Pukul 10 pagi tiba, matahari sudah menyingsing dari arah timur. Saat Arina baru terbangun sudah tak ada Husein disamping-nya. Dia merasakan tubuhnya masih begitu sakit dan tak ingin keluar dari kamar. Dia akhirnya memutuskan untuk tidur seharian memulihkan tubuhnya, makanan dan obat-obatan sudah tersedia di dalam kamar disediakan oleh pengawal-nya.
Sementara itu Husein dan teman-temannya tidak begitu jauh berbeda dengan apa yang dilakukan Arina didalam kamar, mereka hanya berdiam didalam kamar dan sesekali duduk diruang tamu sembari menonton televisi atau pergi kedapur untuk mengambil makanan.
Sesuai rencana yang telah mereka susun sebelum ke Osaka, mereka sudah sepakat untuk hari pertama berkunjung ke istana Osaka. Mereka berencana untuk menikmati bunga sakura (hanami) di musim semi ini, mengelilingi taman dan sungai yang ada di sekeliling istana kemudian menaiki kapal pesiar Osaka Aqua-bus menyusuri sepanjang taman Sakuranomiya. Tapi, siapa sangka kini mereka malah terkurung didalam vila ini.
Husein yang barusan melihat sekeliling rumah dan isi dapur berinisiatif mengajak teman-temannya untuk bakar-bakar daging saja malam ini, sembari menikmati suasana malam di bawah pohon sakura di depan vila. Melihat ada begitu banyak persediaan daging dan ikan didalam kulkas.
"Aku sih setuju Husein, tapi kita harus tanya dulu kepemilik rumah, setuju atau enggak" Ucap pian salah satu temannya.
"Ya udah kita tanya aja nanti" Ucap Husein
"Yakin? Kamu berani?" Tanya mereka bersautan mengingat tingkah mengerikan wanita itu kemarin malam
"Yakin, baik kok dia" Ucap Husein mantap
"Ya udah, tanya aja dulu... Kami semua setuju kok" Ucap yang lain dan diberi anggukan tanda setuju
Husein melangkah keluar kamar menuju kamar Arina dengan langkah pelan dan pasti. Meski dia agak merasa tidak enak harus datang kekamar itu, tapi apa salahnya mencoba pikirnya.
"Bg" Husein menghentikan salah satu pengawal yang kebetulan lewat.
"Iya, kenapa? " Pengawal itu menjawab
"Bisa minta tolong tanyakan sama mbak Arina boleh gak kami bakar-bakar daging malam ini? Bosan banget soalnya dikamar terus" Jelas Husein
"Nanti saya tanyakan, nona biasanya tidak suka diganggu, jangan berharap lebih ya" Ucapnya dan diberi anggukan oleh Husein
Waktu sholat maghrib tiba tampak dari notif hand phone mereka, mereka bergegas untuk menunaikan sholat maghrib.
"Kayaknya enggak diijinin deh Husein" Ucap pian dan kembali menidurkan dirinya ke kasur karna sampai sholat maghrib pun tidak ada informasi apapun
Wajah Husein juga ikut cemberut dan merasa kecewa.
"Permisi" Suara seseorang dibalik pintu mengetuk pelan
Husein membuka pintu dengan pelan dan melihat siapa yang datang.
"Tuan, pesanan anda sudah siap, silahkan datang ke samping vila" Ucap wanita itu sopan
"Pesanan? " Tanya Husein heran sambil menatap pian teman sekamar-nya
"Iya" Ucap wanita itu dan menuntun Husein, tak lama satu persatu temannya dipanggil pengawal dari kamar yang berbeda, mengingat mereka ada 6 orang, presiden menyarankan untuk dicarikan vila berukuran besar dengan kamar yang cukup memuat mereka.
Satu persatu mereka semua sudah muncul dan kini telah duduk dibangku yang sudah tertata rafi disana.
"Nona memesan daging ayam juga, mungkin tuan juga kurang menyukai daging, tapi ada tambahan daging juga disini" Ucap wanita itu menunjuk ke box sedang yang tertata rapi di tanah
"Nona juga menyiapkan Mie, sosis dan Tobokki mungkin tuan sekalian ingin, kami juga sudah menyediakan kompor dan pemanggangnya" Tuturnya lembut
"Kemudian, selamat menikmati waktu kalian" Ucap mereka menunduk lalu pergi
"Banyak banget" Ucap mereka bersautan
"Hidih siapa tadi yang bilang Arina galak weee" Ucap Husein
"Arina?"
"Siapa Arina? " Tanya mereka bersautan
"Itu loh yang semalam" Ucap Husein sembari memperagakan tebasan pisau samurai
"Ohhh iya iya" Ucap mereka dengan gelak tawa melihat tingkah Husein.
Sementara didalam kamar suasana hati mereka tidak jauh berbeda, Arina kini sedang bersiap-siap membersihkan diri, berdandan dan memakai piama tipis berwarna hitam dengan renda yang cantik. Langkah nya yang kecil karna menahan sakit tidak bisa menjadi alasan untuk dirinya tidak menyambut sang kekasihnya datang.
Matanya yang kecoklatan memandang dirinya dari pantulan kaca, meski dibaluti perban kecantikannya tetap tak bisa disembunyikan.
"Sempurna" Ucapnya sembari mengibas baju-nya pelan.
Gagang pintu bergerak-gerak dan meningggalkan suara, Arina langsung berdiri didepan pintu menyambut kekasihnya yang sudah lama dia tunggu.
"Honey" Ucap dari seberang ketika sudah membuka pintu melihat gadis-nya berdiri didepan pintu menyambut-nya. Dia pun terkekeh melihag wajah cantik itu dan meletakkan dua paper bag besar ke lantai dengan sekuntum bunga mawar merah yang dia bawa untuk Arina.
Arina hanya tersenyum lebar sembari mementangkan kedua tangan-nya ingin dipeluk. Segera tangan itu kini merangkul pinggang Arina dan membenamkan kepalanya di ceruk leher Arina. Seperkian menit Arina hanyut dalam pelukan-nya sembari mencium aroma yang bisa membuat dirinya hanyut dalam kenyamanan. Memang benar kata orang-orang, wewangian yang paling ampuh untuk menentramkan jiwa adalah bau aroma pasangan-mu.
"Sayang... Aku kangen banget, kamu kok jarang jumpai aku? " Ucap Arina dengan pelukan yang tak ingin dilepaskan
Mendapati tak ada yang menjawab, Arina langsung melepas pelukan-nya untuk melihat wajah kekasihnya itu.
"Sebentar sayang" Ucapnya kembali menguatkan pelukan-nya tak ingin lepas.
"Cih dasar" Ucap Arina tertawa kecil
Alex... Seseorang yang kini dalam pelukan Arina, Alex adalah seorang milyader kaya asal Rusia, dia tak begitu dikenal awak media sosial karna dia tak menampakkan diri, baik tentang dirinya, pekerjaan-nya ataupun kisah hubungan asmaranya, semua Alex privasi hanya orang tertentu saja yang akan tau tentang-nya. Sebab, pekerjaan yang digeluti Alex tak patut disebar luaskan bila ingin tetap aman. Alex adalah orang genius yang berotak brilian. Dia bisa merakit bom atom, senapan, pistol dan senjata lainnya dalam jangka waktu yang terbilang cukup singkat. Selain itu, dia sering ditugaskan untuk mempelajari senjata musuh dari berbagai dunia, kadang kala dia juga ditugaskan untuk membuat alat baru yang tak tertandingi. Sebab itu, dirinya tak boleh menampakkan diri karna jika dirinya diketahui musuh maka nyawanya dalam bahaya.
"Maaf sayang, aku sibuk akhir-akhir ini" Ucap-nya sembari merenggangkan pelukan-nya
"Apa sudah mendingan? " Tanya-nya melihat perban disana-sini.
"Hmmm 50 50" Ucap Arina
"50 50? " Tanya Alex dengan sedikit tertawa mendengar jawaban aneh itu
"Iya 50% sakit 50% tidak" Ucap Arina kembali
Alex tersenyum mendengar jawaban aneh itu, dia kemudian menggendong Arina keatas kasur untuk beristirahat.
"Maaf sayang... Kau tau kita berdua bisa bertemu karna sama-sama ditugaskan ke kota yang sama" Jelas Alex basa-basi
"Ya aku tau itu" Ucap Arina paham akan kemana arah pembicaraan ini akan di bahas.
"Maaf sayang, tapi aku 20 menit lagi akan ada temu janji dengan klien" Ungkapan yang sangat tidak ingin Arina dengar.
Dengan berat hati Arina akhirnya melepas kepergian Alex
"Ya sudah, tak apa kamu pergi lah, kapan-kapan kita bertemu kembali" Ucap-nya dengan tangan yang membelai pipi kekasihnya itu.
"Dalam jangka waktu dekat tentu-nya sayang" Ucap Alex yang diakhiri dengan kecupan dalam dibibir Arina.
"Aku akan mengantarmu" Ucap Arina ketika pergelutan itu selesai.
"Tak perlu sayang" Alex menolak karna kondisi Arina
"Tak papa sayang, aku ingin bergabung dengan orang didepan" Ucapnya sembari melangkah kesusahan membuka lemari mengambil jubah tidur berwarna hitam dan menutupi seluruh tubuhnya.
Alex membuka paper bag bertulis gucci itu dan mengeluarkan kotak dari dalam sana.
"Aku sudah membayangkan-mu ketika memakai ini" Ucap Alex mendekat kearah Arina dengan sepasang hak hitam bertali berlian ditangan Alex.
"Sini" Ucap Alex memegang tumit kaki Arina dengan berjongkok.
"Benar kan... Sangat cantik di kakimu" Ucap Alex memandangi kaki Arina.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 140 Episodes
Comments
Aranta Rian
Fighting💘
2023-10-16
0