arina" Ucap Husein kembali lembut menatap wajah Arina yang tak percaya

"Hmmm baiklah" Ucap Arina

Husein mulai menyuapi Arina dengan telaten dan bergantian ke mulutnya. Arina tampak diam tak memberontak sama sekali toh tadi juga mereka udah tukaran saliva.

"Aku mau beli baju" Ucap Arina setelah usai menyantap makanan siang pada Husein.

"Baju? "

"Iya aku gak terus-terusan pake sarung kayak ibu-ibu gini" Tambah Arina cerewet.

"Nanti biar aku suruh umi yang belikan ya" Jawab Husein lembut

"Aku maunya sekarang Huseinn" Jawab Arina kekeh.

"Kamu kan lagi sakit" Bujuk Husein sembari memegang lengan Arina. Entah kenapa dia jadi lebih mulai berani mendekati Arina karna kejadian tadi siang.

"Kan bisa online Huseinnnn" Arina memutar matanya malas.

"Oh iya ya... Tunggu ya biar aku yang pesan" Jawab Husein sembari mengeluarkan ponsel-nya dari dalam laci lemari kecil di samping tempat tidur.

"Emangnya kamu tau ukuran aku? " Tanya Arina kembali

"Enggak sih" Jawab Husein

"Ya udah aku aja yang pesan"

"Gak boleh" Jawab Husein

"Ih jadi orang kok pelit banget sih" Arina kesal

"Kamu bisa aja nelpon teman-mu buat kabur" Jelas Husein pada Arina

Arina tak percaya dengan ucapan Husein tak percaya bahkan mulai mencurigai-nya, jelas-jelas ini pasti diajarkan oleh ayahnya.

"Ya udah terserah" Jawab Arina kesal dan kembali masuk kedalam selimut membelakangi Husein.

Husein yang melihat perlakuan Arina saat ini menjadi salah tingkah dan tak tau harus bagaimana, dia tau Arina pasti marah padanya.

"Arina... Maafin aku, bukannya aku mau so'udzon" Bujuk Husein tapi tak mendapatkan respon sama sekali.

"Ya udah kamu aja yang pesan ya" Bujuk nya kembali

"Gak mau, pesan aja sana sendiri beli sekalian sama toko-tokonya" Ujar Arina kesal

Lama Husein membujuk akhirnya dia menemukan sebuah cara untuk membujuk Arina.

"Kamu pengen jalan-jalan kan? " Tebak Husein tapi masih belum di jawab

"Aku bakal ajakin kamu keluar nanti malam" Rayu Husein kembali

Mendengar ungkapan itu Arina langsung menoleh kearah Husein.

"Beneran?" Tanya Arina menatap Husein "Emang boleh?

" Ya tentu boleh dong" Jawab Husein

" Kita mau kemana? " Tanya Arina kembali 

"Kamu bakal tau nanti" Jawab Husein.

Arina seketika tersenyum seketika mendengar ajakan Husein pasalnya dia tentu saja merasa terkekang dan sumpek didalam kamar ini meski belum sampai 24 jam.

"Jadi, gak mungkin kamu pake sarung kan? " Jelas Husein

"Iya" Arina mengangguk dan menerima handphone yang diberikan Husein dengan senyum yang sumringah.

Husein merasa senang dan tenang kala melihat wajah manis Arina yang tersenyum indah seperti saat ini. Seolah Arina layaknya anak kecil yang diberi sebuah permen. Kini, Arina sudah terbaca oleh Husein.

Arina sejatinya bukanlah wanita yang kasar dan jahat, dia bahkan bisa tersenyum seperti sekarang ini tentu sedang menutupi jati dirinya di depan orang-orang. Meski, Arina kadang sedikit kasar dan mulutnya sangat pedas. Tapi, dia bahkan bisa dengan lembut berbicara dan bertindak sopan didepan ibu-nya. Entah kenapa Arina bersikap kasar dan menutupi jiwa manisnya seperti sekarang ini.

Husein ikut duduk diranjang tepat di samping Arina. Matanya sesekali menatap layar handphone dan wajah Arina secara bergantian. Memastikan kalau memang Arina sama sekali tidak menghubungi siapa-pun. Tangan Arina telaten mencari baju, sepatu, jilbab dan tas bahkan make up yang dia inginkan.

Selesai Arina memberikan handphone milik Husein yang sedari tadi memperhatikan-nya.

"Oh iya aku lupa" Jawab Arina kembali setelah mengingat satu barang yang belum dia beli

"Ada lagi? " Tanya Husein

"Iya barang penting" Ucap Arina kembali membuka aplikasi shop

Tampak dari mata Husein, Arina mengetik toko pakaian dalam dari pencarian dan memandang wajah Arina. Ternyata itu yang Arina sebut barang penting. Husein mengalihkan pandangan-nya dari layar dengan tetap melihat Arina.

Dengan telaten Arina mencari ukuran yang sesuai dan memberi beberapa yang dia inginkan. Tangannya tak tahan untuk membeli bra yang bermotif cantik di layar yang sedang dia genggam.

"Selesai" Ucap Arina dengan wajah tersenyum dan memberikan handphone kembali pada sang pemilik.

"Siap? " Tanya Husein memastikan sembari menerima handphone milik-nya.

Husein tersenyum melihat Arina mengangguk manis pada-nya. Kini, Arina menyenderkan tubuhnya ke kepala tempat tidur berdekatan dengan Husein. Arina yang merasa tak punya kerjaan mengintip layar handphone Husein.

"Kamu mau liat juga? " Tanya Husein.

Arina mengangguk pelan

"Sini" Ajak Husein dan mendekatkan dirinya ke dekat Arina. Husein membuka aplikasi tik tok. Tampak seluruh beranda Husein sejak tadi hanya berisi tentang agama dan dakwah. Arina yang merasa bosan langsung menghindar dan menidurkan dirinya.

"Kenapa?" Tanya Husein melihat Arina yang kini sudah membelakangi-nya.

Arina hanya terdiam tanpa kata. Husein tau pasti Arina merasa bosan dengan apa yang sekarang dia tunjukkan pada Arina.

"Kamu mau liat apa? " Tanya Husein sembari memegang lembut lengan Arina.

Arina yang merasa senang atas pertanyaan Husein langsung berbalik kearah-nya. Seakan Husein seperti telepati yang mengerti apa yang diinginkan-nya. Husein langsung memberikan handphone-nya ketangan Arina.

"Kita lihat sama-sama ya" Ajak Husein dan di anggukkan oleh Arina.

Husein juga akhirnya menidurkan dirinya di samping Arina dengan tangan sebagai bantal Arina.

Episodes
1 Bab 1 Serangan DiOsaka
2 Bab 2 presiden
3 Bab 3 vila
4 Bab 4 Alex
5 Bab 5. Acara bakar-bakar
6 Bab 6. Kepulangan ke Indonesia
7 Bab 7. Diperistri dalam 10 menit
8 Bab 8 kenapa menikahi-ku
9 Bab 9. Husein yang bingung
10 Bab 10 Melarikan Diri
11 Bab 11 Kembali Kepada Husein
12 Bab 12 Arina Demam
13 Bab 13 Seharian Bersama Arina
14 Bab 14 Kemeja Putih
15 Bab 15 Arina Yang Nakal
16 Bab 16 Keganasan Husein
17 Bab 17 Ketahuan Ummi
18 Bab 18 Janji Keluar
19 Bab 19 Sebuah Telpon
20 Bab 20 Menepati janji
21 Bab 21 Diluar
22 Bab 22 Kelicikan Arina
23 Pulang kerumah
24 Aku gak bisa sholat
25 Kembali ke Jakarta
26 Kolam Renang
27 Naif
28 Fakta
29 Perbincangan Dengan Pak Presiden
30 Dewan
31 Pertemuan dengan ketua partai
32 Bergabung dengan partai
33 Teka Teki
34 Politik
35 Ayah
36 Kekejaman Ayah
37 Perhatian Husein
38 Kondisi Arina
39 Pertemuan Dengan Organisasi
40 Konsekuensi Para Pengkhianat
41 Do'a Dari Husein
42 Rekaman
43 Alibi Alex
44 Deepdark
45 Pertengkaran
46 Husein yang kelu
47 Bertemu Dengan Alex
48 Menemui Husein
49 Meninggalkan-ku Kembali
50 Bercumbu Kembali
51 Bukti
52 Penembakan
53 Tak ada cinta tulus untukmu
54 Ancaman
55 Kehidupan John
56 Tersadar
57 Bertemu Kembali
58 Kau Terlalu membuat-ku kecewa
59 Lupakan Alex
60 Bingung
61 Arina Hospital
62 Apa Dia Mendengar-nya
63 Meninggalkan-ku?
64 Malam Sunyi
65 Hutan
66 Hanya kau satu-satunya
67 Mencoba Terbuka
68 Kamar Mandi
69 Janji Dinner
70 Bonus
71 Permintaan Tolong
72 Salah Tapi Tak marah
73 Ustad-ku
74 Isu
75 Membawa Husein
76 Solusi
77 Bukan Pemarah
78 Penjelasan Husein
79 Kamera
80 Ancaman
81 Bersabar kembali
82 Bukan Modal
83 Keputusan Arina
84 Husein yang tak tau
85 Pendonor-an Besar-besaran
86 Taushiyah
87 Bukan Sembarang Wanita
88 Kawal dan Bawa
89 Lelah
90 Keputusan Husien
91 Live streaming
92 Kedatangan Segerombolan Pria
93 Arina Terluka
94 Rumah Sakit
95 Langkah yang diambil tanpa Nona
96 Menuju Tempat
97 Sekian Lama
98 Karma
99 Larut
100 Fakta Saat Nona Tertidur 1
101 Fakta Saat Nona Tidur 2
102 Kabur
103 Dimana Alixia
104 Berkorban
105 Abdi
106 Ratu pasar Gelap
107 Pergerakan Awal
108 Red Room
109 Penghinaan
110 Harga Jual Tubuh Ratu
111 Sosok lain dari pria ini
112 Pergerakan Husein
113 Monster
114 Bagaimana tidak mencintai orang seperti ini
115 Intelijen
116 Digiring
117 Introgasi
118 Keluar
119 Honeymoon
120 Berkorban Diri
121 Rajam
122 Dimana Arina
123 Keberadaan Arina
124 Keadaan Sang Kekasih
125 Sumpah Mati-ku
126 Perih
127 Sumpah Serapah mulut tanpa akal
128 Putusan Hakim
129 Harapan
130 Gaun Pertama dan Terakhir untuk Istriku
131 Malam Terakhir
132 Eksekusi
133 Arina-ku Yang Malang
134 Kejadian hari itu
135 Kerelaan Arina
136 Mata Media
137 Kembali
138 Kelu Muhammadku
139 Campur Tangan Sang Maha Kuasa
140 Finish...
Episodes

Updated 140 Episodes

1
Bab 1 Serangan DiOsaka
2
Bab 2 presiden
3
Bab 3 vila
4
Bab 4 Alex
5
Bab 5. Acara bakar-bakar
6
Bab 6. Kepulangan ke Indonesia
7
Bab 7. Diperistri dalam 10 menit
8
Bab 8 kenapa menikahi-ku
9
Bab 9. Husein yang bingung
10
Bab 10 Melarikan Diri
11
Bab 11 Kembali Kepada Husein
12
Bab 12 Arina Demam
13
Bab 13 Seharian Bersama Arina
14
Bab 14 Kemeja Putih
15
Bab 15 Arina Yang Nakal
16
Bab 16 Keganasan Husein
17
Bab 17 Ketahuan Ummi
18
Bab 18 Janji Keluar
19
Bab 19 Sebuah Telpon
20
Bab 20 Menepati janji
21
Bab 21 Diluar
22
Bab 22 Kelicikan Arina
23
Pulang kerumah
24
Aku gak bisa sholat
25
Kembali ke Jakarta
26
Kolam Renang
27
Naif
28
Fakta
29
Perbincangan Dengan Pak Presiden
30
Dewan
31
Pertemuan dengan ketua partai
32
Bergabung dengan partai
33
Teka Teki
34
Politik
35
Ayah
36
Kekejaman Ayah
37
Perhatian Husein
38
Kondisi Arina
39
Pertemuan Dengan Organisasi
40
Konsekuensi Para Pengkhianat
41
Do'a Dari Husein
42
Rekaman
43
Alibi Alex
44
Deepdark
45
Pertengkaran
46
Husein yang kelu
47
Bertemu Dengan Alex
48
Menemui Husein
49
Meninggalkan-ku Kembali
50
Bercumbu Kembali
51
Bukti
52
Penembakan
53
Tak ada cinta tulus untukmu
54
Ancaman
55
Kehidupan John
56
Tersadar
57
Bertemu Kembali
58
Kau Terlalu membuat-ku kecewa
59
Lupakan Alex
60
Bingung
61
Arina Hospital
62
Apa Dia Mendengar-nya
63
Meninggalkan-ku?
64
Malam Sunyi
65
Hutan
66
Hanya kau satu-satunya
67
Mencoba Terbuka
68
Kamar Mandi
69
Janji Dinner
70
Bonus
71
Permintaan Tolong
72
Salah Tapi Tak marah
73
Ustad-ku
74
Isu
75
Membawa Husein
76
Solusi
77
Bukan Pemarah
78
Penjelasan Husein
79
Kamera
80
Ancaman
81
Bersabar kembali
82
Bukan Modal
83
Keputusan Arina
84
Husein yang tak tau
85
Pendonor-an Besar-besaran
86
Taushiyah
87
Bukan Sembarang Wanita
88
Kawal dan Bawa
89
Lelah
90
Keputusan Husien
91
Live streaming
92
Kedatangan Segerombolan Pria
93
Arina Terluka
94
Rumah Sakit
95
Langkah yang diambil tanpa Nona
96
Menuju Tempat
97
Sekian Lama
98
Karma
99
Larut
100
Fakta Saat Nona Tertidur 1
101
Fakta Saat Nona Tidur 2
102
Kabur
103
Dimana Alixia
104
Berkorban
105
Abdi
106
Ratu pasar Gelap
107
Pergerakan Awal
108
Red Room
109
Penghinaan
110
Harga Jual Tubuh Ratu
111
Sosok lain dari pria ini
112
Pergerakan Husein
113
Monster
114
Bagaimana tidak mencintai orang seperti ini
115
Intelijen
116
Digiring
117
Introgasi
118
Keluar
119
Honeymoon
120
Berkorban Diri
121
Rajam
122
Dimana Arina
123
Keberadaan Arina
124
Keadaan Sang Kekasih
125
Sumpah Mati-ku
126
Perih
127
Sumpah Serapah mulut tanpa akal
128
Putusan Hakim
129
Harapan
130
Gaun Pertama dan Terakhir untuk Istriku
131
Malam Terakhir
132
Eksekusi
133
Arina-ku Yang Malang
134
Kejadian hari itu
135
Kerelaan Arina
136
Mata Media
137
Kembali
138
Kelu Muhammadku
139
Campur Tangan Sang Maha Kuasa
140
Finish...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!