Asik dengan bakar-bakar mata mereka semua dikejutkan dengan kedatangan seorang pria yang menggendong Arina melangkah keluar vila dan mendudukknya keatas bangku tepat tidak jauh dengan mereka.
"Aku pergi dulu ya sayang" Ucap-nya sembari mencium kedua tangan Arina
"Yes honey" Ucap Arina dengan senyuman mengambang hingga tampak kedua baris gigi putihnya.
"No baby" Ucap Arina menolak Alex ketika dirinya akan dicium kembali.
Alex hanya tertawa kecil dan mengurung-kan niatnya ketika melihat ada banyak pria juga disana. Alhasil Alex segera bergegas setelah memandang lekat-lekat wajah Arina.
Husein dan ke lima temannya hanya memandang mereka dengan tatapan tidak begitu heran, kemungkinan mereka sepasang kekasih pikir mereka. Tetapi, yang mereka herankan adalah ketika melihat Arina yang mengenakan kerudung. Iya, mereka heran kenapa Arina memakai kerudung.
Dengan senyuman yang masih lekat dibibirnya, Arina melangkah pelan bergabung dikursi yang tidak jauh dari mereka. Arina duduk tepat dikursi yang mengarah ke mereka ber enam.
"Aku boleh gabung kan? " Tanya-nya setelah duduk
"Tentu"
"Kenapa bertanya tentu saja boleh"
"Boleh, ini kan milikmu" Ucap mereka bersautan
Arina tersenyum mendengar semua jawaban dari mereka. Mereka semua kaget dan sedikit tercengang ketika melihat Arina tersenyum. Wajah cantik yang saat ini mereka lihat jauh berbeda dengan wanita petarung kemarin malam. Bukan hanya itu saja. Bahkan, pakaian yang dia kenakan jauh lebih sopan dari pada pakaian yang dia kenakan tadi malam.
"Wah... Kamu cantik ya" Ucap Arina ketika melihat seseorang yang ada di samping-nya. Pria berkulit putih, tinggi dengan bentuk wajah dan senyuman yang cantik seperti wanita.
"Nama kamu siapa? " Tanya Arina dengan wajah yang masih menatap pria itu.
"Reyhan" Ucapnya ramah dengan senyuman-nya
"Ehh iya, kita juga belum kenalan kan" Ucap Arina.
Mereka menunduk tanda membenarkan pertanyaan Arina, meski mereka semua sudah tau nama wanita yang kini bersama mereka adalah Arina. Arina kini tau nama mereka semua. Meski, tak bisa menghapal nama mereka semua karna merasa tidak penting tapi Arina hanya ingin berkenalan saja.
"Kamu mau mie juga gak Arina? " Tanya Husein
"Iya" Ucap Arina mengangguk pelan.
"Kalau boleh tanya kok kamu pake kerudung sekarang? " Tanya pian membuat mereka melihat kearah pian
"Ohhh itu, aku memang dari dulu pake kerudung" Ucap Arina sembari meraih jajanan keripik diatas meja. Jawaban Arina membuat mereka saling pandang satu sama lain.
Menyadari hal itu Arina kembali berucap " Situasi kemarin bikin aku gak sempat nyari jilbab, lagian udah malam, biasanya cewek juga sering make gituan kan" Ucap Arina enteng
"Oh iya iya" Ucap mereka paham mengingat situasi kemarin.
"Ini" Husein memberikan mangkuk berisi mie kepada Arina dan kepada mereka semua. Husein juga mengajak ketiga pengawal dari dalam. Awalnya mereka tak mau bergabung ketika melihat ada Arina disana. Mereka tak pernah makan bersama di tempat yang sama dan bisa sesantai ini dengan Arina. Kecuali John, John dengan santai duduk diantara mereka. Dari banyaknya pengawal Arina, hanya John yang akan didengarkan Arina, meski Arina kadang berprilaku kurang ajar. Tapi, John pengecualian.
Arina tidak peduli dan hanya diam menyeruput mie-nya pelan. Arina hanya sesekali memperhatikan Husein yang sangat telaten memberikan daging bakar dan mie kepada mereka semua. Kadang kala dia melihat tangan Husein yang memegang lengan John dan bercerita dengan leluasa.
"Reyhan" Tegur Arina
"Iya? " Tanya Reyhan melihat kearah Arina
"Kamu juga komunitas yang sama kayak Husein ya? " Tanya-nya basa basi
Mendengar namanya disebut, Husein melihat dan mendengarkan pembahas mereka.
"Maksudnya? " Tanya-nya kembali tak paham
"Komunitas penceramah" Jawab Arina
"Ohhh itu, bukan sih, kami teman satu kelas mengaji sama jalanin bisnis sama-sama" Jelasnya dengan senyuman kikuk
"Ohhh" Arina mengangguk tanda paham
"Tapi kok kamu tau Husein penceramah? " Reyhan balik tanya dan Husein mendengarkan dengan seksama penasaran
"Tau aja" Ungkap Arina singkat
"Kenapa? Kok kamu nanyak-nanyak tentang Husein? Kamu suka?" Suara John tiba-tiba mengejutkan mereka semua.
Arina memutar kedua bola matanya malas mendengar pertanyaan John.
"Atau naksir sama Reyhan? " Ucap nya kembali
"Kamu tau sendiri... Aku tidak suka berurusan dengan pria, terlebih pria cantik bukan tipeku" Ucap Arina datar.
"Kamu lebih baik menyukainya Arina" Balas John kembali.
"Sayang sekali John, harapanmu itu tak akan pernah terwujud" Balas Arina dengan tatapan tajam
"Kita lihat saja kedepan" Ucap John kembali
Mereka semua terdiam dengan melihat percakapan dua orang ini.
"Ahh sudahlah kalian sedang apa" Husein mencoba memecahkan suasana
"Apa kau mau menikah dengan-nya? " Tanya John serius dengan nada tinggi kepada Husein semakin membuat mereka terkejut
"Apa kau sudah gila ha? " Teriak Arina Terkejut dan langsung berdiri dari duduknya.
"Jawab aku Husein" Tanya John kembali pada Husein dengan memegang kedua pundaknya kuat.
"A-apa yang sedang kalian bicarakan... Tenanglah" Ucap Husein
Arina yang merasa emosi sudah memuncak ubun-ubun-nya langsung melangkah cepat kearah John tak peduli dengan lukanya yang mungkin sudah robek karna hentakan kakinya yang begitu kuat, tangannya meraih pisau dapur diatas meja dan dengan cepat dia menusuk dada John.
John melepas tangannga dari bahu Husein dan memandang Arina yang kini berada didepan-nya.
"Kau harusnya sadar Arina, yang kau lakukan itu salah" Ucap John tak peduli
Mata Arina semakin membara menatap kearah John "Diam"
"Aku tak masalah kau akan berhubungan dengan siapapun asalkan jangan dengan dia... Aku mohon sadarlah hmm" Ucap John dengan mata sendu menatap Arina yang kini seakan ingin menerkam-nya
"Kupikir kau sudah gila John" Ucap Arina dan menendang tulang kering John yang membuat John menunduk memegangi kaki-nya.
Dengan perasaan yang emosi Arina langsung mencekik lehernya
"Aku sudah menyuruhmu diam... Tapi kau tidak mau mendengarkan, jadi biarkan aku membantumu bertemu dengan tuhanmu" Ucap Arina menyeringai
"Arina" Husein menarik paksa Arina dan dengan sekuat tenaga cekikan itu pun akhirnya bisa dilepaskan. "Dia bisa mati"
"Kenapa ha? Kenapa?" Ucap Arina dengan nafas yang tak beraturan
"Biar kutanya kembali, apa kau mau menikahi wanita seperti-ku ha?" Arina bertanya kepada Husein dengan tangan yang memegang merah bajunya kasar.
"Kau jelas tak mau berhadapan dengan wanita sepertiku" Arina tertawa menyeringai
"Dasar pengecut" Ucap-nya sembari melepaskan baju Husein kasar
Suasana kala itu begitu kacau, Arina yang emosi akhirnya meninggalkan mereka diluar dan bergegas masuk kedalam vila.
John adalah pengawal pribadi milik ayah-nya, John ditugaskan untuk selalu berada di sekitar Arina, Arina sangat membenci kehadiran John yang selalu melaporkan dan mengawasi dirinya tanpa henti. Meskipun begitu, tak jarang John selalu menyelamatkan nyawa Arina ketika berada dalam bahaya. Tapi, Arina terkadang dengan semena-mena mencerca dan bahkan sering memberikan kekerasan secara fisik kepada John. Sementara John, terus membiarkan itu terjadi dan lebih memilih diam. Karna dia tau, Arina melakukan semua ini agar dia pergi dari sisi-nya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 140 Episodes
Comments
Aranta Rian
pria cantik wkwkw
2023-10-16
0