"Tadi kamu ngomong apa sama umi? " Tanya Husein penasaran
"Umi nanyak ini" Jawab Arina sembari menunjuk bercak didada-nya
"Aku bilang kamu perkosa aku. Kamu maksa aku padahal lagi sakit jadi karna aku gak mau kamu malah perkosa aku" Bohong Arina
"Astaghfirullah Arinaa" Husein terkejut mendengar penjelasan dari Arina.
'Pantas aja umi bilang jangan kasar barusan' batin Husein.
"Lagian kamu main tinggal gitu aja, abis itu liat ni tubuh aku kayak macan tutul dibuat kamu" Tambah Arina kesal
"Kamu serius bilang gitu tadi? " Tanya Husein kembali menatap Arina serius
"Iya"
"Astaghfirullah ya Allah mau dimana aku taro mukaku nanti" Ucap Husein dengan tangan yang memegang kepalanya.
Arina tertawa puas melihat tingkah Husein " Enggak kok, gak mungkin aku bilang gitu" Tambah Arina menenangkan Husein.
"Kamu beneran gak bilang kayak tadi? " Tanya Husein kembali menatap Arina.
"Iyaaa" Jawab Arina
"Huh aku kirain betulan" Husein bernafas lega.
"Lagian kamu kok bisa segitu brutal-nya. Padahal kamu bilang kamu gak pernah dekatan sama cewek" Ujar Arina pada Husein
"Kayaknya kamu bohong deh" Ucap Arina pada Husein kembali.
"Enggak kok Arina, aku memang gak pernah dekatan sama cewek" Jawab Husein dan duduk di samping Arina ingin menyuapinya makan.
"Gak mungkin orang seganas itu diranjang gak pernah dekat sama cewek sama sekali" Ucap Arina kembali dengan mata yang memandang tangan Husein.
"Aku belajar dari kitab Arina" Ucap Husein kembali lembut menatap wajah Arina yang tak percaya
"Hmmm baiklah" Ucap Arina
Husein mulai menyuapi Arina dengan telaten dan bergantian ke mulutnya. Arina tampak diam tak memberontak sama sekali toh tadi juga mereka udah tukaran saliva.
"Aku mau beli baju" Ucap Arina setelah usai menyantap makanan siang pada Husein.
"Baju? "
"Iya aku gak terus-terusan pake sarung kayak ibu-ibu gini" Tambah Arina cerewet.
"Nanti biar aku suruh umi yang belikan ya" Jawab Husein lembut
"Aku maunya sekarang Huseinn" Jawab Arina kekeh.
"Kamu kan lagi sakit" Bujuk Husein sembari memegang lengan Arina. Entah kenapa dia jadi lebih mulai berani mendekati Arina karna kejadian tadi siang.
"Kan bisa online Huseinnnn" Arina memutar matanya malas.
"Oh iya ya... Tunggu ya biar aku yang pesan" Jawab Husein sembari mengeluarkan ponsel-nya dari dalam laci lemari kecil di samping tempat tidur.
"Emangnya kamu tau ukuran aku? " Tanya Arina kembali
"Enggak sih" Jawab Husein
"Ya udah aku aja yang pesan"
"Gak boleh" Jawab Husein
"Ih jadi orang kok pelit banget sih" Arina kesal
"Kamu bisa aja nelpon teman-mu buat kabur" Jelas Husein pada Arina
Arina tak percaya dengan ucapan Husein tak percaya bahkan mulai mencurigai-nya, jelas-jelas ini pasti diajarkan oleh ayahnya.
"Ya udah terserah" Jawab Arina kesal dan kembali masuk kedalam selimut membelakangi Husein.
Husein yang melihat perlakuan Arina saat ini menjadi salah tingkah dan tak tau harus bagaimana, dia tau Arina pasti marah padanya.
"Arina... Maafin aku, bukannya aku mau so'udzon" Bujuk Husein tapi tak mendapatkan respon sama sekali.
"Ya udah kamu aja yang pesan ya" Bujuk nya kembali
"Gak mau, pesan aja sana sendiri beli sekalian sama toko-tokonya" Ujar Arina kesal
Lama Husein membujuk akhirnya dia menemukan sebuah cara untuk membujuk Arina.
"Kamu pengen jalan-jalan kan? " Tebak Husein tapi masih belum di jawab
"Aku bakal ajakin kamu keluar nanti malam" Rayu Husein kembali
Mendengar ungkapan itu Arina langsung menoleh kearah Husein.
"Beneran?" Tanya Arina menatap Husein "Emang boleh?
" Ya tentu boleh dong" Jawab Husein
" Kita mau kemana? " Tanya Arina kembali
"Kamu bakal tau nanti" Jawab Husein.
Arina seketika tersenyum seketika mendengar ajakan Husein pasalnya dia tentu saja merasa terkekang dan sumpek didalam kamar ini meski belum sampai 24 jam.
"Jadi, gak mungkin kamu pake sarung kan? " Jelas Husein
"Iya" Arina mengangguk dan menerima handphone yang diberikan Husein dengan senyum yang sumringah.
Husein merasa senang dan tenang kala melihat wajah manis Arina yang tersenyum indah seperti saat ini. Seolah Arina layaknya anak kecil yang diberi sebuah permen. Kini, Arina sudah terbaca oleh Husein.
Arina sejatinya bukanlah wanita yang kasar dan jahat, dia bahkan bisa tersenyum seperti sekarang ini tentu sedang menutupi jati dirinya di depan orang-orang. Meski, Arina kadang sedikit kasar dan mulutnya sangat pedas. Tapi, dia bahkan bisa dengan lembut berbicara dan bertindak sopan didepan ibu-nya. Entah kenapa Arina bersikap kasar dan menutupi jiwa manisnya seperti sekarang ini.
Husein ikut duduk diranjang tepat di samping Arina. Matanya sesekali menatap layar handphone dan wajah Arina secara bergantian. Memastikan kalau memang Arina sama sekali tidak menghubungi siapa-pun. Tangan Arina telaten mencari baju, sepatu, jilbab dan tas bahkan make up yang dia inginkan.
Selesai Arina memberikan handphone milik Husein yang sedari tadi memperhatikan-nya.
"Oh iya aku lupa" Jawab Arina kembali setelah mengingat satu barang yang belum dia beli
"Ada lagi? " Tanya Husein
"Iya barang penting" Ucap Arina kembali membuka aplikasi shop
Tampak dari mata Husein, Arina mengetik toko pakaian dalam dari pencarian dan memandang wajah Arina. Ternyata itu yang Arina sebut barang penting. Husein mengalihkan pandangan-nya dari layar dengan tetap melihat Arina.
Dengan telaten Arina mencari ukuran yang sesuai dan memberi beberapa yang dia inginkan. Tangannya tak tahan untuk membeli bra yang bermotif cantik di layar yang sedang dia genggam.
"Selesai" Ucap Arina dengan wajah tersenyum dan memberikan handphone kembali pada sang pemilik.
"Siap? " Tanya Husein memastikan sembari menerima handphone milik-nya.
Husein tersenyum melihat Arina mengangguk manis pada-nya. Kini, Arina menyenderkan tubuhnya ke kepala tempat tidur berdekatan dengan Husein. Arina yang merasa tak punya kerjaan mengintip layar handphone Husein.
"Kamu mau liat juga? " Tanya Husein.
Arina mengangguk pelan
"Sini" Ajak Husein dan mendekatkan dirinya ke dekat Arina. Husein membuka aplikasi tik tok. Tampak seluruh beranda Husein sejak tadi hanya berisi tentang agama dan dakwah. Arina yang merasa bosan langsung menghindar dan menidurkan dirinya.
"Kenapa?" Tanya Husein melihat Arina yang kini sudah membelakangi-nya.
Arina hanya terdiam tanpa kata. Husein tau pasti Arina merasa bosan dengan apa yang sekarang dia tunjukkan pada Arina.
"Kamu mau liat apa? " Tanya Husein sembari memegang lembut lengan Arina.
Arina yang merasa senang atas pertanyaan Husein langsung berbalik kearah-nya. Seakan Husein seperti telepati yang mengerti apa yang diinginkan-nya. Husein langsung memberikan handphone-nya ketangan Arina.
"Kita lihat sama-sama ya" Ajak Husein dan di anggukkan oleh Arina.
Husein juga akhirnya menidurkan dirinya di samping Arina dengan tangan sebagai bantal Arina.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 140 Episodes
Comments