Bab 2 presiden

"Finish" Ucapnya melihat Wajah Arina dan menghindar ketika ternyata wanita itu juga sedang memperhatikan dirinya.

"Clean your face with it is" Ucapnya dengan aksen Indonesia sembari memberikan tisu basah kepada Arina.

"Thanks" Ucap Arina menerima dan menyeka wajahnya yang penuh dengan lumuran darah.

Mereka hanya memperhatikan sekeliling yang penuh dengan kekacuan dan wanita yang kini bersama mereka adalah pelakunya.

Pakaian yang dikenakan oleh Arina cukup terbuka membuat mereka selalu menunduk kebawah dan tidak berani menatap Arina secara intens. Melihat tatapan itu, Arina yang tau dirinya menggunakan pakaian yang membuat mereka tak nyaman langsung bergegas menuju pintu keluar dengan susah payah.

Saat tangannya membuka pintu keluar Arina malah menutup kembali pintu itu cepat. Mereka menghindar dari pintu dan duduk keatas kasur dengan sesekali menatap Arina dengan tatapan bingung dan sedikit ngeri melihat wanita ini.

Ada CCTV batin Arina dan menutup pintu kembali, dengan penampilan-nya yang seperti ini bisa saja mendatangkan bahaya pada-nya.

Dengan tubuh yang masih begitu perih dan sakit Arina kembali duduk ketepi kasur berpikir sejenak sebelum bertindak, matanya kini tertuju kepada 6 pria yang kini sedang memandang kearah mayat samurai itu.

Arina kembali menatap tubuhnya, merasa dirinya tak pantas berpakaian seperti ini didalam ruangan yang penuh pria terutama mereka semua pasti dari kalangan yang paham agama, membuat Arina merasa segan dan merasa malu. Terlebih mereka tak mengucapkan sepatah dua patah kata pun.

Arina melihat kesebelah kasur dan mendapati ada sebuah koper yang terbuka disana. Arina langsung melangkah kesana dan berjongkok mencari sesuatu, entah apa yang ia cari.

"Hei.. What are you doing? " Ucap salah satu mereka bertanya melihat kopernya dibongkar yang Arina yakini namanya adalah Husein.

Arina tak menggubris pertanyaannya dia pergi begitu saja ke kamar mandi dengan membawa pakaian pria itu.

"Apa kita perlu telpon polisi atau pengurus hotel? " Tanya Husein kepada temannya

Arina yang mendengar itu langsung berteriak dari kamar mandi

"Don't do it" Dan hanya dijawab dengan keheningan.

10 menit kemudian Arina kembali dengan memakai sarung putih bermotif cantik di bawah-nya dan baju kaus hitam lengan pendek yang sedikit longgar di tubuh-nya. Dengan wajah pucat sayu Arina mendekat kearah mereka.

'Kini mereka mungkin sudah sedikit lebih nyaman' batin Arina

Tak berselang lama setelah Arina duduk terdengar suara ketukan pintu dari luar kamar. Mata mereka langsung tertuju kearah Arina seolah meminta persetujuan untuk membuka pintu. Melihat Arina hanya terduduk dan terdiam tanpa respon salah satu dari mereka langsung berdiri membuka pintu.

Ketika pintu terbuka, orang yang ada diluar langsung menerobos masuk dan menutup pintu, mereka semua awalnya bingung. Tapi, ketika melihat dua orang pria dan satu wanita berjas hitam itu terduduk bertekuk lutut dilantai tepat didepan kaki Arina, mereka hanya diam  dan membiarkan orang itu masuk meski tanpa ijin.

"Nona... K-kami" Ucap salah satu pria itu membuka suara dengan aksen Jepangnya.

Satu tamparan keras melayang ke pipi -nya dan berhasil membuat semua yang ada diruangan itu terkejut. Seakan menunggu giliran, kedua orang itu makin tertunduk dan langsung saja Arina menampar bahkan menendang mereka satu persatu. Setiap kali terjatuh mereka akan kembali duduk meski hidung dan bibir mereka terasa perih dan berdarah. Arina tak peduli dirinya menjadi tontonan yang tak pantas dimata ke enam pria agamis itu.

"Dimana kalian... Saat aku hendak dibunuh? " Tanya Arina setelah meluapkan emosinya

"Maaf nona... Saat kami berada dijalan ada kecelakaan yang terjadi, kami juga ditahan agar tidak meninggalkan lokasi kejadian, kurang lebih 30 menit akhirnya kami paham kalau ini tak tik mereka, setelah berulang kali menelpon nona. Tapi, tak ada jawaban sama sekali, kami semakin khawatir dan baru bisa bergegas sekarang, seolah ini memang sudah direncanakan mereka sejak awal" Tutur salah satu pria berbadan kekar itu menjawab

Arina hanya mengangguk pelan dan paham atas situasi ini, perlahan sayatan itu kembali menimbulkan rasa sakit dan membuat Arina tidak ingin membuat pelajaran lagi pada mereka.

"Nona presiden menelpon, kita harus mencari tempat yang pas" Sambung-nya sembari memberikan ipad berukuran besar berwana abu itu ke depan Arina.

"Tak perlu mereka orang Indonesia" Ucap Arina menggunakan bahasa Indonesia dan membuat seisi kamar terkejut dan memandang Arina, ternyata dia pandai bahasa Indonesia.

Panggilan video call tersambung dan tampak pak presiden sudah berada disana. Ke enam pria itu terkejut melihat wanita pembunuh ini berurusan dengan Presiden mereka. Tapi, mereka hanya memilih diam tanpa tanya dan menyaksikan saja.

"Apa kamu tidak apa-apa? " Tanya presiden pada Arina dengan tatapan heran ketika melihat pakaian yang dikenakan Arina tidak seperti biasanya.

"Aku tidak tau kenapa anda menelpon saya saat ini, dari awal sudah saya katakan bahwa saya tidak menyukai anda" Tutur Arina dengan tatapan dingin dan tajam. Setiap kata perkata yang dilontarkan Arina membuat ke enam pria ini terkejut atas ketidak sopanannya.

"Dengan mengirimkan saya untuk bertugas ke Osaka saat ini tentu menjadi peluang bagi anda untuk melenyapkan saya"

"Apa maksud-mu? kamu jangan salah paham" Bapak Presiden itu terkejut mendengar kata perkata dari Arina

Arina hanya tersenyum tajam dan membuka baju kaos itu didepan kamera. Pak presiden hanya memperhatikan dengan seksama, tampak Arina kini mengenakan surban sebagai penutup dadanya berbentuk segitiga dan mengikatnya kebelakang.

Husein yang melihat surban yang sering dia kenakan untuk sholat malah dipakai untuk menutupi dada Arina merasa emosi dan tidak bisa mengontrol wajahnya, Teman-temannya hanya melihat Arina tidak percaya bisa setidak sopan itu dan berbalik menatap Husein bergantian.

"Anda pasti paham panggilan video ini direkam, luka sayatan ini berasal dari pembunuh bayaran Osaka tempat hotel yang kalian atur untuk aku tinggali, aku ditugaskan kemari untuk keperluan negara. Jika, seandainya aku mati disini itu berarti Indonesia dan Jepang sudah berencana untuk melakukan itu, akan aku pastikan kalian juga harus terseret dan jatuh dari tempat duduk kalian saat ini" Ancam Arina

"Oh iya... Memang dengan membunuhku mungkin akan mendapatkan keuntungan bagi kalian dan hanya perlu memalsukan keadaan. Tapi, pak presiden" Ucap Arina sembari berjalan memegang i-pad ditangannya kearah ke-enam pria itu.

"Mereka konten kreator Indonesia, pemuda prestasi yang banyak dikenal di Indonesia, jika membunuhku maka pasti harus membunuh mereka... Dan kupikir kau tau apa yang akan terjadi jika terlalu banyak membunuh publik pigur" Ucap Arina yang kini duduk tepat didepan mereka.

"Apa yang kamu inginkan? " Tanya pak presiden ketika melihat banyak yang terlibat.

Arina tersenyum menyeringai mendapat jawaban itu.

Terpopuler

Comments

Aranta Rian

Aranta Rian

🥰😘

2023-10-16

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Serangan DiOsaka
2 Bab 2 presiden
3 Bab 3 vila
4 Bab 4 Alex
5 Bab 5. Acara bakar-bakar
6 Bab 6. Kepulangan ke Indonesia
7 Bab 7. Diperistri dalam 10 menit
8 Bab 8 kenapa menikahi-ku
9 Bab 9. Husein yang bingung
10 Bab 10 Melarikan Diri
11 Bab 11 Kembali Kepada Husein
12 Bab 12 Arina Demam
13 Bab 13 Seharian Bersama Arina
14 Bab 14 Kemeja Putih
15 Bab 15 Arina Yang Nakal
16 Bab 16 Keganasan Husein
17 Bab 17 Ketahuan Ummi
18 Bab 18 Janji Keluar
19 Bab 19 Sebuah Telpon
20 Bab 20 Menepati janji
21 Bab 21 Diluar
22 Bab 22 Kelicikan Arina
23 Pulang kerumah
24 Aku gak bisa sholat
25 Kembali ke Jakarta
26 Kolam Renang
27 Naif
28 Fakta
29 Perbincangan Dengan Pak Presiden
30 Dewan
31 Pertemuan dengan ketua partai
32 Bergabung dengan partai
33 Teka Teki
34 Politik
35 Ayah
36 Kekejaman Ayah
37 Perhatian Husein
38 Kondisi Arina
39 Pertemuan Dengan Organisasi
40 Konsekuensi Para Pengkhianat
41 Do'a Dari Husein
42 Rekaman
43 Alibi Alex
44 Deepdark
45 Pertengkaran
46 Husein yang kelu
47 Bertemu Dengan Alex
48 Menemui Husein
49 Meninggalkan-ku Kembali
50 Bercumbu Kembali
51 Bukti
52 Penembakan
53 Tak ada cinta tulus untukmu
54 Ancaman
55 Kehidupan John
56 Tersadar
57 Bertemu Kembali
58 Kau Terlalu membuat-ku kecewa
59 Lupakan Alex
60 Bingung
61 Arina Hospital
62 Apa Dia Mendengar-nya
63 Meninggalkan-ku?
64 Malam Sunyi
65 Hutan
66 Hanya kau satu-satunya
67 Mencoba Terbuka
68 Kamar Mandi
69 Janji Dinner
70 Bonus
71 Permintaan Tolong
72 Salah Tapi Tak marah
73 Ustad-ku
74 Isu
75 Membawa Husein
76 Solusi
77 Bukan Pemarah
78 Penjelasan Husein
79 Kamera
80 Ancaman
81 Bersabar kembali
82 Bukan Modal
83 Keputusan Arina
84 Husein yang tak tau
85 Pendonor-an Besar-besaran
86 Taushiyah
87 Bukan Sembarang Wanita
88 Kawal dan Bawa
89 Lelah
90 Keputusan Husien
91 Live streaming
92 Kedatangan Segerombolan Pria
93 Arina Terluka
94 Rumah Sakit
95 Langkah yang diambil tanpa Nona
96 Menuju Tempat
97 Sekian Lama
98 Karma
99 Larut
100 Fakta Saat Nona Tertidur 1
101 Fakta Saat Nona Tidur 2
102 Kabur
103 Dimana Alixia
104 Berkorban
105 Abdi
106 Ratu pasar Gelap
107 Pergerakan Awal
108 Red Room
109 Penghinaan
110 Harga Jual Tubuh Ratu
111 Sosok lain dari pria ini
112 Pergerakan Husein
113 Monster
114 Bagaimana tidak mencintai orang seperti ini
115 Intelijen
116 Digiring
117 Introgasi
118 Keluar
119 Honeymoon
120 Berkorban Diri
121 Rajam
122 Dimana Arina
123 Keberadaan Arina
124 Keadaan Sang Kekasih
125 Sumpah Mati-ku
126 Perih
127 Sumpah Serapah mulut tanpa akal
128 Putusan Hakim
129 Harapan
130 Gaun Pertama dan Terakhir untuk Istriku
131 Malam Terakhir
132 Eksekusi
133 Arina-ku Yang Malang
134 Kejadian hari itu
135 Kerelaan Arina
136 Mata Media
137 Kembali
138 Kelu Muhammadku
139 Campur Tangan Sang Maha Kuasa
140 Finish...
Episodes

Updated 140 Episodes

1
Bab 1 Serangan DiOsaka
2
Bab 2 presiden
3
Bab 3 vila
4
Bab 4 Alex
5
Bab 5. Acara bakar-bakar
6
Bab 6. Kepulangan ke Indonesia
7
Bab 7. Diperistri dalam 10 menit
8
Bab 8 kenapa menikahi-ku
9
Bab 9. Husein yang bingung
10
Bab 10 Melarikan Diri
11
Bab 11 Kembali Kepada Husein
12
Bab 12 Arina Demam
13
Bab 13 Seharian Bersama Arina
14
Bab 14 Kemeja Putih
15
Bab 15 Arina Yang Nakal
16
Bab 16 Keganasan Husein
17
Bab 17 Ketahuan Ummi
18
Bab 18 Janji Keluar
19
Bab 19 Sebuah Telpon
20
Bab 20 Menepati janji
21
Bab 21 Diluar
22
Bab 22 Kelicikan Arina
23
Pulang kerumah
24
Aku gak bisa sholat
25
Kembali ke Jakarta
26
Kolam Renang
27
Naif
28
Fakta
29
Perbincangan Dengan Pak Presiden
30
Dewan
31
Pertemuan dengan ketua partai
32
Bergabung dengan partai
33
Teka Teki
34
Politik
35
Ayah
36
Kekejaman Ayah
37
Perhatian Husein
38
Kondisi Arina
39
Pertemuan Dengan Organisasi
40
Konsekuensi Para Pengkhianat
41
Do'a Dari Husein
42
Rekaman
43
Alibi Alex
44
Deepdark
45
Pertengkaran
46
Husein yang kelu
47
Bertemu Dengan Alex
48
Menemui Husein
49
Meninggalkan-ku Kembali
50
Bercumbu Kembali
51
Bukti
52
Penembakan
53
Tak ada cinta tulus untukmu
54
Ancaman
55
Kehidupan John
56
Tersadar
57
Bertemu Kembali
58
Kau Terlalu membuat-ku kecewa
59
Lupakan Alex
60
Bingung
61
Arina Hospital
62
Apa Dia Mendengar-nya
63
Meninggalkan-ku?
64
Malam Sunyi
65
Hutan
66
Hanya kau satu-satunya
67
Mencoba Terbuka
68
Kamar Mandi
69
Janji Dinner
70
Bonus
71
Permintaan Tolong
72
Salah Tapi Tak marah
73
Ustad-ku
74
Isu
75
Membawa Husein
76
Solusi
77
Bukan Pemarah
78
Penjelasan Husein
79
Kamera
80
Ancaman
81
Bersabar kembali
82
Bukan Modal
83
Keputusan Arina
84
Husein yang tak tau
85
Pendonor-an Besar-besaran
86
Taushiyah
87
Bukan Sembarang Wanita
88
Kawal dan Bawa
89
Lelah
90
Keputusan Husien
91
Live streaming
92
Kedatangan Segerombolan Pria
93
Arina Terluka
94
Rumah Sakit
95
Langkah yang diambil tanpa Nona
96
Menuju Tempat
97
Sekian Lama
98
Karma
99
Larut
100
Fakta Saat Nona Tertidur 1
101
Fakta Saat Nona Tidur 2
102
Kabur
103
Dimana Alixia
104
Berkorban
105
Abdi
106
Ratu pasar Gelap
107
Pergerakan Awal
108
Red Room
109
Penghinaan
110
Harga Jual Tubuh Ratu
111
Sosok lain dari pria ini
112
Pergerakan Husein
113
Monster
114
Bagaimana tidak mencintai orang seperti ini
115
Intelijen
116
Digiring
117
Introgasi
118
Keluar
119
Honeymoon
120
Berkorban Diri
121
Rajam
122
Dimana Arina
123
Keberadaan Arina
124
Keadaan Sang Kekasih
125
Sumpah Mati-ku
126
Perih
127
Sumpah Serapah mulut tanpa akal
128
Putusan Hakim
129
Harapan
130
Gaun Pertama dan Terakhir untuk Istriku
131
Malam Terakhir
132
Eksekusi
133
Arina-ku Yang Malang
134
Kejadian hari itu
135
Kerelaan Arina
136
Mata Media
137
Kembali
138
Kelu Muhammadku
139
Campur Tangan Sang Maha Kuasa
140
Finish...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!